Perawat itu menatap David tanpa berkedip dirinya sangat berharap agar tuan David segera melihat setelah itu perawat itu akan mencari perhatian dengan mengurus anaknya kemudian mereka menikah dan bisa hidup dengan enak.
" Ehem.. suster keluarlah, nanti kalau dibutuhkan kami akan menekan bel." usir Ronald yang tahu arti tatapan mata perawat itu yang menatap wajah tuan David mempunyai maksud yang tersembunyi.
Perawat itu menatap kesal Ronald yang telah mengganggu khayalannya. Ronald yang melihat tatapan kesal langsung menatap tajam ke perawat itu membuat perawat itu menjadi takut. Perawat itupun pergi meninggalkan ruang perawatan dengan kesal.
Tidak berapa lama susu itupun habis tanpa sisa.
" Tuan susunya sudah habis." ucap Ronald.
David langsung melepaskan dotnya kemudian bayi itu memejamkan matanya sambil tersenyum.
" Tuan bayinya sudah tidur sambil tersenyum." ucap Ronald memberitahukan.
" Benarkah? aku ingin cepat melihat anakku dan juga istriku. Padahal baru kemarin aku tersadar tapi rasanya sangat lama sekali. Bagaimana keadaan istriku apakah istriku sudah sadar dari komanya?" tanya David
" Belum tuan masih koma." ucap Ronald.
" Antarkan aku dan anakku Daka siapa tahu dengan kedatangan kami Karen segera sadar dari komanya." ucap David dengan penuh semangat.
" Baik tuan." ucap Ronald yang tidak tega melihat tuannya.
" Saya akan tekan tombol agar dokter dan perawat datang." ucap Ronald sambil berjalan mendekati ranjang David kemudian menekan tombol tersebut.
" Untuk apa menekan tombol?" tanya David
" Untuk meminta perawat untuk membawa kursi roda." ucap Ronald.
" Baiklah." ucap David dengan nada pasrah karena dirinya ingin sekali berjalan dengan cepat menuju ke ruangan ICU sambil menggendong anaknya tapi itu tidak mungkin mengingat ke dua matanya masih di perban.
ceklek
Seorang dokter dan perawat yang tadi membuka pintu dan berjalan ke arah mereka.
" Ada yang bisa kami bantu tuan?" tanya dokter tersebut
" Tuan David ingin bertemu dengan istrinya di ruang ICU tolong siapkan kursinya." ucap Ronald sambil menatap dokter dan perawat itu dengan tatapan membunuh.
glek
glek
Dokter dan perawat itu menelan salivanya dengan kasar melihat tatapan tajam Ronald.
" Baik tuan tapi bolehkah tuan saya cek kembali dan sepertinya infusnya sudah mulai habis jadi infusnya bisa di lepas dan anak tuan diberikan ke suster." ucap dokter tersebut.
" Hmmm... cepatlah." perintah David sambil menyerahkan anaknya ke arah suster.
Suster itupun menerima bayi milik David dengan jantungnya berdetak kencang karena tangannya bersentuhan dengan tangan David kemudian bayi tersebut diletakkan di ranjang bayi sedangkan David bersikap biasa karena dihatinya hanya ada satu nama yaitu Karen istri yang sangat dicintainya.
" Baik tuan." jawab dokter tersebut
Dokter itupun memeriksa David setelah selesai perawat itu melepaskan selang infus di tangan David.
" Sudah selesai tuan, suster ambilkan kursi roda." perintah dokter tersebut.
" Baik dokter." ucap perawat itu dengan nada sopan.
Perawat itupun pergi meninggalkan mereka untuk mengambil kursi roda. Tidak berapa lama perawat itu datang sambil membawa kursi roda.
" Tuan David saya akan bantu tuan untuk turun dari ranjang." ucap Ronald sambil membantu tuan David untuk turun dari ranjangnya.
Setelah turun dari ranjang David duduk di kursi roda dengan bantuan Ronald dan dokter sedangkan perawat itu memegang kursi roda.
" Ambilkan anakku, aku ingin menggendongnya." pinta David
" Baik tuan." ucap perawat tersebut.
Perawat itupun berjalan mendekati ranjang bayi di mana anaknya David dan Karen sedang tertidur dengan pulas. Perawat itu memberikan ke tangan David yang sudah direntangkan dari tadi.
cup
David mengecup pipi gembul anaknya dan membuat anaknya tersenyum tanpa membuka matanya.
" Tuan, anak tuan tersenyum semakin bertambah tampan seperti tuan." puji perawat itu berusaha menarik perhatian tuan David.
David hanya diam tanpa banyak bicara karena dirinya tidak sabar ingin segera bertemu dengan istri tercintanya.
" Tuan saya bantu dorong kursi roda tuan." ucap perawat itu menawarkan dirinya sambil berjalan ke arah pegangan kursi roda.
Baru saja memegang dorongan kursi roda, David langsung menolaknya.
" Tidak, biar Ronald yang melakukannya. Ronald dorong kursi rodaku." printah David dengan nada dingin.
Walau David belum bisa melihat karena matanya masih diperban tapi dirinya tahu kalau perawat itu mempunyai maksud yang tidak baik.
" Baik tuan." jawab Ronald sambil mengambil alih kursi roda yang di pegang oleh perawat itu.
Perawat itu sangat kesal karena usahanya untuk mendekati tuan David lagi - lagi gagal. Ronald dengan santai mendorong kursi roda menuju ke pintu luar dengan diikuti dokter dan perawat dari arah belakang.
Baru saja di depan pintu luar Ronald bertemu dengan Federick yang sedang mendorong kursi roda dimana dokter Sandra sedang duduk di kursi roda sambil menggendong putranya sedangkan dokter dan perawat itu pergi meninggalkan mereka.
" Mau kemana?" tanya dokter Sandra
" Mau menengok istriku." ucap David
"Hmm.. aku ingin lihat dulu keadaan Karen nanti aku ke sini lagi." ucap Federick mencari alasan sambil memberikan kode ke arah Ronald.
" Tidak, aku ingin melihatnya sekarang."tolak David karena dirinya sangat merindukan istrinya.
Mereka bertiga saling menatap untuk mencari ide lain agar David mau menurutinya.
" Ayo Ronald dorong kursi rodaku." perintah David.
" Baik tuan." Jawab Ronald sambil memandang Federick dan dokter Sandra.
Dokter Sandra hanya menganggukkan kepala tanda di suruh melakukan permintaan David untuk mendorong kursi rodanya, dokter Clarissa mempunyai ide dan memberikan kode ke suaminya. Suaminya yang mengerti kode istrinya mendekatkan wajahnya ke telinga istrinya dan istrinya membisikkan sesuatu. Federick menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
" David, ada dokter dan perawat masuk ke ruang ICU sepertinya sedang memeriksa Karen." ucap Federick sambil meminggirkan kursi roda istrinya kemudian berjalan dengan langkah lebar menuju ke ruang ICU untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
Ronald langsung menghentikan kursi rodanya sedangkan David hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar. Lima belas menit kemudian Federick keluar bersama sepasang suami istri paruh baya, Federick mengangkat ibu jarinya memberikan tanda agar Ronald dan David masuk ke dalam ruang ICU.
xxxxx
Hallo, mampir ke karyaku yang lain ya :
Gadis Culun dan Ceo Lumpuh.
Cinta Satu malam Bersama Mafia
Cinta Satu Malam Bersama Mafia Sension 2
Cinta Pertama Psychopath
Cinta Pertama Mafia.
Perjalanan Cinta Sang Psychopath
Perjalanan Cinta 3 Pria Psychopath
Tentara Dingin VS Dokter Dingin
Gadis Culun dan Psycopath
Mencintai CEO Cacat dan Lumpuh
Dan
Mohon dukungan dan Berikan : 😍😍😘😘🤩🤩😊😊😉😉
Komentar 😍
Like 😍
vote 😍
tip 😍
Agar Author tetap semangat dalam menulis novel ini. Terima kasih banyak buat pembaca yang masih setia membaca novelku.😁😚😚😍😍😘😘 juga yang telah memberikan komentar, like, vote dan tipnya.
Salam Author
Yayuk Triatmaja
xxxxxx
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Heny Rahayu
mimpinya terlalu tinggi nanti jatuh sakit/Joyful/
2024-04-13
0
Christy Oeki
terus bersyukur
2022-07-01
0
Siti Solikah
bagus thor
2022-03-06
1