Epis. 12 Kemarahan Alfandy

Matahari sudah membagikan sinarnya kepada alam semesta , cahayanya sudah memasuki setiap celah yang ada di semua rumah. Tapi di kamar utama ini cahaya matahari tidak bisa menembusnya karena masih tertutupi tirai putih yang cukup tebal.

Mia tersentak dari tidurnya ketika samar-samar dia melihat jam weker yang sedang di genggamnya menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit. Dia ingat jam digital itu berbunyi berkali-kali tapi juga di matilkan berkali-kali.

“Telat lagi,” gumannya seraya berlari menuju kamar mandi.

Seperti biasa, Mia selalu tampil sederhana, bahkan dengan hanya memakai bedak baby dan liptin sudah cukup membuatnya cantik. Mia menuruni tangga dengan terburu-buru. Sepertinya dia akan melewatkan sarapannya lagi kali ini. Namun Mia memperlambat langkahnya ketika melihat Alfandi sedang duduk di ruang tengah sambil mengerjakan sesuatu dengan laptopnya di temani dengan segelas kopi hitam.

“Mas Donny nggak ke kantor?”, Mia melihat jam berwarna putih yang melingkar di lengan kirinya. Menyadari orang yang sedari tadi di tunggunya sudah muncul membuat Alfandi mengalihkan pandangan pada Mia. Dia juga melihat jam Rolex yang melingkar de lengan kirinya.

“Tuan Sakit.” Mia hanya membuat bentuk huruf o di bibirnya membuat Alfandi semakin kesal. “Dasar istri tidak berperasaan, suaminya sakit bukannya khawatir malah tampak tidak perduli,” batinnya geram.

“Saya akan mengantar anda Nyonya!” Mia sontak membelalakkan matanya karena heran.

“Tidak perlu,” tolaknya sambil berjalan lebih cepat karena ojek online yang di pesannya sudah menunggu sejak tadi.

“Ini perintah Tuan Donny Nyonya!” Mia mengehntikan langkanhnya dan membalikkan badannya, memberi tatapan tajam pada sekertaris suaminya. Tapi Alfandy malah memberi tatapan yang jauh lebih tajam membuat Mia jadi sedikit merinding.

“Silahkan Nyonya.” Mia dengan kesal membuka pintu mobil di kursi depan samping mengemudi dan menutupnya dengan keras sehingga menghasilkan dentuman yang cukup memekakan telinga sementara Alfandy menutup pintu kursi penumpang yang tadi di bukanya untuk Mia dengan pelan tanpa sedikitpun terpengaruh dengan tingkah istri Tuannya itu.

Pagi ini untuk pertama kalinya Mia berangkat ke kantor di antar oleh Alfandy setelah tadi sempat menolak dengan keras, tapi pada akhirnya Mia mengalah setelah salah satu penjaga keamanan mengatakan ojek online yang di pesan Mia sudah pergi karena menunggu terlalu lama. Mia yang terburu-buru akhirnya mengalah dari pada harus memesan ojek online lagi pasti akan memakan waktu sedangkan saat ini dia sudah benar-benarr terlambat.

Mia yang sudah kesal di buat semakin kesal dengan Alfandy. Dia mengemudikan mobil dengan sangat pelan, bahkan sepeda pun bisa mendahului mereka.

“Kamu sengaja bawa mobilnya pelan, kamu tahu kan aku sudah terlambat masuk kantor”. Mia sudah tidak bisa lagi menahan kekesalannya, kalau tahu begini lebih baik dia menunggu beberapa menit untuk memesan ojek online lagi.

“Alfandy…!!!” teriak Mia ketika Alfandy sama sekali tidak memberinya respon. Alfandi meminggirkan mobilnya. Dia kembali menatap Mia dengan tatapan yang tajam setelah mobil itu terpakir  dan kembali sukses membuat Mia merinding. Mia yang melihat gelagat aneh Alfandy segera membuka pintu mobil bermaksud ingin keluar dan naik taksi saja. Tapi sayangnya pintunya di tutup Alfandy dan Mia tidak bisa melakukan apapun.

“Apa yang kamu lakukan, kamu jangan lupa kalau aku adalah istri dari Tuanmu”, mengingatkan Alfandy akan posisinya, namun sesuai dugaan Mia pria itu malah tersenyum sinis.

“Apa ada istri yang tidak perduli ketika suaminya sakit”, ujar Alfandy terdengar kesal. “Walaupun itu hanya perjanjian sementara, tidak bisakah anda perduli sedikit saja pada Tuan”, lanjutnya. Mia membuka mulutnya kecil, sedikit terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya.

Jadi sekertaris kesayangan suaminya ini marah karena Mia tidak perduli pada Tuannya. Hei, bukan kah banyak pelayan yang mengurusnya, Mia tebak dia bahkan punya dokter pribadi. Atau mungkin wanita yang kemarin sangat mesra dengannya bisa mengurusnya.

“Baiklah kalau anda tidak perduli dengan Tuan, tapi bisakah anda tidak membuatnya marah” lanjut Alfnady masih dengan suara yang terdengar kesal.

“Beban Tuan sudah sangat berat untuk mengurus perusahaan sebesar itu, saya harap anda tidak menambah bebannya lagi dengan bertindak semau anda”, lanjutnya lagi. Mia sedikit mengerti, sakitnya Donny mungkin di pengaruhi oleh pertengkaran mereka semalam. Tapi dari mana pria ini tahu sedangkan dia tidak ada di rumah itu semalam dan juga saat mereka bertengkar Mia tidak melihat siapapun di rumah itu.

Ah, itu tidak penting bagaimana caranya dia tahu yang terpenting sekarang adalah bagai mana caranya sampai ke kantor.

“Aku mengerti, sekarang tolong antar aku ke kantor atau turunkan aku disini,” katanya mengalah dengan suara rendah, tapi Alfandy malah menganggap  kalau istri Tuannya ini sedang mempermainkan emosinya.

Laki-laki itu mengepalkan tangannya. Dengan perasaan yang sangat kesal dia menginjak gas dan mulai melajukan mobilnya. Mungkin jika jalanan tidak sepadat ini dia akan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi untuk memberi pelajaran pada istri Tuannya itu.

“Saya harap anda tidak akan membuat masalah dengan Tuan lagi Nyonya,” katanya penuh penekanan, matanya menatap lurus jalan yang ada di depannya. Mia hanya mendesah berusaha tidak perduli dengan apa yang di katakan laki-laki itu.

“Anda tentu tidak ingin sahabat anda kehilangan pekerjaan yang sangat di sukainya itukan?” Mia langsung membalikkan kepalanya menatap tajam pada Alfandy.

“Apa maksud kamu?” tanyanya menahan emosi yang sudah sejak tadi ingin di luapkannya. Laki-laki itu menaikkan sudut bibirnya sangat tipis, dia tahu kelemahan Mia hanya satu, yaitu adalah Fiona.

“Fiona adalah salah satu staf Accounting di kantor pusat Oliver Group,” katanya membuat Mia semakin menatapnya tajam seolah-olah ingin mencabik-cabik laki-laki itu.

“Sangat gampang bagi saya untuk mebuatnya kehilangan pekerjaan, dan setelah dia keluar dari Oliver Group saya pastikan tidak akan ada satupun Perusahaan yang akan menerimanya bekerja.” Mia menarik kemeja Alfandy yang baru saja menghentikan mobilnya tepat di depan pintu utama sebuah gedung berlantai lima tempat dimana Mia bekerja. “Jangan pernah menyentuh Fiona atau aku akan melakukan sesuatu yang tidak pernah kamu bayangkan.” Matanya berkilat penuh amarah. Tidak ada yang akan dia ijinkan menyakiti sahabat yang sangat di sayanginya itu.

Mia membanting pintu mobil sedan mewah itu dengan kasar. Wajahnya merah padam. Dia merasa emosi yang sangat membuncah. Sekertasris suaminya benar-benar membuatnya marah. Sementara Alfandy kembali melajukan mobilnya dengan wajah datarnya. Dia berharap ancamannya dapat membuat Mia lebih bersikap dewasa dan tidak membuat masalah yang akan membuat Donny pusing sampai sakit walaupun hanya sedikit sakit kepala.

Terpopuler

Comments

Cahaya

Cahaya

wajar Al marah..
bagaimanapun tuannya yang kasih dia makan..
sudah nggak heran di negeri Kanoha, sesalah apapun tuannya pada orang lain dia kan tetap membela dan menggonggong.. demi tulang dari tuannya

2024-04-30

3

Zuraida Zuraida

Zuraida Zuraida

bukan ditoyor saja tu sipendi

2023-03-21

2

Laila Laila Laila

Laila Laila Laila

Bukankah fiona kerja dengan alex??? kenapa jadi di perusahaan itu???

2022-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 Epis. 1 Permintaan terakhir
2 Epis. 2 Makan malam
3 Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4 Epis 4 Hari pernikahan
5 Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6 Epis. 6 Mie instan lagi
7 Epis. 7 Kekesalan Donny
8 Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9 Epis. 9 Menemani makan siang
10 Epis. 10 Kemarahan Mia
11 Epis. 11 Pertengkaran
12 Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13 Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14 Epis. 14 Penyesalan Donny
15 Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16 Epis. 16 Bertemu Fiona
17 Epis. 17 Menjadik kakak adik
18 Epis. 18 Tidur bersama
19 Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20 Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21 Epis. 21 Terpesona
22 Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23 Epis. 23 Mengunjungi mertua
24 Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25 Epis. 25 Mencium kening
26 Epis. 26 Mia kecelakaan
27 Epis. 27 Bertemu teman lama
28 Epis 28 Tidak ingin di bantah
29 Epis. 29 Jomblo akut
30 Epis. 30 Clara di penjara
31 Epis. 31 Ucapan yang sama
32 Epis. 32 Kembali ke kantor
33 Epis. 33 Tentang Amelia
34 Epis. 34 Jenuh
35 Epis. 35 Aku takut
36 Epis. 36 Keberanian Fiona
37 Epis. 37 Mulai goyah
38 Epis. 38 Tentang Fiona
39 Epis. 39 Sebuah ciuman
40 Epis. 40 Mabuk
41 Epis. 41 Canggung
42 Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43 Epis. 43 Kantor heboh
44 Epis. 44 Mari akhiri
45 Epis. 45 Hilang sejenak
46 Epis. 46 Karena kamu istri saya
47 Epis. 47 Jalan-jalan
48 Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49 Epis. 49 Mia sakit lagi
50 Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51 Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52 Epis. 52 Aku kembali
53 Epis. 53 Berpelukan
54 Epis. 54 Kiriman makan siang
55 Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56 Epis. 56 Hanya kesepian?
57 Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58 Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59 Epis. 59 Di pecat
60 Epis. 60 Alex
61 Epis. 61 Terlambat
62 Epis. 62 Hukuman
63 Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64 Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65 Epis. 65 Meninggalkan rumah
66 Epis. 66 Klarifikasi
67 Epis. 67 Maaf
68 Epis. 68 Ibu
69 Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70 Epis. 70 Fiona dan Al
71 Epis. 71 Melihatnya lagi
72 Epis. 72 Dimas
73 Epis. 73 Kejujuran
74 Epis. 74 Merelakan masa lalu
75 Epis. 75 Jatuh cinta
76 Epis 76 Berhasil melupakannya?
77 Epis. 77 Perpisahan selamanya
78 Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79 Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80 Epis. 80 Hamil
81 Epis. 81 Siksaan Alfandy
82 Epis. 82 Di lamar
83 Epis 83 Sangkar emas
84 Epis. 84 Ibu mertua
85 Epis. 85
86 Epis. 86 Apakah aku jahat?
87 Epis. 87 Nasi campur
88 Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89 Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90 Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91 Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92 Epis. 92 Baby Angel
93 Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94 Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95 Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96 Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97 Epis. 97 Kejutan yang gagal
98 Epis. 98 Pernikahan Alex
99 Pengumuman
100 Karya Baru
101 Karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Epis. 1 Permintaan terakhir
2
Epis. 2 Makan malam
3
Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4
Epis 4 Hari pernikahan
5
Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6
Epis. 6 Mie instan lagi
7
Epis. 7 Kekesalan Donny
8
Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9
Epis. 9 Menemani makan siang
10
Epis. 10 Kemarahan Mia
11
Epis. 11 Pertengkaran
12
Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13
Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14
Epis. 14 Penyesalan Donny
15
Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16
Epis. 16 Bertemu Fiona
17
Epis. 17 Menjadik kakak adik
18
Epis. 18 Tidur bersama
19
Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20
Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21
Epis. 21 Terpesona
22
Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23
Epis. 23 Mengunjungi mertua
24
Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25
Epis. 25 Mencium kening
26
Epis. 26 Mia kecelakaan
27
Epis. 27 Bertemu teman lama
28
Epis 28 Tidak ingin di bantah
29
Epis. 29 Jomblo akut
30
Epis. 30 Clara di penjara
31
Epis. 31 Ucapan yang sama
32
Epis. 32 Kembali ke kantor
33
Epis. 33 Tentang Amelia
34
Epis. 34 Jenuh
35
Epis. 35 Aku takut
36
Epis. 36 Keberanian Fiona
37
Epis. 37 Mulai goyah
38
Epis. 38 Tentang Fiona
39
Epis. 39 Sebuah ciuman
40
Epis. 40 Mabuk
41
Epis. 41 Canggung
42
Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43
Epis. 43 Kantor heboh
44
Epis. 44 Mari akhiri
45
Epis. 45 Hilang sejenak
46
Epis. 46 Karena kamu istri saya
47
Epis. 47 Jalan-jalan
48
Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49
Epis. 49 Mia sakit lagi
50
Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51
Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52
Epis. 52 Aku kembali
53
Epis. 53 Berpelukan
54
Epis. 54 Kiriman makan siang
55
Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56
Epis. 56 Hanya kesepian?
57
Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58
Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59
Epis. 59 Di pecat
60
Epis. 60 Alex
61
Epis. 61 Terlambat
62
Epis. 62 Hukuman
63
Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64
Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65
Epis. 65 Meninggalkan rumah
66
Epis. 66 Klarifikasi
67
Epis. 67 Maaf
68
Epis. 68 Ibu
69
Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70
Epis. 70 Fiona dan Al
71
Epis. 71 Melihatnya lagi
72
Epis. 72 Dimas
73
Epis. 73 Kejujuran
74
Epis. 74 Merelakan masa lalu
75
Epis. 75 Jatuh cinta
76
Epis 76 Berhasil melupakannya?
77
Epis. 77 Perpisahan selamanya
78
Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79
Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80
Epis. 80 Hamil
81
Epis. 81 Siksaan Alfandy
82
Epis. 82 Di lamar
83
Epis 83 Sangkar emas
84
Epis. 84 Ibu mertua
85
Epis. 85
86
Epis. 86 Apakah aku jahat?
87
Epis. 87 Nasi campur
88
Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89
Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90
Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91
Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92
Epis. 92 Baby Angel
93
Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94
Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95
Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96
Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97
Epis. 97 Kejutan yang gagal
98
Epis. 98 Pernikahan Alex
99
Pengumuman
100
Karya Baru
101
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!