Epis 20 Teriris pisau (revisi)

Makan malam yang menyesakkan untuk Mia akhirnya selesai. Donny yang melihat istrinya itu tidak nyaman meminta ijin kepada orang tuanya untuk masuk ke kamar, padahal saat ini mereka sedang berbincang-bincang santai di ruang tengah.

“Ya sudah, kami juga sudah mau istirahat”, Johan yang juga melihat ketidak nyamanan menantunya memberi ijin mereka kembali ke kamar walaupun sebenarnya dia masih ingin mengobrol banyak dengan anak dan menantunya.

Johan berdecak dan melirik kesal ke arah istrinya yang membuat menantunya merasa tidak nyaman. Yang di lirikmalah membuang muka tak kalah kesalnya lalu meningalkan suaminya itu sendiri di ruang tengah.

Laura sebenarnya tak ingin ikut ke Indonesia karena masih belum bisa menerima Mia sebagai menantunya. Dan malam ini setelah mengamati dengan lebih jelas, tak ada yang istimewa padanya selain cantiknya yang natural. Dia yakin pernikahan putranya itu tidak akan berlangsung lama. Laura pun menyusul suaminya ke kamar.

Mia dan Donny pulang lebih awal dari biasanya karena Johan ingin makan malam bersama selama dia ada di rumah. Tidak ada yang boleh lembur. Hari ini mereka pulang bersama, Donny memaksa menjeputnya tadi agar papanya bisa melihat kalau mereka baik-baik saja menjalani pernikahannya.

Walaupun tidak ada yang dia tahu tentang masak memasak, Mia bersih keras membantu menyiapkan makan malam. Dan di sinilah dia, membuat semua orang yang ada di dapur panik dan kerepotan.

“Tuan besar dan Tuan muda akan marah kalau tahu anda di dapur Nyonya”, ujar Bu Mira. Mia berdecak “Mas Donny lagi di ruang kerja sama Om Johan”.

“Jadi apa yang bisa saya bantu”.  Mia tetap kekeh ingin membantu. “Kupas kentang aja”, Mia dengan semangat mengambil pisau dan memulai mengupas kentang. Semua orang menjadi canggung termasuk Pak Adam selaku koki keluarga ini hanya bisa geleng-geleng kepala.

Sambil mengupas kentang, matanya menjelajahi setiap sudut dapur ini. Ini pertama kalinya dia masuk ke ruangan yang selalu tertutup ini. Ada dua kulkas yang besarnya seperti lemarinya di kontrakan. Kompor elektrik, peralatan masak yang serbah mengkilat. Tepatnya seperti dapur yang ada di hotel tapi dalam versi yang lebih kecil.

“Aww…”, semua orang sontak berbalik ke arah suara. Dan semua orang jadi panik ketika darah segar mengalir dari ujung jari sang Nyonya muda.

“Sudah saya bilang anda tidak usah membantu Nyonya”. Bu Mira yang kesal mengambil kentang dan pisau dari tangan Mia, seorang pelayan  kemuadia datang dengan kotak p3k di tangannya. Mia mengernyitkan dahinya meras semua orang terlalu berlebihan.

“Biar saya aja”, Mia merampas plester obat yang di pegang Bu Mira yang bermaksud hendak memakaikannya lalu meningalkan dapur itu dengan perasaan jengkel.

“Hanya teriris pisau tapi reaksi mereka kayak aku mau bunuh diri saja”, Mia bergumam sambil melihat jarinya yang masih berdarah.

Kali ini Mia bisa lebih rileks dari kemarin setelah berbincang bincang dengan Karina tadi. Karina memberinya satu set perhiasan mewah sebagai hadiah pernikahan yang dulu tidak sempat dia berikan, dan juga dan juga tas branded sebagai oleh-oleh dari Spanyol.

Salah satu pelayan menarik kursi di samping Donny untuk Mia. “Terima kasih”, Mia tersenyum pada pelayan itu. Matanya berbinar ketika para pelayan mulai menyajikan makan malam. Steak. Mia sangat suka steak. Aroma saosnya benar-benar menggoda. Mia tersenyum senang. Reaksinya tidak luput dari perhatia Johan, mertuanya itu juga ikut senang melihatnya. Namun matanya tiba-tiba tertuju pada jari telunjuk menantunya itu yang terbalut plester obat.

“jari kamu kenapa sayang”, tanya Johan lembut. Semua orang yang ada di meja makan itu sontak melihat ke arah jarinya.

“Oh ini”, katanya sambil memamerkan jarinya itu. “tadi tidak sengaja ke iris pisau”, lanjutnya dengan senyum lebar. Bu Mira yang ada di belakang Johan menarik nafasnya lalu menunduk.

“Kenapa sampai teriris pisau”, tanya Donny tapi matanya menatap Bu Mira.

“Ta….” Belum sempat Mia menjawab Bu Mira sudah memotong ucapannya. “Tadi Nyonya muda membantu di dapur Tuan”, Bu Mira menjawab sambil menunduk. Dia sempat melihat ekpresi wajah Donny yang berubah saat tahu istrinya terluka.

“Apa Bu Mira kekurangan orang di dapur”, tanya Donny sarkas.

“Tidak Tuan, pelayan yang ada sekarang sudah cukup”.

“Lalu kenapa istri saya harus ikut membantu di dapur”. Suasana makan malam yang awalnya tenang menjadi sedikit tegang. Johan tidak pernah melihat Donny berbicara sarkas, tanpa ada yang menyadari seutas senyuman terbit di bibirnya melihat Donny yang marah hanya karena istrinya terluka, padahal itu hanya luka kecil. Itu menandakan Donny sudah mulai memberi perhatian pada istrinya.

“Maafkan saya Tuan”.  

Mia jadi tidak enak hati melihat Bu Mira, sekarang dia baru mengerti kenapa tadi Bu Mira mati-matian melarangnya  saat dirinya bersikeras untuk membantu menyiapkan makan malam. Apalagi saat jarinya teriris pisau, semua orang menjadi panik.

“Cuma di iris pisau kok, nggak sakit sama sekali”. Mia sekali lagi memamerkan jarinya yang berbalut plester obat itu dengan senyum yang lebih lebar. Donny hanya membuang nafas pelan melihatnya.

“Sudah-sudah, makanannya sudah hampir dingin. Ayo makan”. Semuanya pun mulai mengiris daging yang sudah tersedia di piring masing-masing setelah sang Tuan besar mempersilahkan semuanya makan.

“Perempuan memang harus bisa masak Don, tidak apa-apa sekali-kali istri kamu masuk ke dapur”. Laura yang sedari tadi diam mulai membuka suara. “Waktu ayahnya masih hidup, dia kan juga pasti masak untuk ayahnya. Benarkan?”. Laura melirik Mia sesaat.

Mia menggeleng. “Ada maa….”. Ucapannya terhenti, raut wajahnya berubah sendu. Dia hampir saja menyebut sebuah nama yang sudah sejak lama tidak ingin dia sebut.  Mia meletakkan garpu dan pisau dengan pelan sampai tidak menimbulkan bunyi. Selera makannya yang tadi menggebu, tiba-tiba hilang seketika.

Semuoa orang melihat ke arahnya saat dia tidak melanjutkan ucapannya. Wajahnya piasnya membuat semua orang terkecuali Laura menjadi khawatir.

“A…aku, aku naik duluan, tiba-tiba kepalaku jadi pusing”. Mia tidak bisa lagi melanjutkan makannya, dia bahkan belum merasakan seiris pun daging yang tadi sangat menggodanya.   

“Saya panggilkan dokter?”. Donny mengambil ponsel dari saku celananya hendak menghubungi dokter, namun Mia menhentikannya. “Aku hanya butuh istirahat sebentar”, kilahnya. “Permisi”.

Donny memandang punggung istrinya sampai tidak lagi terlihat olehnya.

“Apa ada yang salah dengan ucapan mama”? tanya Laura tanpa rasa bersalah.

“Mungkin Mia sensitife kalau membicarakan tentang ayahnya”, tebak Karina. Johan dan Donny hanya diam, tapi pikiran mereka tertuju pada Mia. Setelah menghabiskan makanannya, Donny langsung pamit kembali ke kamar. Dia sudah tidak sabar untuk melihat keadaan istrinya.

Donny membuka pintu kamar dengan pelan, dia tidak melihat istrinya di tempat tidur. Dia melangkah lebih dalam lagi dan menemukan istrinya di balkon sedang duduk memeluk kedua lututnya di atas kursi. Donny menghampirinya, laki-laki itu memakaikan selimut yang tadi dia ambil dari tempat tidur. Mia mendongak lalu tersenyum pada suaminya. Senyum yang terkesan di paksakan

“Sudah tidak pusing lagi?”, tanya Donny. Mia mengangguk pelan.

“Ada yang mau kamu bilang”, tanya Donny lagi dengan lembut. “Bukankah kita sudah menjadi saudara”. Mia menatapnya. “Aku kangen ayah”.

“Aku mau ke Bandung akhir pekan”, ucapnya. Donny berfikir sejenak lalu mengambil ponsel dari saku celananya dan menghubungi seseorang. Mia hanya mengernyitkan alisnya tidak mengerti.

“Apa saya ada jadwal penting akhir pekan?” tanya Donny ketika paggilangnya terhubung. Dia menggaukkan kepalanya mendengar jawaban dari seberang. “Saya menegrti”. Donny lalu memustukan sambungan teleponnya dan meletekkan ponselnya di atas meja.

“Saya akan temani kamu ke bandung”. Mia membulatkan matanya. “Tidak perlu, Mas.” Tolaknya mengibas-ngibaska kedua tangannya. “Aku bisa naik bus”.

“ Saya tidak akan membiarkan kamu pergi sendirian”, sergah Donny. “Lagi pula, saya juga belum pernah berkunjung ke makam Ayah kamu sejak kita menikah”. Mia tidak bisa bicara lagi. Dia tahu Donny susah di bantah kalau sudah mengambil keputusan.

“Kamu belum makan apa-apa tadi”. Donny mengusap lembut surai coklat Mia, wanita itu menatapnya dengan menunjukkan wajah memelas. Donny mencubit pipinya karena merasa gemas.

“Saya akan meminta Bu Mira membawa makan malam kamu ke kamar”. Donny berdiri, tapi dia kemudian berbalik ketika Mia menarik ujung bajunya. Donny lalu duduk kembali,bertanya dengan mengangkat kedua alisnya.

“Nanti mama kamu marah kalau aku makan di kamar”. Donny terkekeh pelan membuat Mia mengerutcutkan sedikit bibirnya.

“Mama saya kan mama kamu juga”, ucap Donny.

“Tapi kan Tante Laura nggak suka sama aku”. Donny mengelus lembut rambut  wanita yang sudah dia anggap seperti adiknya itu. “Mama orang yang paling baik, dia cuma belum kenal kamu aja”. Senyum Donny semakin melebar melihat Mia yagn masih saja memasang wajah masamnya. Dia lalu berdiri meninggalkan Mia untuk meminta pelayan membawa makanan untuknya.

Baru saja Donny membuka pintu kamarnya hendak mencari Bu Mira, wanita paruh baya itu sudah berada di depan kamar Donny dengan dua orang pelayan di belakangnya.

Donny menaikkan kedula alisnya. “Tuan besar meminta saya membawa makan malam untuk Nyonya, Tuan”. Donny lalu membuka lebar pintu memberi jalan Bu mira dan dua opelayan lainnya masuk. 

Terpopuler

Comments

Tinta Rachel

Tinta Rachel

aku datang lagi thor, saling support ya

sampai sini dulu bacanya, besok lanjut lagi.

banyak tugas negara soalnya😀😀

2021-10-25

1

Rienandha Fuji

Rienandha Fuji

apa kekasih mia selingkuh sama mama mia?itu masalalu mia yg menyakitkan?

2021-10-23

0

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

Papa Johan is the best

2021-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 Epis. 1 Permintaan terakhir
2 Epis. 2 Makan malam
3 Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4 Epis 4 Hari pernikahan
5 Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6 Epis. 6 Mie instan lagi
7 Epis. 7 Kekesalan Donny
8 Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9 Epis. 9 Menemani makan siang
10 Epis. 10 Kemarahan Mia
11 Epis. 11 Pertengkaran
12 Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13 Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14 Epis. 14 Penyesalan Donny
15 Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16 Epis. 16 Bertemu Fiona
17 Epis. 17 Menjadik kakak adik
18 Epis. 18 Tidur bersama
19 Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20 Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21 Epis. 21 Terpesona
22 Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23 Epis. 23 Mengunjungi mertua
24 Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25 Epis. 25 Mencium kening
26 Epis. 26 Mia kecelakaan
27 Epis. 27 Bertemu teman lama
28 Epis 28 Tidak ingin di bantah
29 Epis. 29 Jomblo akut
30 Epis. 30 Clara di penjara
31 Epis. 31 Ucapan yang sama
32 Epis. 32 Kembali ke kantor
33 Epis. 33 Tentang Amelia
34 Epis. 34 Jenuh
35 Epis. 35 Aku takut
36 Epis. 36 Keberanian Fiona
37 Epis. 37 Mulai goyah
38 Epis. 38 Tentang Fiona
39 Epis. 39 Sebuah ciuman
40 Epis. 40 Mabuk
41 Epis. 41 Canggung
42 Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43 Epis. 43 Kantor heboh
44 Epis. 44 Mari akhiri
45 Epis. 45 Hilang sejenak
46 Epis. 46 Karena kamu istri saya
47 Epis. 47 Jalan-jalan
48 Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49 Epis. 49 Mia sakit lagi
50 Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51 Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52 Epis. 52 Aku kembali
53 Epis. 53 Berpelukan
54 Epis. 54 Kiriman makan siang
55 Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56 Epis. 56 Hanya kesepian?
57 Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58 Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59 Epis. 59 Di pecat
60 Epis. 60 Alex
61 Epis. 61 Terlambat
62 Epis. 62 Hukuman
63 Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64 Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65 Epis. 65 Meninggalkan rumah
66 Epis. 66 Klarifikasi
67 Epis. 67 Maaf
68 Epis. 68 Ibu
69 Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70 Epis. 70 Fiona dan Al
71 Epis. 71 Melihatnya lagi
72 Epis. 72 Dimas
73 Epis. 73 Kejujuran
74 Epis. 74 Merelakan masa lalu
75 Epis. 75 Jatuh cinta
76 Epis 76 Berhasil melupakannya?
77 Epis. 77 Perpisahan selamanya
78 Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79 Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80 Epis. 80 Hamil
81 Epis. 81 Siksaan Alfandy
82 Epis. 82 Di lamar
83 Epis 83 Sangkar emas
84 Epis. 84 Ibu mertua
85 Epis. 85
86 Epis. 86 Apakah aku jahat?
87 Epis. 87 Nasi campur
88 Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89 Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90 Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91 Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92 Epis. 92 Baby Angel
93 Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94 Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95 Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96 Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97 Epis. 97 Kejutan yang gagal
98 Epis. 98 Pernikahan Alex
99 Pengumuman
100 Karya Baru
101 Karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Epis. 1 Permintaan terakhir
2
Epis. 2 Makan malam
3
Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4
Epis 4 Hari pernikahan
5
Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6
Epis. 6 Mie instan lagi
7
Epis. 7 Kekesalan Donny
8
Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9
Epis. 9 Menemani makan siang
10
Epis. 10 Kemarahan Mia
11
Epis. 11 Pertengkaran
12
Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13
Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14
Epis. 14 Penyesalan Donny
15
Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16
Epis. 16 Bertemu Fiona
17
Epis. 17 Menjadik kakak adik
18
Epis. 18 Tidur bersama
19
Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20
Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21
Epis. 21 Terpesona
22
Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23
Epis. 23 Mengunjungi mertua
24
Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25
Epis. 25 Mencium kening
26
Epis. 26 Mia kecelakaan
27
Epis. 27 Bertemu teman lama
28
Epis 28 Tidak ingin di bantah
29
Epis. 29 Jomblo akut
30
Epis. 30 Clara di penjara
31
Epis. 31 Ucapan yang sama
32
Epis. 32 Kembali ke kantor
33
Epis. 33 Tentang Amelia
34
Epis. 34 Jenuh
35
Epis. 35 Aku takut
36
Epis. 36 Keberanian Fiona
37
Epis. 37 Mulai goyah
38
Epis. 38 Tentang Fiona
39
Epis. 39 Sebuah ciuman
40
Epis. 40 Mabuk
41
Epis. 41 Canggung
42
Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43
Epis. 43 Kantor heboh
44
Epis. 44 Mari akhiri
45
Epis. 45 Hilang sejenak
46
Epis. 46 Karena kamu istri saya
47
Epis. 47 Jalan-jalan
48
Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49
Epis. 49 Mia sakit lagi
50
Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51
Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52
Epis. 52 Aku kembali
53
Epis. 53 Berpelukan
54
Epis. 54 Kiriman makan siang
55
Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56
Epis. 56 Hanya kesepian?
57
Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58
Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59
Epis. 59 Di pecat
60
Epis. 60 Alex
61
Epis. 61 Terlambat
62
Epis. 62 Hukuman
63
Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64
Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65
Epis. 65 Meninggalkan rumah
66
Epis. 66 Klarifikasi
67
Epis. 67 Maaf
68
Epis. 68 Ibu
69
Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70
Epis. 70 Fiona dan Al
71
Epis. 71 Melihatnya lagi
72
Epis. 72 Dimas
73
Epis. 73 Kejujuran
74
Epis. 74 Merelakan masa lalu
75
Epis. 75 Jatuh cinta
76
Epis 76 Berhasil melupakannya?
77
Epis. 77 Perpisahan selamanya
78
Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79
Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80
Epis. 80 Hamil
81
Epis. 81 Siksaan Alfandy
82
Epis. 82 Di lamar
83
Epis 83 Sangkar emas
84
Epis. 84 Ibu mertua
85
Epis. 85
86
Epis. 86 Apakah aku jahat?
87
Epis. 87 Nasi campur
88
Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89
Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90
Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91
Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92
Epis. 92 Baby Angel
93
Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94
Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95
Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96
Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97
Epis. 97 Kejutan yang gagal
98
Epis. 98 Pernikahan Alex
99
Pengumuman
100
Karya Baru
101
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!