"Naina harus apa Yul?" tanya Naina lemah. Yulian memilih diam. Ia tak ingin mendengar lanjutan kata Naina berharap ini hanya prasangka buruknya saja.
Gadis itupun memeluk erat tubuh Naina berharap dengan pelukannya tangis sahabatnya itu segera reda, tapi bukannya reda. Tangis Naina malah semakin menjadi.
"Pak Demirza menodai Naina Yul"
Yulia terlihat begitu syok, ternyata dugaannya benar. Padahal ia berharap itu hanya prasangka buruknya saja, tetapi pengakuan Naina barusan membuatnya sangat terpukul. Bagaimana mungkin sahabatnya yang jauh dari pandangan laki-laki kini telah dinodai?
"Ap... Apa?" kejut Yulia langsung melepas pelukan mereka.
Naina menatap Yulia dengan nanar. "Pas malam itu Naina mau nyusul Yulia dan Alya ke bioskop, tapi gak sengaja Naina nemu Pak Demirza sedang terkapar dalam keadaan mabuk. Naina telpon sekretaris dia buat bantu nolong, tapi dia punya urusan dan saranin Naina buat antar Pak Demirza ke rumahnya." Naina menjelaskan semuanya peristiwa di malam itu kepada Yulia.
"Brengsek!" geram Yulia.
"Lo kok diam aja sih? Kenapa hal sebesar ini lo sembunyikan dari gue?" tanya Yulia tak terima. Saat ini ia benar-benar marah. Marah kepada Naina yang tak jujur kepadanya dan marah kepada Demirza yang melukai Naina, terutama ia marah pada dirinya sendiri yang tak menyadari musibah yang menimpa sahabatnya.
"Naina harus apa Yul, Naina malu dan hidup Naina udah hanc...,"
Plakkk
Tanpa sadar Yulia menampar kasar pipi Naina sehingga wajah gadis itu berpaling ke samping, meninggalkan bekas tangan Yulia.
"Lo kenapa bego banget, hah?"
"Lo? Gue gak tahu betapa gue marah sama lo. Lo biarin cowok brengsek itu hancurkan lo dan lo diam gini aja?" kesal Yulia tak habis pikir.
"Naina harus gimana?" tanya Naina sedih bercampur kesal.
"Naina sendiri Yul, kalau orang tahu pasti Naina bakal jadi bahan cemoohan seumur hidup Naina dan Naina enggak banding dengan Demirza yang punya segalanya. Naina pasti akan kalah melawannya yang membuat Naina bakal benar-benar terjerumus."
"Lo punya gue Na, kenapa lo berpikir segitunya?" tanya Yulia tersinggung bercampur sedih.
"Enggak selamanya Yulia selalu bersama Naina, Yulia juga harus mikirin kehidupan Yulia. Jadi Berhenti biarin Naina jadi beban Yulia!"
"Gue enggak pernah anggap lo beban bagi gue, lo itu sahabat gue Na, sahabat gue!' tekan Yulia.
"Jauhi Naina Yul! Naina perempuan menjijikkan, Naina hina."
"Enggak Na, enggak," jawab Yulia cepat merangkul tubuh Naina. Gadis itu menangis kencang meronta ingin Yulia menjauhinya, tapi Yulia yang keras akan mempertahankan Naina dan berjanji pada dirinya sendiri akan membalas orang-orang yang menyakiti sahabatnya. Terutama Demirza.
💧
Yulia pagi-pagi sekali telah datang ke kantor, tapi penampilan nya pagi ini sangat jauh berbeda. Ia hanya mengenakan pakaian bebas yang tak biasa ia kenakan sebelumnya yang rapi persis seperti staf kantor pada umumnya.
Langkah kaki Yulia sangat lebar. Gadis itu berjalan tergesa-gesa menuju ruangan Demirza dengan ekspresi wajah yang ditampilkannya tak terbaca.
Para karyawan yang melihat Yulia seperti itu memandangnya dengan tatapan aneh bercampur penasaran. Namun, gadis itu tidak mempedulikannya dan memantapkan tujuannya kemari.
Tanpa permisi, Yulia membuka pintu ruangan Demirza dengan kasar. Namun, orang yang menjadi incarannya tak ada disini melainkan hanya sekretaris Park.
"Mana bos lo?" tanya Yulia ketus tanpa menunjukkan rasa hormat sedikit pun. Padahal selain jabatan Park yang tinggi darinya, usia Park juga jauh diatasnya, tetapi kemarahan yang menguasai gadis itu menghilangkan sopan santunnya.
Park yang menyadari maksud kedatangan Yulia hanya diam ketika gadis itu berbicara sangat kasar padanya.
"Dia tidak ada di sini"
"Gue tahu dia gak di sini, lo enggak usah sok lindungi dia. Cepat katakan di mana bos lo sekarang?" Yulia sekarang sangat marah. Mengetahui bahwa secara tak langsung Park juga penyebab sahabatnya terluka membuat Yulia sangat membencinya.
"Sebaiknya Nona kelu—"
"Diam lo Bangs*t!" geram Yulia menarik kasar kerah baju Park. "Lo dan bos lo udan hancurkan hidup sahabat gue, kalian bajing*n!"
Park hanya diam tanpa berniat membalas Yulia. Ia tahu gadis itu sangat marah padanya.
"Maafkan saya!" lirihnya.
"Maaf?" ulang Yulia. Secara perlahan tangannya turun melepaskan cengkeramannya dari kerah baju pria paruh baya itu.
"Jahat, kalian jahat!"
Yulia tak tahu harus berbuat apa kepada pria di hadapannya ini. Ia sangat marah bercampur luka atas musibah yang menimpa sahabatnya. Entah mengapa mengetahui kondisi Naina sekarang membuatnya dibaluti kemarahan yang memuncak. Dan dia butuh pelampiasan sekarang.
"Kenapa harus Naina yang kalian lukai? Dia gadis yang hidup tanpa keluarga, dan hidupnya sangat menyedihkan. Kenapa harus Naina? Kenapa dia?" Yulia saat ini tiba-tiba saja menangis. Park yang melihat itu hanya diam tak bisa berbuat apa-apa.
"Gue bakal hancurkan hidup kalian yang menyakiti Naina, terutama bos lo. Gue bakal balas dia kalau perlu gue bakal bunuh dia." Yulia berkata nekad tanpa memikirkan dirinya. Ia sekarang sangat marah dan ia tidak bisa berpikir jernih.
Kedua bola mata Park membulat sempurna, ia sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Yulia barusan.
"Apa kau gila?" tanyanya geram.
"Iya gue gila, gue bisa lebih gila lagi. Lo tahu itu? Jadi peringati bos lo untuk segera mempersiapkan nyawanya berakhir di tangan gue."
Park menyentak kasar tangan kanan Yulia dan memutarnya sehingga membuat tubuh Yulia. membelakangi nya
Yulia berusaha keras melepas cengkraman Park, tapi tenaganya yang tak sebanding dengan seorang pria membuatnya tak berdaya.
"Brengsek!" umpat Yulia ketika Park membisikkan sesuatu ke telinganya.
_________________________________________
Ketika luka menghampiri mu yang membuatmu sangat menderita, maka disitulah kau sadar bahwa dunia ini sangat kejam.
Bersambung
Karakter Yulia di cerita ini termasuk gak kalian salah satu?
Apa kalian punya sahabat sebaik Yulia?
Kalau aku sih enggak, sebenarnya pengen punya teman kek Yulia 🤭😁
Yuk temanan sama aku jangan lupa cek profil dengan senang hati ku ladeni🤭❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Eliana Harahap
ayoh bangkit naina
kamu kuat😘😘
2021-10-30
0