Tak Berperasaan

Jari-jari tangan Naina bergerak secara perlahan bersamaan dengan kedua matanya yang terbuka.

Naina terkesima mendapati dirinya berada di ruangan yang aneh. Ruangan yang didominasi nuansa putih beserta bau obat yang menyengat. khas rumah sakit.

Naina hendak bangkit tapi terhalang oleh selang infus yang melekat di tangan kirinya.

Dibawah kesadarannya yang belum terkumpul sepenuhnya, samar-samar ia mendengar suara ribut dari luar.

"Mempertanggungjawabkan bagaimana maksud mu?"

"Apa kau ingin aku menikahi wanita itu?"

Deg

Jantung Naina berdebar sangat kencang menyadari itu adalah suara Demirza. Tiba-tiba saja rasa takut langsung menghampirinya. Bayangan Demirza memperlakukannya dengan kasar, kini terlintas sangat jelas di benak gadis itu yang membuat kepala Naina terasa seakan mau pecah.

Dalam keadaan lemah. Naina mencoba menajamkan pendengarannya untuk mengetahui siapa teman pria itu ribut.

"Kau benar-benar pria brengsek!"

Naina terdiam. Itu suara sekretaris Park.

Kenapa mereka berdua ribut? Apakah sekretaris Park mengetahui perihal yang menimpanya?

Naina mulai bertanya-tanya pada dirinya

"Kenapa kau sangat memihak wanita itu?"

"Apakah begini sikap mu kepada gadis yang telah kau rusak?" Suara sekretaris Park menyahut marah.

"Aku akan memberikannya uang untuk menebus apa yang telah ia alami, menikahi nya? Itu tidak akan mungkin."

"Apa kau pikir dengan uang dapat mengatasi apa yang terjadi?"

"Persetan dengan dirinya, sampai kapanpun aku tidak akan menikahi wanita seperti nya," Nada suara Demirza terdengar tinggi. Naina yang mendengarnya dari dalam bergetar ketakutan.

"Siapa dirimu yang ingin mengatur ku, ha?"

"Camkan ini! Aku tidak akan menikahi wanita itu sampai kapanpun dan jika dia hamil maka dia tidak boleh melahirkannya, jika ia bersikeras maka dia tidak boleh membawa nama ku."

"Transfer uang sebanyaknya ke rekeningnya dan suruh dia menutup mulutnya!"

Usai kalimat terakhir itu terdengar beriringan dengan suara langkah kaki yang menjauh yang di yakini Naina Demirza pergi dalam keadaan marah.

Naina tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya diam seraya menangis tanpa mengeluarkan suara.

Demirza benar-benar jahat. Pria brengsek itu tidak mempunyai nurani.

Bukannya menyesal atas apa yang diperbuatnya, ia malah marah-marah seakan ialah korban disini.

Tidak ada terlintas sedikitpun penyesalan dalam dirinya. Bukannya datang untuk meminta maaf, ia malah berkata buruk seakan ini terjadi atas keinginan Naina.

Naina benar-benar sakit hati. Ia tidak menyangka Demirza adalah pria kejam yang tidak mempunyai nurani.

"Selamat Demirza Asgara, kau telah berhasil menghancurkan hidupku," gumam Naina tertawa masam.

Sekretaris Park yang baru saja masuk dibuat terkejut melihat Naina ternyata sudah sadar.

"Nona Naina?" sapa nya ingin mendekat.

"Berhenti disitu!" cegah Naina bernada tinggi.

"Jangan berkata apapun!" teriak Naina menangis ketika melihat sekretaris Park ingin membuka mulutnya.

Melihat Naina yang begitu membuat sekretaris Park merasa ikut terpukul," Maaf" gumamnya pada akhirnya.

Naina hanya menangis. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam keadaan seperti ini, mungkin menangis-lah jalan satu-satunya.

"Katakan kepada atasan mu itu, jangan mengirimiku uang barang sepersen pun."

"Pergi!!!" usir Naina marah. Ia tidak tahu kenapa ia marah kepada pria paruh baya itu, tapi jika saja ia datang dan tidak membiarkan Naina sendirian membawa Demirza pulang, mungkin ini tidak akan ia alami. Itulah yang ada di benak Naina saat ini.

Melihat sekretaris Park yang tidak mau beranjak dari tempatnya membuat Naina seketika sangat marah. Ia melempari sekretaris Park dengan benda di sekelilingnya. Baik itu bantal rumah sakit ataupun benda-benda yang berada di atas lemari khusus pasien.

"Pergi!" teriak Naina marah. Rasanya ia kini lelah menangis dan ia mulai kehilangan suaranya.

Naina benar-benar lelah. Ia ingin sendiri.

Dengan berat hati sekretaris Park keluar meninggalkan Naina. Tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang selain menuruti keinginan gadis itu. Ia berharap Naina segera baikan dan ia akan kembali bicara baik-baik kepada gadis itu.

Sepeninggal sekretaris Park, Naina hanya bisa menangis merutuki kebodohannya. Ia benar-benar menyesal ada di malam itu bersama Demirza. Seandainya ia tidak melihat Demirza, atau seandainya saja ia bisa tega sedikit. Pasti ia akan membiarkan Demirza dijalan begitu saja, tapi kebaikan hatinya yang tidak tahu diri telah menjerumuskan nya.

💧

"Na!!" pekik Yulia kaget. Ia sangat syok melihat gadis itu datang dalam keadaan lemah. Wajahnya pucat pasih. Hampir saja ia terhuyung beruntung ia bisa mengimbangi dirinya.

"Lo kenapa Na? Lo darimana aja?" Dengan cepat Yulia langsung menghampiri Naina. Ia menggenggam erat jemari sahabatnya itu merasa khawatir melihat keadaan temannya.

Naina tidak menjawab, ia hanya diam memaksakan diri untuk tersenyum.

"Yulia kok disini? Gak kerja?" tanyanya berbasa-basi berusaha terlihat baik-baik saja tak ingin sahabatnya ini mengetahui apa yang menimpanya.

"Lo tahu enggak gue cemas banget, kok bisa lo menghilang mana gak bisa dihubungkan lagi." Naina tersenyum perih. Melihat sahabatnya mengkhawatirkannya memberikan sedikit semangat baginya.

Yulia terkejut melihat tiba-tiba saja mata Naina berkaca-kaca.

"Yulia" tangis Naina. Dengan cepat Yulia langsung mendekati nya, memeluk erat tubuh sahabatnya itu.

Terpopuler

Comments

Tulip

Tulip

berenti bekerja di perusahan demi, laporkan k polisi aja si demi itu

2022-02-24

1

Eliana Harahap

Eliana Harahap

Demirza bnr ga brprasaan

2021-10-30

0

Ida Ismail

Ida Ismail

Damia laknat sialan

2021-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Penghinaan
2 Kegaduhan di Cafe
3 Pertemuan yang Tak diharapkan
4 Kondisi Naina
5 Ketakutan
6 Sedih
7 Kabar Gembira
8 Niat Buruk Bos
9 Sikap Aneh Bos
10 Ketidakberdayaan
11 Kepedulian Sahabat
12 Ketika Cemburu Berkuasa
13 Kampret Lu Bos
14 Patah Hati
15 Niat Baik yang Berujung Petaka
16 Bencana Satu Malam
17 Kemurkaan Park
18 Tak Berperasaan
19 Keterlaluan
20 Apakah Pasrah?
21 Fitnah Demirza
22 Menyesal
23 Ungkapan
24 Kukuh Kah?
25 Kembali Terluka
26 Usaha Bos Menaklukkan Naina
27 Kebencian yang Membutakan
28 Kecewa
29 Salah Paham
30 Terpesona
31 Sandiwara yang Menghadirkan Luka
32 Malam yang Memalukan
33 Rindu
34 Lelah
35 Ragu
36 Berharap
37 Trauma
38 Bala Cinta
39 Sandiwara Anjlok
40 Jinak karena Cinta
41 Bukti Ketulusan
42 Luka yang Menghadirkan Cinta
43 Memperkenalkan Gadisku
44 Tetaplah Penghianat
45 Penyesalan Yulia
46 Kehancuran Demirza
47 Sapaan Spesial untuk Readers
48 Jangan Mati Demirza
49 Darah, mana Darah?
50 Jangan Ambil Demirza Tuhan
51 Tidak akan Meninggalkanmu
52 Maaf
53 Takkan Membencimu Lagi
54 Masih tak Menyangka
55 Bukan Pecundang
56 Kok Sakit?
57 Ujian Mental Sang Pria Teraniaya
58 Pusat Kedengkian
59 Takkan Bisa Menggapainya
60 Kekasihku Cemburu
61 Tanya Yo!
62 Hari yang Mengesalkan
63 Penyesalan yang Tak Berarti
64 Lamaran Tengah Malam
65 Kemanjaan Demirza
66 Menjelang Hari Bahagia
67 Kebahagiaan yang Ditelan Musibah
68 Apa ini Tuhan?
69 Rahasia Dibalik Insiden
70 Tamat
71 Karya baru
72 Hello
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Penghinaan
2
Kegaduhan di Cafe
3
Pertemuan yang Tak diharapkan
4
Kondisi Naina
5
Ketakutan
6
Sedih
7
Kabar Gembira
8
Niat Buruk Bos
9
Sikap Aneh Bos
10
Ketidakberdayaan
11
Kepedulian Sahabat
12
Ketika Cemburu Berkuasa
13
Kampret Lu Bos
14
Patah Hati
15
Niat Baik yang Berujung Petaka
16
Bencana Satu Malam
17
Kemurkaan Park
18
Tak Berperasaan
19
Keterlaluan
20
Apakah Pasrah?
21
Fitnah Demirza
22
Menyesal
23
Ungkapan
24
Kukuh Kah?
25
Kembali Terluka
26
Usaha Bos Menaklukkan Naina
27
Kebencian yang Membutakan
28
Kecewa
29
Salah Paham
30
Terpesona
31
Sandiwara yang Menghadirkan Luka
32
Malam yang Memalukan
33
Rindu
34
Lelah
35
Ragu
36
Berharap
37
Trauma
38
Bala Cinta
39
Sandiwara Anjlok
40
Jinak karena Cinta
41
Bukti Ketulusan
42
Luka yang Menghadirkan Cinta
43
Memperkenalkan Gadisku
44
Tetaplah Penghianat
45
Penyesalan Yulia
46
Kehancuran Demirza
47
Sapaan Spesial untuk Readers
48
Jangan Mati Demirza
49
Darah, mana Darah?
50
Jangan Ambil Demirza Tuhan
51
Tidak akan Meninggalkanmu
52
Maaf
53
Takkan Membencimu Lagi
54
Masih tak Menyangka
55
Bukan Pecundang
56
Kok Sakit?
57
Ujian Mental Sang Pria Teraniaya
58
Pusat Kedengkian
59
Takkan Bisa Menggapainya
60
Kekasihku Cemburu
61
Tanya Yo!
62
Hari yang Mengesalkan
63
Penyesalan yang Tak Berarti
64
Lamaran Tengah Malam
65
Kemanjaan Demirza
66
Menjelang Hari Bahagia
67
Kebahagiaan yang Ditelan Musibah
68
Apa ini Tuhan?
69
Rahasia Dibalik Insiden
70
Tamat
71
Karya baru
72
Hello

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!