Kampus

Ketika dosennya menyebutkan angka jari jemari Eli bergerak - gerak membuat semua mahasiswa dan mahasiswi menatap jari jemari Eli tanpa berkedip.

" 362,880." ucap Eli.

" Iya tepat sekali, tapi bapak masih bingung bagaimana bisa. Belajar dari mana?" tanya dosen killer tersebut.

" Mommyku yang mengajariku." ucap Elisabeth dengan jujur.

" Mommymu belajar dari mana?" tanya dosen killer tersebut.

" Dari omaku." ucap Elisabeth

" Diajarkan secara turun temurun?" tanya dosen killer tersebut.

" Benar pak." jawab Elisabeth

" Baik, silahkan duduk kembali." ucap dosen tersebut.

" Terima kasih pak." Jawab Elisabeth

Elisabeth berjalan ke arah tempat duduknya dan kembali mendengarkan pelajaran dosennya.

" Sekarang bapak ganti materi pelajarannya karena kalau matematika Eli bisa menjawab nya." ucap dosennya.

" Baik pak." Jawab mereka serempak

" Siapa yang mengembangkan penelitian vaksin cacar? dan dari negara mana?" tanya dosen killer tersebut.

Hening

hening

" Tidak ada yang tahu?" tanya dosen killer tersebut.

" Saya pak." ucap Elisabeth sambil jari telunjuknya di angkat ke atas.

" Apa Eli ?" tanya dosennya.

" Edward Jenner dari negara Inggris." Jawab Elisabeth.

" Tepat." Jawab dosen killer tersebut

" Siapa penemu lensa dan dari negara mana?" tanya dosen killer tersebut.

" Saya pak." Jawab Albert

" Apa Albert?" tanya dosen killer tersebut

" Anthony Van Leuwenhook dari negara Belanda." ucap Albert.

" Tepat." Jawab dosen killer tersebut

" Kalau penemu lensa kacamata dan dari negara mana?" tanya dosen killer tersebut.

" Albert dan Eli pasti tahu pak kan mereka berdua yang memakai kaca mata." celetuk salah satu mahasiswi.

" Benarkah? Albert atau Eli yang bisa menjawab?" tanya dosen killer tersebut sambil menatap ke duanya.

" Benyamin Franklin dari negara Amerika Serikat." ucap Albert dan Eli serempak.

" Tepat." Jawab dosen killer tersebut.

Tidak berapa lama bunyi bel tanda mata kuliah pertama sudah berakhir.

" Mata kuliah sudah selesai sampai ketemu di hari Kamis." ucap dosen killer tersebut.

Dosen itupun meninggalkan ruangan tersebut dan mahasiswi dan mahasiswa keluar dari ruang kampus.

brak

Seorang gadis memukul meja di mana Albert dan Elisabeth sedang bersiap untuk keluar.

" Hei dua orang cupu, kalau dosen killer bertanya kalian jangan menjawab." ucap gadis tersebut.

" Kenapa, kitakan tahu jawabannya kenapa tidak boleh menjawab?" tanya Elisabeth dengan nada bingung.

" Aku bilang tidak boleh jawab ya tidak boleh ngerti ngga sih!!" bentak gadis tersebut

" Ingat ya kalau kalian masih juga menjawab, kami tidak segan - segan memberi pelajaran buat kalian." ancam teman gadis tersebut.

" Baik." jawab Albert dan Elisabeth

" Bagus." ayo teman - teman kita pergi." ucap salah satu dari mereka.

" Ok." jawab mereka serempak

Ke enam gadis tersebut meninggalkan Albert dan Elisabeth.

" Siapa sih mereka?" tanya Elisabeth dengan nada masih kesal

" Mereka 6 gadis yang mempunyai nama genk six grill. Mereka memang sangat suka berbuat semaunya maklum anak - anak orang kaya tapi otaknya zonk." ucap Albert

" Pffftttt hahaha..." tawa Elisabeth pecah mendengar ucapan teman kampusnya

" Oh iya kenalkan namaku Albert dan namamu Elisabeth kan?" tanya Albert sambil mengulurkan tangan kanannya.

" Iya benar namaku Elisabeth seperti tadi aku katakan di depan." ucap Elisabeth sambil membalas tangan Albert.

" Kamu tidak makan ke kantin?" tanya Elisabeth

" Tidak." jawab Albert

" Kenapa?" tanya Elisabeth

" Aku tidak ada uang." jawab Albert lirih sambil menundukkan wajahnya.

" Aku ada uang kita ke kantin yuk?" ajak Elisabeth

" Aku malu masa cewek traktir cowok." ucap Albert.

" Ya sudah supaya tidak malu kamu traktir aku." ucap Elisabeth

" Tapi aku tidak ada uang." Jawab Albert

" Uangku aku berikan padamu jadi seakan - akan kamu yang traktir aku, bagaimana?" tanya Elisabeth

" Tapi aku merasa tidak enak." ucap Albert yang sebenarnya ingin karena perutnya sangat lapar

krucuk krucuk

Perut Albert berbunyi membuat Elisabeth tersenyum.

" Ya sudah ini uangnya, kasihan cacingnya lagi demo." ucap Elisabeth sambil mengeluarkan 2 lembar uang dan diberikan ke Albert.

" Ini terlalu banyak." ucap Albert

" Aku sangat lapar nanti kalau kalau uangnya kembali kamu ambil saja soalnya kalau dikembalikan ke aku nanti teman kita melihatnya lagi." ucap Elisabeth.

" Baik deh. Terima kasih banyak ya?" ucap Albert

" Sama - sama, ayo kita makan di kantin takut ke buru bel ke dua." ucap Elisabeth

" Baiklah." Jawab Albert.

Merekapun berjalan berdampingan menuju ke arah kantin. Mereka memesan makanan dan duduk di sudut beberapa mahasiswa dan mahasiswi hanya memandang dengan hina karena selain berpenampilan culun pakaian mereka juga seperti pakaian dari desa.

Elisabeth dan Albert tidak memperdulikan mereka makan dengan santai. Selesai makan Albert membayar makanan yang tadi dipesannya. Semua orang menatap ke arah Albert karena sepengetahuan mereka Albert tidak mempunyai uang terlebih Albert masuk ke kampus karena jalur prestasi.

" Hai cupu kamu dapat uang dari mana? apa kamu mencuri?" tanya salah satu mahasiswa

Albert diam hanya menatap Elisabeth.

" Cepat jawab jangan saling memandang!!" bentak mahasiswa lainnya.

" Saya tidak mencuri, saya mendapatkan uang itu dari.." ucap Albert terpotong oleh Elisabeth.

" Bekerja." ucap Elisabeth.

" Bekerja?" tanya ulang dari salah satu mahasiswa

" Iya benar bekerja, Albert bekerja di sebuah restoran." ucap Elisabeth

" Benarkah? kok kamu tahu?" tanya salah satu mahasiswa.

" Karena aku juga bekerja menjadi pelayan." ucap Elisabeth

" Huh... pantas saja wajah kalian memang seperti pelayan." hina mahasiswi.

" Terima kasih atas pujiannya, ayo Albert kita pergi dari sini." ucap Elisabeth sambil menarik tangan Albert.

" Hei dua orang cupu berhenti!!" bentak salah satu mahasiswi

" Ada apa?" tanya Elisabeth sambil membalikkan badannya.

" Kalian itu dua cupu tidak pantas kuliah di sini bikin pemandangan jadi jelek." ucap salah satu mahasiswi.

" Iya benar." jawab mereka serempak

" Sekarang aku ingin bertanya apakah ada larangan untuk kuliah di kampus ini?" tanya Elisabeth

" Tidak ada." jawab mereka serempak

" Kuliah itu untuk menimba ilmu agar nantinya bisa digunakan untuk kita bekerja di perusahaan bukan untuk membuly orang atau merendahkan orang lain." ucap Elisabeth

Semua mahasiswa dan mahasiswi terdiam mendengarkan ucapan Elisabeth yang ada benarnya.

" Sekarang aku ingin bertanya jika salah satu dari kalian diperlakukan seperti kami bagaimana perasaan kalian? direndahkan dan di bully. Tentunya kalian tidak mau bukan? Orangtuaku mengajarkan jika kita tidak ingin di gigit maka jangan menggigit orang lain." ucap Elisabeth.

" Jadi jika kita ingin mengatakan sesuatu ke orang lain berpikirlah lebih dulu jika orang lain mengatakan sesuatu yang kita pikirkan apakah kita merasa tersinggung, marah atau sakit hati." sambung Elisabeth.

Elisabeth membalikkan badannya dan menarik kembali tangan Albert meninggalkan mereka yang masih terdiam merenungkan perkataan Elisabeth yang ada benarnya.

" Benar juga ya, kenapa kita mesti membuly Elisabeth dan Albert." ucap salah satu mahasiswi.

Terpopuler

Comments

menarik

2022-11-11

0

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

Bru smpt bc 😕🥺🥺🥺

2022-07-22

2

Christy Oeki

Christy Oeki

bahagia selalu

2022-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Karakter
2 Kampus
3 Elisabeth dan Albert
4 Membantu Albert
5 Dendam
6 Elisabeth Kecelakaan
7 Keluarga Elisabeth
8 Permohonan Federick
9 Tiga Sahabat Revisi
10 David
11 David 2
12 David Mengunjungi Karen di ICU
13 David Bisa Melihat Kembali
14 Kesedihan David
15 Kesedihan David 2
16 David dan Elisabeth
17 Satu Tahun Kemudian Revisi
18 Terapi
19 Kebahagian dokter Clarissa dan Gavin
20 Kebahagian dokter Clarissa dan Gavin 2
21 Dokter Clarissa Hamil
22 Rencana Jahat
23 David
24 David 2
25 David dan Daka
26 David
27 Ronald dan Lina
28 David dan Lina 2
29 Hukuman
30 Hukuman
31 Pernikahan Lina dan Ronald
32 Clarissa Dan Gavin
33 Clarissa Dan Gavin
34 Clarissa Bertemu Dengan Gadis Culun
35 Hukuman
36 Hukuman 2
37 Pertemuan Karen dan Clarissa
38 Karen Bekerja Menjadi Sekretaris Gavin
39 Pertemuan Gavin Dengan David
40 Pertemuan Pertama Karen Dengan Daka
41 Kerinduan David
42 David Kecewa
43 Kedatangan Karen
44 Karen Di Usir
45 Karen Setuju Menikah
46 Pernikahan Karen Dan David
47 Mansion Milik David
48 Menyamar Menjadi Gadis Culun.
49 Pembalasan Gadis Cupu
50 Kedatangan Daddy David
51 Daddy David Dan Mommy Karen
52 Hukuman
53 Ronald
54 David dan Karen
55 Karen Hamil
56 Karen Masuk Ke Rumah Sakit
57 Memberikan Pelajaran
58 Hukuman
59 Hukuman 2
60 Kebahagiaan Daddy David
61 Ronald
62 Ronald dan Tamara
63 Malam Pertama
64 Masa Lalu Ronald
65 Kisah Ronald dan Lina
66 Rencana Jahat
67 Lina Meninggal
68 Serena Evangelista Reagen
69 Ronald dan Tamara
70 Menolak Pembatalan Perjanjian
71 Negosiasi
72 Ronald dan Tamara
73 Rahasia
74 Kesedihan Serena
75 Sahabat
76 Satu Tahun Kemudian
77 Penculikan
78 Pertemuan Pertama Ronald
79 Di Culik
80 Karena Cavin Putramu
81 Mengungkap Kebenaran
82 Celine Menerima Hukuman
83 Kematian Celine
84 Tiga Sahabat
85 Mommy Maafkan Daddy
86 Tegar
87 Lima Puluh Tahun Yang Lalu
88 Pernikahan
89 Serena
90 Ronald Menyesal
91 Tamat
92 Novel Terbaru Aku Bukan Penggoda
93 Novel : Mengubah Takdir Tokoh Antagonis
94 Novel Terjerat Cinta Sang Pelakor
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Perkenalan Karakter
2
Kampus
3
Elisabeth dan Albert
4
Membantu Albert
5
Dendam
6
Elisabeth Kecelakaan
7
Keluarga Elisabeth
8
Permohonan Federick
9
Tiga Sahabat Revisi
10
David
11
David 2
12
David Mengunjungi Karen di ICU
13
David Bisa Melihat Kembali
14
Kesedihan David
15
Kesedihan David 2
16
David dan Elisabeth
17
Satu Tahun Kemudian Revisi
18
Terapi
19
Kebahagian dokter Clarissa dan Gavin
20
Kebahagian dokter Clarissa dan Gavin 2
21
Dokter Clarissa Hamil
22
Rencana Jahat
23
David
24
David 2
25
David dan Daka
26
David
27
Ronald dan Lina
28
David dan Lina 2
29
Hukuman
30
Hukuman
31
Pernikahan Lina dan Ronald
32
Clarissa Dan Gavin
33
Clarissa Dan Gavin
34
Clarissa Bertemu Dengan Gadis Culun
35
Hukuman
36
Hukuman 2
37
Pertemuan Karen dan Clarissa
38
Karen Bekerja Menjadi Sekretaris Gavin
39
Pertemuan Gavin Dengan David
40
Pertemuan Pertama Karen Dengan Daka
41
Kerinduan David
42
David Kecewa
43
Kedatangan Karen
44
Karen Di Usir
45
Karen Setuju Menikah
46
Pernikahan Karen Dan David
47
Mansion Milik David
48
Menyamar Menjadi Gadis Culun.
49
Pembalasan Gadis Cupu
50
Kedatangan Daddy David
51
Daddy David Dan Mommy Karen
52
Hukuman
53
Ronald
54
David dan Karen
55
Karen Hamil
56
Karen Masuk Ke Rumah Sakit
57
Memberikan Pelajaran
58
Hukuman
59
Hukuman 2
60
Kebahagiaan Daddy David
61
Ronald
62
Ronald dan Tamara
63
Malam Pertama
64
Masa Lalu Ronald
65
Kisah Ronald dan Lina
66
Rencana Jahat
67
Lina Meninggal
68
Serena Evangelista Reagen
69
Ronald dan Tamara
70
Menolak Pembatalan Perjanjian
71
Negosiasi
72
Ronald dan Tamara
73
Rahasia
74
Kesedihan Serena
75
Sahabat
76
Satu Tahun Kemudian
77
Penculikan
78
Pertemuan Pertama Ronald
79
Di Culik
80
Karena Cavin Putramu
81
Mengungkap Kebenaran
82
Celine Menerima Hukuman
83
Kematian Celine
84
Tiga Sahabat
85
Mommy Maafkan Daddy
86
Tegar
87
Lima Puluh Tahun Yang Lalu
88
Pernikahan
89
Serena
90
Ronald Menyesal
91
Tamat
92
Novel Terbaru Aku Bukan Penggoda
93
Novel : Mengubah Takdir Tokoh Antagonis
94
Novel Terjerat Cinta Sang Pelakor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!