Raven dan Elena pun ikut dengan mereka untuk menemui Darius. Setelah beberapa lama, mereka masuk kedalam suatu bangunan rumah sakit. Saat memasuki sebuah ruangan, mereka melihat Dale dengan perban di lengan dan kepala, yang sedang terbaring di ranjang. Di samping ranjang ada Jack, Luna dan Darius sedang berdiri.
Raven terkejut saat melihat orang yang ada di ranjang serta yang sedang berdiri. Dia melihat Jack yang pernah dilawan nya di kota Sera dan juga ada Dale yang sedang menjadi target Raven.
“Nona Luna, Tuan Darius” ucap Julius sambil menujuk Raven
“tak kusangka kalian bisa bertemu dengannya secepat ini” ucap Luna
“Apakah dia itu orang yang kamu bilang?” ucap Darius pada Luna
“Iya, dia orangnya” ucap Luna
Darius menghampiri Raven yang sedang berdiri. Dia pun memperkenalkan dirinya.
“Senang bertemu kalian. Namaku Darius Einzberg. Salah satu petinggi parlemen di kerajaan” ucap Darius
“Namaku Elena Rosalie. Senang bertemu dengan anda juga, Tuan Darius” ucap Elena
“tidak perlu basa basi. Aku ingin mengetahui tentang penyerangan kota Georgia” ucap Raven
“Raven! Cobalah untuk bersikap sedikit sopan!” bisik Elena sambil mensikut perut Raven
Mereka semua kecuali laki-laki di ranjang itu pun duduk di suatu meja yang ada diruangan tersebut.
“Pertama, aku minta maaf mengganggumu waktu mu”
“tetapi ada hal yang perlu aku ketahui darimu”
“Aku dengar dari Luna, bahwa kau membantunya dalam menghabisi para iblis di Kota georgia” ucap Darius
“Ya.. lalu?” ucap Raven
“Kamu juga pernah bilang bukan? Bahwa kota itu sudah pernah diserang para iblis sebelum kami datang” ucap Luna
“Iya” ucap Raven
“darimana kamu mendapatkan informasi itu?” tanya Luna
“Aku hanya mendengar hal itu dari kumpulan banyak orang. Mereka berkata bahwa kota Georgia telah diserang oleh iblis dan disandera. Aku juga dengar bahwa kerajaan tidak peduli terhadap kota tersebut sehingga membiarkannya saja” ucap Raven
“Tu-tunggu dulu! Jadi kau mendapatkan informasi itu hanya dari kumpulan percakapan orang?” tanya Darius
“Sebagian besar seperti itu” ucap Raven
“Ini omong kosong! Darius, dia hanya dengar dari ucapan rakyat jelata! Mana mungkin informasi seperti ini dapat dipercaya?!”
“Tu-tunggu dulu tuan! A-aku mempunyai teman disana! Aku bertanya padanya bahwa hal itu bukanlah yang pertama kali! Para iblis itu sudah pernah menyerang kota tersebut!” ucap Elena
“untuk saat ini kita terima saja. Ini telah menjadi salah satu faktor pendukung bahwa kota tersebut sudah pernah diserang lebih dari satu kali” ucap Darius
“Kau tidak percaya pada nya?” ucap Raven
“Maaf. Bukannya tidak percaya, kami harus memastikan semua informasi yang kami dapat ini murni. Demi masa depan kerajaan” ucap Darius
Raven mengabaikan ucapan Darius. Di otak Raven saat ini hanya sedang memikirkan mengenai Dale yang sedang ada di ranjang tersebut. Dia berfikir bagaimana cara menguak informasi darinya.
“Aku ingin bertanya satu hal. Siapa orang yang sedang berada di ranjang itu?” tanya Raven berlagak tidak tahu
“Dia adalah Dale, bawahan dari Jack Zexter” ucap Darius sambil menunjuk Jack
“Kenapa dia bisa seperti itu?” tanya Raven
“Dia bertemu dan bertarung melawan dewa kematian. Untungnya nyawa tidak terancam karena dia diberi gulungan teleportasi oleh Jack, sehingga bisa kabur dari dewa kematian itu” ucap Darius
Dalam pikiran Raven, langsung terlintas bahwa Dale dan Jack memanglah dalang dari penyerangan kota Georgia. Pertarungan, gulungan teleportasi, rencana gagal, semua hal itu tercampur oleh pikiran Raven dan mencapai kesimpulan tersebut.
“Benar. Dewa kematian itu tiba-tiba menyerang ku, saat sedang berusaha menyelamatkan warga di desa tersebut” ucap Dale
Raut wajah Raven berbubah seketika. Raut wajah yang tadi dibuat nya terlihat tenang dan tidak perduli pada situasi yang sedang terjadi, berubah menjadi raut wajah penuh dengan amarah dan menatap langsung ke arah Dale. Seisi ruangan tersebut menyadari dan terkejut melihatnya.
“Ra-Raven? Kamu kenapa? Wa-wajahmu menyeramkan tahu…” ucap Elena
“Tidak…. aku hanya sedang memikirkan sesuatu saja” ucap Raven
Dale yang merasakan tatapan penuh amarah Raven, mulai menaruh curiga terhadapnya.
“Jika hanya itu saja, maka aku pergi dari sini” ucap Raven sambil berdiri dari kursinya
“Raven, maukah anda memberikan bantuan pada kami untuk menyelidiki kasus di kota Georgia?” ucap Darius
“Hah?” ucap Raven
“Berdasarkan informasi yang kami dapat, mendapatkan suatu kami kesimpulan. Meskipun hal ini masih belum pasti, tetapi jika ini benar-benar kenyataannya maka akan membawa bahaya bagi kerajaan” ucap Darius
“Apa maksudmu ini?” ucap Raven
“Sesuai dengan seluruh informasi, bahwa kota Georgia telah diserang oleh para iblis disana. Berdasarkan sejarah, para iblis seharusnya sudah binasa sejak perang 800 tahun lalu. Tetapi, hal ini merupakan kejanggalan baru yang membuat kita harus menguak misteri ini” ucap Darius
“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Raven
“jika digabungkan dengan pernyataan Dale yang diserang oleh dewa kematian disana, kami berfikir bahwa dewa kematian ini adalah dalang dari penyerangan tersebut” ucap Luna
“Huh?!” sahut Raven
“Menurut orang yang pernah melawan dewa kematian tersebut, mereka memberikan informasi kemampuan nya yang menggunakan sihir kegelapan”
“Sedangkan didalam sejarah, yang tercatat menggunakan sihir kegelapan hanyalah para iblis, dan belum pernah ada makhluk hidup yang menggunakan sihir kegelapan” ucap Luna
“Lalu kalian menarik kesimpulan bahwa dewa kematian itu yang menyerang kota tersebut?!” ucap Raven dengan kesal
“begitulah…” ucap Luna
“Aku dengar dari Julius serta Luna, bahwa kau mempunyai keterampilan yang hebat dalam bertarung. Jadi bagaimana kalau-“ ucap Darius belum selesai bicara
“Aku menolak!” ucap Raven sambil pergi keluar meninggalkan ruangan tersebut
“Ah! Raven!”
“Semuanya maafkan aku!” ucap Elena sambil menyusul Raven
Raven pergi meninggalkan ruangan dan bangunan tetsebut dan diikuti oleh Elena. Elena merasa bingung terhadap sikap Raven yang tiba-tiba terlihat kesal.
“Kenapa dia tiba-tiba merasa kesal?” ucap Luna
“Sudah kubilang, dia itu orang aneh dan tidak punya sopan santun! Nona Luna tidak percaya denganku sih” ucap Iris
“Iris, kamu tidak boleh berbicara sembarangan seperti itu” ucap Luna
“tapi kenyataannya seperti itu kan?!” ucap Iris
“Iris, hentikan!” ucap Julius
“Darius, sepertinya aku akan kembali dulu. Hubungi aku jika ada sesuatu ya” ucap Luna
“Baiklah. aku juga harus kembali secepatnya”
“Kalau begitu, Jack, Dale aku permisi dulu” ucap Darius
Beberapa saat setelah Semuanya telah pergi, tersisa Dale dan Jack yang berbincang di ruangan tersebut.
“Jadi itu orangnya ya…” ucap Jack
“Ya Tuan. Perempuan itu memiliki batu sihir milik ayah anda” ucap Dale
“Begitu ya… lalu sampai kapan kau ingin pura-pura sakit seperti itu?” ucap Jack
“Haha! Maaf. Ngomong-ngomong apakah tuan ingin langsung menangkap perempuan itu?” tanya Dale sambil melepaskan perban-nya
“Tidak. Aku merasakan firasat aneh dari laki-laki bernama Raven itu. Lebih baik menunggu saja” ucap Jack
“Kita akan pergi, rapatnya akan segera dimulai” ucap Jack
“Dimengerti!” ucap Dale
- Di tengah ibukota -
“Raven! Kamu ini kenapa?! Tiba-tiba marah seperti itu!” teriak Elena dengan kesal
Raven tidak merespon perkataan Elena sama sekali. Dia hanya terus berjalan seakan tidak mendengar ucapan Elena. Elena berlari kedepan Raven dan memarahinya.
“Hei! Kamu ini! Saat orang sedang berbicara lihatlah wajah mereka!” teriak Elena
“Jangan mengganggu ku! Kau ini tidak tahu apa-apa!” ucap Raven
“kalau begitu cerita padaku! Jika seperti itu, maka aku bisa tahu bukan?!”
“Kamu ini…. Jika memang ada yang membuat mu kesal, lebih baik bercerita” ucap Elena
Raven pun masih tidak merespon ucapan Elena.
“Jika beban di punggungmu terlalu berat, aku siap mendengarkannya kok” ucap Elena
“Cih….” ucap Raven
“Kamu ini! Aku khawatir padamu tahu, setidaknya hargai perasaan ku ini! Aku juga sudah berjanji dengan Chelsea untuk menjaga mu” ucap Elena
“Kau menjagaku? Bukannya selama ini aku yang menjaga mu?” bantah Raven
“Hah?! Begitu ya! Sikap seseorang yang sudah ditolong saat hampir mati dua kali?” ucap Elena
“Hah?! Begitukah sikap seseorang yang sudah diselamatkan saat hampir mati kelaparan dan dimakan iblis?!” Ucap Raven
“Hmph!” ucap Elena sambil membuang muka
“Dasar aneh!” ucap Raven
“Kamu tidak berhak bilang begitu, topeng kodok!” ucap Elena
Setelah saling meledek satu sama lain, kedua nya pun terdiam untuk beberapa saat. Mereka hanya berjalan seperti tanpa tujuan.
“Raven, kita akan kembali ke penginapan?” tanya Elena
Raven tidak membalas ucapan Elena dan terus berjalan. Beberapa saat kemudian, mereka sampai di penginapan mereka. Raven langsung masuk dan pergi menuju kamarnya. Elena masih kebingungan dengan sikap Raven yang sangat acuh dan aneh hari ini. Akhirnya, Elena pun masuk kedalam kamar penginapannya sendiri.
- Di Kastil ibukota -
Di kerajaan Verra, terutama di ibukota adalah istana raja dan kastil para bangsawan berada. Namun, saat ini Luna sedang berada di kastil para bangsawan kerajaan. D sini juga tempat Iris dan Julius tinggal saat ini.
Luna sedang berjalan di lorong bersama Iris dan Julius. Karena hari sudah mulai malam, Iris dan Julius pun kembali ke kamar mereka. Luna pun menuju ke kamarnya.
Saat sedang berjalan menuju kamar, Luna bertemu dengan seorang laki-laki di lorong kastil.
“Bagaimana dengan latihan mereka?” tanya laki-laki itu
“Ah… ternyata kamu ya Kriss”
“Mereka memang hebat. Sepertinya, mereka akan menjadi ksatria berharga di kerajaan suatu saat nanti” ucap Luna
“Wah wah…. Berarti mereka sangat menjanjikan jika kau sudah berkata seperti itu” ucap laki-laki yang muncul dari belakang Kriss
“Luther. Tiba-tiba datang begitu mengejutkan saja” ucap Luna
“Hahaha! Maaf maaf…”
“Aku hanya kebetulan lewat, dan saat mendengar pembicaraan kalian aku jadi penasaran” ucap Luther
“Bukannya kau sedang ditugaskan untuk membantu investigasi di kota Sera?” ucap Luna
“orang-orang dari parlemen yang akan mengurusnya. Aku disuruh untuk kembali ke ibukota” ucap Luther
“Yah, kalau masalah seperti itu sudah tanggung jawab orang dari parlemen” ucap Luna
“ah iya, selagi ada kalian berdua disini aku ingin bertanya sesuatu” ucap Luna
“Apa itu?” tanya Luther
“Apa kalian tahu mengenai penyerangan kota Georgia akhir-akhir ini?” tanya Luna
“Penyerangan kota Georgia? Tidak” ucap Luther
“Aku juga sama” ucap Kriss
“Bahkan kalian pun tidak tahu juga ya. Seperti nya, ini memang di tutupi oleh kerajaan” ucap Luna
“Apa maksudmu, Luna?” tanya Luther
“beberapa hari yang lalu, kota Georgia diserang oleh Iblis” ucap Luna
Luna pun menjelaskan seluruh situasi yang dia alami di kota georgia, hingga pembicaraan nya dengan Raven dan Darius saat di rumah sakit. Wajah Kriss dan Luther terlihat sangat terkejut saat mendengarkan ucapan Luna.
“Darius saat ini sedang menyelidiki tentang asal usul para iblis” ucap Luna
“Iblis dan Dewa kematian ya…” ucap Kriss
“Jika Dewa kematian itu memang yang membawa pasukan Iblis, maka ini akan menjadi masalah yang besar” ucap Luther
“Ta-tapi, kita tidak bisa menyimpulkan nya begitu saja bukan?” ucap Kriss
“Kamu ada benarnya juga. Tetapi, informasi yang kita dapat hanyalah sejauh itu saja. Jadi kita setidaknya harus tetap waspada” ucap Luna
“Lebih baik kita menghubungi Claude secepatnya. Dia kan sudah pernah bertarung melawan Dewa kematian itu bukan?” tanya Luther
“Iya. Nanti akan ku hubungi dia” ucap Luna
“bagaimana dengan ksatria kebajikan yang lain?” ucap Kriss
“Jangan bicarakan informasi ini pada mereka dulu. Ini informasi yang sangat berbahaya, jika informasi ini bocor pada orang yang salah, maka akan menjadi merepotkan”
“Terutama Lucas, dia tidak boleh mengetahui hal ini dulu” ucap Luna
“Iya. Jika dia tahu kasus dewa kematian yang semakin meningkat ini, sudah pasti dia akan memburunya dan meninggalkan tugas nya di Loma” ucap Luther
“Tenang saja Kriss, di Ibukota kan sudah ada 4 ksatria kebajikan. Apa yang perlu kau khawatirkan? Hehe” ucap Luther
“Justru aku lebih khawatir sikap mu itu”
“meskipun kau ini ksatria kebajikan dengan gelar kebaikan, sifatmu ini sangatlah ceroboh” ucap Kriss
“Ah kau ini, bisa saja memuji ku” ucap Luther sambil tertawa
“Aku ini tidak memujimu tahu!” teriak Kriss
“Hahaha! Yasudah, aku kembali dulu. Aku masih terasa sangat lelah” ucap Luther
“Aku juga” ucap Luna
Mereka bertiga akhirnya pun berpisah dan beristirahat di kediaman mereka masing-masing. Kriss yang dulu hanya seorang anak biasa, sekarang tinggal di kastil. Sama seperti Julius dan Iris saat ini.
Kriss pun kembali dan masuk kedalam kamarnya. Didalam kamarnya, dia langsung duduk di atas ranjang nya dan mulai menggaruk-garuk kepalanya seperti orang yang sedang pusing.
“Astaga…. Masalah macam apa lagi yang kau buat, Raven”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
hide my smile
kriss itu laki laki atau perempuan?/Smug//Doge/
2024-06-27
0
arfan
866
2021-05-21
0
Pendekar
wah bahaya mengancam
2021-04-17
1