Federick berjalan dengan langkah lebar dan mendekati istrinya sambil membisikkan sesuatu ke telinga istrinya.
" Mommy, gadis itu seluruh tubuhnya di perban. Apa yang mesti aku katakan?" bisik Federick.
Dokter Sandra berfikir sejenak untuk mencari jawaban yang pas. Setelah dua menit berfikir dokter Sandra membisikkan ke telinga suaminya.
" Katakan saja tubuh Karen ada yang terluka akibat perbuatan mereka sehingga tubuhnya di balut." bisik dokter Sandra.
Federick menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Federick dengan langkah lebar mengikuti mereka.
ceklek
Ronald membuka pintu ruang ICU dengan lebar dan Ronald masuk ke dalam ruang perawatan kemudian mendorong kursi roda David di susul oleh Federick.
Bau harum wangi lavender tercium di indera penciuman David dan merasakan istrinya sedang berada sangat dekat dengannya.
" Ronald cepat antarkan ke tempat istriku." pinta David.
" Baik tuan." ucap Ronald
Mata Ronald membulat sempurna karena melihat seorang gadis seluruh tubuhnya di balut dengan perban kecuali bagian pada wajahnya.
Ronald mendorong kursi roda ke arah gadis tersebut.
" Tuan, nona Karen sedang berbaring di ranjang." ucap Ronald
" Sayang, ini anak kita apakah kamu tidak ingin melihat anak kita?" tanya David
Tangan kiri David menggendong bayi mereka sedangkan tangan kanannya meraba tubuh Karen. David terkejut karena tubuh istrinya berbalut dengan perban.
" Ronald kenapa tubuh istriku dibalut perban?" tanya David
" Karena..." ucap Ronald terpotong oleh Federick.
" Waktu dirimu di tembak ke dua matanya, salah satu anak buah pria tua itu melepaskan ke dua ikatan kaki dan tangan Karen dan menyandera Karen dengan menggendongnya. Aku dan Ronald berjalan ke arah pria tua itu dan anak buahnya untuk membebaskan Karen dan ingin menembaknya tapi pria tua itu menodongkan pistol ke dahi Karen jadi kami tidak berani bertindak gegabah." ucap Federick.
" Lalu?" tanya David sambil menahan amarah.
" Mereka membawanya ke lantai dua tapi pas sampai di lantai dua, salah satu kaki anak buahnya ke pleset dan jatuh sampai ke lantai satu bersama Karen. Ronald menolong Karen untuk di bawa ke mobil sedangkan aku menembak pria tua itu hingga mati dan jatuh ke lantai satu." ucap Federick.
" Benar begitu Ronald?" tanya David
" Benar tuan." Jawab Ronald dengan bercucuran keringat karena dirinya berbohong kembali.
Selama bekerja Ronald selalu jujur dan setia tapi semenjak Karen meninggal dirinya terpaksa berbohong terus dan itu sangat menyiksa.
Oooeeeeee
Oooeeeeee
Bayi Karen dan David tiba - tiba menangis membuat David bingung dan berusaha menenangkannya dengan cara jari telunjuknya ditempelkan ke mulut anaknya tapi tetap saja anaknya menangis.
xxxxxxx
Roh Karen yang masuk ke dalam tubuh cupu mendengarkan suara suaminya dan juga tangisan anaknya tapi tubuhnya sangat sulit digerakkan begitu pula dengan mata Karen.
( " Honey, aku mendengar suaramu tapi aku tidak bisa bangun dan anakku sayang maafkan mommy tidak bisa menggendongmu dan memberikan asi, pasti kamu hauskan? Tuhan aku ingin bangun tolong aku Tuhan." ucap Karen dalam hati ).
Tidak berapa lama air mata Karen keluar karena dirinya merasa sakit mendengar suara tangisan anaknya.
" Ronald panggil suster untuk membawa dot mungkin anakku haus." perintah David.
Oooeeeeee
Oooeeeeee
" Baik tuan." ucap Ronald sambil membalikkan badannya dan meninggalkan mereka untuk memanggil perawat.
" Tuan coba bayinya didekatkan ke nona Karen siapa tahu berhenti menangis." ucap Federick
Oooeeeeee
Oooeeeeee
" Baik aku akan coba, Federick bantu aku meletakkan anak kami ke ranjang istriku." pinta David
Oooeeeeee
Oooeeeeee
" Baik." Jawab Federick singkat sambil membantu David meletakkan bayi mereka dekat ranjang Karen.
Bayi itupun langsung terdiam tidak menangis lagi membuat Federick membulatkan matanya karena sangat terkejut sedangkan David tersenyum.
" Daka kangen sama mommy ya?" tanya David sambil membelai rambut anaknya.
( " Mommy juga kangen sayang, namamu Daka namanya bagus sayang mommy sangat suka, doakan semoga mommy cepat sadar." ucap Karen dalam hati ).
ceklek
Karen kembali menangis karena dirinya ingin sekali memeluk suami dan anaknya tapi tubuhnya lagi - lagi tidak bisa digerakkan sama sekali.
" Tuan, nona Karen menangis." ucap Federick spontan.
Tangan David meraba - raba mencari wajah Karen kemudian menyentuh wajah Karen sambil menghapus air mata Karen dengan menggunakan ke dua ibu jarinya.
" Mommy cepatlah sadar agar kita bisa berkumpul kembali bersama dengan anak kita." bisik David.
( " Aku juga ingin kita segera berkumpul Daddy karena mommy sangat mencintai kalian berdua." ucap Karen dalam hati ).
ceklek
Seorang perawat membuka pintu sambil membawa dot berisi susu dan dibelakangnya diikuti oleh Ronald.
" Maaf tuan ini susu buat anak tuan." ucap perawat itu dengan nada lembut agar David tertarik padanya.
David kembali duduk tegap dan meraba mencari dotnya yang di pegang oleh dokter tersebut.
" Biar saya saja yang memberikan dot ini ke mulut anak tuan." ucap perawat itu dengan nada lembut sambil tangannya sengaja menjauh dari tangan David.
" Tidak biarkan saya saja, mana dotnya?" ucap David menolak keinginan perawat itu.
Federick dan Ronald menatap tajam ke arah perawat itu membuat perawat itu menelan salivanya dengan kasar dan terpaksa memberikan dot tersebut ke tuan David.
" Ini tuan dotnya." ucap perawat tersebut sambil memberikan dot tersebut.
David diam tidak menjawab ucapan perawat hanya mengambil dot itu dengan tangan kanannya kemudian tangan kirinya meraba ke arah bayinya. Baru saja tangan perawat ingin memegang tangan David langsung di tepis oleh Ronald kemudian tangan Ronald memegang tangan David untuk diarahkan ke wajah anaknya sedangkan Federick memberikan kode tangannya ke arah perawat untuk pergi dari ruangan icu.
Perawat itu sangat kesal dengan ke dua pria tampan itu karena lagi - lagi mereka menggagalkan rencana yang sudah di susunnya. Perawat itupun pergi meninggalkan mereka untuk melanjutkan pekerjaannya.
David memberikan dot ke mulut anaknya, anaknya langsung mengemut dot tersebut dan belum sampai tiga menit dot yang berisi susu langsung habis tanpa sisa.
" Tuan susunya sudah habis dan sekarang sedang tersenyum menatap tuan dan ke dua tangannya diarahkan ke tuan sepertinya ingin minta di gendong." ucap Ronald
" Anak Daddy, minta di gendong ya? ayo Daddy gendong." ucap David sambil ke dua tangannya diarahkan ke anaknya kemudian digendongnya.
" Tuan, tuan muda Daka sudah tertidur, kita kembali lagi ke ruang perawatan dan membaringkan tuan muda Daka ke ranjang bayi." ucap Ronald.
" Hmm... baiklah.. mommy.. daddy nanti ke sini lagi, mommy cepat sadar agar kita bisa berkumpul kembali." ucap David.
David menggendong anaknya sambil mengecup pipi anaknya yang gembul sedangkan Ronald mendorong kursi roda David untuk ke luar ruangan. Federick pun mengikutinya sampai depan pintu icu Federick mendorong pintu agar Ronald dengan mudah keluar dari ruangan icu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Christy Oeki
sehat selalu
2022-07-01
0
玫瑰
up
2022-06-25
0
Fitriyana Restu fadila
susternya 'cp cp' trus ke david..
2021-09-28
0