Sikap Aneh Bos

Benar dugaan Naina, ia tidak akan bisa tenang bekerja disini melihat bagaimana cara pandang orang kepadanya terlihat begitu menakutkan.

Naina kerja dalam diam. Ia berusaha keras mentulikan pendengarannya, mengabaikan bisikan buruk orang tentangnya. Namun, sialnya sekeras itu Naina menahan, kupingnya malah semakin panas. Tak tahan Naina pun meletakkan kasar kain pel dan langsung mengambil mesin pengering lantai mencoba terlihat sesibuk mungkin agar emosinya tidak terpancing.

Akan tetapi semua usahanya sia-sia ketika dengan seenaknya seorang wanita menendang ember sehingga air bekas pel itu bertebaran di lantai. Tanpa merasa bersalah sedikitpun gadis itu berkata," Oops, sengaja," katanya dengan begitu angkuh.

Naina menahan napas, ia melalui wanita itu untuk mengambil kain pel. Wanita itu tampak senang membuat Naina kerepotan, tapi diluar dugaannya Naina mengarahkan kain pel ke kakinya alih-alih mengepel lantai.

"Hei Apa yang kau lakukan?" senggak–nya.

"Tidak bisakah kau lihat aku sedang kerja?" kata Naina bertanya balik tanpa menghentikan aksinya.

Wanita itu menggeram. "Dasar gadis murahan!"

Sekarang Naina benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya. Iapun langsung menghampiri wanita itu.

"Mulutmu itu yang murahan, dasar tidak beradab," ujar Naina menatap tajam wanita dihadapannya.

Mendengar kata-kata kasar Naina, wanita itu seketika tampak sangat marah. Ia mengangkat tangannya untuk menampar Naina.

Naina yang belum siap memejamkan mata, tapi lama ia tak merasakan apa-apa. Perlahan ia membuka mata usai mendengar suara seseorang yang sangat dikenalnya.

"Singkirkan tangan kotor lo dari teman gue."

Itu Yulia.

Naina melihat sahabatnya itu ada di hadapannya, membelah dirinya. Naina meringis melihat Yulia menghentakkan kasar tangan wanita itu. Sebenarnya Naina senang sahabatnya ada untuknya, tapi ia takut Yulia akan terkena masalah karena dirinya.

"Mau sok pahlawan ya lo," sungutnya.

"Kalau iya, lo mau apa?"

"Ok, pahlawan si cewek murahan."

Brukkk!!

"Jaga ya omongan lo" Yulia mendorong kasar tubuh wanita itu sampai ia tersungkur. Naina terkesima melihat apa yang dilakukan sahabatnya.

"Apaan lo?"

"Lo yang apaan" jawab Yulia tegas.

Naina memejamkan mata mendengar adu mulut antara Yulia dan wanita itu. Mereka saling mendorong sembari saling melempar kata-kata kasar.

"Stop!!" pekik Naina. Tak ada jawaban malahan tatapan beberapa orang yang menyaksikannya pun ikut menonton tak berniat melerai. Apakah ini pertunjukan yang mengasyikkan bagi mereka? Pikir Naina tak habis pikir.

Naina berusaha melerai kedua gadis itu. Bukannya terpisah kini malah Naina–lah yang terkena sasaran dari beberapa wanita yang melihatnya ikut bergabung meramaikan pertengkaran itu. Sedangkan adu mulut antara Yulia dan gadis itu tak jua usai sampai tak ia sadari sahabatnya telah didorong-dorong tubuhnya oleh beberapa pekerja lain.

Segitu benci kah mereka kepada Naina?

"Apa-apaan ini?"

Semua orang tersentak, menoleh secara bersamaan.

Demirza datang dengan memasang wajah datarnya. Tak ada yang berani menjawab pertanyaannya. Mereka semua diam mengunci mulut mereka masing-masing.

Tatapan Demirza jatuh kepada Naina. Rambut gadis itu acak-acakan, sudut bibirnya mengeluarkan cairan merah.

"Kau terluka"

Napas Naina tercekat, matanya membulat sempurna. Ia benar-benar syok melihat Demirza menghampirinya, tanpa ragu pria itu menyeka darah yang menempel di bibir Naina.

"Bibir mu berdarah" katanya tanpa ekspresi, menampilkan darah yang menempel di tangannya.

Naina tetap diam. Ia masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. Melihat apa yang dilakukan Demirza kepadanya membuat otaknya seketika berhenti bekerja.

"Nona Yulia, bawa teman kamu ini istirahat dan obati lukanya!" titah Demirza tanpa memalingkan wajahnya dari Naina. Yulia yang mendengar itu langsung menurut dan menuntun Naina meninggalkan tempat itu.

"Kalian semua, kembali bekerja" tegas Demirza.

Semua para karyawan menurut, tapi mata tajam mereka tak lepas menatap kepergian Naina dan Yulia hingga punggung mereka menghilang dibalik tembok.

Setelah semua orang bubar dan mulai menyibukkan diri. Demirza pun langsung meninggalkan tempat itu. Sebuah senyum terpatri di wajah tegas Demirza. Entah apa artinya senyuman itu? Yang jelas menyimpan arti yang mendalam.

***Tinggalin jejak ya gaes. ramekan cerita ini dengan komentar akun bakal terima krisar kalian demi kelanjutan cerita ini menjadi lebih bagus lagi.

follow akun medsos aku ya biar kita makin dekat

Ig @fitrihaida

Terpopuler

Comments

Tulip

Tulip

lah kok tb2 baik pak ceo, ada apa

2022-02-24

1

Eliana Harahap

Eliana Harahap

jahat lo Demirza
mentang ceo nindas org seenak y

2021-10-30

0

Mimi four

Mimi four

hooh padahal ni jempol udah pegel ngetikin kata kata nya 😭😭

2021-10-26

1

lihat semua
Episodes
1 Penghinaan
2 Kegaduhan di Cafe
3 Pertemuan yang Tak diharapkan
4 Kondisi Naina
5 Ketakutan
6 Sedih
7 Kabar Gembira
8 Niat Buruk Bos
9 Sikap Aneh Bos
10 Ketidakberdayaan
11 Kepedulian Sahabat
12 Ketika Cemburu Berkuasa
13 Kampret Lu Bos
14 Patah Hati
15 Niat Baik yang Berujung Petaka
16 Bencana Satu Malam
17 Kemurkaan Park
18 Tak Berperasaan
19 Keterlaluan
20 Apakah Pasrah?
21 Fitnah Demirza
22 Menyesal
23 Ungkapan
24 Kukuh Kah?
25 Kembali Terluka
26 Usaha Bos Menaklukkan Naina
27 Kebencian yang Membutakan
28 Kecewa
29 Salah Paham
30 Terpesona
31 Sandiwara yang Menghadirkan Luka
32 Malam yang Memalukan
33 Rindu
34 Lelah
35 Ragu
36 Berharap
37 Trauma
38 Bala Cinta
39 Sandiwara Anjlok
40 Jinak karena Cinta
41 Bukti Ketulusan
42 Luka yang Menghadirkan Cinta
43 Memperkenalkan Gadisku
44 Tetaplah Penghianat
45 Penyesalan Yulia
46 Kehancuran Demirza
47 Sapaan Spesial untuk Readers
48 Jangan Mati Demirza
49 Darah, mana Darah?
50 Jangan Ambil Demirza Tuhan
51 Tidak akan Meninggalkanmu
52 Maaf
53 Takkan Membencimu Lagi
54 Masih tak Menyangka
55 Bukan Pecundang
56 Kok Sakit?
57 Ujian Mental Sang Pria Teraniaya
58 Pusat Kedengkian
59 Takkan Bisa Menggapainya
60 Kekasihku Cemburu
61 Tanya Yo!
62 Hari yang Mengesalkan
63 Penyesalan yang Tak Berarti
64 Lamaran Tengah Malam
65 Kemanjaan Demirza
66 Menjelang Hari Bahagia
67 Kebahagiaan yang Ditelan Musibah
68 Apa ini Tuhan?
69 Rahasia Dibalik Insiden
70 Tamat
71 Karya baru
72 Hello
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Penghinaan
2
Kegaduhan di Cafe
3
Pertemuan yang Tak diharapkan
4
Kondisi Naina
5
Ketakutan
6
Sedih
7
Kabar Gembira
8
Niat Buruk Bos
9
Sikap Aneh Bos
10
Ketidakberdayaan
11
Kepedulian Sahabat
12
Ketika Cemburu Berkuasa
13
Kampret Lu Bos
14
Patah Hati
15
Niat Baik yang Berujung Petaka
16
Bencana Satu Malam
17
Kemurkaan Park
18
Tak Berperasaan
19
Keterlaluan
20
Apakah Pasrah?
21
Fitnah Demirza
22
Menyesal
23
Ungkapan
24
Kukuh Kah?
25
Kembali Terluka
26
Usaha Bos Menaklukkan Naina
27
Kebencian yang Membutakan
28
Kecewa
29
Salah Paham
30
Terpesona
31
Sandiwara yang Menghadirkan Luka
32
Malam yang Memalukan
33
Rindu
34
Lelah
35
Ragu
36
Berharap
37
Trauma
38
Bala Cinta
39
Sandiwara Anjlok
40
Jinak karena Cinta
41
Bukti Ketulusan
42
Luka yang Menghadirkan Cinta
43
Memperkenalkan Gadisku
44
Tetaplah Penghianat
45
Penyesalan Yulia
46
Kehancuran Demirza
47
Sapaan Spesial untuk Readers
48
Jangan Mati Demirza
49
Darah, mana Darah?
50
Jangan Ambil Demirza Tuhan
51
Tidak akan Meninggalkanmu
52
Maaf
53
Takkan Membencimu Lagi
54
Masih tak Menyangka
55
Bukan Pecundang
56
Kok Sakit?
57
Ujian Mental Sang Pria Teraniaya
58
Pusat Kedengkian
59
Takkan Bisa Menggapainya
60
Kekasihku Cemburu
61
Tanya Yo!
62
Hari yang Mengesalkan
63
Penyesalan yang Tak Berarti
64
Lamaran Tengah Malam
65
Kemanjaan Demirza
66
Menjelang Hari Bahagia
67
Kebahagiaan yang Ditelan Musibah
68
Apa ini Tuhan?
69
Rahasia Dibalik Insiden
70
Tamat
71
Karya baru
72
Hello

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!