Hari ini Naina bangun pagi-pagi sekali jauh dari biasa ia bangun. Gadis manis itu begitu semangat mengingat hari ini ia akan mulai bekerja di suatu perusahaan yang cukup besar di kota Jakarta ini.
Hati Naina sangat senang, senyum di bibirnya tak pernah pudar kala ia membayangkan akhirnya ia tidak lagi pengangguran walaupun gadis itu bekerja sebagai girls office setidaknya ia bisa menghasilkan uang sendiri tanpa bantuan orang lain dan tentu saja Naina tidak lagi bergantung pada Yulia.
Naina cukup bersyukur walaupun tidak sebagai staf setidaknya masih ada perusahaan yang mau menerimanya walaupun hanya sebagai cleaning servis yang penting ia bisa menghasilkan uang sendiri. Ini adalah hari yang di tunggu-tunggu Naina selama ini mengingat selama ini tidak ada perusahaan yang menerima nya bekerja secara cuma-cuma tanpa keahlian khusus.
"Good," gumam Naina menatap wajahnya dari pantulan cermin, gadis itu hanya berpenampilan natural tanpa polesan make up tebal. Cukup dengan bedak tabur dan lipstik penghalang bibir pusatnya.
Naina segera mengambil tas sandangnya, berjalan cepat meninggalkan rumah menghambat angkot kota di depan gang rumah.
Usai di tempat yang di tuju, Naina langsung turun dari angkot setelah membayar ongkos. Naina terkagum melihat gedung yang menjulang tinggi itu sekitar 20–an lantai.
Naina melangkah masuk kedalam. Interior perusahaannya terkesan mewah dan elegan, suasana kantor masih sepi karena ini masih jam 6 pagi dan hanya CS yang bergegas untuk bekerja. Karena dari yang Naina dengar sebelum para staf berdatangan untuk bekerja kantor harus bersih, mulus, dan tentu saja Naina menyadari hal itu melihat begitu banyak CS yang di pekerjakan.
Naina pun langsung ke ruang ganti untuk mengganti bajunya dengan seragam CS dan mulai bekerja dengan giat bersama karyawan lainnya.
Cukup lama mereka bekerja hampir tengah hari sampai kerjaan Naina terhenti ketika mendengar teguran seseorang.
"Hei pekerja baru, kemari!" ujar salah satu CS wanita yang kelihatannya tidak jauh di atas Naina usianya.
"Sa—saya?" gugup Naina.
"Iya kamu. Kemari!"
Naina langsung meletakkan sapunya dan segera menghampiri wanita itu, "Ada apa Mbak?" tanyanya sopan.
"Ikut saya! Kamu di panggil ketua CS." Gadis itu berjalan lebih dulu diikuti oleh Naina dari belakang.
Setelah mengetuk pintu mereka berdua langsung masuk duduk di hadapan pria paruh baya yang kelihatan sebelumnya sedang asyik berkutat dengan komputernya.
"Naina berhubung kamu pekerja baru disini, Mbak Nanda yang bakal membimbing kamu aturan bekerja disini," jelasnya ramah seraya menunjuk wanita di samping Naina yang di tanggapi wanita itu dengan anggukan kecil.
"Nanda, tolong kamu bawa Naina keliling perusahaan dan tunjukkan ruangan yang tidak bisa di masuki karyawan baru," titahnya menjelaskan.
"Baik Pak" Nanda menjawab patuh.
"Kami pamit Pak" ucap mereka serempak segera meninggalkan ruangan itu.
Dibalik pintu, Naina sempat izin kepada Nanda untuk mengambil Hoodie nya karena ia merasa sedikit kedinginan di ruang ber— AC. Setelah selesai dengan keperluannya, Naina segera menghampiri Nanda dan mereka pun langsung berkeliling perusahaan.
... 💧...
Demirza sedang berkutat dengan pekerjaannya, matanya terfokus menatap layar monitor di hadapannya, banyak file menumpuk yang harus di selesaikan nya hari ini juga.
Sedang asyik nya berkutat dengan pekerjaannya, Demirza menggeram marah ketika lagi-lagi datang sosok wanita yang tak diinginkannya menerobos masuk kedalam ruangannya menghancurkan semangat kerjanya.
"Za temani Kak makan dong, lapar nih," rengek Mikayla.
"Gila lo, ajak suami lo sana! Jangan gangguin gue." Demirza berdecak kesal.
Mikayla tampak cemberut, "Yaela, kalo ipar lo ada gue mah ogah ajak lo," kesal Mikayla.
"Yaudah jangan pernah ajak gue, sana lo! Gangguin aja."
"Durhaka ya lo, dasar batu," ketusnya.
"Pantas aja ga ada cewek yang mau dekatan sama lo," tambahnya. Ia langsung pergi meninggalkan ruangan Demirza dalam keadaan kesal, tak lupa Mikayla memukul geram pintu ruangan Demirza sembari menggumam tak jelas.
Mikayla berjalan dengan langkah lebar menyusuri koridor kantor dalam keadaan kesal, tak sengaja ia berpapasan dengan Naina dan Nanda. Mikayla menghentikan langkahnya tepat di hadapan kedua gadis itu.
"Kamu pekerja baru ya?" tanyanya tepat kepada Naina.
Naina mengangguk kecil, "I... Iya," gugupnya. Naina sangat gugup berhadapan langsung dengan wanita yang sangat cantik seperti mikayla, melihat bagaimana ia berpakaian dengan makeup yang tertata rapi di wajahnya. Seperti selebritis. Simpul Naina.
Tak lama Mikayla berhadapan dengan Naina, ia langsung pergi. "Itu Mbak Mikayla, anak pemilik perusahaan ini," kata Nanda mengasih tahu. Naina hanya mengangguk paham.
Kedua gadis itu sama-sama menoleh membalikkan badan ketika seorang pria memanggil Nanda.
"Apaan?" tanya Nanda.
"Sini bentar!"
Nanda tampak berfikir, "Tunggu sini, gue samperin dulu tu bocah," pamitnya pada Naina yang di jawab gadis itu dengan anggukan kepala.
Saat Naina hendak membalikkan badan, ia tersentak ketika melihat seorang pria yang sepertinya familiar baru keluar dari sebuah ruang yang Naina sendiri tak tahu ruangan apa itu. Dan sialnya lelaki itu berjalan kearahnya.
"Mampus, dia pria yang di cafe itu," gumam Naina takut.
"Kok dia bisa disini sih?" Naina langsung memiringkan badannya menyembunyikan wajahnya dengan Hoodie nya, berharap pria itu tidak mengenalinya. Namun, sialnya. Naina harus mengubur dalam harapannya ketika Hoodie nya di tarik keatas dari belakang.
Naina sempat memekik sebelum pria itu menampakkan wajahnya. "Kamu?" kejut Demirza melihat Naina.
Naina mematung, ia tak tahu harus bagaimana ketika berhadapan langsung dengan Demirza. Kali ini mungkin ia tidak akan bisa melarikan diri melihat bagaimana Demirza menatapnya dengan sangat tajam. Seperti tatapan elang yang siap mencabik mangsanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
PraSetyo Azzahra Salile Wiwi
nyimak kk
2022-05-02
1
Tulip
nah ketangkap kau naina
2022-02-24
1
Eliana Harahap
ayoh loh Naina
2021-10-30
0