Kini David dan Ronald berada di ruang perawatan VVIP bersama putra kesayangannya yang bernama Daka. David meletakkan perlahan anaknya di ranjang khusus bayi dengan di bantu oleh asistennya yang bernama Ronald.
" Tuan, tuan muda Daka tidurnya pulas sekali dan kadang - kadang senyum sendiri sepertinya tuan Daka mimpi indah." ucap Ronald menjelaskan ke tuan David.
" Mungkin anakku senang bisa melihat mommynya dekat dengannya seperti diriku." ucap Ronald.
" Bisa saja tuan, sekarang tuan makan dulu ya biar saya yang suapi tuan." ucap Ronald
" Aku bisa sendiri Ronald." tolak David
" Maaf tuan, mata tuan masih di perban nanti kalau perbannya sudah di buka barulah tuan bisa makan sendiri, kalau tuan makan sendiri pasti ada makanan yang jatuh ke ranjang milik tuan dan saya tahu tuan pasti tidak betah ada sisa makanan menempel di ranjang tuan." ucap Ronald menjelaskan.
" Hahhhh... Baiklah..." ucap David dengan nada pasrah.
Ronald menyuapi David hingga tidak membutuhkan waktu lama David selesai makan dan minum.
" Kamu tidak makan Ronald?" tanya David
" Saya akan menghubungi anak buah untuk membeli makanan di kantin rumah sakit." ucap Ronald.
" Sekarang tuan besar istirahat." ucap Ronald
" Tuan besar?" tanya David ulang dengan nada bingung.
Ronald yang mengerjakan ucapan bingung bosnya langsung melanjutkan perkataannya.
" Dulu saya memanggil dengan sebutan tuan muda David dan sekarang tuan sudah mempunyai anak dan saya memanggil anak tuan dengan sebutan tuan muda Daka. Apakah saya tetap memanggil dengan sebutan tuan muda David atau tuan besar David?" tanya Ronald.
" Pffftttt... hahahaha .... " tawa David pecah
Oooeeeeee
Oooeeeeee
Tawa David yang keras membuat putranya menangis karena tidurnya merasa terganggu.
" Maafkan Daddy sayang, karena daddy telah mengganggu tidurmu." ucap David dengan nada lembut sambil membelai pipi chubby Daka.
Bayi itupun tertidur kembali membuat Ronald senyum - senyum sendiri membayangkan anaknya dengan dokter Clarissa. Larut dalam lamunannya hingga tepukan pada lengannya membuat Ronald tersadar dari lamunannya.
" Ada apa Ronald?" tanya David
" Saya tiba - tiba teringat dengan Clarissa tuan, entah kenapa saya merasakan kalau Clarissa masih hidup dan sudah mempunyai anak." ucap Ronald sambil tersenyum getir.
" Mungkin itu hanya perasaan mu saja, carilah pengganti Clarissa." ucap David
" Tidak tuan, cintaku hanya untuk Clarissa dan tidak akan aku bagikan untuk wanita lain." ucap Ronald dengan nada tegas.
" Terserah padamu Ronald, aku sebagai bosmu hanya bisa berharap kamu mendapatkan kebahagiaan." ucap David dengan nada tulus.
" Terima kasih tuan." ucap Ronald.
ceklek
Seorang bodyguard membuka pintu ruang perawatan VVIP di David sedang di rawat.
" Maaf tuan, ini makanannya." ucap salah satu anak buahnya.
" Baik, taruh di meja dekat sofa." perintah Ronald.
" Baik tuan." Jawab salah satu anak buahnya.
Anak buahnya menaruh bungkusan plastik ke meja dekat sofa kemudian meninggalkan ke dua bosnya.
" Maaf saya mau makan dulu." ijin Ronald
" Ya silahkan, aku juga ingin istirahat." ucap David
Ronald pun duduk di sofa menikmati makan siangnya sedangkan David tidak berapa lama sudah tertidur dengan pulas.
xxxxxxx
Setiap hari David dengan di temani Ronald mendatangi Elizabeth yang rohnya telah dimasuki oleh Karen dan tidak terasa besok perban David akan di buka dan David bisa melihat indahnya dunia.
" Tuan besok pagi perban yang menutupi mata tuan akan di buka." ucap Ronald.
" Iya Ronald, aku tidak sabar ingin segera melihat dan orang yang pertama ku lihat adalah adalah anakku Daka dan ke dua istriku." ucap David sambil membayangkannya wajah anak dan istri yang sangat dicintainya.
" Iya tuan, saya juga tidak sabar bisa melihat tuan lagi." ucap Ronald
" Iya benar Ronald aku juga tidak sabar melihatmu lagi dan juga aku ingin mengucapkan terima kasih pada keluarganya yang telah menyumbangkan ke dua mata, ke dua ginjal dan jantungnya untukku dan aku ingin mengunjungi kuburannya." ucap David.
glek
Ronald menelan salivanya dengan kasar karena ucapan David yang ingin bertemu dengan keluarga yang menyumbangkan organ tubuhnya tanpa tahu kalau itu adalah istrinya sendiri.
xxxxxxx
Di Tempat Yang Sama Tapi Di Ruangan Berbeda
" Dokter semua sudah siap termasuk mobil ambulance untuk membawa putri kami ke kota xxxx." ucap ayahnya Elisabeth.
" Baik tuan dari kami sudah menyiapkan satu dokter dan dua perawat yang masuk ke dalam mobil ambulance.
" Baik dok, kami sekeluarga akan naik mobil pribadi." ucap ayahnya Elisabeth
Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya dan bersiap -siap untuk memindahkan Elisabeth yang masih setia memejamkan matanya untuk di bawa ke rumah sakit di luar kota karena orang tua Elisabeth diperintahkan oleh bosnya untuk dipindah tugaskan ke luar kota tepatnya di kota xxxx.
Ayahnya Elisabeth duduk di kursi pengemudi dan istrinya duduk di samping suaminya sedangkan Albert duduk di kursi belakang pengemudi menuju ke kota xxxx.
xxxxxxx
Malam berganti pagi dan hari ini dokter dan perawat sudah berada di ruang perawatan di mana perban matanya akan di buka. Dokter itupun membuka perlahan perban tersebut hingga perban itu terbuka semuanya.
" Baik tuan sudah selesai perbannya di buka sekarang tuan perlahan membuka matanya." ucap dokter tersebut.
David perlahan membuka matanya setelah terbuka bayangan samar terlihat membuat David menutup matanya kembali dan tidak berapa lama David membuka matanya kembali dan wajahnya di arahkan ke samping di mana bayinya berada di ranjang sebelahnya. Matanya melihat bayi tampan yang mirip dengannya sedang menatapnya sambil tersenyum dengan ke dua tangannya direntangkan ke atas ingin seperti ingin meminta di gendong
" Daka." panggil David sambil menggendong anaknya dan mencium pipi chubby anaknya.
" Tuan sudah bisa melihat?" tanya Ronald
David memalingkan wajahnya ke arah Ronald sambil tersenyum.
" Iya aku sudah bisa melihat, aku ingin menemui istriku." ucap David dengan semangat sambil turun dari ranjangnya.
" Maaf tuan harus di cek dulu matanya." pinta dokter tersebut
" Aku sudah bisa melihat tidak perlu di test lagi. Ronald antarkan aku di mana tempatnya ruangan istriku." ucap David sambil berdiri dan berjalan ke arah Ronald.
" Maaf tuan, nyonya Karen sebenarnya sudah..." ucap Ronald menggantungkan kalimatnya karena tidak tega melanjutkannya.
" Karen kenapa Ronald?" tanya David sambil melihat wajah Ronald, Federick berkaca - kaca sedangkan dokter Sandra sudah mengeluarkan air matanya.
Dokter Sandra yang sedang menggendong anaknya langsung memberikan anaknya ke suaminya yang bernama Federick agar Federick menggendong anaknya. Federick yang mengerti langsung menggendong anak kesayangannya.
" David aku gendong Daka setelah itu kita duduk di sofa." pinta dokter Sandra
" Baik." Jawab David dengan patuh walau hatinya banyak pertanyaan sambil memberikan anaknya Daka ke dokter Sandra.
Sandra pun menggendong anak Karen dengan David dan duduk di sofa begitu pula dengan Federick dan Ronald sedangkan dokter dan perawat meninggalkan mereka untuk memeriksa pasien lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Christy Oeki
bahagia selalu
2022-07-01
1
Nofry Shinta
sedih thor
2021-09-18
0
Ida _1204 <coolpineaple>
thor buat seolah² elisabeth tahu kalo di dalam dirinya ada roh karen 😭😭🥺
2021-09-18
2