Epis. 17 Menjadik kakak adik

Bu Mira yang selalu siaga di depan pintu mengantar Fiona ke bawah setelah menutup pintu kamar utama. Fiona hanya menunduk saat ada di hadapan Donny yang tidak lain adalah bos besarnya.

“Terima kasih sudah datang” ucapnya tulus.

“Mia tidak seperti yang anda lihat, dia gadis yang baik”, ujar Fiona akhirnya walaupun sedikit kaku. Donny mengangguk sambil tersenyum. “saya tahu”. Fiona sedikit membungkuk memberi hormat pada Donny sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan rumah itu.

Alfandi megantarnya pulang. Sepanjang jalan Fiona hanya diam, pandangannya hanya mengarah pada kaca di sampingnya. Sesekali Al melihat dia mengusap pipinya. Pemandangan yang sangat bebrbeda saat tadi menjemput gadis itu. Tadi dia begitu cerewet membuat Al sedikit frustasi. Sekarang Al jadi mengerti mengapa Mia sangat menyayangi Fiona, atau tepatnya mereka saling menyayangi.

 ***

Donny panik ketika bangun dia tidak melihat Mia di tempat tidur dan selang infusnya menggantung begitu saja di tiangnya. Ada suara gemercik air dari kamar mandi menandakan ada orang yang sedang beraktifitas di dalamnya.

“Harusnya kamu membangunkan saya”, ucap Donny ketika Mia baru saja membuka pintu kamar mandi. “Kamu mandi?”, Donny mengeryitkan alisnya melihat Mia dengan jubah mandi dan handuk kecil yang melilit di kepalanya.

“Aku mau siap-siap ke kantor”, jawabnya. Donny menghela nafas dan dengan sabar menunggu Mia keluar dari ruang ganti.

“Kamu masih sakit, Mia”, ucap Donny lembut. Mia tersenyum menatap Donny.

“Aku sudah sembuh, lagi pula kemarin aku sudah bolos kerja, masak hari ini bolos lagi”.

“Dokter bilang kamu masih harus istirahat”, bujuk Donny. “kamu juga tidak perlu khawatir masalah pekerjaan, Al sudah mengurusnya”.

Mia membulatkan matanya mencoba bertanya, bagaimana Al mengurusnya, maksudnya apa hubungan masalah ketidak hadirannya di kantor dengan Al.

“Al sudah meminta izin atas nama kamu dengan pimpinan kamu”, Donny menjawab pertanyaan Mia yang tidak dia sampaikan. Donny lalu mendekat dan mensejajarkan dirinya dengan Mia, itu artinya dia sedang berjongkok karena Mia saat ini sedang duduk di depan meja rias.

“Maafkan saya”

“Mas”, Mia berdiri dan membatu Donny untuk berdiri lalu mengajak Donny duduk di sofa, Mia merasa tidak enak melihat Donny berjongkok sambil minta maaf padanya.

“Aku yang harusnya minta maaf”, Mia menunduk, “aku tidak seharusnya mengeluarkan kata-kata serendah itu”, ucapnya tanpa menatap Donny. “Maafkan aku”. Mia menyadari apa yang dia katakan waktu itu adalah kata-kata yang harusnya dia ucapkan pada seseorang yang mengambil kekasihnya tujuh tahun lalu.

Adalah hak Donny untuk membawa siapapun kerumahnya, toh mereka hanya terikat sebuah pernikahan di atas kertas. Tapi saat melihat kemesraan suaminya dan wanita lain membuat sebuah bayangan masa lalu muncul begitu saja di kepalanya. Pada akhirnya Mia mengucapkan kata yang sangat ingin dia katakan pada seorang wanita tujuh tahun lalu.

Donny mengagukkan kepalanya, dalam hati dia kagum karena Mia juga mengakui kesalahannya. “Apakah kita bisa saling melupakannya”, Donny mengaktat alisnya meminta persetujuan Mia. Mia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Kali ini dia sudah berani menatap suaminya itu. Donny lalu ikut tersenyum.

“Mia”, Donny menatap Mia lekat. “Karena kita mungkin tidak bisa seperti layaknya suami istri pada umumnya, bagaimana kalau kita menjadi kakak adik yang sesungguhnya?” Donny terlihat serius dengan tawarannya. Mia lalu tersenyum, “ide yang bagus”, katanya tanpa berfikir.

“Kalau begitu sebagai seorang kakak mulai sekarang saya yang akan menanggung semua biaya hidup kamu tanpa terkecuali”, Mia terkekeh mendengarnya, namun dia bisa melihat kesungguhan di mata Donny. Donny mengangkat sebelah alisnya “bagaimana?”.

“Aku kan tetap harus kerja” ucap Mia. “Lagi pula ketika pernikahan kita berakhir maka hubungan kita juga otomatis berakhir”, Donny nampak mencerna apa yang dikataka Mia.

“Hubungan kita sebagai kakak adik tidak akan pernah berakhir”, ucap Donny menegaskan. Entah mengapa dia merasa ingin melindungi gadis yang ada di hadapannya ini, Donny juga tidak mengerti.

“Aku nggak mau jadi benalu, aku juga nggak mau bergantung hidup pada siapapun”, kali ini Mia yang sedari tadi menanggapi Donny dengan sedikit bercanda mulai terlihat serius. Tentu dia tidak mau mengulang kisah masa lalu, tergantung pada satu orang, lalu pada akhirnya orang itu meninggalkannya. Mia tidak mau memulai dari awal, membiasakan diri melakukan semuanya sendiri. Sangat berat dia melalui semua itu beberapa tahun lalu.

Donny tidak mau memaksa lagi. Dia akan melakukannya perlahan. Dia tahu wanita di depannya ini memang unik, tidak seperti  kebanyakan wanita yang bisa tergoda dengan materi dan kemewahan.

“Tapi hari ini tetap nggak boleh kerja”, putus Donny tidak mau di bantah. Mia menghela nafas lalu dengan malas beranjak ke ruang ganti dan mengganti bajunya dengan pakaian rumahan dan Donny bersiap ke kantor. Melihat mia sudah lebih baik, dia memutuskan untuk ke kantor. Donny tidak suka berlama-lama meningalkan pekerjaannya.

Mereka lalu sarapan pagi bersama, Mia sudah sangat rindu masakan koki di rumah ini. Tapi dia harus kecewa ketika yang tersaji di depannya hanya semangkok bubur, sama seperti yang dia makan semalam.

“Kenapa?” Donny melihat ekspresi wajah Mia yang berubah saat melihat menu sarapan untuknya. “Kamu nggak suka?” tanyanya lagi. Mia menggeleng manja membuat Donny mengulum senyum. Mia yang seperti ini adalah Mia yang Donny kenal beberapa hari yang lalu sebelum pertengkaran mereka. Donny sangat suka Mia yang manja.

“Saya lihat kemarin kamu habisin buburnya, jadi saya pikir kamu suka”. Mia menatap malas pada mangkuk berisi bubur yang ada di depannya.

“Kalo aku nggak makan, Fiona nggak akan berenti ngomel”, Donny tersenyum lalu melihat Bu Mira. Bu Mira yang mengerti segera masuk ke dapur meminta koki membuat sarapan kesukaan Nyonya mudanya, nasi goreng.

Mia bertepuk tangan seperti anak kecil ketika nasi goreng kesukaanya tersaji di depannya, lalu dengan suka cita menikmatinya. Donny menaikkan sudut bibirnya melihat kelakuan Mia. Sangat menggemaskan menurutnya, dia jadi tidak percaya ada sisi pemberontak dalam diri wanita itu.

Ketika sedang asyik menikmati sarapannya. Ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk.

“Astaga”, pekiknya menepuk keningnya setelah melihat siapa yang mengiriminya pesan tanpa membaca isi pesannya.

“Ada apa?”, tanya Donny menautkan alisnya.

“Aku lupa transfer”, Mia lalu mengetik di layar ponselnya. Donny serius mengamatinya.

“Done”, Mia menyimpan ponselnya lalu kembali menikmati nasi gorengnya.

“Transfer apa, Mi?”, Mia mengedip-ngedipkan matanya. Panggilan Donny terdengar sangat akrab baginya. Hanya orang-orang yang sudah lama mengenalnya yang memanggilnya seperti itu. Donny mengankat keningnya melihat Mia yang tak kunjung menjawabnya.

“Transfer ke bank, nggak penting kok”, elaknya. Donny mengangguk. Dia melap bibirnya dengan tisu lalu beranjak.

“Saya ke kantor dulu, kalau kamu ada perlu kamu bisa minta tolong Bu Mira”, Mia hanya mengagguk, mulutnya penuh nasi.

“Saya titip Mia, Bu”,ucap Donny sebelum masuk ke dalam mobil. “jangan sampai dia melewatkan makan juga minum obat harus tepat waktu”, perintah Donny.

“Baik Tuan”, Bu Mira memnadangi Mobil sedan yang mulai meninggalkan halaman sebelum masuk kembali ke dalam rumah.

Terpopuler

Comments

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

aku mah sebel masa sama istri malah nawari jadi kakak beradik,klo akumah mendingan udahan aja,tar klo bapaknya dony marah bilang aja terus terang ama pernikahan merrka

2024-05-13

1

Nadia

Nadia

aku paling muak sama perempuan yg gampang memaafkan, udah ditampar jg

2024-03-16

5

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

gak seru masa baikan, pake acara kakak adik wadidaw

2021-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 Epis. 1 Permintaan terakhir
2 Epis. 2 Makan malam
3 Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4 Epis 4 Hari pernikahan
5 Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6 Epis. 6 Mie instan lagi
7 Epis. 7 Kekesalan Donny
8 Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9 Epis. 9 Menemani makan siang
10 Epis. 10 Kemarahan Mia
11 Epis. 11 Pertengkaran
12 Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13 Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14 Epis. 14 Penyesalan Donny
15 Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16 Epis. 16 Bertemu Fiona
17 Epis. 17 Menjadik kakak adik
18 Epis. 18 Tidur bersama
19 Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20 Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21 Epis. 21 Terpesona
22 Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23 Epis. 23 Mengunjungi mertua
24 Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25 Epis. 25 Mencium kening
26 Epis. 26 Mia kecelakaan
27 Epis. 27 Bertemu teman lama
28 Epis 28 Tidak ingin di bantah
29 Epis. 29 Jomblo akut
30 Epis. 30 Clara di penjara
31 Epis. 31 Ucapan yang sama
32 Epis. 32 Kembali ke kantor
33 Epis. 33 Tentang Amelia
34 Epis. 34 Jenuh
35 Epis. 35 Aku takut
36 Epis. 36 Keberanian Fiona
37 Epis. 37 Mulai goyah
38 Epis. 38 Tentang Fiona
39 Epis. 39 Sebuah ciuman
40 Epis. 40 Mabuk
41 Epis. 41 Canggung
42 Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43 Epis. 43 Kantor heboh
44 Epis. 44 Mari akhiri
45 Epis. 45 Hilang sejenak
46 Epis. 46 Karena kamu istri saya
47 Epis. 47 Jalan-jalan
48 Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49 Epis. 49 Mia sakit lagi
50 Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51 Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52 Epis. 52 Aku kembali
53 Epis. 53 Berpelukan
54 Epis. 54 Kiriman makan siang
55 Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56 Epis. 56 Hanya kesepian?
57 Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58 Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59 Epis. 59 Di pecat
60 Epis. 60 Alex
61 Epis. 61 Terlambat
62 Epis. 62 Hukuman
63 Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64 Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65 Epis. 65 Meninggalkan rumah
66 Epis. 66 Klarifikasi
67 Epis. 67 Maaf
68 Epis. 68 Ibu
69 Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70 Epis. 70 Fiona dan Al
71 Epis. 71 Melihatnya lagi
72 Epis. 72 Dimas
73 Epis. 73 Kejujuran
74 Epis. 74 Merelakan masa lalu
75 Epis. 75 Jatuh cinta
76 Epis 76 Berhasil melupakannya?
77 Epis. 77 Perpisahan selamanya
78 Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79 Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80 Epis. 80 Hamil
81 Epis. 81 Siksaan Alfandy
82 Epis. 82 Di lamar
83 Epis 83 Sangkar emas
84 Epis. 84 Ibu mertua
85 Epis. 85
86 Epis. 86 Apakah aku jahat?
87 Epis. 87 Nasi campur
88 Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89 Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90 Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91 Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92 Epis. 92 Baby Angel
93 Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94 Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95 Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96 Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97 Epis. 97 Kejutan yang gagal
98 Epis. 98 Pernikahan Alex
99 Pengumuman
100 Karya Baru
101 Karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Epis. 1 Permintaan terakhir
2
Epis. 2 Makan malam
3
Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4
Epis 4 Hari pernikahan
5
Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6
Epis. 6 Mie instan lagi
7
Epis. 7 Kekesalan Donny
8
Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9
Epis. 9 Menemani makan siang
10
Epis. 10 Kemarahan Mia
11
Epis. 11 Pertengkaran
12
Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13
Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14
Epis. 14 Penyesalan Donny
15
Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16
Epis. 16 Bertemu Fiona
17
Epis. 17 Menjadik kakak adik
18
Epis. 18 Tidur bersama
19
Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20
Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21
Epis. 21 Terpesona
22
Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23
Epis. 23 Mengunjungi mertua
24
Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25
Epis. 25 Mencium kening
26
Epis. 26 Mia kecelakaan
27
Epis. 27 Bertemu teman lama
28
Epis 28 Tidak ingin di bantah
29
Epis. 29 Jomblo akut
30
Epis. 30 Clara di penjara
31
Epis. 31 Ucapan yang sama
32
Epis. 32 Kembali ke kantor
33
Epis. 33 Tentang Amelia
34
Epis. 34 Jenuh
35
Epis. 35 Aku takut
36
Epis. 36 Keberanian Fiona
37
Epis. 37 Mulai goyah
38
Epis. 38 Tentang Fiona
39
Epis. 39 Sebuah ciuman
40
Epis. 40 Mabuk
41
Epis. 41 Canggung
42
Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43
Epis. 43 Kantor heboh
44
Epis. 44 Mari akhiri
45
Epis. 45 Hilang sejenak
46
Epis. 46 Karena kamu istri saya
47
Epis. 47 Jalan-jalan
48
Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49
Epis. 49 Mia sakit lagi
50
Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51
Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52
Epis. 52 Aku kembali
53
Epis. 53 Berpelukan
54
Epis. 54 Kiriman makan siang
55
Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56
Epis. 56 Hanya kesepian?
57
Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58
Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59
Epis. 59 Di pecat
60
Epis. 60 Alex
61
Epis. 61 Terlambat
62
Epis. 62 Hukuman
63
Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64
Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65
Epis. 65 Meninggalkan rumah
66
Epis. 66 Klarifikasi
67
Epis. 67 Maaf
68
Epis. 68 Ibu
69
Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70
Epis. 70 Fiona dan Al
71
Epis. 71 Melihatnya lagi
72
Epis. 72 Dimas
73
Epis. 73 Kejujuran
74
Epis. 74 Merelakan masa lalu
75
Epis. 75 Jatuh cinta
76
Epis 76 Berhasil melupakannya?
77
Epis. 77 Perpisahan selamanya
78
Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79
Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80
Epis. 80 Hamil
81
Epis. 81 Siksaan Alfandy
82
Epis. 82 Di lamar
83
Epis 83 Sangkar emas
84
Epis. 84 Ibu mertua
85
Epis. 85
86
Epis. 86 Apakah aku jahat?
87
Epis. 87 Nasi campur
88
Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89
Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90
Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91
Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92
Epis. 92 Baby Angel
93
Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94
Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95
Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96
Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97
Epis. 97 Kejutan yang gagal
98
Epis. 98 Pernikahan Alex
99
Pengumuman
100
Karya Baru
101
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!