Kembali Naina berdiri dihadapan gedung tinggi ini, kali ini ia tak se–semangat kemarin. Kakinya sangat berat melangkah untuk masuk ke dalam, seluruh tubuhnya terasa kaku.
Ketakutan menghantui Naina, membayangkan hal buruk apa yang akan terjadi padanya saat ia melangkah masuk, tetapi kata-kata semangat dari Yulia terus terngiang memenuhi isi kepalanya.
Demi untuk tidak mengecewakan sahabatnya. Naina pun harus melawan rasa takutnya memberanikan diri melangkah masuk ke dalam setelah mengumpulkan penuh keyakinan dalam dirinya.
Sesampainya di dalam, Naina langsung di hampiri oleh Nanda, "Hei pekerja baru! Apa yang kau lakukan?" tanyanya ketus.
"Kau membuatku ikut tertarik dalam masalah–mu," tambahnya. Naina memilih diam saat Nanda menegurnya.
"Pergi keruang CEO, Pak Demirza memanggil kamu," kata Nanda memberitahu.
Mendengar penjelasan Nanda, Naina terkesima. Kini ia merasa benar-benar terpuruk dalam ngarai. Dengan berat hati, Naina pun pergi mematuhi perintah Nanda untuk menghadap seseorang yang telah menunggunya. Entah apa yang akan dilakukan pria itu nanti kepadanya, Naina pun tidak tahu. Satu hal Yang Naina harapkan semoga ia tidak berakhir di jeruji besi.
Sesampainya di tempat. Naina mengetuk pintu dengan tangan bergetar hebat, tubuhnya dibanjiri keringat. Sahutan dingin dari dalam membuat bulu kuduknya me–remang.
Naina masuk dengan langkah pelan. Ruangan yang didominasi abu-abu hitam ini entah mengapa terasa begitu mencekam.
Demirza duduk di kursi kebesarannya dengan membelakangi pintu. Menyadari kehadiran Naina, iapun memutar kursinya menghadap ke depan serta terlihatlah wajah ketakutan gadis yang berdiri menunduk di depan pintu.
Naina menatap lantai dengan takut, seluruh tubuhnya bergetar, takut mendapat amukan dari pria di depan sana. Kedua tangannya meremas kuat celananya. Mendengar suara langkah kaki mendekat, Naina pun tak berani mengangkat kepalanya.
"Gadis penipu! Perlukah kamu saya puji?"
Mendengar kata-kata menyeramkan Demirza, Naina meremang seketika. Firasatnya tiba-tiba tak enak.
"Sebenarnya keberanian kamu membuat saya salut, setelah masalah yang kau buat. Kini kau berani menampakkan wajahmu."
Naina tersentak, ia memberanikan diri mengangkat kepalanya menatap wajah Demirza yang terlihat tenang. Namun, sayangnya wajah yang ditampilkan Demirza menyimpan arti yang sulit untuk ditebak.
"Maafkan saya Pak, tolong maafkan saya," mohon Naina.
"Maaf" ulang Demirza. Ia seketika tertawa keras. Naina yang melihat tawa menyeramkan Demirza benar-benar ketakutan, apalagi tatapan elang yang diperlihatkannya benar-benar membuat Naina merasa terancam.
"Apa dengan maaf kamu bisa mengembalikan bajuku yang telah kamu nodai? Apa dengan maaf kamu bisa mengembalikan wajahku di depan karyawanku yang mengatai saya akibat ulahmu kemarin?" tanya Demirza menggebu menyudutkan Naina.
"Saya benar-benar menyesal Pak, tolong maafkan saya!" mohon Naina lirih. Kini air bening itu telah memenuhi bola mata gadis itu siap untuk menerjunkan air mata.
"Kamu saya pecat, cepat tinggalkan perusahaan saya!" titahnya bernada tinggi.
Naina tersentak, ia tak mampu lagi menahan air matanya untuk tidak keluar, "Tolong jangan pecat saya Pak, izinkan saya tetap kerja di sini, saya janji saya tidak akan melakukan kesalahan lagi," mohon Naina disela tangisnya.
"Pergi sekarang sebelum saya berbuat kasar kepada kamu," sentak Demirza. Naina yang tak punya harapan lagi, ia menelan pahit rasa kecewanya meninggalkan ruangan itu dengan sedih.
Naina sempat terkejut ketika meninggalkan ruangan CEO, ia melihat pria paruh baya tiba-tiba berada di depan pintu, "Naina Anugrah," gumam pria itu membaca name tag Naina. Tak ada sahutan dari gadis itu, kesedihan yang dialaminya seakan membuat telinganya tuli sehingga tak mendengar kata-kata orang sekitar yang mengatainya.
Park yang melihat kondisi Naina merasa iba, nampak jelas di mata gadis itu tersimpan luka yang amat dalam.
Gadis malang itu pergi tanpa mengeluarkan sepatah kata, hatinya hancur. Sungguh hancur. Dari kejauhan Yulia yang tak sengaja melihatnya merasa iba turut bersedih atas luka yang dialami sahabatnya itu. Yulia ingin sekali menghampiri sahabatnya itu, tapi kerjaannya yang menumpuk membuatnya tak berdaya apalagi jika ia melakukan kesalahan pasti ia akan bernasib sama dengan Naina.
Yulia dilema, melihat Naina terluka ia tak bisa berbuat apa-apa. Katakanlah Yulia egois, tapi ia tak mungkin mempertaruhkan pekerjaannya.
Budayakan menghargai author guys
suka cerita ini?
beri dukungan kalian
Instagram @fitrihaida
salam dari sumut horas😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Eliana Harahap
kasihan Naina
2021-10-30
0
Mimi four
sedih...😭😭😭
2021-10-25
1
Emma The@
Refleks aku bernyanyi lagu ku menangis dari Rossa,tatkala Naina dipecat.Semangat Naina...
2021-10-05
2