Seluruh kekacauan yang disebabkan oleh serangan kultivator aliran hitam telah berhasil terselesaikan, dan aktivitas Sekte Menara Surgawi kembali berjalan normal seperti semula.
Masih di gerbang utama, Reinar diam-diam menyuruh 100 pasukan miliknya yang ahli dalam hal bersembunyi membantu menjaga gerbang utama Sekte. Mereka bersembunyi di bagian luar gerbang utama, dan hanya Reinar lah yang tahu keberadaan mereka.
Saat ingin meninggalkan gerbang utama Sekte, Sen Mo datang menemui Reinar, dan dia segera menyampaikan pesan dari Tetua Yi yang harus dia sampaikan kepada Reinar.
“Saudara Rei, Guru Yi menyuruh kita segera berkumpul di aula utama Sekte....” Katanya menyampaikan pesan.
Reinar menganggukkan kepalanya lalu dia segera pergi ke aula utama Sekte bersama Sun Mo yang berada di sampingnya.
Tak lama mereka berdua sampai di depan aula utama Sekte dan langsung menemui Tetua Yi yang sudah menantikan kedatangan mereka. “Guru Yi....” Kata keduanya sambil sedikit menundukkan kepalanya.
Tetua Yi tak banyak berkata, dia langsung saja membawa Reinar dan Sun Mo masuk kedalam aula utama Sekte. “Patriak ingin bertemu dengan kalian....” Katanya sambil terus berjalan.
“Guru Yi, kenapa tiba-tiba Patriak ingin bertemu dengan kami?.... Apa kami pernah berbuat kesalahan sehingga Patriak ingin memarahi kami?....” Tanya Sun Mo yang jantungnya berdebar-debar karena dia akan bertemu dengan sosok paling dihormati oleh seluruh orang yang berada di Sekte Menara Surgawi.
Tetua Yi hanya tersenyum setelah mendengar pertanyaan Sun Mo. Dia bahkan memilih diam dan terus berjalan.
“Saudara Mo, aku yakin Patriak tidak akan memarahi kita, karena memang kita tidak melakukan kesalahan. Kemungkinan Patriak hanya ingin menanyai kita tentang kejadian penyerangan yang dilakukan oleh kultivator aliran hitam....” Kata Reinar yang membuat Sun Mo kembali dapat menenangkan dirinya.
°°°
Di aula utama Sekte Menara Surgawi, Patriak Zao Tian dan Tetua Agung Zao Huan tengah menunggu kedatangan Tetua Yi beserta kedua muridnya. Di samping keduanya ada Shen Daiyu yang tengah menikmati minumannya.
“Patriak, aku benar-benar bingung harus menghadiahkan apa kepadanya....” Kata Tetua Agung Zao Huan.
Patriak Zao Tian tersenyum. “Bagaimana kalau kita memberinya akses untuk bebas keluar masuk Menara kultivasi peninggalan dari sang Maha Dewa?....” Ujarnya.
“Aishah, kenapa juga sejak awal aku tidak kepikiran tentang tempat itu....” Gumam Tetua Agung Zao Huan.
Sesaat setelah mereka selesai mendiskusikan hadiah yang tepat untuk diberikan kepada Reinar. Dari arah pintu masuk aula utama Sekte Menara Surgawi, mereka melihat kedatangan Tetua Yi beserta kedua muridnya.
Dengan menunjukkan senyuman tulus di wajahnya, Patriak Zao Tian dan Tetua Agung Zao Huan menyambut kedatangan Tetua Yi beserta kedua muridnya.
Sambil tersenyum, keduanya sangat mengagumi kekuatan dua murid Tetua Yi yang kekuatannya tak dapat dibandingkan dengan murid seusia mereka.
Di Sekte Menara Surgawi ada murid jenius yang tergabung dalam murid elite Sekte. Namun kekuatan para jenius Sekte itu hanya akan jadi bahan tertawaan kalau kekuatan mereka dibandingkan dengan para murid pribadi Tetua Yi.
Jika saja ada tingkatan yang lebih tinggi dari tingkat murid elit, mungkin hanya mereka bertiga lah yang akan menempati tingkatan. Kenapa hanya mereka?.... Itu karena hanya mereka bertiga lah yang mampu menerobos ke tingkat Dewa Emas sebelum menginjak usia 200 tahun, bahkan Reinar dan Shen Daiyu telah berada di tingkat Dewa Emas tahap puncak.
Tetua Yi hanya sedikit menundukkan kepalanya saat tiba di hadapan Patriak Zao Tian dan Tetua Agung Zao Huan. Di belakangnya, Reinar dan Sun Mo juga melakukan hal yang sama.
“Patriak dan Tetua Agung, aku telah membawanya ke tempat ini....” Kata Tetua Yi sambil mengangkat kepalanya yang semula tertunduk.
“Tetua Yi dan kalian berdua, silahkan duduk di tempat yang membuat kalian nyaman....” Kata Patriak Zao Tian.
Reinar segera mengambil duduk di dekat Shen Daiyu, begitu juga dengan Sun Mo. Sementara Tetua Yi, dia memilih duduk di kursi yang biasa dia tempati.
“Kalian para murid pribadi Tetua Yi, kami memanggil kalian bertiga karena kami ingin memberikan kalian sebuah hadiah....” Patriak Zao Tian melambaikan tangannya, lalu muncul tiga kunci melayang di depannya.
“Kunci-kunci ini adalah kunci yang dapat kalian gunakan untuk memasuki Menara kultivasi khusus yang selama ini hanya digunakan oleh Tetua Agung, Tetua Yi, dan tentu aku sendiri juga menggunakannya....” Swusshh....satu orang mendapatkan satu kunci.
“Menara kultivator yang kuncinya ada di tangan kalian sebenarnya memiliki 100 lantai, tapi selama inibaru lima puluh lantai yang pernah dimasukin seorang kultivator. Lima puluh lantai sisanya masih sangat misterius....” Ujarnya.
Reinar dan dua orang lainnya menganggukkan kepalanya mengerti.
“Patriak, lalu dimana letak menara itu?....” Tanya Reinar penasaran.
“Muridku, Menara kultivasi khusus itu adalah peninggalan sang Maha Dewa, seorang penguasa alam semesta. Kalian tidak akan menemukan menara itu dipermukaan tanah, karena menara itu berada di bawah permukaan tanah. Bukanya menaiki lantai, kalian nantinya justru akan menuruni satu persatu lantai di menara itu untuk mendapatkan manfaat dari setiap lantainya.....”
“Kalian lihat dua pintu besar yang berada di belakangku, itulah pintu untuk memasuki Menara kultivasi yang aku maksudkan....” Kata Patriak Zao Tian sambil menunjuk pintu besar yang ada di belakangnya.
“Kalau begitu, kami akan memasukinya sekarang juga....” Kata Shen Daiyu lalu dia ingin langsung masuk kedalam menara kultivasi peninggalan sang Maha Dewa.
“Tunggu!....” Teriak Tetua Agung Zao Huan, lalu dia segera melemparkan sebuah token kepada Shen Daiyu, dan token yang sama juga dia berikan kepada Reinar dan Sun Mo.
Ketiganya merasa bingung dengan token pemberian Tetua Agung.
“Token itu dapat membawa kalian keluar dari menara kultivasi. Cukup dengan meremas nya sampai hancur, kalian akan langsung di teleportasi ke tempat ini....” Ujar Tetua Agung Zao Huan menjelaskan.
Ketiganya segera menyimpan token pemberian Tetua Agung Zao Huan. “ Patriak, Tetua Agung, dan Guru Yi, apa sekarang kami sudah boleh pergi?....” Tanya Sun Mo.
Patriak Zao Tian dan Tetua Agung Zao Huan menganggukkan kepalanya. “Kalian bisa pergi....” Kata Tetua Yi menjawab mewakili dua orang lainnya.
Ketiganya mengangguk secara bersamaan lalu mereka segera masuk ke menara kultivasi.
“Adik Yi, apa menurutmu mereka bertiga mampu melebihi pencapaian ku selama ini?....” Tanya Patriak Zao Tian pada Tetua Yi.
Tetua Yi sejenak berpikir, namun tak lama kemudian dia tersenyum. “Untuk Reinar dan Shen Daiyu, aku punya keyakinan kalau mereka dapat melebihi pencapaian kakak Tian. Tapi untuk Sun Mo, walau berat, dia masih ada kemungkinan untuk melewati lantai ke lima puluh....” Ujarnya dengan tenang.
Patriak Zao Tian setuju dengan Tetua Yi. “Aku sangat berharap mereka bertiga mampu melebihi pencapaian ku....” Katanya lalu dia mengizinkan Tetua Agung dan Tetua Yi kalau mereka ingin pergi meninggalkan aula utama Sekte Menara Surgawi.
°°°
Di dalam menara kultivasi, Reinar, Shen Daiyu, dan juga Sun Mo, mereka masuk di tempat yang berbeda walau masuk lewat pintu yang sama. “Sungguh tempat yang sangat luar biasa....” Kata Reinar merasakan kepadatan energi Qi yang dua kali lebih padat dari yang ada dilur menara kultivasi.
Saat ini Reinar berada di lantai pertama menara kultivasi yang tak sembarangan orang dapat memasukinya. Mereka yang dapat masuk kedalam menara kultivasi hanya mereka yang telah memiliki kunci khusus pemberian dari Patriak Zao Tian. Bagi mereka yang tidak memiliki kunci, mereka tak dapat memasuki menara kultivasi sekalipun mereka menghancurkan pintu masuknya.
Setelah berkeliling dan melihat-lihat, akhirnya Reinar menemukan tangga menurun yang akan membawanya ke lantai kedua dari atas.
Reinar lalu menuruni tangga itu, karena energi Qi di lantai pertama belum cukup untuk membuatnya menerobos dalam waktu cepat. “Setiap aku menuruni tangga-tangga ini, aku merasa seperti ada kekuatan kasat mata yang menekan ku....” Guman lirih Reinar sambil terus melangkahkan kakinya menuruni anak tangga.
“Akhirnya aku sampai di lantai kedua dari atas....” Katanya sambil merasakan energi yang ada di lantai kedua.
“Energi di lantai kedua sama dengan yang ada di lantai pertama, tapi di tempat ini aku merasakan tekanan kecil yang tak terlalu mempengaruhi pergerakan ku....” Ujarnya lalu dia mencoba membiasakan diri dengan tekanan yang berada di lantai kedua.
Setelah terbiasa dengan tekanan yang berada di lantai kedua, Reinar segera mengelilingi lantai kedua untuk menemukan tangga menurun yang akan membawanya ke lantai tiga menara kultivasi.
“Lilia, apa kamu dapat membantuku menemukan keberadaan tangga untuk menuju lantai ketiga?....” Tanyanya yang sudah terlalu bosan mencari keberadaan tangga menuju lantai tiga.
[Tuan tinggal berjalan lurus kedepan dan tuan akan menemukan apa yang sedang tuan cari....] Kata Lilia memberikan jawaban atas pertanyaan Reinar.
Reinar hanya menganggukkan kepalanya, lalu dia segera pergi ke arah yang ditunjukkan oleh Lilia.
[Tuan, kenapa sambil melakukan perjalanan tuan tidak mengkonsumsi pil peledak kultivasi?....] Kata Lilia mengingatkan Reinar tentang keberadaan pil peledak kultivasi.
“Lilia, bagaimana aku bisa mengkonsumsi dan menyerap kekuatan pil peledak kultivasi sedangkan aku sedang melakukan perjalanan?....” Tanya Reinar.
[Tubuh ras immortal yang tuan miliki, dengan sendirinya dapat menyerap energi yang berguna bagi tubuh tuan setelah tingkat kultivasi tuan berada di tahap puncak tingkat Dewa Emas. Sekalipun tuan sedang bertarung, tubuh tuan tetap dapat menyerap energi yang bermanfaat untuk tubuh tuan....] Jawabnya.
“Hahaha... Bukannya tubuh yang aku miliki penuh dengan kecurangan?.... Di saat semua orang bersusah payah melakukan kultivasi, sementara aku tidurpun tetap dapat melakukan kultivasi....” Katanya sambil menggelengkan kepalanya.
“Waktunya untuk bertambah kuat....” Katanya, lalu dia memakan sepuluh butir pil peledak kultivasi tingkat tinggi layaknya sedang memakan permen kapas.
Mata Reinar terbelalak saat merasakan tubuhnya dengan sendirinya menyerap energi yang keluar dari sepuluh pil yang baru dia makan. “Dengan begini aku akan jauh lebih kuat saat keluar dari menara kultivasi....” Katanya.
Reinar kembali melanjutkan perjalanannya, dan tak butuh waktu lama akhirnya dia menemukan keberadaan tangga menurun yang akan membawanya ke lantai ketiga.
Saat ingin melangkah turun, Reinar sejenak menolehkan kepalanya untuk melihat ke sekelilingnya. “Aneh, padahal dengan kekuatan jiwa aku dapat merasakan keberadaan banyak makhluk hidup di lantai dua ini, tapi kenapa mereka seolah pergi menjauhiku?....” Katanya kebingungan.
“Sepertinya ada yang salah dengan kekuatan jiwaku....” Lanjutnya dan dia mulai menuruni anak tangga menuju lantai ketiga.
Setelah Reinar menuruni anak tangga menuju lantai ketiga, ribuan binatang buas muncul di dekat tangga yang baru dilalui Reinar. Secara bersamaan mereka menundukkan kepalanya kearah kepergian Reinar. “Akhirnya Yang Mulia telah datang....” Kata sosok naga berkepala tiga dengan perasaan senangnya.
°°°
Jangan lupa like, vote, dan komentarnya setelah selesai membaca, terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Vanny Candra
mantap thor
2023-06-02
3
Team Hore (≧∇≦)/
🤣🤣😂
2023-04-20
0
Ale Handro
jdjdjd
2022-05-29
0