- Disuatu gudang tempat Evakuasi -
Elena, Chelsea beserta adik-adiknya telah aman di tempat evakuasi. Chelsea merasa khawatir dengan keadaan diluar.
“Elena, bagaimana dengan Raven?” tanya Chelsea
“Aku yakin dia tidak apa-apa. Ada ksatria kerajaan yang datang menolong” ucap Elena
“Raven…. Semoga kamu baik-baik saja…” ucap Chelsea dengan khawatir
“(Jangan lakukan hal gegabah, Raven)” ucap Elena dalam hati
Iris dan Julius kesal, setelah mendengar ucapan Raven yang merendahkan Luna. Mereka berdua mengancam Raven untuk tidak berbicara tidak sopan lebih lanjut. Luna yang melihat hal itu merasa terkejut dan terharu saat ada yang ingin membela nya. Namun,
“Turunkan senjata kalian!” teriak Luna
“Maafkan saya Nona Luna, tapi dia ini sudah keterlaluan berbicaranya!” ucap Julius
“Minta maaf lah kepada Nona Luna!!” teriak Iris
Julius dan Iris masih tetap di tempat yang sama. Mereka masih mengancam Raven untuk meminta maaf. Raven yang tidak merespon ucapan mereka, sedikit demi sedikit tangannya bergerak untuk mengambil pisau dipunggungnya. Luna yang sadar akan gerakan Raven memerintahkan Julius dan Iris untuk mundur.
“Kalian Berdua! Aku bilang mundur!!” ucap Luna
Iris dan Julius terkejut mendengar suara Luna yang intonasinya menjadi tinggi. Mereka berdua pun menurunkan senjata dan mundur dari Raven. Raven yang melihat hal itu, tidak jadi mengambil kazama.
“Maafkan kedua muridku, aku-“
“Nona Luna! Anda tidak perlu meminta maaf demi kami!” potong Julius
“Julius, ini tanggung jawabku dalam menjaga kalian. Kelalaian ku dalam memberikan sopan santun juga salah satu bagian dari tanggung jawabku!” kata Luna
“Uhh…. Ma-maafkan saya” ucap Julius menundukan kepalanya
Julius dan Iris berada di belakang Luna atas perintahnya untuk tidak ikut campur dalam perbincangannya. Luna pun mencoba untuk berbicara lagi kepada Raven.
“Jadi, kamu tadi bilang bahwa aku ini tidak mendapatkan info apapun?” tanya Luna memperjelas
“Apa perlu aku ulang lagi?” ucap Raven
“Tidak…. kamu memang benar kok… jika kamu memang berkenan, bagaimana mendengarkan penjelasanku dahulu?” ucap Luna
“terserah kau” ucap Raven
“Baiklah….. pertama-tama, aku ini memang salah satu ksatria kebajikan di kerajaan Verra”
“Tetapi, untuk mendapatkan informasi aku memanglah kurang. Karena seperti yang kamu tahu, kerajaan Verra sangatlah kejam terhadap rakyat mereka yang tidak punya harta dan kemampuan”
“Maka itu, kemungkinan besar kerajaan tidak peduli terhadap sebuah kota yang hanya di tinggali oleh para rakyat biasa” ucap Luna
“Dengan kata lain, kerajaan tidak peduli dengan kota ini” ucap Raven
“Begitulah…. Aku memang mengetahui hal ini dari dulu…. Meskipun aku ini salah satu bangsawan dan ksatria yang terpandang di kerajaan , tidak mungkin bisa mengubah pola pikir ataupun tindakan para bangsawan yang seperti itu” ucap Luna
Raven tidak merespon ucapan Luna. Raven mengetahui bahwa Luna salah satu dari bangsawan, yaitu keluarga Ainsley.
Namun, setelah 5 tahun menjadi seorang pemberontak kerajaan. Dia menarik kesimpulan bahwa para bangsawan tidak bisa dipercaya. Sehingga, Raven berfikir bahwa Luna berkata seperti itu hanya untuk melindungi diri sendiri dari kesalahan.
“Hei, perempuan” panggil Raven pada Iris
“Apa?” sahut Iris
“Dimana orang yang tadi?” tanya Raven
“Ada di gudang persediaan makanan kota ini” ucap Iris dengan acuh
Raven langsung pergi meninggalkan mereka bertiga setelah mendengar ucapan Iris. Iris dan Julius masih kesal terhadap sikap Raven yang sangat dingin dan tidak sopan. Luna menyadari perasaan Julius dan Iris. Luna pun menepuk dan mengelus kepala mereka.
“Sudah… kalian tidak perlu marah seperti itu… dia ada benarnya juga” ucap Luna
“Tetapi, seharusnya dia bisa berbicara lebih baik lagi. Terutama saat berbicara dengan Nona Luna” ucap Iris
“Iris…. Di dunia ini ada banyak macam orang…. Kita tidak bisa mengharapkan mereka untuk bertindak ataupun berfikir sesuai dengan keinginan kita” ucap Luna
“Nona Luna…..” Ucap Iris
“Jadikan itu sebagai pelajaran etika pertama kalian ya, hehe” ucap Luna
Iris dan Julius merasa bahwa nona Luna memang lah sangat baik. Terlalu baik, entah kepada siapapun itu.
“Baik, Nona Luna” kata Julius
“Haah… baiklah, jika Nona Luna bilang begitu” kata Iris
“Bagus” ucap Luna tersenyum dan mengelus kepala mereka berdua
“Nona Luna terlalu baik, bahkan seharusnya nona mendapatkan gelar sang Kasih” kata Iris
“Tuhkan iris… kamu terlalu melebih-lebihkan aku tahu” kata Luna
Raven pergi ke tempat persediaan makanan yang dibilang Iris. Raven menemukan tempatnya dan langsung membuka gerbang gudang itu. Dia melihat warga kota yang kumpul di dalam sana. Para warga terlihat gelisah dan ketakutan.
“kalian sudah boleh keluar, diluar sudah aman” kata Raven
Seluruh orang yang ada di sana pun berlari-lari keluar. Raven mencari Elena dan yang lainnya. Sampai tiba-tiba, Raven mendengar suara seorang gadis yang memanggil nya
“Raven!!” teriak gadis itu
Raven menengok ke arah suara tersebut. Dia melihat Elena dan Chelsea bersama adik-adikknya. Raven pun menghampiri mereka semua. Chelsea menangis saat melihat Raven dan langsung berlari memeluknya. Semuanya terkejut dengan tindakan Chelsea.
“Raven!! Syukurlah kamu baik-baik saja!” tangis Chelsea dengan lega
“Chelsea…” kata Raven
Chelsea pun tersadar dengan apa yang baru dia lakukan. Dia pun langsung melepaskan pelukannya dan wajahnya berubah menjadi merah karena malu. Elena yang melihat hal tersebut merasakan sedikit rasa yang membuatnya tidak nyaman.
“Kalian cepat kembali ke rumah, aku akan mengelilingi kota untuk sementara” kata Raven
“Jangan melakukan hal yang gegabah Fu! Kamu ikut dengan kita ke rumah!” ucap Chelsea
“Che-Chelsea benar! Lebih baik kita sama-sama pulang dahulu!” teriak Elena
“Aku tidak melakukan hal aneh. Hanya memastikan situasinya aman” kata Raven
Raven pun berjalan mendekat ke Elena. Raven mendekat ke telinga Elena dan bicara.
“Elena, jauhkan Chelsea dari para ksatria tadi” bisik Raven
“Eh? apa maksudmu?” tanya Elena kebingungan
Raven tidak menjawab pertanyaan Elena. Dia pun pergi meninggalkan mereka dan mulai mengelilingi kota untuk memastikan situasi telah aman. Elena terus-terusan berfikir mengenai apa yang dikatakan Raven. Sampai akhirnya Chelsea pun menepuk pundak Elena.
“Elena, lebih baik kita kembali dulu. Aku takut terjadi apa-apa pada adik-adikku” ucap Chelsea
“Ah… iya, ayo” ucap Elena
Elena dan Chelsea pun pergi pulang ke rumah dan membawa adik-adiknya. Sesampainya dirumah, Chelsea langsung menyuruh kedua adikknya tidur bersama nya.
Elena pun meninggalkan mereka berdua dan pergi mencari Raven. Elena yang keluar dari rumah Chelsea, berkeliling kota dan mencari Raven. Seluruh isi kota berantakan karena serangan iblis tadi. Tiba-tiba, ada suara dari jauh yang seakan memanggil Elena.
“Hei! Kakak yang disana!”
Elena menoleh ke arah suara itu. Suara tersebut berada persis di depannya. Dia melihat seorang perempuan yang sedang melambaikan tangan dan berjalan kearah Elena. Elena tahu bahwa itu adalah perempuan yang menolongnya tadi dan salah satu ksatria yang datang.
“Kakak, baik-baik saja?” tanya perempuan itu
“berkatmu aku tertolong, terima kasih ya” ucap Elena
“Sama-sama, ini sudah menjadi tugasku. Ohiya, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Iris” Ucap Iris
“Namaku Elena Rosalie. Panggil saja Elena” ucap Elena
“Oke. Kak Elena, hehe” ucap Iris
Dari belakang Iris, ada seorang perempuan dan laki-laki yang datang menghampiri Iris. Laki-laki itu tiba-tiba memukul kepala Iris.
“Hei, kau ini buat bingung saja. Tiba-tiba sudah hilang kayak tuyul. Nona Luna khawatir tahu” ucap laki-laki itu
“Apa sih?! Aku cuma berjalan sebentar saja kok” kata Iris berusaha membela diri sendiri
“(Luna?)” ucap Elena dalam hati
Seorang perempuan pun datang dari belakang Iris dan menepuk Julius.
“Julius, tidak perlu memukulnya. Niat Iris itu baik, dia ingin mengamankan seisi kota. Makanya dia buru-buru pergi” kata Luna
“Weee!” kata Iris meledek Julius dengan menjulurkan lidahnya
“Ka-kau ini!” ucap Julius
Elena terkejut saat melihat sosok perempuan yang berbicara itu. Dia melihat bahwa dia adalah Luna Ainsley. ksatria kebajikan ke-7, sang kesucian.
“Wah… dia ini teman mu?” tanya Luna pada Iris
“Bisa dibilang iya, tapi aku baru kenal dengannya tadi” kata Iris
“Wahh! Salah satu teman murid ku!” kata Luna
“(Ke-kenapa nona tiba-tiba jadi semangat?)” ucap Julius dalam hati
“Senang bertemu dengan anda Nona Luna, Namaku Elena rosalie!” ucap Elena dengan gugup
“Senang bertemu mu juga. Kamu tidak perlu bersikap formal kok padaku” ucap Luna
“Ta-tapi-“
“Jika Nona luna bilang seperti itu, maka terima saja” potong Iris
“Ba-baiklah kalau begitu” kata Elena
“ngomong-ngomong apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Iris
“Aku sedang mencari seseorang” ucap Elena
“Biar aku bantu! Siapa namanya?” tanya Iris
“Eh? namanya Raven” kata Elena
Saat mendengar nama itu, Iris merasa bahwa nama itu terasa sangat tidak asing. Dia merasa dia seperti tahu siapa orang yang bernama Raven itu. Seketika Iris pun merasa pusing saat memikirkan hal itu dan sedikit kehilangan keseimbangan. Julius, Elena dan Luna terkejut melihat Iris seperti itu. Secara refleks, Julius pun menangkapnya.
“Hei, Iris! Kau kenapa?!” tanya Julius kebingungan
“Aku….tidak…ta…hu” kata Iris
Tubuh Iris menjadi lemah dan tidak bertenaga. Elena pun langsung mengeluarkan grimoire dan sihirnya untuk menyembuhkan Iris.
“Purify”
“(Wah… Grimoire dan sihir air dengan kemampuan penyembuhan. Ini cukup unik)” kata Luna dalam hati
“Uuhhh…..” gumam Iris sambil perlahan mencoba untuk duduk
“Fiuuhh… aku kira kau akan pingsan” ucap Julius dengan lega
Iris pun mencoba untuk berdiri, namun dia masih belum kuat sepenuhnya. Dia pun kehilangan keseimbangan lagi dan Julius pun menangkap nya lagi.
“kau ini, jangan dipaksa dulu kalau memang masih ga kuat” kata Julius
“Kya!” kata Iris
“Hei, jangan teriak. Telinga ku sa-“
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Julius tersadar. Dia menangkap dan memegang Iris di bagian dadanya. Julius pun melepaskan pegangannya secara refleks.
“I-IRIS! AKU TIDAK SENGAJA! AKU HANYA INGIN-“
“JELASIN SAJA PADA MALAIKAT MAUT!” potong Iris
* BUAK *
Iris pun memukul Julius di wajah hingga terpental. Luna terdiam saja melihat hal tersebut. Ada sedikit rasa kesal di hatinya, saat melihat dada Iris yang dipegang hingga menenggelamkan jari-jari Julius. Mengetahui bahwa dirinya yang lebih tua dari Iris, tapi mempunyai ukuran dada yang lebih kecil membuatnya iri. Luna mencoba untuk melupakan hal itu. tetapi semakin dia mencoba, semakin sulit dilupakan olehnya.
“Su-sudah-sudah… itu hanya sebuah kecelakaan. Kamu tidak perlu marah seperti itu Iris” kata Elena
“Hmph!!” Kata Iris sambil membuang muka dari Julius
“D-dia benar itu, hanya kecelakaan!” kata Julius
“Coba saja bicara lagi, kalau ingin tanganku membekas diwajahmu!” ancam Iris pada Julius
“Ugh!! * glek * ucap Julius
Setelah itu, Elena, Iris, Julius dan Luna pun pergi keliling kota untuk membantu para warga yang bangunannya hancur lebur. Selagi melakukan hal itu, Elena masih mencari-cari dimana Raven berada.
Luna, Julius dan Iris pun mencari tempat untuk menginap. Elena berfikir untuk mengajak mereka di rumah Chelsea. Namun, Elena tidak tahu apakah Chelsea akan setuju dan juga muat atau tidak. akhirnya Elena pun tidak berkata apapun dan berpisah dengan mereka.
Elena pun kembali kerumah Chelsea. Dia masuk kedalam rumah dan melihat ada cahaya dari ruang makan. Elena pun menuju ke ruang makan dan melihat ada Chelsea yang sedang duduk.
“Chelsea ya… kamu kok belum tidur?” tanya Elena
“Aku…. Masih khawatir dengan Raven... apa kamu bertemu dengannya tadi?” kata Chelsea
“Tidak….” kata Elena
“Astaga…. Kenapa dia suka sekali pergi tiba-tiba?” kata Chelsea
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Suara itu terdengar dari pintu masuk rumah. Elena dan Chelsea terkejut mendengarnya. Sosok itu pun berjalan ke ruang makan secara perlahan. Saat Elena mencoba untuk melirik, dia melihat bahwa itu adalah Raven.
“Raven! Kamu darimana saja?! Kita khawatir tahu!” kata Elena
“Sudah kubilang hanya memastikan keadaan di sekitar kota” kata Raven
“Raven!!” Teriak Chelsea
“Iya….iya…. jangan berisik, adik-adikmu sedang tidur bukan?” kata Raven
“Ah iya…”
Chelsea dan Elena masih ingin bertanya-tanya pada Raven. Namun, Raven merasa kelelahan sehingga dia langsung menuju ke kamar.
Setelah di dalam kamar, Raven memikirkan tentang hal yang dilihatnya saat sedang berkeliling kota tadi. Raven melihat seseorang yang terlihat mencurigakan di dekat jalur keluar masuk kota Georgia.
“Rencana gagal tuan”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
•Dark•
POV' Raven : Gue cincang tu bocah nanti! Berani-beraninya dia nyentuh adik gue!!
2021-12-21
0
arfan
930
2021-05-21
0
Pendekar
Raven keliling aman kotanya
2021-04-17
0