Epis. 8 Pembicaraan pertama kali

Kali ini Donny bangun lebih awal dari Mia, dia memandangi istrinya yang masih bergulat dengan mimpinya. Kulitnya putih mulus, hidungnya cukup mancung, bibirnya juga sangat mungil. Donny memandangi tiap-tiap bagian dari wajah istrinya. Cantik. Kecantikan yang alami.

Mia bergeliat kecil, melihat itu Donny memutuskan untuk menjauh agar Mia tidak melihatnya memandanginya saat tidur.

Mia membuka matanya perlahan-lahan, merengangkan ototnya lalu sesekali menguap. Mia melirik jam di atas nakas. Masih pukul delapan pagi, dia kemudian menarik selimut untuk kembali melanjutkan tidurnya, mumpung akhir pekan, Mia ingin menikmati tidur sepuasnya, karena beberapa hari ini dia selalu bangun sangat awal.

Donny sudah menunggu Mia untuk sarapan, dia tahu Mia tadi sudah bangun tapi masih malas-malasan di tempat tidur, Donny lalu meminta Bu Mira memanggilnya untuk sarapan bersama sekaligus ada yang ingin di sampaikan pada istrinya.

“Nyonya, di tunngu Tuan di meja makan untuk sarapan.” Mia yang memang hanya malas-malas di atas tempat tidur langusung bangun, dia memegang perutnya yang sudah bunyi sejak tadi. Semalam dia melewatkan makan malam karena terlalu lelah dan mengantuk.

“Tunggu Bu, saya akan segera turun.” Jawabnya. Di tengah langkahnya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, mia berhenti sejenak. “Bu, panggil Mia saja, jangan panggil Nyonya. Oke.” Mia lalu melanjutkan langkahnya, Bu Mira hanya diam dan terkejut mendengarnya.

Mana berani memanggil nyonya muda di rumah ini hanya dengan nama. Wanita itu hanya menarik nafas sambil menggelengkan kepalanya. Sambil menunggu Mia, wanita itu perapikan tempat tidur. Dia tahu kalau mereka tidak tidur di tempat tidur yang sama walaupun berada di kamar yang sama.

Setelah membersihkan dirinya Mia menuju meja makan yang diikuti Bu Mira di belakangnya. Mia menggunakan kaos sepanjang lutut yang longgar di tubuhnya yang mungil dan mengkuncir rambutnya asal membuat anak-anak rambutnya berjatuhan tak karuan. Selalu sederhana tapi tidak bisa menutupi kecantikannya.

Mia lalu menarik kursi dan duduk di sisi kanan Donny. Namun dia kecewa melihat menu sarapan pagi yang tertata di meja makan. Hanya ada roti dengan irisan daging, sosis,  dan telur, juga aneka selai dan susu putih.

“Apa tidak ada makanan lain?” tanyanya kecewa dengan memanyunkan bibirnya.

“Kamu mau sarapan apa, kamu bisa bilang sama pelayan di dapur.”

 “Memang boleh?”

“Tentu saja.” Semangat Mia langsung kembali, dia meminta di buatkan nasi goreng dengan banyak sosis dan daging. Bu Mira langsung bergegas menuju dapur dan memerintahkan koki yang khusus di pekerjakan Donny di rumahnya membuatkan pesanan yang diminta Nyonya mudanya. Ini adalah pertama kali dia memasak untuk istri Tuannya itu.

Mia lalu menyingkirkan gelas yang berisi susu putih dan meminta di gantikan dengan teh panas

“Kenapa?” tanya Donny, mengernyit.

“Aku gak minum susu.” Jawabnya santai.

“Ini nasi gorengnya Nyonya.” Bu Mira menyodorkan sepiring nasi goreng sesuai dengan pesanannya. Dari aromanya Mia sudah bisa menebak rasanya. Pasti enak. Kali ini Mia menyingkirkan telur mata sapi yang ada di nasi gorengnya.

“Bu, aku alergi sama telur.” Ujarnya. Donny berhenti sejenak menikmati sarapannya, dia melihat ke arah istrinya. Apa lagi yang tidak bisa dia makan, batinnya.

“Kalau kamu lapar, kamu tinggal bilang sama Bu Mira atau pada pelayan lain yang kamu temui. Mereka akan melakukan apapun yang kamu minta.” Ujar Donny lalu menyesap susu putih yang masih hangat. “Jangan makan mie instan terus, itu tidak baik untuk kesehatan kamu.” Lanjutnya.

Mia menelan yang baru saja dia kunyah sampai hancur. Sejenak dia menatap suaminya sambil menautkan kedua alisnya

“Bukannya Mas Donny bilang aku tidak boleh menyentuh apapun tanpa seijin Mas Donny.” Donny terdiam mendengar ucapan Mia. Dia menatap dengan penuh tanda tanya. Selama ini Mia ternyata sudah salah faham pada ucapannya.

“Jadi kamu tidak pernah sarapan dan makan malam di rumah karena saya bilang seperti itu”? Mia mengangguk sambil mengunyah. Donny langsung merasa bersalah. Dia menghela nafas pelan, tidak meyangka kalau wanita yang di nikahinya ini ternyata sangat polos dan sedikit bodoh

“Maksud saya, dokumen atau barang-barang pribadi saya. Bukan makanan dan yang lainya, Mia” Jelasnya dengan suara rendah. Gadis itu membulatkan matanya.

“Jadi aku boleh makan apapun yang ada di rumah ini.” Tanyanya memperjelas.

“Tentu saja.” Mia tersenyum lebar sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Berarti dia tidak perlu lagi menghindar untuk makan malam. Mulai besok dia akan langsung pulang ke rumah Donny, tidak perlu lagi main ke kontrakkan dulu. Sejujurnya dia juga merasa lelah harus bolak balik setiap hari.

“Pinnya adalah hari pernikahan kita”. Donny menyodorkan sebuah kartu pada Mia.

“Apa ini?” Mia mengamati kartu itu dengan kernyitan di dahinya.

“Kartu kredit, apa kamu tidak bisa melihatnya.”

“Aku tahu, maksudku untuk apa.” Mia tekejut saat Donny tiba-tiba saja member kartu kredit padanya.

“Kamu bisa pakai membeli apapun yang kamu ingnkan.” Jelas Donny. Mia mengkerutkan keningnya, diam dan berfikir sejenak.

“TIdak perlu.” Mia menyodorkan kembali kartu itu pada Donny, kali ini dilakukannya dengan lebih sopan.

“Kenapa? selama kamu menjadi istri saya, kamu berhak menggunakan semua fasilitas yang saya gunakan”.

“Tapi aku tidak melakukan kewajibanku sebagai seorang istri, bagai mana mungkin aku bisa mendapatkan hakku?” Mia tersenyum, mengatakannya tanpa beban apapun lalu dengan santainya kembali melanjutkan memasukkan suap demi suap makanan kedalam mulutnya.

“Maaf, mas. Aku hanya tidak mau jadi serakah, asal aku di beri makan saja aku sudah senang. Lagi pula aku kan juga bekerja,” lanjutnya lagi melihat perubahan ekspredi Donny.

“Simpan saja, mungkin suatu hari kamu akan membutuhkannya.” Mia menggeleng. “Terima kasih”. Tolaknya dengan sopan.

Donny tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tapi dia cukup terkejut ketika Mia menolak kartu kredit tanpa batas yang dia berikan. Setahunya perempuan selalu tertarik dengan kartu kredit, mereka bisa membeli apa saja yang mereka inginkan hanya dengan menggesek kartu. Tapi wanita ini sedikit berbeda, dia benar-benar aneh.

Donny menyimpan kartu segi panjang berwarna hitam itu ke dalam saku jasnya. Kemudian melanjutkan sarapannya. Sesekali dia melirik Mia, gadis itu terlihat sangat menikmati makanannya. Pagi itu menjadi pagi yang pertama mereka duduk sarapan berdua sebagai suami istri, setelah sebelumnya Mia selalu buru-buru pergi ke tempatnya bekerja. Dan juga pagi itu adalah yang pertama kalinya mereka berbicara cukup lama, hanya berdua.

Donny menyesal sudah mengatakan kata-kata yang menyinggung gadis di depannya itu. Harusnya dia menjelaskan lebih apa maksud dari perkataannya. Setidaknya hari ini dia bisa melihat ada sisi yang menyenangkan dari istrinya, dia sedikit bodoh atau mungkin memnag bodoh. Sebelah sudut bibir Donny tertarik, entah apa yang membuatnya tersenyum.

Terpopuler

Comments

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

kan tadi mia udang ngomong ga mau jadi orang serakah,eh malah di bilang bodoh

2024-05-13

1

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

Mia tahu diri mas dia kan cuma istri kontrak selama 6 BLN saja. makanya dia hati2

2024-04-14

0

Bunda Salma

Bunda Salma

Cewe Spesial dong ya , jarang gadis seperti mia , makanya jangan disia-siain dong Mas Donny ☝️

2022-06-20

2

lihat semua
Episodes
1 Epis. 1 Permintaan terakhir
2 Epis. 2 Makan malam
3 Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4 Epis 4 Hari pernikahan
5 Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6 Epis. 6 Mie instan lagi
7 Epis. 7 Kekesalan Donny
8 Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9 Epis. 9 Menemani makan siang
10 Epis. 10 Kemarahan Mia
11 Epis. 11 Pertengkaran
12 Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13 Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14 Epis. 14 Penyesalan Donny
15 Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16 Epis. 16 Bertemu Fiona
17 Epis. 17 Menjadik kakak adik
18 Epis. 18 Tidur bersama
19 Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20 Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21 Epis. 21 Terpesona
22 Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23 Epis. 23 Mengunjungi mertua
24 Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25 Epis. 25 Mencium kening
26 Epis. 26 Mia kecelakaan
27 Epis. 27 Bertemu teman lama
28 Epis 28 Tidak ingin di bantah
29 Epis. 29 Jomblo akut
30 Epis. 30 Clara di penjara
31 Epis. 31 Ucapan yang sama
32 Epis. 32 Kembali ke kantor
33 Epis. 33 Tentang Amelia
34 Epis. 34 Jenuh
35 Epis. 35 Aku takut
36 Epis. 36 Keberanian Fiona
37 Epis. 37 Mulai goyah
38 Epis. 38 Tentang Fiona
39 Epis. 39 Sebuah ciuman
40 Epis. 40 Mabuk
41 Epis. 41 Canggung
42 Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43 Epis. 43 Kantor heboh
44 Epis. 44 Mari akhiri
45 Epis. 45 Hilang sejenak
46 Epis. 46 Karena kamu istri saya
47 Epis. 47 Jalan-jalan
48 Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49 Epis. 49 Mia sakit lagi
50 Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51 Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52 Epis. 52 Aku kembali
53 Epis. 53 Berpelukan
54 Epis. 54 Kiriman makan siang
55 Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56 Epis. 56 Hanya kesepian?
57 Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58 Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59 Epis. 59 Di pecat
60 Epis. 60 Alex
61 Epis. 61 Terlambat
62 Epis. 62 Hukuman
63 Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64 Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65 Epis. 65 Meninggalkan rumah
66 Epis. 66 Klarifikasi
67 Epis. 67 Maaf
68 Epis. 68 Ibu
69 Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70 Epis. 70 Fiona dan Al
71 Epis. 71 Melihatnya lagi
72 Epis. 72 Dimas
73 Epis. 73 Kejujuran
74 Epis. 74 Merelakan masa lalu
75 Epis. 75 Jatuh cinta
76 Epis 76 Berhasil melupakannya?
77 Epis. 77 Perpisahan selamanya
78 Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79 Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80 Epis. 80 Hamil
81 Epis. 81 Siksaan Alfandy
82 Epis. 82 Di lamar
83 Epis 83 Sangkar emas
84 Epis. 84 Ibu mertua
85 Epis. 85
86 Epis. 86 Apakah aku jahat?
87 Epis. 87 Nasi campur
88 Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89 Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90 Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91 Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92 Epis. 92 Baby Angel
93 Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94 Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95 Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96 Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97 Epis. 97 Kejutan yang gagal
98 Epis. 98 Pernikahan Alex
99 Pengumuman
100 Karya Baru
101 Karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Epis. 1 Permintaan terakhir
2
Epis. 2 Makan malam
3
Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4
Epis 4 Hari pernikahan
5
Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6
Epis. 6 Mie instan lagi
7
Epis. 7 Kekesalan Donny
8
Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9
Epis. 9 Menemani makan siang
10
Epis. 10 Kemarahan Mia
11
Epis. 11 Pertengkaran
12
Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13
Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14
Epis. 14 Penyesalan Donny
15
Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16
Epis. 16 Bertemu Fiona
17
Epis. 17 Menjadik kakak adik
18
Epis. 18 Tidur bersama
19
Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20
Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21
Epis. 21 Terpesona
22
Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23
Epis. 23 Mengunjungi mertua
24
Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25
Epis. 25 Mencium kening
26
Epis. 26 Mia kecelakaan
27
Epis. 27 Bertemu teman lama
28
Epis 28 Tidak ingin di bantah
29
Epis. 29 Jomblo akut
30
Epis. 30 Clara di penjara
31
Epis. 31 Ucapan yang sama
32
Epis. 32 Kembali ke kantor
33
Epis. 33 Tentang Amelia
34
Epis. 34 Jenuh
35
Epis. 35 Aku takut
36
Epis. 36 Keberanian Fiona
37
Epis. 37 Mulai goyah
38
Epis. 38 Tentang Fiona
39
Epis. 39 Sebuah ciuman
40
Epis. 40 Mabuk
41
Epis. 41 Canggung
42
Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43
Epis. 43 Kantor heboh
44
Epis. 44 Mari akhiri
45
Epis. 45 Hilang sejenak
46
Epis. 46 Karena kamu istri saya
47
Epis. 47 Jalan-jalan
48
Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49
Epis. 49 Mia sakit lagi
50
Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51
Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52
Epis. 52 Aku kembali
53
Epis. 53 Berpelukan
54
Epis. 54 Kiriman makan siang
55
Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56
Epis. 56 Hanya kesepian?
57
Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58
Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59
Epis. 59 Di pecat
60
Epis. 60 Alex
61
Epis. 61 Terlambat
62
Epis. 62 Hukuman
63
Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64
Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65
Epis. 65 Meninggalkan rumah
66
Epis. 66 Klarifikasi
67
Epis. 67 Maaf
68
Epis. 68 Ibu
69
Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70
Epis. 70 Fiona dan Al
71
Epis. 71 Melihatnya lagi
72
Epis. 72 Dimas
73
Epis. 73 Kejujuran
74
Epis. 74 Merelakan masa lalu
75
Epis. 75 Jatuh cinta
76
Epis 76 Berhasil melupakannya?
77
Epis. 77 Perpisahan selamanya
78
Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79
Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80
Epis. 80 Hamil
81
Epis. 81 Siksaan Alfandy
82
Epis. 82 Di lamar
83
Epis 83 Sangkar emas
84
Epis. 84 Ibu mertua
85
Epis. 85
86
Epis. 86 Apakah aku jahat?
87
Epis. 87 Nasi campur
88
Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89
Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90
Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91
Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92
Epis. 92 Baby Angel
93
Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94
Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95
Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96
Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97
Epis. 97 Kejutan yang gagal
98
Epis. 98 Pernikahan Alex
99
Pengumuman
100
Karya Baru
101
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!