Suara teriakan terdengar hingga kedalam rumah chelsea. Raven mengambil Kazama untuk bersiap bertarung. Semuanya, termasuk adik-adik chelsea pun keluar karena terkejut mendengar teriakan tersebut. Mereka melihat banyak sekali makhluk tak berbentuk datang menyerang warga.
Entah berbentuk monster, chimera, goblin atau apapun. Tapi aura makhluk itu berbeda dengan aura makhluk hidup pada umumnya. Makhluk itu membunuh dan melahap seluruh warga yang dilihatnya.
“argghh!!!” kata warga A
“TOLONG AKU!!!” kata warga B
“Chelsea cepat masuk kedalam! Bawa adik-adikmu dan-“
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Raven melihat wajah Chelsea yang begitu ketakutan. Chelsea yang melihat hal itu terdiam dan membeku. Kakinya bergemetaran, wajahnya mulai pucat. Tiba-tiba, Chelsea mulai sadar kembali saat panggil Raven.
“CHELSEA!!” teriak Raven
“AH!! I-IYA!! Nina, William, kesini!!” teriak Chelsea sambil membawa kedua adik-adiknya pergi sejauh mungkin
“Elena, ikut dengan Chelsea! Pastikan mereka aman!” kata Raven sambil berlari
“Tunggu! Raven, kamu bagaimana?!” teriak Elena
“Cepat pergi dari sini!” teriak Raven
“Raven, jangan melakukan hal-hal yang gegabah!” teriak Elena sambil berlari menyusul Chelsea
Raven yang melihat para makhluk tak berbentuk itu pun menarik kesimpulan, bahwa mereka adalah para iblis yang telah menyerang kota ini. Tanpa ragu-ragu, Raven menarik kedua Kazamanya dan bersiap untuk menerjang. Namun, saat Raven ingin menyerang, para iblis itu berhenti menyerang. Raven yang melihat hal itu bingung
“(Mereka?! kenapa tiba-tiba mereka berhenti menyerang?!)” ucap Raven dalam hati
“(Semakin aku mendekat dengan mereka, semakin pula mereka mundur menjauhi ku. Apa karena ketakutan?! Tidak! Aku ragu jika sebuah iblis bisa ketakutan. Meskipun bisa, seharusnya mereka takut saat aku mulai menyerang. Tetapi daritadi aku belum melancarkan sebuah serangan sama sekali)”
“Jika mereka memang ketakutan, maka akan lebih mudah untukku menghabisi mereka semua!” teriak Raven sambil menebas para iblis itu
Raven bergerak dengan cepat. Dari satu iblis ke iblis lain, dia bisa menebas mereka dengan mudah. Raven berfikir bahwa para iblis sudah mati, Namun para iblis itu ternyata tidak mati. Meskipun terbelah-belah mereka kembali beregenerasi tanpa masalah, bahkan mereka membelah diri menjadi banyak.
“(Apa?! Mereka tidak mati?! Dan juga mereka menjadi lebih banyak!)” batin Raven kebingungan
“Raven!! Sebagian besar sudah di evakuasi, Chelsea dan adik-adiknya juga sudah aman!” teriak seorang perempuan menghampiri Raven
“Elena jangan mendekat! Disini berbaha-“
Tanpa sempat menyelesaikan kalimatnya, ada salah satu iblis yang muncul di depan Elena. Elene terkejut hingga terjatuh. Iblis itu mendekat perlahan pada Elena. Raven mencoba untuk pergi menuju Elena. Namun, para iblis lain menghalangi Raven.
“Minggir!!” Teriak Raven sambil menebas para iblis itu
Iblis-iblis itu tidak terluka. Mereka kembali pulih dan menjadi lebih banyak. Raven terpukul oleh salah satu iblis sehingga terpental jauh dari Elena.
* BUAAKK *
“ARGGHH!!!” teriak Raven
Raven terbentur dengan dinding bangunan yang ada di kota. Raven langsung berdiri kembali dan mencoba kembali melindungi Elena. Elena menggunakan sihir nya untuk melindungi dirinya
“Water Wall”
Sihir dinding air diciptakan Elena dan memblokade iblis itu. Namun, iblis itu membentuk sebuah benda yang menyerupai pedang yang tajam dan memotong sihir dinding Elena hingga hancur. Secara spontan, Elena langsung menghindar dari serangan itu. Raven masih saja terhalangi oleh para iblis-iblis yang lain dan berusaha untuk menolong Elena.
“Sial! Tadi mereka ketakutan, sekarang mereka menghalangiku! Mau mereka ini apa?!” teriak Raven dengan terus-terusan menebas para iblis
“ELENA!!! LARI DARI SANA!!!” teriak Raven
Elena pun berdiri dan mencoba untuk berlari, tetapi iblis itu sudah menangkap Elena. Iblis tersebut membuka mulutnya dan ingin memakan Elena. Raven semakin kesal terhadap dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat apa-apa.
“ELENA!!!!!” teriak Raven
Tiba-tiba iblis yang mencoba memakan Elena terhenti gerakannya. Tak lama kemudian, tubuh iblis itu hancur berkeping-keping. Raven dan Elena terkejut melihat hal tersebut. Elena pun terlepas dari iblis itu dan terjatuh ke tanah. Seorang perempuan dan laki-laki datang menghampiri Elena.
“Kakak tidak apa-apa?!” teriak perempuan itu
“Te-terima kasih! Ah, kamu!!” ucap Elena
“Di-dia?!” teriak Raven setelah melihat perempuan itu
Orang yang datang menyelamatkan Elena adalah Iris dan Julius. Iris memotong seluruh tubuh iblis itu dari jauh menggunakan pedang yang diselimuti sihir cahaya Iris.
“Iris, kamu bawa kakak ini ke tempat yang aman. Aku akan menghabisi para iblis ini” kata Julius
“Heh! Setelah aku kembali, aku yang akan mendapat mangsa lebih banyak!” kata Iris
“Jangan dibuat jadi kompetisi! Nyawa orang sedang dalam bahaya!” kata Julius
“Iya aku tahu! Kakak, bisa berdiri tidak?” tanya Iris
“kamu ini anak yang memenangkan seleksi ksatria waktu itu!” kata Elena
“Iya, tapi dibahas nanti saja kak. Aku akan bawa kakak ke tempat yang aman!” teriak Iris sambil membawa Elena
“(Sulit dipercaya! Aku yang daritadi mencoba menebas para bedebah ini saja tidak bisa. Namun, dia bisa menebasnya dan bahkan menghentikan regenerasinya mereka)” kata Raven
“Hell Flame”
Julius mengeluarkan sihir apinya dan membakar para iblis. Raven melihat para iblis yang terkena serangan sihir api tersebut.
Para iblis yang baru saja terkena serangan sihir, tidak bisa beregenerasi dan membelah diri. Raven pun mengeluarkan dan menyelimuti Kazama dengan sihir kegelapan miliknya. Raven pun mencoba menebas para iblis itu kembali. Saat dia melihat para iblis itu lagi, dia mendapatkan kesimpulan.
“(Sepertinya dugaanku benar. Para bedebah ini memang tidak bisa dikalahkan dengan senjata saja. Tetapi, jika aku menggunakan sihirku untuk menyelimuti dan mempertajam Kazama, maka mereka tidak ada apa-apanya)” kata Raven dalam hati
Julius datang menghampiri Raven
“Laki-laki yang ada disitu! Kamu baik-baik saja?!” tanya Julius
Raven melirik kearah sumber suara tersebut. Suara tersebut berasal dari sampingnya. Julius datang menghampiri Raven sambil menghabisi iblis disekitarnya dengan tinju apinya.
“Jika kau punya waktu bicara, Lebih baik gunakan untuk habisi mereka!” ucap Raven
“Eh?! Tunggu! Itu berbahaya!” kata Julius
Julius mencoba menghentikan Raven. Namun, Raven menerjang kearah para iblis-iblis itu dan mulai menebas mereka semua. Setelah mengetahui kelemahan mereka, Raven dapat mengalahkan mereka dengan mudah. Julius terkesan melihat gerakan Raven yang sangat cepat dan efisien.
“Wah! Dia hebat! Sepertinya ini akan selesai lebih cepat!” kata Julius
Julius pun ikut kembali bertarung dan menghabisi para iblis-iblis yang ada. Raven dan Julius sudah mengalahkan banyak sekali iblis. Tetapi, para iblis itu terus berdatangan dan tidak habis-habis. Raven dan Julius mulai kelelehan menghadapi situasi tanpa akhir ini.
“(Sial! Sebanyak apa mereka ini?!)” Keluh Raven
“Hah….hah….Sepertinya….. mereka tidak ada habis-habisnya…..hah….” ucap Julius terengah-engah
“kelihatannya mereka mempunyai induk” kata Raven
“Induk?” sahut Julius
“Induk itu seperti memproduksi para iblis” kata Raven
“Darimana kau bisa tahu??” tanya Julius
“ini hanya teori, tapi jika mereka bisa diciptakan lewat kekuatan iblis, maka mereka mempunyai induk atau orang yang bisa memperbanyak jumlah mereka” ucap Raven
“Induk ya… jika memang seperti itu, maka ada dimana dia??” ucap Julius
“sepertinya kita tidak diberi waktu untuk berfikir!” kata Raven menebas salah satu iblis yang menerjang kearahnya
“Kalian berdua, menghindar dari sana!” teriak seorang perempuan
“Suara ini?!” kata Julius
Julius dan Raven secara spontan menoleh kebelakang menuju sumber suara tersebut. Mereka berdua melihat Luna, ksatria kebajikan ke-7 sedang memegang busur dan bersiap untuk melepaskan serangan.
“(Dia yang waktu itu di Colosseum!)” ucap Raven dalam hati
Julius dan Raven pun menghindar dari area tersebut. Luna mengerahkan serangan panahnnya kearah langit.
“Apa yang dia pikirkan?!” teriak Raven
“Tenang saja! Nona Luna, pasti punya rencana” kata Julius
“Huh?!” bingung Raven
“Lighting Arrow rain”
Sihir panah petir Luna yang ditembakan kearah langit, terpecah belah dan menjadi anak panah yang tak terhitung jumlahnya. Anak panah itu menghunjani seluruh iblis yang ada. Membuat para iblis terkena serangan sehingga musnah berkeping-keping. Raven terkejut melihat cara dan sihir yang digunakan oleh Luna dalam menghabisi para iblis itu sekaligus
“(Sulit dipercaya. Dia menggunakan sihir nya kearah langit dan memecah belah sihirnya sehingga menjadikannya sebuah serangan beruntun seakan seperti hujan)"
"(Tetapi, sihir yang di pecah belah seperti itu pasti membutuhkan sihir yang sangat banyak. Sepertinya gelar ksatria kebajikan surgawi, bukan semata gelar saja)” batin Raven
Luna pun datang menghampiri Raven dan Julius
“Julius, Apa kamu terluka?” tanya Luna
“Berkat bantuan nona Luna tadi, saya jadi tertolong. Terima kasih, Nona Luna” ucap Julius
“Syukurlah kamu tidak apa-apa….. lalu, laki-laki yang ada disitu adalah??” ucap Luna
“Ah! Dia membantuku dalam pertarungan ini, tanpanya aku pasti akan kesulitan melawan iblis sebanyak itu” kata Julius sambil menujuk kearah Raven
“Terima kasih telah membantu Julius” kata Luna sambil menghampiri Raven
“Ya….” Kata Raven
“Hei! Julius! Nona Luna!” teriak seorang perempuan berlari menuju mereka bertiga
“Iris!” ucap Luna
“Bagaimana dengan kakak tadi?” tanya Julius
“Dia sudah aman, aku membawanya ke tempat para warga kota di evakuasi” kata Iris
“Kamu tidak apa-apa kan? Tidak ada luka atau apapun?” kata Luna sambil meraba-raba tubuh Iris
“Ti-tidak apa-apa nona Luna. Aku terhindar dari pertarungan kok, aku hanya bertemu iblis-iblis kecil di sekitar kota” kata Iris
“Syukurlah….” Kata Luna
“Tetapi, untung saja nona Luna ingin pergi ke sini. Jika tidak…” kata julius
“hehe! Benar kan Julius?! Insting nona Luna pasti tidak akan salah” kata Iris
“aduh! Iris, kamu ini benar-benar deh” kata Luna tersipu malu
Raven daritadi hanya terdiam melihati lokasi pertarungan saat melawan iblis tadi. Dia masih bingung terhadap reaksi para iblis saat pertama kali bertemu. para iblis yang awalnya ketakutan melihat Raven, namun tiba-tiba mereka malah menghalanginya. Raven pun mencoba menghiraukannya untuk sementara dan berbicara pada mereka bertiga.
“Kau pasti Luna Ainsley, bukan??” tanya Raven
“Iya.. dan mereka berdua ini adalah muridku” kata Luna
“Namaku Julius Gregory” ucap Julius
“Namaku Iris” ucap Iris
“terserah kalian. aku ingin bertanya sesuatu” tanya Raven pada Luna
“Kau ini! Kau tahu sedang berbicara dengan siapa?!” ucap Julius dengan kesal
“Tidak apa-apa Julius” ucap Luna sambil menepuk pundak Julius
“Tetapi Nona….” Kata Julius terhenti
Luna hanya membalas kata-kata Julius dengan senyuman. Luna pun melihat kearah Raven dan bertanya
“Apa yang ingin kamu tanyakan?” kata Luna
“Berdasarkan percakapan kalian tadi, kalian datang kesini hanya karena kebetulan bukan? Kalian tidak datang karena mengetahui info apapun mengenai iblis yang menyerang kota ini dari hari-hari sebelumnya” ucap Raven
Julius, Iris dan Luna terkejut mendengar ucapan Raven. Salah satu dari mereka tidak ada yang tahu kalau ada iblis yang telah datang dan menyerang kota Georgia.
“Eh?! para iblis ini sudah menyerang kota ini sebelumnya?!” teriak Julius
“Aku bahkan tidak tahu mengenai info ini, Nona Luna sudah mengetahui hal ini?” kata Iris
“Tidak…. aku bahkan tidak tahu kalau kota ini telah diserang” kata Luna
“Berarti benar….. kalian ini ksatria kerajaan, namun kalian tidak mengetahui hal apapun yang terjadi diluar ibukota. Bahkan mengenai kota Georgia yang akan hancur karena iblis” kata Raven memojokkan mereka bertiga
“para petinggi kerajaan tidak ada yang membicarakan hal ini. Jadi aku tidak mengetahui info apapun” kata Luna
“Tidak ada gunannya beralasan. Setidaknya kau sebagai ksatria terhormat di kerajaan bisa mencari dan mendapatkan informasi secara mudah bukan?” ucap Raven
“Itu….benar…” kata Luna merasa terpojok
“Nona Luna!” kata Iris
“Kekuatan mu memang hebat. Namun, pengetahuan serta info mu masih sangat lemah” Ucap Raven
Iris dan Julius mendekat kearah Raven dengan mengancam Raven. Iris memegang pedangnya dan bersiap menebas leher Raven dengan satu kali ayunan. Julis berada dibelakangnya dengan tinju apinya yang bersiap memukul Raven kapan saja.
“Cukup sampai disitu!!!” kata Iris
“yang berani menghina nona Luna, tidak akan kuampuni!” teriak Julius
Raven membuat kedua murid Luna menjadi emosi dengan perkataannya. Raven yang merasa bahwa dirinya itu memang benar pun menantang mereka.
“Hmph….. Coba saja” kata Raven
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
arfan
950
2021-05-21
0
Pendekar
iblis dibunuh banyak
2021-04-17
0
NO NAME
Nah Kan
Nah kan bener kata aku 🙈
tapi nggak juga kayaknya
2021-04-10
2