Mendapatkan perintah dari tuannya, pria yang tadi berteriak kepada Reinar melompat turun dari bagian depan kereta kuda, dan dia membawa dua orang prajurit berjalan mendekati Reinar. “Kau pria lemah, serahkan wanita itu kepada tuan kami, dan kami akan membiarkanmu mati bunuh diri. Atau kamu lebih memilih kami mengambil secara paksa wanitamu, dan tentunya kami akan dengan senang hati menyiksamu sampai mati!....” Teriak pria yang merupakan pemimpin prajurit pengawal sosok pria yang ada di dalam gerbong kereta kuda.
Reinar hanya tersenyum sinis menatap pria di depannya yang kekuatannya berada jauh di bawahnya. “Menyiksaku sampai mati?.... Bagaimana kalau aku yang menyiksa kalian sampai mati?...” Balas Reinar dengan senyum sinis yang masih menghiasi wajahnya.
Belum sempat pemimpin prajurit membalas perkataan Reinar, tiba-tiba suara teriakan terdengar dari dalam gerbong kereta kuda. “Kalian, cepat bunuh pria itu dan bawa wanitanya kepada ku!....”
Suara teriakan itu dapat di dengar oleh orang-orang yang berada di sekitar rombongan kereta kita. Merasa akan adanya keadaan yang membahayakan diri mereka yang hanya manusia biasa, orang-orang itu memilih menjauhi rombongan kereta kuda mewah yang berada di tengah-tengah antrean.
“Karena tuan sudah tidak tahan untuk menikmati tubuh wanitamu, jadi bersiaplah untuk bertemu dengan Dewa Neraka yang menjaga alam kematian!....” Ujar pemimpin prajurit, lalu dia menyuruh dua prajurit yang ada di belakangnya untuk langsung membunuh si pria, sedangkan dia akan menyeret si wanita dan membawanya ke dalam gerbong kereta tuannya.
Reinar hanya menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri menghindari serangan dari dua prajurit yang menyerangnya. Degan kekuatan yang di miliki nya, dua prajurit itu sebenarnya dapat dengan mudah dia kalahkan, tetapi dia tak ingin terburu-buru membunuh keduanya, karena dia masih ingin menikmati bermain-main dengan mereka.
“Karena pria itu tidak ingin menyerahkan mu secara baik-baik dan sepertinya kamu juga tidak bisa diajak bekerjasama, jangan salahkan aku kalau aku sedikit kasar kepadamu!....” Kata pemimpin prajurit, lalu dia mencoba menarik lengan tangan Freya.
Bukannya berhasil memegang lengan wanita yang diinginkan tuannya, si pemimpin prajurit justru mengerang kesakitan saat tiba-tiba lengannya terputus sesaat sebelum ujung jarinya menyentuh lengan wanita yang kini menunjukkan senyuman sinis kearahnya.
Sambil tetap mempertahankan senyuman sinis nya, Freya mengatakan sesuatu kepada si pemimpin prajurit. “Tangan kotormu tak pantas menyentuh ku!... Dan asal kau tau, hanya suamiku lah yang pantas menyentuh ku....”
Dengan wajah ketakutan, si pemimpin prajurit kembali mengangkat suaranya. “Dasar wanita jal*ng, apa kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?.... Berani melukai ku yang merupakan kepala prajurit pengawal tuan muda pertama Sekte Pedang Kilat, sama saja kau menantang Sekte Pedang Kilat yang merupakan satu dari lima Sekte Besar yang ada di Benua Langit....”
Pria itu mengatakan semuanya tentang Sekte tempatnya bernaung nya untuk membuat takut wanita yang telah berada di hadapannya, dan dia berharap wanita si hadapan nya takut lalu dia dengan senang hati menyerahkan dirinya untuk menjadi penghangat gerbong kereta milik tuannya.
Freya sendiri yang ada di hadapan si pemimpin prajurit hanya diam tanpa menunjukkan ekspresi ketakutan seperti yang diharapkan oleh pemimpin prajurit yang telah kehilangan sebelah lengan tangannya. Untuk apa dia takut dengan Sekte si pemimpin prajurit, sedangkan di sisi nya ada sosok suami yang senantiasa akan selalu menjaganya.
Pemimpin prajurit yang sebelumnya percaya diri kalau wanita di hadapannya akan ketakutan dan segera menyerahkan diri, kini dia sendiri yang merasakan ketakutan saat wanita di hadapannya tak sedikit pun menunjukkan ketakutan walau telah dia perdengarkan nama Sekte Pedang Kilat.
Si pemimpin prajurit baru menyadari sesuatu saat dia mencoba mengukur kekuatan wanita di depannya, serta pria yang saat ini tengah menghajar dua prajuritnya. Dia tidak bisa melihat tingkat kekuatan dari si wanita ataupun dari si wanita, dan dari itu dia kini sadar kalau kedua orang itu jauh lebih kuat darinya.
Kondisi yang sekarang dia hadapi seketika berbalik, dan kini di merasa telah salah memilih lawan. Apalagi dia tahu kalau sosok tuan muda yang dia kawal memiliki kekuatan yang tak jauh lebih kuat darinya, bahkan dia sedikit lebih kuat dari tuan muda yang tengah dalam pengalamannya.
Seketika suasana menjadi hening saat si pemimpin prajurit hanya diam mematung di tempatnya, sedangkan dua prajurit yang menyerang Reinar kini mereka telah jatuh tak sadarkan diri.
Setelah terdiam selama beberapa waktu, pemimpin prajurit di kejutkan dengan suara teriakan tuan muda nya yang masih duduk di dalam gerbong kereta kuda mewahnya. “Dasar orang-orang lemah!.... Bagaimana bisa kalian begitu lama hanya untuk membunuh seorang sampah dan menyeret seorang wanita ke hadapanku?....”
Tuan muda pertama Sekte Pedang Kilat membuka pintu gerbong kereta kudanya, dan dengan menunjukkan kewibawaannya dia perlahan keluar dari gerbong kereta kuda mewahnya.
“Kalian berenam kenapa masih berdiri di sini?.... Cepat bantu pemimpin lemah kalian itu, dan bawa wanita itu ke hadapanku!.... Kalau kalian tetap berdiam diri di tempat ini, biar aku sendiri yang membunuh kalian!....” Kata tuan muda pertama Sekte Pedang Kilat.
Keenam prajurit yang semula berdiam diri di tempatnya, mereka segera melesat dan menyerang Reinar dengan seluruh kekuatan yang mereka miliki. Namun hanya dengan sebuah lambaian tangan, keenam prajurit itu di buat jatuh tak sadarkan diri oleh orang yang ingin mereka serang.
Melihat itu, tuan muda pertama Sekte Pedang Kilat tiba-tiba merasakan dingin di belakang punggungnya. Tidak seharusnya dia singgung, itulah yang ada di pikirannya setelah melihat seluruh prajurit pengawalnya tumbang, bahkan pemimpin prajurit yang sedikit lebih kuat darinya saat ini telah kehilangan sebelah lengan tangannya.
Tuan muda pertama Sekte Pedang Kilat segera turun dari kereta kudanya, lalu dia menjatuhkan diri dan berlutut di hadapan Reinar. “Tuan, yang lemah ini punya mata, tetapi tidak bisa melihat sosok tuan yang tepat berada di depan mata....” Kata tuan muda pertama Sekte Pedang Kilat.
Yang kuat akan berkuasa terhadap yang lemah, itulah peraturan Dunia Surgawi yang tak tertulis dalam buku peraturan milik penguasa tiga dunia.
“Kau kepala prajurit bosoh, cepat berlutut di hadapan nona muda yang kamu ganggu!....” Teriak tuan muda pertama Sekte Pedang Kilat memberi perintah kepada pemimpin prajurit pengawalnya.
Pemimpin prajurit langsung berlutut di hadapan Freya seperti apa yang diperintahkan oleh tuannya.
Keduanya berlutut dengan penuh penyesalan, karena mereka sadar telah benar-benar menyinggung sosok yang tak seharusnya mereka singgung. Sedangkan Reinar dan Freya, mereka sama sekali tidak peduli dengan keberadaan mereka berdua, dan keduanya lebih memilih masuk ke sebuah desa yang mereka anggap sebagai sebuah kota.
Sementara itu, tuan muda pertama Sekte Pedang Langit segera menyuruh pemimpin prajurit untuk mengendarai kereta kudanya menjauhi desa yang ingin mereka singgahi. “Tunggu saja, suatu saat nanti aku akan membuat mereka berdua berlutut dan menjilati kakiku....” Gumam tuan muda pertama Sekte Pedang Kilat yang marah atas penghinaan yang baru dia terima.
°°°
Di dalam desa.
“Dunia Surgawi memang jauh berbeda dengan Dunia Immortal. Tempat seluas dan semegah ini hanyalah sebuah desa, sedangkan di Dunia Immortal, tempat seperti ini sudah dapat disetarakan dengan sebuah kota tingkat menengah....” Kata Reinar setelah tahu kalau tempat yang dia kira sebuah kota, nyatanya hanyalah sebuah desa.
Freya yang ada di sampingnya tersenyum. “Sungguh perbedaan yang sangat mencolok. Jika dibandingkan dengan dunia ini, keberadaan Dunia Immortal benar-benar akan terlihat seperti tempat termiskin di dunia ini....” Balas Freya.
Reinar kemudian mengajak Freya menuju sebuah restoran untuk mencicipi makanan yang ada di Dunia Immortal. “Aku sangat penasaran, apa makanan di dunia ini juga memiliki perbedaan dengan makanan yang ada di Dunia Immortal....”
“Ya, aku juga sangat penasaran tentang itu. Aku berharap makanan di dunia ini jauh lebih nikmat walau memiliki wujud yang sama dengan makanan yang ada di Dunia Immortal....” Balas Freya yang selalu bersemangat saat mendengar kata makanan.
Reinar hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Freya yang terlihat sangat bersemangat saat mendengar kata makanan. “Dia memiliki selera makan yang sangat tinggi, tetapi aku heran kemana perginya makanan yang dia makan?....” Kata Reinar membatin sambil melihat tubuh Freya yang tetap proporsional walau dia memiliki selera makan yang sangat tinggi.
“Aih, sepertinya aku tahu kemana larinya makanan yang dia makan....” Kata Reinar dalam hati saat melihat kedua bukit kembar Freya yang ukurannya semakin membuatnya ingin selalu menyentuhnya.
Freya terkekeh geli saat menyadari sorot mata suaminya yang terus melihat kearah kedua bukit kembarnya. “Suamiku, apa yang ingin lebih dulu kamu cicipi, tubuh ku, atau makanan di dunia ini?....” Bisik Freya dengan suara yang terdengar begitu manja di telinga Reinar.
Reinar merangkul pinggang ramping Freya lalu membawanya menuju sebuah restoran yang aroma makanannya cukup menggoda indera penciuman nya. “Aku membutuhkan banyak asupan makanan untuk membuatku mempunyai kekuatan lebih. Dan setelah memiliki kekuatan lebih, saat itulah aku akan mencicipi tubuh istri ku ini....” Kata Reinar yang tentunya hanya di dengar oleh Freya yang berada di sampingnya.
Restoran yang dimasukin Reinar hanyalah sebuah restoran sederhana yang tak terlalu ramai pengunjung. Walau sederhana dan tidak terlalu ramai, indra penciuman Reinar dapat mencium aroma makanan yang sangat menggoda selera makannya.
Tidak ada sambutan khusus saat keduanya masuk kedalam restoran, hanya ada seorang pelayanan yang menghampiri mereka dan menanyakan makanan apa yang ingin mereka pesan saat keduanya telah duduk di salah satu tempat duduk yang ada di dalam restoran.
Reinar memesan makanan dan minuman terbaik yang dapat di sajikan juru masak restoran. Tapi dia tidak ingin adanya campuran alkohol dalam minuman yang di sajikan untuknya.
“Sepertinya ada pendatang baru di desa ini, dan mereka tidak tahu tempat seperti apa yang mereka masuki....” Kata seorang wanita bergaun hitam yang terlihat terbuka di beberapa bagian, dan yang paling mencolok dari penampilan wanita itu adalah topeng yang menutupi sebagian wajahnya.
Reinar melirik ke arah wanita yang baru saja berkata, lalu kerutan terlihat di keningnya saat dia merasakan aura si wanita yang cukup familiar. “Auranya sangat mirip dengan kedua kakak ku, dan auranya juga terasa sama dengan si pria sialan....” Reinar terus mengamati keberadaan wanita itu. “Cih, sepertinya pria sialan itu terlalu banyak menyebar benih sampai sebuah dunia akan terasa sempit hanya untuk menampung seluruh keturunannya....”
°°°
Jangan lupa like, vote, dan komentarnya setelah selesai membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Vanny Candra
lanjut thor
2023-06-02
3
Team Hore (≧∇≦)/
🤣🤣🤣🤣🤣🤣💕
2023-04-20
0
shadow life
yes
2023-02-08
0