Keluarga Elisabeth

Mata ayahnya Elisabeth membulat sempurna melihat foto tersebut sedangkan ibunya Elisabeth menutup mulutnya seakan tidak percaya melihat putri kesayangannya terkapar di tengah jalan.

bruk

Ibunya Elisabeth pingsan seketika dan untunglah suaminya menahan tubuh istrinya agar tidak terjatuh.

" Tolong bantu bukakan pintu mobil" pinta ayahnya Elisabeth.

" Baik tuan." Jawab salah satu dari mereka.

Ayahnya Elisabeth menggendong istrinya ala bridal style menuju ke arah mobilnya. Ayahnya Elisabeth berdiri di samping pengemudi menunggu pria itu membuka pintu mobilnya.

Ayahnya Elisabeth mendudukkan istrinya di kursi pengemudi kemudian memasangkan seat belt setelah itu menutup pintu mobil. Ayahnya Elisabeth memutari mobilnya kemudian membuka pintu mobil untuk duduk di kursi pengemudi. Ayahnya Elisabeth membuka kaca mobil dari arah samping dimana istrinya masih memejamkan matanya.

" Tuan terima kasih atas bantuannya." ucap ayahnya Elisabeth ke orang yang tadi membuka pintu mobilnya.

" Sama - sama tuan." jawab pria tersebut.

Ayahnya Elisabeth hanya tersenyum dan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi karena dirinya sangat kuatir dengan anak semata wayangnya.

Singkat cerita mereka kini sudah berada di rumah sakit tepatnya di ruang ugd menunggu putri semata wayangnya Elisabeth.

ceklek

Seorang dokter keluar dari ruang UGD dan orang tua Elisabeth dan Albert berdiri dan berjalan mendekati dokter tersebut.

" Bagaimana keadaan putri kami dok?" tanya ayahnya Elisabeth.

" Nona Elisabeth kondisinya koma dan sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang ICU." ucap sang dokter.

" Maaf dokter kami berencana tujuh hari lagi memindahkan putri kami ke kota xxxx jika belum sadar apakah bisa dipindahkan ke rumah sakit di kota xxxx?" tanya ayah Elisabeth

" Bisa tuan." jawab dokter tersebut.

" Terima kasih dokter. Apakah kami bisa menengok putri kami?" tanya ibunya Elisabeth.

" Bisa nyonya, sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang ICU." ucap dokter mengulangi perkataannya.

" Kan tadi sudah diomongi Bu sama dokter kalau sebentar lagi putri kita akan dipindahkan ke ruang ICU." bisik suaminya.

" Maaf ayah, ibu lagi sedih memikirkan Elisabeth." bisik istrinya

Suaminya hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

" Ehem.. apakah ada yang ingin ditanyakan?" tanya dokter tersebut.

" Tidak ada dokter, terima kasih atas penjelasannya." ucap ayahnya Elisabeth.

" Sama - sama, kalau begitu saya permisi dulu mau melihat pasien lainnya." ucap dokter tersebut.

" Baik dokter." Jawab ibu dan ayahnya Elisabeth serempak.

Dokter itupun pergi meninggalkan pasangan suami istri dan juga Albert. Setelah agak lama pintu UGD di buka tampak dua orang perawat membawa seorang wanita yang masih memejamkan mata karena efek obat biusnya.

Seorang pria tampan mengikuti brankar tersebut menuju ke ruang perawatan VVIP dan tidak berapa lama keluar lagi dari ruangan pintu UGD dua orang perawat mendorong brangkar Elisabeth yang hampir seluruh tubuhnya ditutupi oleh perban mirip mumi menuju ke ruangan ICU. Sepasang suami istri dan Albert mengikuti brankar tersebut.

" Maaf tuan, kalau masuk satu persatu." ucap perawat tersebut dengan nada sopan.

" Baik suster." jawab ayahnya Elisabeth

" Ayah, biar ibu dulu yang ke dalam." pinta istrinya.

" Baik Bu." Jawab suaminya

Ibunya Elisabeth masuk ke dalam yang sebelumnya memakai pakaian khusus untuk menjenguk pasien yang di rawat di ICU sedangkan ayahnya Elisabeth dan Albert duduk di ruang ICU menunggu ibunya Elisabeth.

" Ayah tadi Albert mendengar kalau Elisabeth tujuh hari lagi akan pindah ke kota xxxx, apakah kita akan pindah atau kita akan ke kota sana bila menengok Elisabeth?" tanya Albert

" Oh iya ayah mau memberitahukan kalau ayah dan ibu dipindah tugaskan ke kota xxxx jadi otomatis kuliah kalian berdua juga ikut pindah tapi karena Elisabeth sakit terpaksa dipindahkan ke rumah sakit di kota xxxx agar kami dan kamu bisa menengoknya setiap hari karena kalau di sini jaraknya sangat jauh." ucap ayahnya Elisabeth menjelaskan ke Albert.

" Kamu tidak masalah bukan kalau kuliah kalian berdua juga ikut pindah?" tanya ayahnya Elisabeth.

" Tidak ayah, Albert tidak merasa keberatan begitu pula dengan Elisabeth, Albert rasa Elisabeth juga tidak mungkin keberatan" ucap Albert.

" Baguslah kalau begitu, ayah ikut senang." ucap ayahnya Elisabeth.

" Ayah dan ibu pulang saja nanti Albert yang berjaga menunggu Elisabeth." ucap Albert

" Tidak Albert kamu pasti lelah, kamu pulanglah." ucap ayah Elisabeth menolak permintaan Albert.

" Tidak ayah, Albert tidak lelah justru ibu kasihan ayah, ibu pasti lelah pulang kerja besok pagi atau siang ayah dan ibu bisa ke sini menengok Elisabeth." ucap Albert

" Oh iya ayah, maafkan Albert tadi motor Albert tinggalkan di pinggir jalan karena Albert menolong Elisabeth ke rumah sakit dengan di antar mobil oleh orang yang melihat kejadian kecelakaan itu." ucap Albert

" Tidak apa-apa Albert, tadi ayah sudah menghubungi anak buah ayah untuk membawa motor ke rumah ayah." ucap ayahnya Elisabeth.

" Baiklah, nanti kami akan pulang dan ini uang buat kamu makan di sini." ucap ayah Elisabeth memberikan 3 lembar uang warna merah.

" Ayah ini kebanyakan Albert ambil satu lembar aja." ucap Albert sambil mengambil satu lembar uang berwarna merah.

" Tidak Albert, jaga - jaga kalau uangnya kurang." ucap ayahnya Elisabeth sambil memasukkan uang dua lembar warna merah ke kantong kemeja Albert.

" Terima kasih ayah." Jawab Albert

"Sama - sama Albert, kamukan sudah kami anggap sebagai anak kami." ucap ayahnya Albert.

ceklek

Ibunya Elisabeth keluar dari ruangan ICU dengan mata sembab dan ayahnya Elisabeth berdiri dan berjalan ke arah istrinya dan memeluknya dari arah samping.

" Ayah hiks... hiks... Elisabeth...hiks... hiks.. ibu panggil diam saja." ucap ibunya sambil menangis.

" Kita doakan saja Bu semoga Elisabeth segera sadar dari komanya." ucap ayahnya Elisabeth.

" Ayah akan menengok Elisabeth dulu setelah itu kita pulang." ucap ayahnya Elisabeth.

Ayahnya Elisabeth berjalan ke arah ruang ICU untuk melihat kondisi putri kesayangannya. Setelah setengah jam lamanya akhirnya ayahnya Elisabeth keluar dari ruangan ICU dan berjalan mendekati istrinya.

" Ayo Bu, kita pulang." ajak ayahnya Elisabeth.

" Baik ayah, Albert titip Elisabeth kalau ada apa-apa kabarin kami." ucap ibunya Elisabeth.

" Hmm... Albert tidak mempunyai ponsel Bu." jawab Albert sambil tersenyum dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Oh ya ini ibu tadi baru beli ponsel kamu pakai yang baru kebetulan juga sudah ada kartunya, sebentar ibu masukkan nomer ibu, ayah dan Elisabeth." ucap ibunya Elisabeth.

Ibunya Elisabeth mengeluarkan ponselnya yang berada di dalam tas kemudian memasukkan nomer ponsel dirinya, suaminya dan juga Elisabeth kemudian ibunya Elisabeth menekan tombol hijau agar tahu nomer ponsel Albert setelah selesai ibunya Albert memberikannya ke Albert.

" Albert ini ponselnya sudah ibu masukkan nomernya, kami tinggal dulu." ucap ibunya Elisabeth.

" Baik Bu, hati - hati." ucap Albert sambil mencium punggung tangan ayah dan ibu angkatnya.

Baru beberapa langkah seorang pria tampan memanggil ayah dan ibunya Elisabeth.

" Maaf nyonya dan tuan bisa bicara sebentar." ucap pria tampan tersebut.

Ayahnya Elisabeth dan ibunya Elisabeth langsung menghentikan langkahnya.

" Ya, ada apa tuan?" tanya ayahnya Elisabeth

Terpopuler

Comments

Christy Oeki

Christy Oeki

sehat selalu

2022-07-01

0

Sumawita

Sumawita

Siapa yg mau itu Ronald apa dokternya

2021-09-16

2

Yusnita Fauziah

Yusnita Fauziah

siapa yg mau ngomong Ronald apa fedric 🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔

2021-09-16

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Karakter
2 Kampus
3 Elisabeth dan Albert
4 Membantu Albert
5 Dendam
6 Elisabeth Kecelakaan
7 Keluarga Elisabeth
8 Permohonan Federick
9 Tiga Sahabat Revisi
10 David
11 David 2
12 David Mengunjungi Karen di ICU
13 David Bisa Melihat Kembali
14 Kesedihan David
15 Kesedihan David 2
16 David dan Elisabeth
17 Satu Tahun Kemudian Revisi
18 Terapi
19 Kebahagian dokter Clarissa dan Gavin
20 Kebahagian dokter Clarissa dan Gavin 2
21 Dokter Clarissa Hamil
22 Rencana Jahat
23 David
24 David 2
25 David dan Daka
26 David
27 Ronald dan Lina
28 David dan Lina 2
29 Hukuman
30 Hukuman
31 Pernikahan Lina dan Ronald
32 Clarissa Dan Gavin
33 Clarissa Dan Gavin
34 Clarissa Bertemu Dengan Gadis Culun
35 Hukuman
36 Hukuman 2
37 Pertemuan Karen dan Clarissa
38 Karen Bekerja Menjadi Sekretaris Gavin
39 Pertemuan Gavin Dengan David
40 Pertemuan Pertama Karen Dengan Daka
41 Kerinduan David
42 David Kecewa
43 Kedatangan Karen
44 Karen Di Usir
45 Karen Setuju Menikah
46 Pernikahan Karen Dan David
47 Mansion Milik David
48 Menyamar Menjadi Gadis Culun.
49 Pembalasan Gadis Cupu
50 Kedatangan Daddy David
51 Daddy David Dan Mommy Karen
52 Hukuman
53 Ronald
54 David dan Karen
55 Karen Hamil
56 Karen Masuk Ke Rumah Sakit
57 Memberikan Pelajaran
58 Hukuman
59 Hukuman 2
60 Kebahagiaan Daddy David
61 Ronald
62 Ronald dan Tamara
63 Malam Pertama
64 Masa Lalu Ronald
65 Kisah Ronald dan Lina
66 Rencana Jahat
67 Lina Meninggal
68 Serena Evangelista Reagen
69 Ronald dan Tamara
70 Menolak Pembatalan Perjanjian
71 Negosiasi
72 Ronald dan Tamara
73 Rahasia
74 Kesedihan Serena
75 Sahabat
76 Satu Tahun Kemudian
77 Penculikan
78 Pertemuan Pertama Ronald
79 Di Culik
80 Karena Cavin Putramu
81 Mengungkap Kebenaran
82 Celine Menerima Hukuman
83 Kematian Celine
84 Tiga Sahabat
85 Mommy Maafkan Daddy
86 Tegar
87 Lima Puluh Tahun Yang Lalu
88 Pernikahan
89 Serena
90 Ronald Menyesal
91 Tamat
92 Novel Terbaru Aku Bukan Penggoda
93 Novel : Mengubah Takdir Tokoh Antagonis
94 Novel Terjerat Cinta Sang Pelakor
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Perkenalan Karakter
2
Kampus
3
Elisabeth dan Albert
4
Membantu Albert
5
Dendam
6
Elisabeth Kecelakaan
7
Keluarga Elisabeth
8
Permohonan Federick
9
Tiga Sahabat Revisi
10
David
11
David 2
12
David Mengunjungi Karen di ICU
13
David Bisa Melihat Kembali
14
Kesedihan David
15
Kesedihan David 2
16
David dan Elisabeth
17
Satu Tahun Kemudian Revisi
18
Terapi
19
Kebahagian dokter Clarissa dan Gavin
20
Kebahagian dokter Clarissa dan Gavin 2
21
Dokter Clarissa Hamil
22
Rencana Jahat
23
David
24
David 2
25
David dan Daka
26
David
27
Ronald dan Lina
28
David dan Lina 2
29
Hukuman
30
Hukuman
31
Pernikahan Lina dan Ronald
32
Clarissa Dan Gavin
33
Clarissa Dan Gavin
34
Clarissa Bertemu Dengan Gadis Culun
35
Hukuman
36
Hukuman 2
37
Pertemuan Karen dan Clarissa
38
Karen Bekerja Menjadi Sekretaris Gavin
39
Pertemuan Gavin Dengan David
40
Pertemuan Pertama Karen Dengan Daka
41
Kerinduan David
42
David Kecewa
43
Kedatangan Karen
44
Karen Di Usir
45
Karen Setuju Menikah
46
Pernikahan Karen Dan David
47
Mansion Milik David
48
Menyamar Menjadi Gadis Culun.
49
Pembalasan Gadis Cupu
50
Kedatangan Daddy David
51
Daddy David Dan Mommy Karen
52
Hukuman
53
Ronald
54
David dan Karen
55
Karen Hamil
56
Karen Masuk Ke Rumah Sakit
57
Memberikan Pelajaran
58
Hukuman
59
Hukuman 2
60
Kebahagiaan Daddy David
61
Ronald
62
Ronald dan Tamara
63
Malam Pertama
64
Masa Lalu Ronald
65
Kisah Ronald dan Lina
66
Rencana Jahat
67
Lina Meninggal
68
Serena Evangelista Reagen
69
Ronald dan Tamara
70
Menolak Pembatalan Perjanjian
71
Negosiasi
72
Ronald dan Tamara
73
Rahasia
74
Kesedihan Serena
75
Sahabat
76
Satu Tahun Kemudian
77
Penculikan
78
Pertemuan Pertama Ronald
79
Di Culik
80
Karena Cavin Putramu
81
Mengungkap Kebenaran
82
Celine Menerima Hukuman
83
Kematian Celine
84
Tiga Sahabat
85
Mommy Maafkan Daddy
86
Tegar
87
Lima Puluh Tahun Yang Lalu
88
Pernikahan
89
Serena
90
Ronald Menyesal
91
Tamat
92
Novel Terbaru Aku Bukan Penggoda
93
Novel : Mengubah Takdir Tokoh Antagonis
94
Novel Terjerat Cinta Sang Pelakor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!