" Perkenalkan nama saya Federick, maaf saya tahu tuan dan nyonya tidak mengenal saya, saya hanya meminta pertolongan nyonya dan tuan untuk membantu teman saya." ucap Federick.
" Memangnya apa yang bisa kami bantu?" tanya ayahnya Elisabeth.
" Teman saya habis operasi dua mata, dua ginjal dan jantung. Teman saya tidak tahu kalau yang mendonorkan nya adalah istrinya ketika istrinya sudah melahirkan. Bisakah meminjam anak tuan untuk mengaku kalau anak tuan adalah istrinya." pinta Federick.
" Kenapa tidak jujur saja kalau istrinya yang mendonorkan nya?" tanya ayahnya Elisabeth.
" Karena permintaan istrinya kalau nanti dirinya sudah meninggal untuk mengatakan pada suaminya kalau istrinya mengalami koma dan baru mengatakan yang sejujurnya ketika suaminya sudah bisa melihat lagi." ucap Federick menjelaskan ke mereka berdua.
" Kenapa tidak bilang seperti yang dikatakan almarhum istrinya?" tanya ayahnya Elisabeth.
" Masalahnya teman saya ingin melihatnya besok karena itu aku meminta bantuan tuan untuk setelah perbannya di buka maka kami akan mengatakan yang sejujurnya kalau istrinya sudah meninggal." ucap Federick.
Ayahnya Elisabeth menatap istrinya dan istrinya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
" Baiklah." Jawab ayahnya Elisabeth.
" Terima kasih tuan dan nyonya." ucap Federick.
" Sesama manusia harus saling tolong menolong." ucap ibunya Elisabeth
" Kalau begitu kami pulang dulu, besok jika kami belum datang ada putra kami namanya Albert yang menjaga putri kami." ucap ayahnya Elisabeth.
" Baik, sekali lagi terima kasih. Hati - hati di jalan." ucap Federick
" Terima kasih." ucap mereka serempak sambil membalikkan badannya meninggalkan Federick sendiri.
" Akhirnya satu masalah sudah selesai tinggal bayi nya David apakah bisa di bawa ke dalam ruang perawatan David." ucap Federick.
" Federick lagi ngapain di situ?" tanya temannya.
Federick membalikkan badannya dan menatap sahabatnya tidak membawa bayi milik David.
" Bayinya mana?" tanya Federick
" Masih ada di ruangan bayi kata susternya tidak boleh di bawa ke tempat orang yang sakit takutnya nanti tertular." ucap sahabatnya.
" Kita ke ruangan David sekarang." ucap Federick
" Bagaimana dengan gadis yang kamu bilang mirip Karen?" tanya sahabatnya
" Sudah beres, besok jika David menanyakan istrinya tinggal di bawa ke ruang ICU." ucap Federick
" Baguslah kalau begitu." ucap sahabatnya.
Merekapun masuk ke dalam ruangan di mana David sedang berbaring.
" Siapa di situ?" panggil David
" Kami Federick dan Ronald." ucap Federick
" Mana bayiku?" tanya David karena tidak mendengar suara tangisan bayi.
" Kata suster tidak boleh di bawa keluar karena bayi itu sensitif takut tertular oleh orang yang kena sakit" ucap Ronald.
" Aku ingin menggendongnya Ronald, sudah lama sekali aku menginginkan bayi dan terlebih bayi itu adalah anak kandungku, bisakah aku di antar ke sana?" mohon David.
Ronald yang tidak tega menatap Federick dan Federick menganggukkan kepalanya.
" Hmmm... baiklah tuan." jawab Ronald mendekati tuan David.
" Anto ambilkan kursi roda." Perintah Ronald pada bodyguard yang duduk di sofa.
" Baik tuan." Jawab bodyguard itu sambil berdiri dan berjalan ke arah pintu untuk keluar mencari kursi roda.
Federick dan Ronald perlahan mengangkat tubuh David agar duduk sambil menunggu Anto datang.
ceklek
Seorang perawat membuka pintu sambil menundukkan kepalanya tanda hormat.
" Maafkan saya tuan - tuan, anak tuan David dengan nyonya Karen dari tadi menangis terus sudah diberikan susu tetap menangis." ucap perawat itu.
" Bawa ke sini anakku." ucap David
" Tapi tuan..." ucap perawat itu terpotong oleh David.
" Berikan sekarang atau jika sesuatu terjadi dengan putraku kamu akan aku siksa dan kubunuh." ancam David.
glek
" Baik tuan." Jawab perawat itu sambil menelan salivanya dengan kasar mendengar ancaman yang mengerikan dari tuan David.
Perawat itupun pergi meninggalkan ke tiga pria tampan tersebut. Setelah agak lama seorang perawat mendorong pintu kamar perawatan David dan seorang lagi masuk ke dalam kamar perawatan David sambil membawa bayi milik David dan Karen.
Oooeeeeee
Oooeeeeee
Oooeeeeee
Bayi tersebut tidak berhenti menangis membuat David menjadi sedih dan ke dua tangannya direntangkan untuk menggendong putranya. Perawat itupun menaruh bayinya ke tangan David. Bayi itupun langsung terdiam tanpa bersuara, dengan tangan gemetar David meraba pipi bayi anaknya. Perawat itupun dengan sabar mengajarkan cara menggendong bayi tersebut.
" Hallo sayang, ini Daddy kenapa menangis? kangen sama Daddy ya?" tanya David dengan nada lembut sambil membelai wajah anaknya yang kulitnya sangat lembut dan gembul.
Bayi itu seakan merespon menangkap jari telunjuk tangan daddynya sambil tersenyum.
" Tuan bayinya tersenyum sambil menggenggam jari telunjuk tangan tuan." ucap Ronald
" Iya aku merasakan jari telunjuk ku di sentuh, apakah senyuman nya mirip denganku atau mirip istriku?" tanya David
" Mirip dengan nona Karen juga tuan." ucap Ronald sambil menahan rasa sesak di hatinya karena selama hidupnya baru kali ini dirinya berbohong dengan tuan David.
" Benarkah, aku jadi kangen dengan istriku dan cepat - cepat bisa melihat istri dan anakku." ucap David.
" Tunggu beberapa hari lagi tuan bisa melihat." ucap Ronald
" David siapa nama anaknya?" tanya Federick mengalihkan pembicaraan agar David tida bersedih memikirkan istrinya yang sudah meninggal.
" Daka Aliandro." ucap David
" Namanya sangat bagus tuan." puji Ronald
Tidak berapa bayi itupun tertidur dengan pulas.
" Maaf tuan, bayinya saya ambil." ucap perawat itu dengan nada sopan.
" Tidak, keranjang bayinya bawa ke sini aku ingin anakku dekat dengan ranjangku." tolak David.
Perawat itu mulutnya membuka ingin mengatakan sesuatu tapi Ronald menatap tajam seakan menyuruhnya untuk diam.
" Bawa ke sini ranjang bayinya kalau masih sayang dengan nyawanya." bisik Federick
glek
Lagi - lagi perawat itupun menelan salivanya dengan kasar dan hanya bisa menganggukkan kepalanya tanda pasrah mengikuti permintaan tuan David.
Perawat itupun pergi meninggalkan ke tiga pria tampan tersebut bersama temannya dan tidak berapa lama ke dua perawat itu datang sambil membawa ranjang bayi.
" Maaf tuan ranjang bayinya sudah ada di sebelah tuan, boleh saya minta bayinya agar berbaring di ranjang?" pinta perawatnya.
" Sebentar." ucap David dengan nada singkat.
" Anak Daddy tidur yang nyenyak ya? Daddy akan menemanimu tidur." ucap David
cup
David mengecup pipil gembul anaknya kemudian di berikan ke perawat nya. Perawat itupun menerimanya dan membaringkan di ranjang khusus bayi.
" Maaf tuan, saya tinggal nanti kalau bayinya menangis tolong bunyikan bel dekat ranjang tuan." ucap perawat dengan nada sopan.
" Hmmm." ucap David berupa deheman.
Perawat itupun pergi meninggalkan ke tiga pria tampan tersebut.
" David aku ingin ke tempat istri dan anakku ya?" pamit Federick.
" Anak? bukannya Sandra bulan depan melahirkan?" tanya David
" Tidak, istriku mengalami pendarahan dan harus di operasi sama seperti istrimu." ucap Federick
" Istriku pendarahan lagi?" tanya David dengan nada kuatir dengan istri yang sangat dicintainya.
xxxxxxx
Ayo donk di vote, like, komentar dan hadiahnya agar novel ini lulus kontrak.
Terima kasih yang sudah memberikan vote, like, komentar dan hadiahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Christy Oeki
bahagia selalu
2022-07-01
0
Siti Solikah
duh sedihnya
2022-03-06
0
Eci Ajj
bawang na kebanyakan Thor..😭😭😭😭
2021-11-26
0