Epis. 15 Rasa bersalah Donny

Cukup lama menunggu, dokter yang di tunggu akhirnya datang juga. Bu Mira mempersilahkan dokter tersebut masuk. Donny berdiri dari tempatnya duduk memberi ruang pada dokter untuk memeriksa keadaan Mia.

Dokter  yang tidak lain adalah sepupu Donny menatapnya dengan penuh tanya setelah melihat lebam di pipi kanan serta luka kecil di sudut bibir Mia.

“Kamu yang melakukannya?” tanyanya dengan kernyitan di dahi. Donny membuang nafas kasar sebagai jawaban dari pertanyaan sepupunya itu.  Dokter Rafael kembali menatap sepupunya, kali ini tatapannya semakin membuat Donny di liputi rasa bersalah. Semua orang tahu Donny sangat menghargai wanita.

Dokter Rafael kemudian memeriksa Mia dengan stetoskop yang tadi dia gantungkan di lehernya di lanjutkan dengan memeriksa denyut nadinya. Dokter Rafael lagi-lagi memberi tatapan yang begitu menusuk hati Donny. “Apakah kau juga tidak memberinya makan?” pertanyaan Dokter Rafael itu sukses membuat Donny tertegun lalu menatap Mia dengan penuh rasa bersalah.

“Tadi pagi Nyonya buru-buru ke kantor karena sudah terlambat katanya, jadi tidak sempat sarapan Tuan”, ujar Bu Mira berharap Donny tidak terlalu menyalahkan dirinya sendiri. Dia juga baru kali ini melihat Donny sekacau itu, menurutnya Tuannya itu juga terluka setelah melukai istrinya dengan tangannya sendiri.

“Dia hanya shock dan juga lemas”, ujar Dokter Rafael setelah memeriksa Kondisi Mia. “Dan juga terlalu lama kedinginan, apa kamu juga mengurungnya di kamar mandi?”, tanya Dokter Rafael sarkas. Yang di tanya hanya diam memandangi Istrinya yang tertidur lemas di depannya dengan penuh rasa bersalah.

“Saya permisi Tuan, saya ada di depan kalau Tuan membutuhkan sesuatu”, Bu Mira berfikir mungkin Rafael ingin mendengar alasan Donny menampar Mia, jadi dia meninggalkan mereka.

“Kamu kenapa Don ? ada masalah ?” tanya Dokter Rafael secara beruntun.

Donny lagi-lagi menghela nafas kasar sebelum menceritakan pada Rafael apa yang sudah terjadi. Donny memang tidak pernah menyembunyikan apapun pada Rafael, baginya Rafael adalah saudara, sahabat yang selalu ada kapanpun Donny membutuhkannya. Dan begitu pula sebaliknya.

 Dokter Rafael menghela nafas panjang mendengar cerita Donny, “pantas saja dia marah Don, dia istri kamu, wanita yang kamu nikahi dengan sah. Wajar saja dia marah melihat kamu membawa perempuan lain ke rumah di mana dia juga tinggal.” komentar dokter Rafael.

“Tapi kami tidak dalam hubungan yang seperti itu Raf, sampai dia harus semarah itu”, kilah Donny.

“Siapa yang bisa menduga perasaan wanita, mungkin saja dia menyukaimu sejak awal”, pendapat dokter muda itu sontak membuat Donny mengalihkan pandangannya pada sepupunya, lalu pandangannya kembali pada gadis yang tengah tertidur lemah di hadapannya.

“Tidak mungkin”, ucapnya kemudian. Donny mengingat setiap tingkah laku Mia selama ini, selalu berada di dunianya sendiri juga terkesan menjaga jarak dengannya. Tidak mungkin Mia menyukainya seperti apa yang dokter Rafael katakan. Dan semoga saja tidak atau dia akan terluka.

“Jangan menyakitinya”. Dokter Rafael menepuk pundak sepupunya sebelum meninggalkannya. “Jangan lupa beri dia makan”, lanjutnya di sela langkahnya.

Mia membuka matanya perlahan, kepalanya pusing dan tubuhnya terasa sangat lemas. Dia melirik Donny yang tertidur di kursi di samping tempat tidur dengan kaki yang saling menindih dengan tangan kiri yang menopang kepalanya. Mia lalu melirik jam yang ada di atas nakas. Jam enam pagi. Mia lalu kembali menutup matanya dan setelah itu kembali terlelap, mungkin masih dalam pengaruh obat yang di berikan dokter Rafael padanya semalam.

Tidak lama setelah Mia kembali terlelap Donny membuka matanya, dia menyandarkan punggung tangannya di kening Mia. Demamnya sudah turun walaupun suhu tubuhnya masih hangat. Donny membuang nafas pelan melihat Mia, entah sudah berapa kali dia melakukannya.

 “Jika ada berkas penting yang harus saya tanda tangani, kau bisa mebawanya kemari”, perintah Donny pada sekertaris Al. Donny menyerahkan semua pekerjaan pada Al, dia akan di rumah merawat Mia sampai wanita itu benar-benar pulih.

“Baik Tuan”. Al mengangguk patuh. “Ada apa lagi?” tanya Donny melihat Al diam seperti ingin menyampaikan sesuatu.

“Apa nyonya baik-baik saja?”, tanyanya kemudian. Dia ingat kemarin saat mengantar Mia, dia tahu sudah benrtindak di luar batas, diam-diam Al menyesali setiap kata yang dia ucapkan dan juga tindakannya pada istri Tuannya itu. Tapi dia lebih mementingkan Donny di atas segalanya. Dia bahkan sudah siap jika Donny memberikan hukuman padanya jika suatu hari Mia menceritakan kekurang ajarannya. Apapun itu selama tidak meninggalkan Donny, Al akan menerimanya.

Donny mengangkat sebelah alisnya, “sejak kapan kamu perduli padanya?”, Alfandi hanya diam dan menunduk tidak tahu apa yang harus dia katakan untuk menjawab Donny.

“Dia baik-baik saja, terima kasih sudah mengkhawatrirkannya”, Donny menepuk pundak sekertarisnya itu sambil tersenyum lalu meninggalkannya yang masih diam mematung.

Donny yang melihat Mia sedang duduk bersandar pada kepala tempat tidur saat masuk kedalam kamar mempercepat langkahnya menghampiri Mia.

“Kenapa tidak berbaring”, tanyanya lembut lalu membetulkan letak bantal pada punggung Mia agar gadis itu merasa lebih nyaman.

“ Mas, bisa tolong ambilin minum, aku haus banget”, pinta Mia dengan suara lemahnya. Donny mengambil gelas di atas nakas yang sudah tersedia dengan sedotannya. Setelah Mia selesai meminumnya  Donny menyimpan gelas yang isinya hanya berkurang sedikit itu ke atas nakas.

“Terima kasih”, katanya yang di balas senyum tipis oleh Donny. Donny ingin minta maaf atas apa yang sudah dia lakukan tapi urung di lakukan saat melihat Mia yang masih sangat lemah. Donny menarik selimut sampai ke leher Mia saat gadis itu membaringkan tubuhnya. Sekilas Donny melihat sudut bibir Mia yang masih terluka, dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan. Penyesalannya benar-benar mengganggunya.

“Mas Donny nggak ke kantor?” tanya Mia masih dengan suara lemahnya. Saat ini sudah jam sepuluh pagi tapi Donny masih dengan pakaian kasualnya yang membuat Mia bertanya.

“Saya akan jagain kamu disini”,

“Aku baik-baik aja, ada Bu Mira yang akan menjagaku. Mas kerja aja”. Mia merasa canggung berdua saja bersama Donny di kamar setelah kejadian malam itu walaupun Donny sama sekali tidak membahasnya.

“Kamu ngusir saya?” tanyanya bercanda. Mia menarik ujung birnya membentuk sebuah senyuman kecil. Donny melihatnya lalu ikut tersenyum.

Donny sama sekali tidak merasa keberatan merawat Mia walaupun ini hal pertama yang dia lakukan sepanjang hidupnya, merawat orang sakit, hanya saja dia di buat kewalahan karena Mia tidak mau makan apapun, Donny juga tidak tega memaksanya makan. Untung saja dokter Rafael memberi vitamin terbaik untuk istrinya itu sehingga tubuh Mia tidak terlalu drop karena tidak ada makanan yang masuk kedalam perutnya sejak semalam.  

Terpopuler

Comments

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

aku bacanya sambil menguras air mata

2024-05-13

1

Hajja Mardaliana Zaman

Hajja Mardaliana Zaman

semoga donny cepat berubah thor

2021-12-11

1

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

idih mia dah digaplok msih baik aja hadeh kaya mn gak ditindas ama orng

2021-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 Epis. 1 Permintaan terakhir
2 Epis. 2 Makan malam
3 Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4 Epis 4 Hari pernikahan
5 Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6 Epis. 6 Mie instan lagi
7 Epis. 7 Kekesalan Donny
8 Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9 Epis. 9 Menemani makan siang
10 Epis. 10 Kemarahan Mia
11 Epis. 11 Pertengkaran
12 Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13 Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14 Epis. 14 Penyesalan Donny
15 Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16 Epis. 16 Bertemu Fiona
17 Epis. 17 Menjadik kakak adik
18 Epis. 18 Tidur bersama
19 Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20 Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21 Epis. 21 Terpesona
22 Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23 Epis. 23 Mengunjungi mertua
24 Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25 Epis. 25 Mencium kening
26 Epis. 26 Mia kecelakaan
27 Epis. 27 Bertemu teman lama
28 Epis 28 Tidak ingin di bantah
29 Epis. 29 Jomblo akut
30 Epis. 30 Clara di penjara
31 Epis. 31 Ucapan yang sama
32 Epis. 32 Kembali ke kantor
33 Epis. 33 Tentang Amelia
34 Epis. 34 Jenuh
35 Epis. 35 Aku takut
36 Epis. 36 Keberanian Fiona
37 Epis. 37 Mulai goyah
38 Epis. 38 Tentang Fiona
39 Epis. 39 Sebuah ciuman
40 Epis. 40 Mabuk
41 Epis. 41 Canggung
42 Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43 Epis. 43 Kantor heboh
44 Epis. 44 Mari akhiri
45 Epis. 45 Hilang sejenak
46 Epis. 46 Karena kamu istri saya
47 Epis. 47 Jalan-jalan
48 Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49 Epis. 49 Mia sakit lagi
50 Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51 Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52 Epis. 52 Aku kembali
53 Epis. 53 Berpelukan
54 Epis. 54 Kiriman makan siang
55 Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56 Epis. 56 Hanya kesepian?
57 Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58 Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59 Epis. 59 Di pecat
60 Epis. 60 Alex
61 Epis. 61 Terlambat
62 Epis. 62 Hukuman
63 Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64 Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65 Epis. 65 Meninggalkan rumah
66 Epis. 66 Klarifikasi
67 Epis. 67 Maaf
68 Epis. 68 Ibu
69 Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70 Epis. 70 Fiona dan Al
71 Epis. 71 Melihatnya lagi
72 Epis. 72 Dimas
73 Epis. 73 Kejujuran
74 Epis. 74 Merelakan masa lalu
75 Epis. 75 Jatuh cinta
76 Epis 76 Berhasil melupakannya?
77 Epis. 77 Perpisahan selamanya
78 Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79 Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80 Epis. 80 Hamil
81 Epis. 81 Siksaan Alfandy
82 Epis. 82 Di lamar
83 Epis 83 Sangkar emas
84 Epis. 84 Ibu mertua
85 Epis. 85
86 Epis. 86 Apakah aku jahat?
87 Epis. 87 Nasi campur
88 Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89 Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90 Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91 Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92 Epis. 92 Baby Angel
93 Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94 Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95 Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96 Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97 Epis. 97 Kejutan yang gagal
98 Epis. 98 Pernikahan Alex
99 Pengumuman
100 Karya Baru
101 Karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Epis. 1 Permintaan terakhir
2
Epis. 2 Makan malam
3
Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4
Epis 4 Hari pernikahan
5
Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6
Epis. 6 Mie instan lagi
7
Epis. 7 Kekesalan Donny
8
Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9
Epis. 9 Menemani makan siang
10
Epis. 10 Kemarahan Mia
11
Epis. 11 Pertengkaran
12
Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13
Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14
Epis. 14 Penyesalan Donny
15
Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16
Epis. 16 Bertemu Fiona
17
Epis. 17 Menjadik kakak adik
18
Epis. 18 Tidur bersama
19
Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20
Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21
Epis. 21 Terpesona
22
Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23
Epis. 23 Mengunjungi mertua
24
Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25
Epis. 25 Mencium kening
26
Epis. 26 Mia kecelakaan
27
Epis. 27 Bertemu teman lama
28
Epis 28 Tidak ingin di bantah
29
Epis. 29 Jomblo akut
30
Epis. 30 Clara di penjara
31
Epis. 31 Ucapan yang sama
32
Epis. 32 Kembali ke kantor
33
Epis. 33 Tentang Amelia
34
Epis. 34 Jenuh
35
Epis. 35 Aku takut
36
Epis. 36 Keberanian Fiona
37
Epis. 37 Mulai goyah
38
Epis. 38 Tentang Fiona
39
Epis. 39 Sebuah ciuman
40
Epis. 40 Mabuk
41
Epis. 41 Canggung
42
Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43
Epis. 43 Kantor heboh
44
Epis. 44 Mari akhiri
45
Epis. 45 Hilang sejenak
46
Epis. 46 Karena kamu istri saya
47
Epis. 47 Jalan-jalan
48
Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49
Epis. 49 Mia sakit lagi
50
Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51
Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52
Epis. 52 Aku kembali
53
Epis. 53 Berpelukan
54
Epis. 54 Kiriman makan siang
55
Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56
Epis. 56 Hanya kesepian?
57
Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58
Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59
Epis. 59 Di pecat
60
Epis. 60 Alex
61
Epis. 61 Terlambat
62
Epis. 62 Hukuman
63
Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64
Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65
Epis. 65 Meninggalkan rumah
66
Epis. 66 Klarifikasi
67
Epis. 67 Maaf
68
Epis. 68 Ibu
69
Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70
Epis. 70 Fiona dan Al
71
Epis. 71 Melihatnya lagi
72
Epis. 72 Dimas
73
Epis. 73 Kejujuran
74
Epis. 74 Merelakan masa lalu
75
Epis. 75 Jatuh cinta
76
Epis 76 Berhasil melupakannya?
77
Epis. 77 Perpisahan selamanya
78
Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79
Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80
Epis. 80 Hamil
81
Epis. 81 Siksaan Alfandy
82
Epis. 82 Di lamar
83
Epis 83 Sangkar emas
84
Epis. 84 Ibu mertua
85
Epis. 85
86
Epis. 86 Apakah aku jahat?
87
Epis. 87 Nasi campur
88
Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89
Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90
Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91
Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92
Epis. 92 Baby Angel
93
Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94
Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95
Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96
Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97
Epis. 97 Kejutan yang gagal
98
Epis. 98 Pernikahan Alex
99
Pengumuman
100
Karya Baru
101
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!