Jack yang mendorong Raven dengan pedangnya tadi, membuat Raven terpental. Jack dengan cepat menggunakan sihirnya untuk menyerang Raven.
“Wind Assault”
Raven dengan mudah bisa menangkis sihir tersebut. Jack yang tadi berwajah sangat marah, tiba-tiba menjadi tenang dan mulai berbicara.
“Jadi kau lah si dewa kematian itu ya….”, Ucap Jack
“….”, hening Raven
“aku akan bertanya satu hal. Jika aku tidak mendapatkan jawaban yang kumau,
maka aku tidak akan segan membunuhmu”, kata Jack
“Dimana batu sihir itu??”, tanya Jack
“…..”, hening Raven
Raven masih tetap terdiam. Jack mulai kesal karena tidak pertanyaan nya tidak dijawab. Suara petir pun terdengar, dan hujan pun mulai turun malam itu.
“Aku bertanya dimana batu sihir itu, brengsek!!!!”, teriak Jack
Jack yang mulai kesal pun langsung menerjang kearah Raven dengan menghunuskan pedangnya. Raven dengan cepat menahan Serangan Jack dengan kedua Kazama nya, tetapi tangan Raven terkena sedikit goresan.
Pedang Jack dan Kazama Raven saling beradu gesek, mendorong satu sama lain. Jack mengarahkan Kazama Raven ke samping, dan dengan cepat Jack menarik pedangnya kembali menghunuskan pedangnya ke wajah Raven. Secara Spontan, Raven merunduk dan menendang Jack.
* BUAAKK *
“Ugghhh!!” teriak Jack Terpukul mundur
“BRENGSEK!!! AKAN KUBUNUH KAU!!”, teriak Jack yang sekali lagi menerjang kearah
Raven pun ikut menerjang. Mereka berdua bertarung beradu senjata, Pukulan dan tendangan. Sampai tiba-tiba, Jack mengeluarkan sihir nya.
"Wind Blade"
Sebuah sihir angin yang berbentuk seperti pedang, terbang dengan cepat menuju kearah Raven. Raven dengan spontan mengeluarkan sihirnya juga.
“Nigreos Haustus”
Raven menghisap sihir Jack dengan sihir kegelapan miliknya. Jack terkejut melihat hal itu,
“Apa??!! Sihir Angin ku dapat dihisap?!!”, Teriak Jack Kebingungan
“Terlebih lagi, dia ini pengguna sihir Kegelapan?!!”
“Heh, Itu tidak penting. Karena, racun itu pasti sudah bekerja!”
Raven kebingungan akan yang dia bicarakan. Namun, tiba-tiba Raven merasa pusing. Dia kehilangan keseimbangan, dan indera nya menjadi tumpul. Sebelumnya, Jack telah menggunakan racun kedalam
pedangnya. Raven yang sudah bertarung melawan Jack daritadi, telah terkena sedikit goresan di tangannya.
“Hahaha!! Ada apa Dewa kematian?!! Aku kira kau ini sangat kuat!! Ternyata hanya karena racun seperti itu kau sudah goyah??!!!”, Teriak Jack dengan Licik
“Ughhh….” Raven yang memegang kepalanya
“kelihatannya sudah saatnya aku mengakhiri ini…. Selamat tinggal, Tuan Dewa
Kematian!” teriak Jack Sambil menerjang kearah Raven ingin menebasnya
* TRAANG *
Tiba-tiba saat Jack ingin menebas Raven, pedang Jack terpental. Dia pun terkejut bahwa Raven yang tadi sudah kehilangan keseimbangan, masih bisa menangkis serangan Jack hingga membuat pedang Jack terpental. Raven pun langsung menendang Jack sekuat tenaga hingga Jack terpental.
* BUAAAKK *
“ARRRGGGHHH!!!!” Teriak Jack sambil terguling-guling
“Mustahil!! Kau sudah terkena racun ku!! lalu mengapa…….masih bisa menangkis seranganku?!!” teriak Jack sambil mencoba untuk berdiri
“Hah….hah….hah….” Suara Raven terengah-engah
“Sial!!!Sakit sekali tahu!!”, teriak Jack
“Kau Pasti akan membayarnya!!”
Efek dari racun itu sangat cepat, sehingga membuat Raven kelelahan dan kehilangan keseimbangan. Jack yang melihat kesempatan itu, mengeluarkan sihir anginnya sekali lagi
“(Ini Kesempatanku untuk kabur!), kata Jack dalam hati
“Wind Assault”
“(Celaka!!)” kata Raven dalam hati mencoba menahan serangan sihir tersebut menggunakan satu
Kazamanya Raven pun terpental sedikit kebelakang hingga membuatnya bertekuk lutut. Saat melihat sekitar, dia telah melihat bahwa orang itu(Jack) telah menghilang, dan melarikan diri. Raven pun mencoba untuk berdiri, Meskipun masih merasa pusing dan lelah.
Tiba-tiba, dia mengambil Kazama nya dan menggores tangannya sendiri. Dia merasa kesakitan, tetapi dia sengaja melakukan nya untuk mendapatkan sedikit kesadaran agar bisa kembali ke penginapan. Dia pun bergegas mencoba kembali ke penginapan.
Saat sampai di Jendela kamar penginapannya, Raven langsung masuk dan terjatuh terkapar. Elena yang sedang berada disitu membaca Buku di meja, terkejut melihat Raven.
“Raven?!!”, teriak Elena
“Kamu kenapa??!! tangan mu berdarah!!”, teriak Elena dengan panik
“hah…hah….hah….”, suara Raven terengah-engah
Elena langsung mengangkat Raven ke ranjang dan mulai mengobatinya menggunakan sihirnya.
“Purify”
Sebuah sihir gelembung air yang keluar menutupi luka di tangan Raven
“kau ini Ada-ada saja!! Kamu membuatku khawatir tahu!!” Teriak Elena memarahi Raven
“Ughhh!!” teriak Raven kesakitan
“Ahh!! Maaf!!” Teriak Elena
“Haah..Hahh…hah…." Suara Raven masih terengah-engah
- Esok Pagi -
Raven pun terbangun dari tidur dan mengingat kejadian kemarin malam saat ia bertarung.
“uhh… Sial, Racun orang itu sangat kuat…” Kata Raven
“lagi-lagi aku tertolong berkat Elena”
Raven pun menengok samping nya, dan melihat Elena yang sedang tidur. Raven terkejut dan langsung berdiri dari ranjang.
“Uwaaa!!!” Ucap Raven terkejut
“(Ke-ke-kenapa dia ada disini?!!!)” Ucap Raven kebingungan sekaligus malu dalam hati
Tiba-tiba Elena terbangun. Elena mengusap-usap matanya layaknya orang yang baru bangun tidur.
“Uhhh…sudah pagi yaa…”
“Ah… Selamat pagi Raven….”, ucap Elena masih setengah sadar sambil melihat Raven
Elena mulai tersadar. Dia melihat situasi ini dan sadar dia ketiduran di samping Raven kemarin malam.
“Heh??” Ucap Elena Kebingungan dan wajahnya mulai memerah
“Kau….” kata Raven sebelum sempat menyelesaikan ucapannya
“KYAAAAAA!!!” teriak Elena dengan malu.
Wajah Elena memerah dan ia pun berlari keluar kamar Raven menuju ke kamarnya sendiri. Raven kebingungan dengan hal terjadi, dia pun terdiam membeku layaknya orang bodoh.
- Di Istana Ibukota -
Iris yang tinggal di istana ibukota sekarang pun telah bangun. Dia dengan bersemangat langsung bersiap-siap untuk latihan. Tiba-tiba dia teringat sesuatu.
“Ah iya! Aku kan tidak ada pakaian. Dan pelayan yang dibicarakan nona Luna belum datang, bagaimana ini??” Kata Iris kebingungan
* TOK TOK TOK *
(Suara ketukan pintu kamar Iris)
“Iyaa” Ucap Iris sambil membukakan pintu kamarnya
“Nona Iris, ini pakaian mu serta sarapan pagimu”, kata pelayan perempuan itu
“Waahh!! Terima kasih banyak!” Ucap Iris merasa terselamatkan
Saat itu Iris melihat kesebelah, Dia melihat ada Julius yang sedang menerima baju dari pelayan.
“Hei Julius! Selamat Pagi!”, Ucap Iris
“Selamat pagi!” Balas Julius
Mereka berdua pun masuk kedalam kamar mereka dan mulai bersiap-siap. Iris menghabiskan makanannya dengan cepat dan langsung menaruhnya di luar pintu kamar. Iris pun pergi mandi. Setelah itu, Iris mengambil bajunya dan mengenakannya. Tiba-tiba Luna datang masuk kedalam kamar Iris.
“Hei Iris~, Kamu sudah bangun?..”, ucap Luna
“Kyaa!! Nona Luna!!”,Teriak Iris yang baru saja ingin memakai bajunya
“Ahhh, Maafkan aku”, kata Luna sambil terkekeh
“T-tidak apa-apa”, kata Iris sambil menutupi tubuhnya dengan pakaian
“Kita akan latihan hari ini yaa, aku tunggu di luar Istana. Sampai jumpa disana~” kata Luna sambil menutup pintu meninggalkannya
“B-baik Nona Luna!!” Kata Iris
“bisa dilatih oleh ksatria kebajikan surgawi sungguh hebat! aku jadi tidak sabar!!” kata Iris
Tiba-tiba pintu kamar Iris terbuka, dan Julius masuk kedalam kamar Iris.
“Hei Iris, Nona Luna bilang-“ Ucap Julius terhenti saat melihat Iris
Iris yang masih belum memakai satu pun pakaian terlihat jelas oleh Julius. Mereka berdua pun terkejut.
“KYAAAA!!!!”, Teriak Iris
“MA-MA-MAAFKAN AKU!!!”, Teriak Julius sambil menutupi mata dengan tangannya
“KETUK DULU KALAU INGIN MASUK!! DASAR BODOH!!!!”, Teriak Iris dengan malu sambil berlari memukul Julius
* BUUAAAKK *
“ARGGHH!!!!”, Teriak Julius terpental keluar kamar Iris
- Di luar Kastil -
Julius dan Iris sudah selesai bersiap-siap. Mereka pun keluar dari istana, dan melihat Luna yang sedang berdiri.
“Nona Luna!!”, teriak Iris Menghampiri Luna.
“Ah Itu mereka”, Kata Luna
“Latihan apa yang akan kita lakukan, Nona Luna??”, tanya Iris
“Hei, kau itu tidak sopan tahu!”, Kata Julius
“Tidak apa… Aku lebih suka kalian menjadi diri kalian sendiri daripada bersikap formal kepadaku”, kata Luna dengan lembut
“Nah Ayo kita berangkat!”, kata Luna
“Tunggu dulu, Nona Luna!”, teriak Julius
“Ada apa Julius??”, tanya Luna
“Maafkan aku bertanya seperti ini,tapi apakah aku ini layak untuk tinggal di Istana?? Aku hanya seorang anak dari pedagang sayuran. Saat aku berjalan keluar dari istana, banyak para bangsawan yang melihatiku dengan rasa jijik. Aku merasa bahwa aku tidak layak disini…”, kata Julius
“Julius….”, kata Iris
“Julius… kamu tidak perlu khawatirkan hal seperti itu, Abaikan saja mereka. Aku mengerti bahwa banyak bangsawan yang memandang rendah rakyat biasa. Tetapi, saat ini kamu bisa berada disini karena usaha mu sendiri. Jadi kamu tidak perlu memikirkan hal seperti itu, Oke??”, Ucap Luna dengan memegang kepala Julius
“Tapi….” kata Julius
“Sudah tidak apa-apa Julius! kamu tidak perlu memperdulikan mereka. Lebih baik cuekin aja seperti ku”, kata Iris menghibur Julius
“Baiklah… Terima kasih, Nona Luna, Iris” Ucap Julius dengan lega
“Sama-sama..... Nah sekarang, ayo kita berangkat!” kata Luna
“Sebenarnya kita ingin pergi kemana??” tanya Iris
“kita akan pergi keluar kota”, kata Luna
“Eh?!! Keluar kota?!!”, Teriak Iris kebingungan
“Iyaa…. Diluar kota kalian bisa berlatih sekuat tenaga. Jika berlatih di dalam kota, maka tentu ada kerusakan yang terjadi”, kata Luna
“Benar juga yaa… agar tidak membuat warga resah”, kata Julius
“Benar! Nah ayo kita berangkat!”, kata Luna sambil berjalan
“Baik!”, kata Iris dan Julius
Mereka pun pergi menuju keluar kota. Saat mereka sudah keluar dari kota, Luna mulai berjalan kedalam hutan dan tidak mengikuti jalur yang ada. Iris dan Julius terus mengikuti Luna. Tiba-tiba saat sudah lumayan lama berjalan kedalam hutan, Luna pun berhenti berjalan.
“Nah disini sepertinya bagus”, kata Luna
“Eh?? Nona Luna kita akan latihan disini??”, kata Iris
“Benar sekali! Nah kalian berdua, ayo maju!”, kata Luna
“Hah?? Maksudnya??”, tanya Julius kebingungan
“Wah aku belum bilang ya??Tentu saja kita akan berlatih pertarungan tangan kosong”, kata Luna dengan polos
“Hah?!! Tidak mungkin dong!! Kami pasti kalah melawan anda”, Teriak Iris
“Tidak perlu dipikirkan, kalian ingin menjadi lebih kuat kan??”, kata Luna
“Baiklah….”, kata Iris
“Peraturannya mudah kok… Jika salah satu dari kalian bisa memegang busur panah di punggungku, maka kalian menang”, kata Luna
“Cuma memegang busur??” kata Iris
“Iris. Jangan lengah. Meskipun sifatnya seperti itu, dia tetap salah satu 7 ksatria kebajikan. Jika kita ingin menang maka kita harus bekerja sama”, kata Julius
“Tanpa kamu bilang aku juga tahu. Jangan sampai membebani ku ya!”, kata Iris
“Simpan ucapanmu pada dirimu sendiri!”, kata Julius
“Sampai kapan kalian berdua berdiri disi-?”, tanya luna
Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Julius melompat sekuat tenaga dan sudah berada di depan Luna. Luna pun melompat kebelakang menghindari Julius.
“Waah aku terkejut! Kamu cepat juga yaa Julius!”, kata Luna
Tanpa membalas perkataan Luna, Julius langsung berlari menuju Luna dan mulai beradu pukul. Julius mengarahkan pukulan nya kepada Luna. Tetapi, Luna dengan mudah menangkis pukulan Julius tanpa membalasnya. Akhirnya, saat kedua tangan Julius di genggam oleh Luna, dia melempar Julius kearah Pohon.
* GUBRAK *
“Ughh!!”, teriak Julius kesakitan terbentur pohon
Iris tiba-tiba berada di belakang Luna, dan mencoba meraih Busur itu.
“(Kesempatanku!!!)” kata Iris dalam hati sambil meraih busur
Dengan respon dan indera yang tajam, Luna langsung menghadap ke belakang dan memegang tangan Iris dan langsung melemparnya ke pohon yang sama dengan Julius
“Uwaa!!” Teriak Iris
“Uwaa!!!” teriak Julius sambil menghindari Iris
* GUBRAK*
Iris terbentur pohon. Julius yang menghindar, Langsung melompat kearah Luna dan bersiap memukulnya. Luna pun menunduk dan memukul Julius di perut.
* BUAAKK *
“Uaaghh!!!!” teriak Julius kesakitan
Luna melepaskan pukulan nya dan Julius pun terjatuh.
“Ahh!! Maafkan aku Julius!! Aku terlalu berlebihan!!”, Teriak Luna dengan panik
Iris dan Julius terkapar karena kelelahan. Hanya disuruh menyentuh busur Luna pun mereka tidak bisa. Luna terlalu cepat dan hebat sehingga mereka tidak bisa menemukan celah. Luna pun membantu mereka bangun dan beristirahat sejenak.
“Maafkan aku yaa…. Hiks…”, kata Luna dengan sedih
“T-tidak apa-apa nona Luna! Seperti yang diharapkan, Anda memang sangat hebat!”, kata Julius
“Benar… hanya disuruh memegang busur anda saja kami tidak bisa”, kata Iris dengan murung
“hehe… Tidak perlu murung begitu. Seiring waktu berjalan dan latihan yang banyak kalian pasti bisa menjadi lebih kuat”, kata Luna
“Kuharap begitu…”, kata Iris
“Nona Luna, apa anda pernah bertemu dengan Ksatria kebajikan yang lainnya selain Tuan Claude dan Kriss??” tanya Julius
“Pernah kok… aku sudah bertemu mereka semua… Namun saat ini, kita sedang berpisah-pisah”, kata Luna
“Kenapa begitu??” tanya Iris
“Kalian tahu kerajaan Gord??” kata Luna
********
Jangan lupa di vote ya. Komen saran atau kritik selalu dibuka, jadi jangan ragu untuk menulis komentarnya dan pencet button likenya jika suka dengan ceritanya.
Note : Semakin berjalannya cerita pasti akan jadi lebih seru, karena saya baru belajar dan penulisannya akan semakin bagus secara bertahap.
Terima kasih telah mendukung author~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
arfan
1043
2021-05-20
0
Pendekar
Iris dan Julius dilatih Luna
2021-04-17
0
yang baca anak tolol
kurang kejam
2021-04-14
0