Elisabeth sudah sampai di rumah yang lumayan besar, orang tuanya juga sudah berada di rumahnya.
" Selamat sore ayah, ibu." sapa Elisabeth sambil mengulurkan tangannya untuk mengecup punggung tangan ayah dan ibunya.
" Sore sayang, kok tumben lama?" tanya ibunya sambil memeluk putrinya dari samping.
Elisabeth pun menceritakan apa yang terjadi tanpa ada yang ditutup-tutupi. Ke dua orang tuanya saling memandang beberapa saat kemudian menatap Elisabeth.
" Sayang sekarang kamu mandi dulu ya? setelah itu kita makan bersama." ucap ibunya Elisabeth
" Baik Bu." jawab Elisabeth
Elisabeth pun meninggalkan ke dua orang tuanya menuju ke lantai atas.
" Ayah, menurut ayah bagaimana kalau Albert kita angkat sebagai anak kita?" tanya ibunya.
" Boleh juga Bu, apalagi ayah ingin mempunyai anak laki-laki." ucap ayahnya.
" Maafkan ibu ya ayah karena hanya bisa melahirkan sekali." ucap istrinya dengan nada sedih.
" Tidak apa - apa ibu, lebih baik rahim ibu di angkat dari pada ayah harus kehilangan istri sebaik ibu." ucap suaminya sambil memeluk istrinya kemudian mengusap punggungnya agar tidak bersedih lagi.
" Terima kasih ayah, karena ayah sangat mencintai ibu." ucap istrinya.
" Ayah juga sangat berterima kasih mempunyai istri yang menerima ayah apa adanya." ucap suaminya.
" Kalau begitu kita ajak dia ke sini ayah dan tinggal dengan kita karena rumah ini masih terasa sepi." ucap istrinya.
" Ok. Kita tunggu putri kita dulu baru kita ke rumah Albert." ucap suaminya.
" Baik ayah." jawab istrinya.
Setelah menunggu agak lama putri kesayangannya menuruni anak tangga.
" Elisabeth kita pergi ke rumah Albert." ucap ayahnya
" Kenapa ayah?" tanya Elisabeth dengan nada terkejut.
" Nanti kamu akan tahu." ucap ibunya yang menjawab pertanyaan Elisabeth.
" Ok." Jawab Elisabeth dengan singkat.
" Kita naik mobil saja." ucap ayahnya.
" Baik ayah." Jawab mereka kompak.
Mereka bertiga keluar dari rumah untuk pergi ke rumah Albert. Ayah Elisabeth duduk di kursi pengemudi dan istrinya duduk di samping pengemudi sedangkan Elisabeth duduk di belakang pengemudi. Setelah setengah perjalanan Elisabeth melihat Albert sedang berjalan kaki.
" Ayah lihat itu Albert yang sedang berjalan." tunjuk Elisabeth.
Tinnn
Ayahnya Elisabeth meminggirkan mobilnya sambil membungkuk klakson mobilnya. Ayahnya turun dari mobil bersama dengan Elisabeth.
" Albert." panggil Elisabeth
" Hei Elisabeth, kok ada di sini?" tanya Albert dengan nada sopan.
" Ayah dan ibuku ingin bertemu denganmu." ucap Elisabeth
" Hallo om." panggil Albert sambil tangannya di arahkan ke ayahnya Elisabeth.
Ayahnya Elisabeth yang mengerti memberikan tangan kanannya dam diarahkan ke Albert dan Albert pun mencium punggung tangan ayahnya Elisabeth kemudian melepaskan tangannya begitu pula dengan Albert.
" Ada apa mencariku om?" tanya Albert dengan nada sopan.
" Kamu masuklah ke dalam mobil, kita bicara di dalam mobil." ucap ayahnya Elisabeth.
" Baik Om." jawab Albert dengan nada masih sopan.
Mereka bertiga masuk ke dalam mobil, Albert duduk di kursi belakang di samping Elisabeth. Setelah masuk kendaraan Albert dengan sopan mengulurkan tangan kanannya ke arah ibunya Elisabeth dan ibunya Elisabeth yang mengerti langsung mengulurkan tangan kanannya kemudian Albert mencium punggung tangan ibunya Elisabeth. Ayahnya Elisabeth mengendarai mobilnya menuju ke rumahnya.
" Albert kami berencana mau mengadopsimu menjadi anak kami." ucap ayahnya Elisabeth tanpa basa basi.
" Maaf Albert memang terlalu cepat tapi ketika putri kami Elisabeth menceritakan tentangmu membuat kami ingin mengabdosimu." ucap ibunya Elisabeth.
" Kenapa om dan Tante ingin mengadopsi Albert?" tanya Albert dengan nada terkejut begitu pula dengan Elisabeth.
" Karena jujur kami sangat menginginkan anak laki - laki bukannya kami tidak sayang dengan putri kami, kami sangat sayang tapi kami sangat mengharapkan mempunyai anak lagi tapi Tuhan berkendak lain rahim istriku di angkat." ucap ayahnya Elisabeth.
" Waktu itu kami sangat senang karena istriku hamil tapi karena mengalami kecelakaan terpaksa rahimnya di angkat karena kalau tidak maka kemungkinan istriku tidak bisa diselamatkan." ucap ayahnya Elisabeth.
" Maukah kamu menjadi putra kami?" tanya ibunya Elisabeth
" Bagaimana dengan Elisabeth? apakah Elisabeth setuju kalau aku jadi anak angkat?" tanya Albert
" Tentu saja aku tidak keberatan karena aku ingin mempunyai saudara laki - laki." ucap Elisabeth.
" Kalau begitu Albert setuju." ucap Albert
" Baguslah, kalau begitu kita makan dulu dan kebetulan kita sudah sampai rumah." ucap ayah Elisabeth sambil mematikan mesin mobilnya dan keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah pintu utama nya.
" Hah!!" ucap Elisabeth dan Albert terkejut sambil menatap sekelilingnya.
" Kok tidak berasa sudah sampai ya?" ucap Elisabeth sambil keluar dari mobilnya dan berjalan mengikuti ayahnya yang berjalan ke arah pintu utama nya.
" Maaf om dan Tante, Albert mau berangkat kerja dulu karena sudah terlambat." ucap Albert dengan nada sopan.
" Mulai sekarang tugasmu adalah belajar dan kuliah masalah pekerjaan kamu tidak usah bekerja lagi." ucap ayahnya Elisabeth.
" Tapi aku tidak enak kalau tidak bekerja hanya numpang makan dan minum." ucap Albert.
" Panggil kami dengan sebutan ayah dan ibu agar enak mendengarnya." pinta ibunya Elisabeth.
" Ayah dan ibu." ucap Albert
" Nah kalau begitu kan enak." ucap ibunya Elisabeth.
" Kamu sudah kami anggap sebagai anak jadi jangan merasa sungkan. Kuliah yang rajin dan mendapatkan nilai yang bagus itu hadiah yang terbesar buat kami sebagai orang tua." ucap ayahnya Elisabeth
" Sekarang kita makan yuk? kamu belum makan kan Albert?" tanya ibunya Elisabeth
" Belum bu." jawab Albert sambil senyum pepsodent.
" Ya sudah kita masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi makan." ajak ibunya Elisabeth.
" Ok." Jawab mereka serempak
Mereka berempat masuk ke dalam rumah, mereka duduk di kursi makan saling berhadapan. Orang tua Elisabeth duduk berdampingan berhadapan dengan Elisabeth dan Albert yang duduk berdampingan. Mereka makan dalam diam tanpa ada pembicaraan sedikitpun. Selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga.
" Albert, kamarmu berada di lantai satu sebelah sana." tunjuk ibu nya Albert.
" Mengenai pakaian, kamu pakai sementara pakaian milik ayah besok kami akan membeli pakaian mu ." ucap ayahnya.
" Baik ayah." Jawab Albert sambil tersenyum.
" Sekarang kita istirahat sudah malam, nanti ayah ke kamarmu." ucap ayah Elisabeth.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Hallo, mampir ke karyaku yang lain ya :
Gadis Culun dan Ceo Lumpuh.
Cinta Satu malam Bersama Mafia
Cinta Satu Malam Bersama Mafia Sension 2
Cinta Pertama Psychopath
Cinta Pertama Mafia.
Perjalanan Cinta Sang Psychopath
Perjalanan Cinta 3 Pria Psychopath
Dan
Mohon dukungan dan Berikan : 😍😍😘😘🤩🤩😊😊😉😉
Komentar 😍
Like 😍
vote 😍
tip 😍
Agar Author tetap semangat dalam menulis novel ini. Terima kasih banyak buat pembaca yang masih setia membaca novelku.😁😚😚😍😍😘😘 juga yang telah memberikan komentar, like, vote dan tipnya.
Salam Author
Yayuk Triatmaja
xxxxxx
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Christy Oeki
terus berkarya
2022-07-01
0
玫瑰
Bagusnya keluarga Elisabeth.
2022-06-25
1