Raven sedang berkeliling kota. Ia ingin memastikan tidak adanya iblis lagi di manapun. Setelah berkeliling sekitar belasan menit, Raven melihat seseorang yang mencurigakan. Dia terlihat seperti sedang membuka sihir komunikasi dan berbicara pada seseorang. Raven pun mencoba mendengarkan percakapannya. Saat, menguping Raven mendengarkan percakapan tentang rencana.
“Rencananya gagal, Tuan” kata orang itu
“Apa?! Bagaimana bisa, Dale?!” marah orang dalam sihir komunikasi
“Ada seseorang yang menghalangi rencana kita. Dan juga murid serta ksatria kebajikan ke-7, Luna Ainsley datang menghabisi para iblis itu” kata Dale
Orang yang didalam sihir komunikasi, kesal mendengar kabar tersebut. Raven terkejut dengan pembicaraan mereka. Raven mendapatkan teori, bahwa kemungkinan besar memang mereka ini lah dalangnya. Selagi Raven berfikir, orang yang membuka sihir komunikasi pun berbicara lagi
“tenang saja Tuan, setidaknya aku mendapatkan kabar bagus” kata Dal
Raven pun mencoba untuk mendengar lebih dekat lagi. Namun, pergerakan Raven disadari oleh Dale. Dale pun langsung menutup sihir komunikasi dan menghadap kearah Raven bersembunyi.
“Cih, mengganggu saja!” ucap Dale
Raven pun terkejut terhadap Dale yang menyadari keberadaannya. Raven pun tidak mempunyai pilihan lain dan dia menyelimuti wajahnya dengan sihir kegelapan. Raven pun mengeluarkan kazamanya dan menerjang kearah Dale dengan cepat. Dale mengeluarkan Rapier nya dan menahan serangan Raven. Dale mengangkat kakinya dan mendendang kearah Raven. Dengan refleks, Raven pun mundur kebelakang.
“Tidak kusangka, bahwa yang menguping itu sang dewa kematian yang sering dirumor-rumorkan”
Raven tidak merespon ucapan Dale. Dia hanya terdiam dan memegang kedua kazamanya. Raven memikirkan hal terbaik untuk dilakukan. Dale yang melihat Raven hanya terdiam saja mulai merasakan ancaman.
“Kau sepertinya suka sekali terdiam. Bagaimana kalau kita menari untuk sebentar?!” ucap Dale
Dale melesat kedepan Raven dan menyerang Raven dengan rapiernya. Dengan spontan, Raven menahan serangan Dale. Dale melompat mundur ke belakang, Raven kebingungan dengan gerakan yang dilakukan Dale. Tiba-tiba Dale menyerang Raven dari jauh menggunakan sihirnya.
“Sonic Thrust"
Dale menyerang Raven dengan sihir angin yang menyerupai jarum-jarum tak terhitung jumlahnya. Jumlah sihir tidak berhenti-henti selama Dale masih mendorong rapiernya seperti sedang menusuk-nusuk angin. Raven berusaha untuk menangkis dan menghindari serangan itu.
“Lihatlah kekuatanku ini!! Bakat ku ini! Hahahaha!!” ucap Dale
Raven masih kesulitan dalam menghindari serangan Dale. Tiba-tiba, Raven mendapatkan kesempatan untuk menggunakan sihirnya
"Nigreos Haustus"
Raven menghisap sihir serangan milik Dale. Dale terkejut melihat sihir yang dikeluarkan Raven. Dia pun berhenti menggunakan sihirnya. Dengan melihat celah itu, Raven langsung melesat kedepan Dale. Raven menghantam Dale di wajahnya hingga terpental.
* BUAAK
“UAGGHH!!” teriak Dale
Dale yang terpental, langsung mencoba untuk kembali berposisi bertarung dengan menggunakan rapier yang ditancap ke tanah sebagai tumpuan.
“Ugh! Pukulannya sakit sekali! Dewa kematian… sepertinya dia ini memang berbahaya” ucap Dale
Tiba-tiba Raven langsung melesat lagi. Dale pun ikut menerjang dan beradu senjata melawan Raven. Gerakan Dale sangatlah hebat, layaknya seorang petarung pengguna rapier yang elegan. Namun, Raven yang bertarung bertujuan membunuh orang, tidak hanya terbatas menggunakan Kazama nya saja.
Saat beradu senjata terjadi, Raven mengunci pergerakan rapier Dale dengan menjepitnya dengan kedua Kazamanya. Raven pun memutar badannya dan menendang pinggul Dale kesamping. Dale pun terpental untuk kedua kalinya.
Raven pun tidak ingin memberikan kesempatan untuk Dale. Dia langsung mendekatinya dan ingin menghajarnya lagi. Dale yang baru saja terhempas, melihat Raven yang sedang menerjang kearahnya. Dia pun langsung menggunakan sihirnya ke Raven.
“Sonic Thrust”
Sebuah sihir angin yang menerjang kearah Raven. Raven pun menghisap sihir itu lagi. Tapi, disaat Raven sedang berurusan dengan sihir, Dale mengeluarkan sebuah gulungan dan tiba-tiba gulungan itu terbakar dan disekitar Dale terdapat Cahaya. Raven melihat hal itu dan merasa curiga. Dia pun mempercepat langkahnya untuk menangkap Dale
“Heh! Mungkin sampai disini dulu…. Dewa kematian!” teriak Dale
Cahaya yang berada disekitar nya tadi lenyap bersamaan dengan Dale. Gulungan yang digunakan oleh Dale tadi adalah sebuah gulungan teleportasi. Sebuah gulungan yang membuat kita dapat berpindah kesuatu lokasi yang sudah ditandai. Gulungan itu terkenal dengan harganya yang mahal serta jumlahnya yang langka, karena membuat suatu sihir teleportasi sangatlah rumit. Kebanyakan yang mempunyai gulungan ini adalah hanya orang-orang penting di kerajaan. Seperti ksatria kebajikan, komandan pasukan ksatria, bangsawan, keturunan raja, dan lain-lain.
“Cih! Dia lolos! Tidak kusangka ada orang yang mempunyai gulungan teleportasi” ucap Raven
- Di kamar Raven -
Raven terus berfikir mengenai kejadian itu. Dia berfikir mengenai rencana yang dibicarakan serta gulungan yang dipakai Dale. Normalnya, yang mempunyai gulungan ini adalah hanya orang-orang penting di kerajaan. Seperti ksatria kebajikan, komandan pasukan ksatria, bangsawan, keturunan raja, dan lain-lain. Saat memikirkan hal itu, Raven mulai lelah dan tidur.
- Keesokan harinya -
Raven terbangun dan langsung bersiap-siap layaknya orang ingin berangkat bekerja. Elena yang baru saja terbangun, melihat Raven yang sudah berada di meja makan sedang meminum sesuatu.
“Pagi, Raven..” ucap Elena
Elena masih mengusap-usap kedua matanya. Raven melirik ke arah suara yang memanggilnya. Dia melihat Elena yang baru saja bangun tidur dan rambutnya yang masih berantakan
“H-hei, benerin dulu baju mu” ucap Raven sambil memalingkan pandangan
“hah?” sahut Elena
Elena pun melihat pakaian yang dikenakan olehnya. Dia hanya menggunakan kaos hitam dan celana pendek. Baju nya yang berantakan, membuat hampir terbuka jelas belahan dadanya. Elena langsung menutupi badannya dengan tangannya.
“Kya!! DA-DASAR MESUM!” teriak Elena sambil kembali masuk ke kamar
“Jadi ini salah ku ya….” Ucap Raven dengan heran
Elena kembali ke meja makan dan duduk bersama Raven dengan pakaian yang sedikit menutupi dadanya. Elena wajahnya masih merah dan malu karena kejadian tadi. Bahkan Raven sudah terlihat tidak peduli lagi.
“Raven… kamu… tadi lihat?” tanya Elena
“Hah? Tidak” ucap Raven
“Jangan bohong! Kamu pasti lihat kan?” ujar Elena
“Haahh… jika kau sudah tahu kenapa harus tanya?” ucap Raven
“Hmph…”
“kalau kamu yang lihat, aku rasa tidak apa-apa…” ucap Elena dengan suara kecil seperti sedang berbisik sendiri
“Hah? Kau bilang sesuatu?” ucap Raven
“Tidak ada, dasar mesum!” ucap Elena
Setelah beberapa saat, suasana kembali hening. Di pikiran Elena, terlintas kembali hal yang diucapkan Raven saat berada di persediaan makanan. Dia pun bertanya kepada Raven apa maksud ucapannya.
“Raven, kamu kenapa waktu itu bilang padaku untuk menjauhkan Chelsea dengan ksatria itu?” tanya Elena
“Nanti akan ku beritahu saat waktu nya tepat, untuk saat ini lupakan saja dulu” ucap Raven
“Aku akan pergi ke ibukota, kalau kau ingin ikut cepat bersiap-siap"
Raven pun berdiri dari kursinya dan menuju keluar rumah. Elena pun langsung masuk kedalam kamar dan bersiap-siap. Elena pun keluar dari kamar dengan keadaan rapih. Tiba-tiba, saat Elena dan Raven ingin keluar rumah, pintu kamar Chelsea terbuka dan terlihat Chelsea yang keluar.
“Raven, Elena, kalian ingin kemana?” tanya Chelsea
“Chelsea, aku akan pergi ke ibukota” ucap Raven
“Heh? Kenapa tiba-tiba sekali? Tetap lah disini untuk sementara!” ucap Chelsea
“Tidak bisa, ada hal yang harus aku lakukan” ucap Raven
“Begitu ya…” kata Chelsea
Chelsea merasa sedih karena ditinggal oleh Raven dan Elena. Dia merasa akan sangat rindu pada Raven. Tetapi, Chelsea mengetahui bahwa dia memang tidak akan selalu bersama dengan Raven setiap saat.
“Tenang saja, aku akan kembali saat semua sudah selesai” ucap Raven
“A-aku juga kok Chelsea!” kata Elena
“Kenapa kalian tidak bisa tinggal disini untuk sebentar lagi saja? Aku…. Aku masih ingin-” ucap Chelsea
“Maaf Chelsea” ucap Raven
“Kenapa?! Kamu sudah pergi 5 tahun lamanya tanpa kabar! Sekarang apa kamu ingin pergi lagi meninggalkan aku?!”
“Aku khawatir padamu! Tolong mengerti perasaan ku ini!” Ucap Chelsea
“Aku tidak bisa terus disini. Jika aku terus berada disini, maka kau yang akan terkena bahayanya juga” ucap Raven
“Apa… maksudmu?” ucap Chelsea
“Tenang saja Chelsea. Aku akan menjaga si Raven ini agar tidak melakukan hal bodoh” ucap Elena sambil mendekat dan menepuk pundak Chelsea
“Sepertinya aku tidak bisa menghentikan kalian”
“Elena, tolong jaga Raven!” ucap Chelsea
“Tentu saja” ucap Elena
Raven dan Elena pun pergi keluar rumah. Saat di perjalanan, Raven melihat banyak warga yang masih membereskan kota karena kejadian kemarin. Tiba-tiba, terdengar suara perempuan yang memanggil nama Elena.
“Kak Elena!!”
Raven dan Elena secara spontan langsung menengok ke sumber suara itu. arah suara itu datang dari depan nya persis. Mereka berdua melihat perempuan yang sedang berjalan kearahnya bersama laki-laki dan perempuan dibelakang mereka berdua.
Raven langsung ingat saat melihat wajah mereka, mereka adalah orang-orang yang membantu Raven saat melawan Iblis. Julius, Iris dan Luna. Iris menghampiri Elena dan langsung memegang tangannya.
“Kakak, tidurnya nyenyak tidak kemarin? Kakak tidak trauma kan?” tanya Iris pada Elena
“Eh? nyenyak kok. kamu sendiri bagaimana? Apa dapat sebuah tempat penginapan?” tanya Elena
“Bisa dibilang itu juga sangat beruntung karena kita sedang bersama Nona Luna, hehe” ucap Iris
Saat berpisah dengan Elena, mereka bertiga mencari sebuah penginapan. Namun, seluruh penginapan menolak untuk menerima pelanggan karena penyerangan iblis itu. tetapi, saat melihat wajah Luna, nona penginapan langsung mengantarkan mereka bertiga ke kamar yang ada.
“be-begitu ya…” ucap Elena
“Hai, Elena” ucap Luna dari belakang Iris
“Selamat pagi, Nona Luna” ucap Elena
“Duh… sudah kubilang tidak perlu bersikap formal padaku” ucap Luna sambil cember
“Ah iya, maaf” kata Elena sambil tertawa kecil
Luna yang sedang cemberut tadi, tiba-tiba matanya terfokus kepada laki-laki yang berada di sebelah Elena,Raven. Luna yang melihat wajah Raven, langsung teringat pada kejadian kemarin.
“Ah, kamu laki-laki yang kemarin ya” ucap Luna
Saat mendengarnya, Julius dan Iris langsung mengarah kan matanya pada Raven. Mereka pun juga mengingat bahwa dia laki-laki yang berkata tidak sopan pada Nona Luna.
“Kau!” ucap Julius
Raven hanya terdiam tidak membalas ucapan mereka. Elena merasa bingung dengan situasi tersebut. Dia melihat raut wajah Iris yang seketika berubah menjadi kesal saat melihat Raven.
“Iris… kamu kenapa?” tanya Elena
“Kak Elena, dia ini siapanya kakak?” tanya Iris
“Dia? Dia Raven, te-
“Musuh nya” potong Raven
Elena merasa kesal dengan ucapan Raven yang asal memotong ucapannya dan mensikut perut Raven. Di sisi lain, Iris dan Julius terkejut mendengar hal itu. Mereka mengingat tentang Elena yang sedang mencari Raven. Saat mereka sadar, bahwa Raven itu adalah orang yang kemarin bersikap tidak sopan pada Luna.
“Hah? Kak Elena, jangan dekat-dekat dengan dia! Dia ini laki-laki kasar dan tidak tahu sopan santun!” ucap Iris
“Eh? apa maksudnya?” tanya Elena kebingungan
Luna yang mendengar ucapan Iris pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia merasa bahwa Iris dan Julius masih merasa kesal terhadap kejadian kemarin
“Iris, aku sudah bilang lupakan hal itu” ucap Luna
“I-iya… maafkan aku…” ucap Iris
“Maaf ya, dia jadi berkata kasar lagi tentangmu” ucap Luna
“Aku tidak peduli” ucap Raven
“Raven! Kamu ini tidak sopan!” bisik Elena
Elena mensikut perut Raven sambil berkata itu. Raven pun akhirnya membisu. Tidak berbicara sepatah kata apapun lagi. Tiba-tiba, Iris ingin berkata sesuatu Elena
“Kak! Kak Elena ingin pergi kemana abis ini?” tanya Iri
“Aku dan Raven akan pergi ke ibukota” ucap Elena
“Wah, kebetulan kami juga. Bagaimana kalau kak Elena ikut dengan kami? Orang tak sopan seperti dia ini tinggalkan saja” ucap Iris
Elena mengingat bahwa Raven berkata ingin pergi ke ibukota. Dia pun melirik kearah Raven. Dia melihat Raven yang memberikan suatu kode dengan menggeleng-geleng kepala, yang berati tidak. Tapi, Elena menerima ajakan Iris.
“Tapi, aku akan pergi juga Raven bersamaku” ucap Elena
“Eh? kenapa harus ada dia?” ucap Iris
“Baiklah, kalian berdua ayo merapat sini” ucap Luna
“Eh? Nona Luna! Apa tidak masalah?!” tanya Iris
“Tidak apa-apa! Sudah ayo kalian merapat sini” ucap Luna
“Tunggu, kenapa harus saling merapat?” tanya Iris
Elena menarik tangan Raven dan mendekat dengan mereka. Luna pun mengeluarkan sebuah gulungan dari tas kecilnya.
Gulungan itu terbakar dan disekitar mereka pun jadi ada cahaya. Raven terkejut melihat hal ini, dia mengingat hal yang sama dengan Dale saat kabur darinya. Tiba-tiba, cahaya itu lenyap bersamaan dengan mereka semua. Dan saat sadar, mereka sudah berada di depan kastil ksatria di ibukota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
arfan
926
2021-05-21
0
Katakiri
Jadi soul reaper nya kapan,Dattebayo!!
2021-05-06
1
Pendekar
lawannya lolos
2021-04-17
0