Di Kerajaan Verra, kota Georgia. Ada seorang anak bernama Raven. Dia hidup bersama keluarganya disana. Ayah, Ibu serta adikknya. Raven juga mempunyai seorang teman baik yang sudah menjadi seperti keluarganya sendiri, Kriss.
Ayah Raven adalah seorang ksatria kerajaan. Raven selalu menganggumi ayahnya yang bekerja untuk melindungi kerajaan ini. Meskipun itu, pekerjaan tersebut membuat ayah Raven jadi sulit untuk kembali bersamanya. Terkadang hanya satu minggu sekali, bahkan satu bulan sekali pulang untuk mengunjunginya.
Ibu Raven juga dulu merupakan ksatria kerajaan. Namun, karena suatu kejadian, Ibu Raven mengidap suatu penyakit yang membuat tubuhnya menjadi lemah. Bahkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah saja kesulitan. Tetapi, hal itu tidak pernah membuat Raven murung. Dia tetap bahagia dan tersenyum setiap saat bersama dengan keluarganya.
Pada hari ulang tahun Raven ke-16, Ayah Raven pulang dari pekerjaan nya dan berkumpul bersama-sama.
“Ayah pulang!” ucap ayah Raven
“Ayah!!!” teriak Raven dan adikknya yang berlari menghampiri sang ayah
“Selamat ulang tahun yang ke-16 Raven” ucap Ayah Raven yang memeluk mereka berdua secara bersamaan dan mengelus kepala mereka
“Terima kasih ayah, hehe” ucap Raven
“Ah iya, ayah punya hadiah untukmu” ucap Ayah Raven
“hadiah? Ayah, aku ini sudah 16 tahun tahu!” ucap Raven
“Tidak apa, ini akan sangat berguna bagimu” ucap Ayah Raven sambil memberikan sebuah pedang pendek
Pedang tersebut digabung didalam satu sabuk khusus. Dihiasi oleh ukiran-ukiran kuno layaknya sebuah gambar naga dengan berwarna emas dan latar yang dipenuhi warna hitam pekat.
Pedang tersebut merupakan senjata yang dimiliki sang ayah untuk melakukan pekerjaannya sebagai seorang ksatria.
“I-ini kan, Kazama milik ayah!!” ucap Raven
“Mulai sekarang, Kazama ini adalah milikmu” ucap ayah Raven
“Tu-tunggu dulu ayah! Jika seperti ini, maka pekerjaan ayah sebagai ksatria akan terhambat!” ucap Raven
Dengan wajah yang melemas, namun senyum yang tidak pudar, dia mengelus kepala sang anak dengan lembut.
“Ayah sudah berhenti menjadi ksatria kerajaan” ucap ayah Raven
“Eh?! Kenapa?!” tanya Raven yang terkejut seketika
“Ayah ingin menghabiskan waktu bersama kalian. Sudah terlalu banyak waktu yang terbuang bagi ayah untuk menikmati hari bersama kalian” lirih ayahnya
“Ayah…..” lirih Raven yang tersentuh oleh kata-kata dan perbuatan sang ayah
Ayah Raven mulai menoleh kekiri dan ke kanan seperti sedang mencari sesuatu. Tak kunjung menemukannya, membuatnya harus bertanya kepada Raven.
“Ngomong-ngomong, Kriss dan ibumu ada dimana?” tanya ayah Raven
Dalam sekejap mata, perubahan drastis muncul dari ekspresi Raven. Dirinya yang sejak tadi masih bersikap normal dengan sedikit ceria di wajahnya, berubah total menjadi murung dan putus asa.
“Ada… di kamar” jawabnya dengan pelan
Ayah Raven terkejut melihat anaknya yang murung. Seumur hidupnya, Raven sangatlah jarang sedih ataupun murung, bahkan setelah bertahun-tahun hampir tidak pernah dilihat oleh sang ayah.
Ayah Raven berjalan masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang tertidur di ranjang. Sedangkan terlihat disebelah ranjang, ada Kriss yang duduk sembari menjaga ibu Raven.
Melihat secara perlahan dari pintu masuk, Raven dan adikknya ikut bersama ayahnya menuju ke kamar.
“Lucia….”lirih Ayah Raven yang sedih melihat istrinya tidak berdaya di atas ranjang
“Le…o” ucap istrinya, Lucia yang memanggil suaminya
“Kriss, terima kasih telah menjaga nya ya…” ucap Leo seraya mengelus lembut kepalanya
“Tidak apa-apa paman” ucap Kriss
“Kamu ini, masih saja memanggil aku paman. Kamu ini sudah seperti keluarga bagi kami, panggil saja ayah” ucap Leo
Lucia dengan segenap tenaganya berusaha untuk meraih sedikit pakaian Leo dan menariknya secara perlahan.
“Leo…. Wak…tuku… sudah….. tidak….” ucap Lucia terbata-bata
“Lucia, tenang saja. Kamu pasti akan sembuh kok” ucap Leo sambil menahan air matanya keluar
Namun, kondisi ibu Raven menjadi semakin parah saat itu. Tubuhnya mulai semakin melemas dan bahkan tidak bisa bangun dari ranjangnya. Raven dan adikknya masuk kedalam kamar dan melihat kondisi ibunya. Adik Raven tidak bisa menahan tangis nya melihat ibunya sendiri tergeletak di ranjang dengan tiada tenaga. Raven masih berusaha tegar dan menahan air matanya.
“Ibu….” lirih Raven tak tega melihat sang ibu
“Raven….Ibu… percaya…. Kau pasti jadi anak yang hebat…” ucap Lucia
“Ibu, to-tolong…. Jangan bicara seperti kita akan berpisah…” ucapnya yang menahan tangisan
Air mata yang ditahan oleh Raven mulai menetes sedikit demi sedikit. Melihat sosok ibunya yang lemah di ranjang, membuat hatinya terasa sangat sakit.
“Lucia…. Kumohon…. Jangan pergi…” ucap Leo yang mulai menangis sambil memegang tangan kanan Lucia
“Leo…. Bimbinglah mereka….. bimbing hingga…. Menjadi….. anak yang hebat….” Ucap Lucia
Lucia mencoba mengangkat tangannya. Dia meletakkan tangannya di atas kepala Raven yang sedang berada di sisi kiri dari ranjang dan mengelus kepala Raven secara perlahan.
“Jangan…. Menangis…. Anak baik…. tidak akan…. Menangis” ucap Lucia yang terbata-bata dengan kondisi tubuh yang semakin melemas.
Tangannya yang membelai lembut kepala Raven, mulai terjauh diatas ranjang karena kehilangan tenaganya. Melihat hal sang ibu kehilangan tenaga dan menutup kedua matanya, membuat hatinya hancur berkeping-keping hingga putus asa.
“IBU!” teriak Raven yang menangis histeris
Saat itu, Lucia mengembuskan nafas terakhirnya. Tangisan, rasa sedih, amarah, tercampur aduk menjadi satu. Kepergian sosok ibu dari kehidupannya merupakan sebuah luka yang teramat dalam diusianya yang masih anak-anak.
* * * * *
- 6 bulan kemudian -
Setengah tahun telah berlalu. Kehidupan Raven berubah semenjak ibunya pergi meninggalkannya. Dia mulai menekuni berlatih bersama ayahnya untuk menjadi ksatria kerajaan demi melindungi keluarganya di masa depan. Ayahnya yang dulu memberikan Kazama kepada Raven, telah menjadi senjata utama yang sangat dikuasai olehnya.
Ketermpilan Raven dalam bela diri serta menggunakan senjata nya bisa dibilang cukup hebat untuk anak seumurannya. Ayah Raven dulu bertugas menjadi pasukan khusus ksatria kerajaan yaitu asukan pengintai. Hal ini, membuat Ayah Raven secara tidak sadar mengajarinya gerakan khusus seperti pembunuh bayaran.
Raven adalah anak yang terbilang sangat langka. Dia memiliki kemampuan sihir kegelapan yang dikatakan sebagai musuh alami dari sihir cahaya. Kedua sihir tersebut dianggap sebagai sihir yang kuat dan jarang ditemukan dalam sejarah.
Melihat kehebatan sang ayah dalam mengajarinya bela diri, membuatnya cukup terheran akan darimana semua ilmu tersebut. Karena yang membuatnya cukup bingung adalah kelincahan yang dimiliki ayahnya.
Raven tidak mengetahui secara persis pekerjaan ayahnya. Dia hanya mengetahui bahwa ayahnya dulu bekerja sebagai ksatria kerajaan. Meskipun ayahnya tidak pernah cerita mengenai pekerjaan nya secara detail, Raven tetap menghormati ayahnya.
Suatu hari, ada sekelompok ksatria yang datang ke rumah Raven. Ksatria itu mengetuk depan pintu rumah Leo. Dengan spontan, saat mendengarnya Leo langsung pergi membukakan pintu. Kriss dan Raven yang mendengarnya pun keluar dari kamar mereka.
“Apakah anda Leo Xander?” tanya seorang ksatria pada Leo
“Iya benar” ucap Leo dengan mengangguk pelan
“Anda di panggil oleh kerajaan untuk menemui raja” ucap ksatria itu
Raven kebingungan melihat situasi tersebut. Dia pun berjalan menghampiri ayahnya dan bertanya.
“Ayah, ada apa?” tanya Raven
“Ayah harus pergi sebentar. Ayah dipanggil oleh raja di ibukota” ucap Leo
“Eh?! Tiba-tiba sekali” ucap Raven
Leo pun ikut bersama para ksatria itu dan meninggalkan Raven. Raven merasa kebingungan dengan kondisi tersebut dan memutuskan untuk membuntuti ayahnya.
“Raven, kamu mau kemana?” tanya Kriss yang melihat Raven mengendap-endap
“Tentu saja mengikuti ayah, dasar bodoh!” jawab Raven
“Bagaimana dengannya?” tanya Kriss sambil menunjuk sang adik yang tertidur didalam kamar dengan pintu terbuka
“Dia masih tidur, biarkan saja” ucap Raven sambil membuka pintu dan keluar rumah
“Astaga…” ucap Kriss
Raven mengikuti ayahnya secara diam-diam. Karena khawatir dengannya, akhirnya Kriss jadi mengikutinya. Mereka membuntuti Leo serta para ksatria yang sedang berjalan ditengah kota.
Tak lama kemudian, setelah keluar dari kota georgia, mereka mulai masuk kedalam sebuah hutan. Raven semakin curiga dan terus mengikutinya.
“Apa yang mereka lakukan melewati hutan?” gumam Raven
“Mungkin saja ini jalan pintas” sahut Kriss
Raven terdiam karena tidak mengetahui pasti letak geografis kerajaan. Agar tidak kehilangan jejak, dia mencoba untuk tidak memikirkan hal yang tidak perlu dan kembali mengikuti mereka.
Setelah memasuki area hutan begitu lama, Leo mulai curiga dengan situasi canggung dan tegang yang di buat oleh para ksatria tersebut.
“Kenapa kita pergi ke tengah hutan? Bukannya arah ke ibukota itu ke selatan?” ucap Leo
“Ohh tidak perlu khawatir tuan Leo” ucap seorang ksatria di depannya
“Apa ada yang ingin kita temui dulu?” ucap Leo
“Sepertinya ini tamu untukmu” ucap ksatria itu
“untukku?” sahut Leo
Ksatria itu pun menoleh kebelakang dan melihat kearah Leo dengan menyeringai jahat penuh hasrat membunuh.
“Malaikat kematian, mungkin?!” ucap Ksatria itu
Leo terkejut dan kebingungan mendengar hal yang baru saja dia dengar. Tiba-tiba dari belakang nya, seorang ksatria sudah menusuk Leo dengan sebuah pedang. Pedang tersebut menembus langsung ke tubuh Leo. Leo yang kehilangan darah banyak langsung terjatuh terkapar tak bertenaga.
“ARGH!!” erang Leo
Raven dan Kriss yang sedang bersembunyi di semak-semak, melihat kenyataan kejam itu. Melihat hal tersebut membuat mereka kesal dan takut disaat yang sama. Tubuh mereka tidak dapat bergerak dan membeku diam.
“Rasakan itu, dasar brengsek! Sudah gagal melindungi bangsawan kerajaan di perang kerajaan Tusk dan 6 bulan yang lalu kau juga mengundurkan diri menjadi ksatria, Memalukan!” ucap salah satu ksatria dengan menginjak kepala Leo
Raven yang melihat sosok keluarganya telah direnggut kembali. Hal itu membuat nya teringat oleh ibunya sekejap mata. Mata dan hati Raven penuh dengan dendam dan kebencian.
Saat itu, seluruh emosinya tercampur aduk. Kesedihan dan amarah tercampur aduk sehingga membentuk kebencian. Air mata serta teriakan keluar dari mulutnya, tetapi Kriss dengan sigap langsung menahan dan menutup mulut Raven agar tidak ketahuan.
“MMPHH!!” erang Raven yang ditahan oleh Kriss dengan tangisan yang tak kunjung berhenti
Kriss yang menahan Raven menutup kedua matanya karena tidak tega melihat apa yang telah terjadi. Tangisan juga ikut keluar setelah mengingat kebaikan yang dia dapat sejak bertemu dengan Leo.
Melihat kejadian itu, Raven langsung menyadari. Bahwa dunia sangatlah kejam. Sosok ayah nya yang di banggakannya dibunuh oleh orang dari kerajaan hanya karena gagal melindungi bangsawan di perang.
Didalam Pikiran Raven langsung terlintas tentang adikknya. Raven pun berkeputusan untuk pergi meninggalkan Adik serta Kriss. Dia juga menghapus ingatan milik adikknya agar tidak mengingat bahwa selama ini dia tidak mempunyai seorang kakak kandung bernama Raven.
Dengan kebencian serta dendam yang sudah melekat dengan Raven. Dia memutuskan untuk berikan balas dendam serta kematian pahit untuk para bangsawan yang ada di kerajaan Verra.
“AKAN KUTUNJUKAN SEPERTI APA MALAIKAT KEMATIAN ITU!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
omTe
ikutan membaca karyamu ya Thor...
terima kasih.
2021-09-06
0
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
semangat
2021-08-04
0
Reza Aditiya
ya
2021-06-10
0