Setelah perkataan Raven saat itu, Elena pun ikut dengan Raven menuju Kota Georgia. Kota Georgia terletak di bagian utara kerajaan. Kota tersebut sangat kecil dan jauh dari kerajaan, sehingga kurang pengawasan dari kerajaan. Elena bertanya kepada Raven mengapa ingin pergi kesana, ia pun meledek Raven dengan ingin menyelamatkan kota itu.
“Sebelumnya kau bertanya mengenai rumahku kan? Untuk saat ini aku tidak punya. Tapi, dulu aku tinggal di kota Georgia” ucap Raven
“ jadi karena itu kamu ingin pergi kesana ya” ucap Elena
“Aku dulu tinggal bersama dengan Ayah dan adikku. Ibu ku sudah meninggal karena mengidap sebuah penyakit” ucap Raven
Elena terkejut mendengar perkataan Raven. Bukan karena penjelasannya, tetapi karena Raven yang saat itu berbicara mengenai keluarganya. Selama ini, Raven selalu bersikap cuek dan tidak peduli dengan hal-hal yang dia tidak tertarik, bahkan juga jarang berbicara
“Kau ini, tiba-tiba jadi banyak bicara ya” ucap Elene sambil terkekeh
Raven mengalihkan wajahnya kearah lain. Elena tersenyum saat melihat reaksi Raven yang malu. Elena pun berusaha untuk berbicara agar Raven tidak merasa terganggu.
"Aku dengan Kamu punya adik? Saat ini adik mu ada dimana?” tanya Elena
“Iya..” jawab Raven
“Jadi dimana adikmu saat ini?” tanya Elena
Raven merespon jawaban Elena dengan menaikan kedua bahunya seakan menjawab seperti tidak tahu atau entahlah. Elena heran dengan respon Raven seakan tidak tahu.
“hah? Kamu tidak tahu?” tanya Elena
“Aku yang telah membunuh banyak bangsawan, tentu saja akan menjadi buronan pada saat itu. maka aku menghapus seluruh ingatan adikku yang berkaitan dengan diriku. Lagipula, aku sudah menitipkan adikku kepada temanku” jelas Raven
“Menghapus… ingatan? Apa itu bisa dilakukan?” tanya Elena
“Kau kira aku ini bohong? Tapi benar juga. Saat pertama kali, aku memang bingung kenapa aku punya kemampuan seperti ini. Tetapi saat pertama kali menggunakannya, aku merasakan suatu firasat buruk yang akan terjadi” ucap Raven
“Lalu, kenapa kau menjadi seorang pembunuh?” tanya Elena
“Ayahku mati dibunuh oleh bangsawan kerajaan” ucap Raven
Elena yang mendengar jawaban Raven langsung terdiam dan tidak bertanya lebih lanjut. Dia sudah mengerti seluruhnya. Raven yang dendam dengan kerajaan, menghapus ingatan adikknya sendiri agar terhindar dari masalah.
Beberapa jam setelah mereka keluar dari kota Sera, Tiba-tiba ada suara teriakan perempuan minta tolong, Raven dan Elena terkejut mendengar nya. Raven langsung berlari secepat mungkin ke tempat suara itu, Elena
dibelakang ikut menyusulnya meskipun tertinggal karena Raven terlalu cepat. Saat sampai, Raven melihat seorang perempuan yang sedang di sekap oleh 3 orang bandit, dan ada seorang laki-laki yang di tahan dan diinjak kepalanya oleh 2 bandit lain. Tanpa ragu, Raven mengambil dan melempar pisau nya ke arah orang itu.
“Arghh!!” kata orang yang terkena pisau
“Siapa kau?! Berani-berani nya ka-“ seorang bandit yang menahan badan laki-laki mendekat kearah Raven dengan senjatanya, ucapannya terpotong karena Raven melesat kedepannya dan memukul wajahnya hingga terpental.
“Uwaa!!! Bu-bunuh dia!!!” kata orang yang menginjak kepala laki-laki
Seluruh bandit mengeluarkan senjata mereka dan mulai menyerang Raven. Raven bisa menghajar mereka dengan mudah. Seluruh bandit terpental dan terbentur pepohonan. Saat Elena tiba, dia terkejut dengan situasinya.
“Raven!!” kata Elena
“Elena, Bantu mereka berdua” Ucap Raven sambil menujuk laki-laki dan perempuan itu
“Iya!” Kata Elena
Elena menghampiri laki-laki dan perempuan yang tadi di tahan oleh para bandit.
“Te-terima kasih!” ucap Wanita itu
“Kamu tidak apa-apa??” ucap Elena
“Aku tidak apa-apa! Tolong bantu suamiku!” kata Wanita itu
“Iya, aku akan membawamu ketempat aman” kata Elena sambil menopang wanita itu.
Elena dan wanita itu mendekat ke laki-laki itu, lalu membawa nya ke tempat aman. Para bandit masih bisa berdiri dan salah satunya mencoba menyerang Raven. Raven melihat kondisi sekitar bahwa Elena dan kedua orang itu telah pergi.
Setelah mengetahui hal itu, Raven menarik satu pisaunya dan menebas tubuh para bandit itu. Para bandit terkena luka yang sangat parah hingga mereka mati. Raven mengambil seluruh senjata dari para bandit dan berjalan mendekat ke salah satu bandit yang tertusuk pisaunya dan mencabut pisau itu.
“Arghh!! Ku-kumohon, ampuni aku!!” ucap salah satu bandit
“Aku sudah mendengar kalimat itu berkali-kali” kata Raven
Raven menggunakan seluruh senjata bandit yang dia ambilnya dan membunuh orang itu dengan seluruh senjata di tancap ke tubuhnya dan di gantung di pohon. Raven meninggalkan jasadnya begitu saja dan segera mencari Elena.
Saat Raven sedang berjalan mencari Elena, Elena berada di depannya dan memanggil Raven. Raven pergi menuju Elena dan bertemu kedua orang yang telah diselamatkan.
“T-terima kasih banyak telah menyelamatkan kami!” kata Wanita itu
“Tidak perlu berterima kasih kak, kami hanya melakukan hal yang sudah sewajarnya, iya kan??” ucap Elena sambil menengok ke arah Raven
“bagaimana keadaan suami kakak??” Ucap Raven Menghindari Elena
“Berkat kalian berdua, dia tidak terkena luka yang serius. Hanya saja dia kehilangan kesadaran”
“Rumah kalian dimana??” tanya Raven
“Di dekat sini ada sebuah desa kecil, kami tinggal disana”
“Baiklah, aku akan membantu kalian”
Raven mengangkat dan membawa suami wanita itu dan mereka berjalan menuju ke desa tersebut. Sesampainya di desa tersebut, Raven melihat bahwa desa itu sangatlah kurang layak bagi orang untuk tinggal disitu. Namun, saat melihat raut wajah orang-orang di desa dia telah yakin, bahwa mereka sangatlah bahagia meskipun keadaannya sulit. Raven dan yang lainnya sampai di rumah wanita itu. Raven menaruh suami wanita itu di ranjang kamar mereka.
“Sekali lagi, aku sangat berterima kasih telah menolong kami! Jika ada yang kalian butuhkan bilang saja kepadaku!” kata wanita itu sambil membungkukkan tubuhnya
“Eh??!! Kakak tidak perlu sampai segitu nya!! Kumohon, angkat kepala kakak!” kata Elena
“Dia benar, kita hanya kebetulan lewat saja….”
“Maafkan aku, kalian bisa tinggal disini untuk sementara jika kalian membutuhkan tempat untuk istirahat” kata Wanita itu
“Tidak apa-apa, kami akan segera pergi….” Kata Raven sambil keluar dari rumah
“Eh?? Sudah mau pergi?? Tunggu dulu,Raven!! Sa-sampai jumpa lagi ya kak! Semoga suami kakak cepat sembuh!” ucap Elena saat ingin keluar rumah
“Ah tunggu!! Kumohon bawa ini!!” kata wanita itu
“Ini!!” kata Elena terkejut melihat benda yang dikasih oleh wanita itu bawa saja semoga saja ini bisa bermanfaat untuk kalian” kata wanita itu
“Terima kasih ya kak! Ini akan sangat membantu!” kata Elena sambil keluar dari rumah
“Hati-hati!! Terima kasih kalian berdua!!” kata wanita itu
Raven berjalan dan menuju keluar desa itu. Elena dibelakang menyusulnya dan memukulnya dari belakang.
“Hei! Kau ini!! Dia itu berusaha untuk berterima kasih, kenapa kau langsung pergi meninggalkannya saja?!” Marah Elena
“Aku tidak ada niatan untuk beristirahat, jika kau butuh maka tinggal lah disana tapi nanti aku tinggal”
“Dasar! Bukan itu maksudku!” ucap Elena
“Terus apa??”
“Kamu ini tidak sopan! Setidaknya kamu harus mengucapkan ‘sama-sama’ atau ‘tidak perlu sungkan’. Lain kali tidak boleh begitu ya?” kata Elena mendekat ke wajah Raven
“Terserah…”
Raven menjawab sambil menengok kebelakang dan lanjut berjalan lagi
“hei kamu dengar tidak?!” ucap Elena
“Dengar! Kau ini berisik sekali!”
“Hmmphh!!” ujar Elena dengan cemberut
Setelah perjalanan yang cukup lama, Raven dan Elena melihat sebuah kereta kuda yang di kendarai oleh seorang pria paruh baya. Raven bertanya kepada orang itu,
“Hei paman! Maafkan aku, tapi apa kami bisa menumpang di keretamu untuk sebentar saja?? Hari sudah mulai malam dan kami tidak menemukan tempat istirahat” kata Raven
“Cuma kamu dan perempuan itu bukan?? Naiklah!” kata Paman itu
“Terima kasih Paman” kata Raven sambil menaiki kereta tersebut bersama Elena
“Ngomong-ngomong kalian ingin pergi kemana??” tanya Paman itu
“Kami ingin pergi ke kota Georgia” kata Raven
“Oohh, maaf yaa tapi paman tidak akan sampai kesana. Jadi mungkin habis malam ini, paman hanya akan menurunkan kalian di tempat terdekat dari kota georgia” kata Paman itu
“tidak apa-apa paman, terima kasih” kata Raven
“Terima kasih paman” sambung Elena
“Sama-sama” kata paman itu
Raven dan Elena pun istirahat dalam kereta kuda itu untuk semalam. Elena tertidur dengan pulas di bahu Raven. Raven tetap berusaha untuk terjaga, sampai akhirnya dia ketiduran.
Keesokan harinya, Kereta kuda itu sudah mulai berjalan. setelah perjalanan yang cukup lama. Tiba-tiba Paman itu berteriak
“Hei kalian berdua!” kata Paman itu
“Iya paman! Elena bangun, sepertinya kita sudah sampai” kata Raven
“Uhh…. Iya..” ujar Elena
Elena terkejut saat sadar. Dia bangun dengan posisi kepala yang sedang bersandar. Dia semalaman ia tidur dengan kepala nya di bahu Raven. Elena mencoba untuk menahan rasa malunya. Tak lama kemudian, Raven dan Elena pun turun dan menemui paman itu
“Paman hanya bisa mengantar kalian sampai sini” kata paman itu
“Tidak apa-apa paman, terima kasih ya” kata Raven
“Hati-hati ya kalian berdua” kata Paman itu meninggalkan Raven dan Elena
Raven dan Elena lanjut berjalan kembali menuju kota Georgia. Setelah beberapa menit berjalan, ternyata mereka telah sampai di kota Georgia. Raven dan Elena pun masuk kedalam kota, mereka melihat wajah para penduduk yang sangat gelisah.
“Raven… mereka pasti…” ucap Elena
“Iya, tapi selama aku disini kota ini tidak akan hancur” kata Raven
Elena yang mendengar ucapan Raven barusan, merasa bahwa Raven memang benar-benar orang yang sangat baik. Tiba-tiba ada seorang anak perempuan yang sedang berlari-larian dan melihat ada Raven. Anak itu berlari ke arah Raven sambil berteriak.
“Kak Raven!” teriak Seorang anak perempuan kecil berlari menghampiri Raven dan Elena
“Nina!” kata Raven
“Kakak, akhirnya pulang!” kata Nina
“Maaf, Kak Raven banyak urusan” kata Raven sambil jongkok mengelus kepala Nina
Elena sedikit terkejut melihat ekspresi Raven yang berubah begitu drastis. Sebelumnya, dia selalu menunjukan wajah menyeramkan penuh intimidasi dan tidak pernah peduli pada apapun. Namun, sejak bertemu anak bernama Nina itu, dia terlihat sedikit tersenyum tulus baginya.
“Raven…ini adik mu??” tanya Elena
“Aku pernah bermain dengan dia sewaktu masih kecil, jadi dia sering memanggil ku kakak”
Tiba-tiba ada seorang perempuan yang sedang berlari gelisah.
“Nina! Kamu dimana?!” kata seorang perempuan yang sedang gelisah menengok kiri kanan
Perempuan itu melihat Nina yang sedang bersama 2 orang. Perempuan itu menghampiri mereka dan berkata,
“Nina! Sudah kakak bilang jangan lari-larian”kata Perempuan itu
“Ah! Kakak, Kak Raven sudah kembali!” kata Nina
“Apa maksudmu, Nina?” kata Perempuan itu
“Aku disini, Chelsea” kata Raven yang sedang berdiri
Chelsea menaikan kepala nya, mengikut suara yang memanggilnya. Chelsea terkejut saat melihat wajah laki-laki itu. Chelsea melihat bahwa itu memanglah Raven yang dia ingat. Chelsea langsung memeluk Raven. Rasa rindu yang ada didalam Chelsea telah terlepaskan dengan pelukan. Tiba-tiba, Chelsea melepaskan pelukannya dari Raven.
“Kamu darimana saja?! Aku sangat khawatir!! Kenapa kamu tega pergi tanpa bilang apa-apa?!” kata Chelsea
“Maafkan aku…” kata Raven
“Tidak, justru maafkan aku…. Karena tidak mengetahuinya” kata Chelsea
“Jadi kau sudah tahu??” tanya Raven
“Iyaa… tentang Ayahmu…” kata Chelsea
“Yasudah, itu tidak perlu diungkit kembali” kata Raven
Elena yang terkejut terhadap situasi yang dialami pun mulai bertanya.
“Emm…R-Raven??Di-Dia ini si-siapamu??” tanya Elena terbata-bata
“Ah… Dia ini teman ku dulu sebelum aku pergi dari kota” ucap Raven
“O-ohh begitu ya?Eh?” kata Elena
“Ah… Maafkan aku tidak memperkenalkan diri, Aku Elizabeth Chelsea. Teman Raven saat kecil” kata Chelsea tersenyum
“A-aku Elena Rosalie, te-teman Raven saat di-dia menolongku kelaparan” kata Elena dengan gugup
“Eh??” bingung Chelsea sambil menengok ke Raven
“Sulit untuk dijelaskan” kata Raven sambil menepuk dahi
Didalam hati Elena, dia merasa perasaan yang sangat tidak enak. Dia merasa gelisah dan tidak nyaman sejak Raven bertemu dengan Chelsea.
Raven, Chelsea, Elena dan Nina pergi ke suatu taman terdekat di kota itu dan mengobrol disana. Elena diajak bermain oleh Nina di sekitar taman. Raven dan Chelsea duduk di taman berdua.
“Selama ini kamu kemana saja?” Tanya Chelsea
“Aku pergi ke kota dekat ibukota, ada banyak pekerjaan disana” kata Raven
“Semenjak ayahmu telah tidak ada, kamu tiba-tiba saja pergi meninggalkan kota. Aku sangat bingung dan khawatir. Tetapi, saat aku melihatmu saat ini, aku bersyukur kamu baik-baik saja” kata Chelsea dengan senyumannya
Raven merasa bersalah saat melihat senyuman Chelsea. Raven tahu, bahwa Chelsea peduli dengannya, namun Raven tidak pernah memberitahu Chelsea kenyataan hidup Raven saat ini. Chelsea melihat kedua senjata yang ada di punggung Raven. Dia pun merasa senjata itu tidak asing.
“Raven, bukannya itu senjata paman?” tanya Chelsea
“Iya… aku membawanya semenjak ayahku sudah meninggal”
Chelsea pun mengingat masa lalu Raven bersama ayahnya. Dahulu, ayah Raven yang merupakan seorang ksatria kerajaan, menggunakan Kazama yang sedang digunakan oleh Raven untuk melakukan tugas nya. Sejak kecil, Raven sudah dilatih oleh ayahnya untuk bisa menggunakan Kazama dan ber ilmu bela diri.
“Aku dengar kota ini diserang oleh iblis” kata Raven
“Raven…. Ternyata kamu masih belum berubah ya…” kata Chelsea dengan lega
“Bagaimana juga aku telah besar dari kota kecil ini”
“Benar…. Kota ini di serang oleh iblis. Tapi beberapa hari yang lalu ada beberapa ksatria yang datang kesini membantu mengusir iblis itu. Namun tidak ada salah satu dari mereka selamat” kata Chelsea
“Tidak ada yang selamat??”
Chelsea menjelaskan kedatangan para iblis itu. Ternyata, para iblis itu tiba-tiba datang dan tiba-tiba pergi. Seperti kalau sudah puas membunuh dan memakan manusia, maka mereka pun tidak akan tertarik lagi. Tak lama kemudian, Elena dan Nina datang menghampiri mereka berdua. Nina mengajak Raven untuk bermain bersama.
“Kak Raven!! Nina ingin main sama Kakak!” kata Nina
“Baiklah”
Raven pun ikut dengan Nina dan bermain dengannya. Saat ini, Elena pun duduk bersama dengan Chelsea.
Dalam batin, Elena sangat merasa canggung dengan Chelsea. Saat Elena memerhatikan Chelsea, dia melihat Chelsea dengan rambut biru kehitaman yang panjang dan lurus sangat indah. Tubuh Chelsea yang langsing dan wajah nya yang cantik sangatlah membuat iri seluruh perempuan.
“Chelsea, kan?? Kamu sudah berteman dengan Raven berapa lama??” tanya Elena
“Ah…. Sudah cukup lama, sekitar 9 tahun” jawab Chelsea
“Wa-waah… lama sekali yaa..” ucap Elena
“Hihi… bagaimana dengan mu, Rosalie??” kata Chelsea
“Panggil saja Elena…Aku bertemu dengannya baru beberapa hari saja, tapi dia sudah banyak membantuku” Ucap Elena
“Sepertinya selama dia pergi dari kota, dia tidak berubah yaa…” ucap Elizabeth Chelsea
“Apa maksudmu??” tanya Elena
“Iya, aku sempat khawatir karena aku dengar dia pergi dari kota semenjak Ayahnya tiada. Aku fikir dia akan menjadi dendam terhadap kerajaan, namun sepertinya tidak” ucap Chelsea dengan lega
********
Jangan lupa di vote ya. Komen saran atau kritik selalu dibuka, jadi jangan ragu untuk menulis komentarnya dan pencet button likenya jika suka dengan ceritanya.
Note : Semakin berjalannya cerita pasti akan jadi lebih seru, karena saya baru belajar dan penulisannya akan semakin bagus secara bertahap.
Terima kasih telah mendukung author~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
arfan
992
2021-05-20
0
Pendekar
pergi kekotanya
2021-04-17
0
NO NAME
Georgia itu yg kejadian Batu yg ngunci iblis bukan si Thor?
2021-04-10
2