Raven masih terkejut terhadap kekuatan gulungan sihir teleportasi. Kota Georgia, yang terletak di bagian utara dari ibukota Verra, jika menggunakan sebuah kereta kuda akan memakan waktu kurang lebih 1 hari. Tetapi, menggunakan sihir teleportasi itu, membuat 1 hari menjadi seperti 1 detik.
“Si-sihir macam apa itu?!” ucap Iris terkejut
“Ah… itu sihir dari gulungan teleportasi. Aku menggunakan nya untuk kembali ke ibukota secepatnya” ucap Luna
“Eh?! Lalu mengapa kita pergi ke kota Georgia tidak menggunakan gulungan itu saja?!” ucap Iris
“Gulungan ini hanya bisa di gunakan untuk kembali ke suatu lokasi yang sudah di tandai dengan sihir. Dan juga jika ingin pindah ke suatu tempat, setidaknya harus ada satu orang yang pernah berkunjung ke lokasi tersebut” ucap Luna
“Nona Luna, Kampung halaman Iris kan di Georgia….” Ucap Julius
“Aku kan belum tahu saat itu, lagipula aku telah menandai untuk pulang ke ibukota duluan” ucap Luna
“Ya tidak salah juga sih….” Ucap Julius
“Iya kan? Hehe!” ucap luna sambil terkekeh
Luna,Iris dan Julius pun berpisah dengan Raven dan Elena. Mereka ingin melaporkan kejadian kota Georgia pada petinggi parlemen dan meminta bantuan untuk memberikan pertahanan serta bantuan.
Raven dan Elena hanya berjalan-jalan di sekitar ibukota. Elena yang baru pertama kali datang ke ibukota, terlihat sangat senang dan bersemangat. Saat Elena sedang melihat-lihat seisi kota, Raven mengambil kesempatan untuk pergi darinya.
Raven memikirkan kejadian di kota Georgia dan percakapan antara Dale dengan tuan nya. Raven pergi ke satu tempat ke tempat lainnya, untuk mencari informasi tentang Dale. Mengingat bahwa kerajaan ini memang kejam, Raven tidak heran jika para bangsawan ingin melakukan seenaknya saja. Tetapi, yang membuat Raven kebingungan adalah mengapa menggunakan iblis untuk menyerang sebuah kota.
Saat sedang berjalan-jalan, Raven pergi ke suatu tempat gang kecil dengan jalan buntu. Jika dilihat dengan mata telanjang, gang kecil itu terlihat seperti jalan buntu. Tetapi, Raven terus berjalan hingga menembus tembok tersebut. Setelah menembus tembok, Raven melihat banyaknya orang berjalan kesana kemari. Tembok tersebut merupakan portal sihir menuju pasar gelap kerajaan Verra. Raven pun berusaha mencari informasi-informasi dari pasar gelap itu.
- Di dalam kastil -
Julius, Iris dan Luna bertemu Darius Einzberg. Dia adalah laki-laki berkacamata dari keluarga bangsawan serta salah satu petinggi parlemen di kerajaan Verra dan teman baik Luna. Dalam parlemen, Darius lah yang mengkaji serta laporan yang diterima oleh para ksatria ataupun pelanggaran yang dibuat di kerajaan Verra.
Luna melaporkan kejadian yang mereka alami kepada Darius. Darius terkejut mendengar laporan yang dia terima.
“Apa?! Kota Georgia di serang oleh iblis?!” tanya Darius
“Aku juga terkejut saat sampai disana. Tapi kenyataan nya seperti itu” ucap Luna
“Ini hal yang aneh… Para iblis seharusnya telah dimusnahkan di legenda dahulu sejak perang antar 7 dosa dan kebajikan”
“Darius, ada yang ingin kutanyakan padamu” ucap Luna
“Hm? Apa itu?” sahut Darius
“Apa benar, kerajaan sudah mengetahui hal ini namun tetap diam saja tidak bertindak untuk membantu?” ucap Luna
“Dari reaksi ku seharusnya kamu sudah tahu. Bahwa aku saja terkejut mendengar laporan ini. Tidak ada sama sekali yang melaporkan hal ini kepadaku. Apa kau tidak percaya padaku?” ucap Darius
“Tidak, aku percaya kok. Hanya saja, saat aku tiba disana ada seorang laki-laki yang membantu kami menghabisi iblis-iblis itu” ucap luna
“Siapa namanya?” tanya Darius
“Raven”
“Kata dia, sebelum kita sampai disana, para iblis itu sudah pernah menyerang kota tersebut. Makanya aku bertanya pada mu.” ucap Luna
“Sudah kubilang aku tidak mengetahui kejadian ini”
“Aku lebih tertarik dengan laki-laki yang kau sebut itu. apa dia masih ada di kota Georgia? Tanya Darius
“Tidak, dia ikut bersama kami kesini” ucap Luna
“baguslah, aku akan mencoba untuk menemuinya nanti” ucap Darius
“Nanti akan ku minta Iris atau Julius untuk mencari dia” ucap Luna
“Eh?! kenapa harus kami?!” teriak Iris
“Aku tudak bilang kalian berdua. Tapi kalau kalian ingin bersama, aku tidak masalah” ucap Luna
“Aku tidak permasalahkan hal itu. aku tidak mau bertemu dengan dia!” ucap Iris
“Iris! Apa kamu mengerti situasinya?!” ucap Julius
“Uuhh…” gumam Iris
“Aku juga masih kesal terhadapnya. Tapi ini demi kebaikan semua orang, kita harus mencarinya dan mendapatkan informasi” ucap Julius
“Hmph! Terserah!” ucap Iris memalingkan wajahnya
“Maaf ya Darius, mau bagaimanapun dia ini masih 17 tahun” ucap Luna
“Tidak apa” ucap Darius sambil terkekeh
“Sebelum itu, aku minta untuk berikan bantuan ke kota Georgia. Hampir setengah kota mereka hancur karena iblis-iblis itu” ucap Luna
“Iya, nanti akan ku coba kirimkan. Kau tahu sendiri, bagaimana keluarga bangsawan jika kita ingin mengirimkan bantuan pada orang biasa?” ucap Darius
“Iya aku tahu, tapi kita harus mencobanya. Kita ada untuk melindungi para penduduk kerajaan” ucap Luna
“Baiklah…” ucap Darius
Tiba-tiba, ada seseorang masuk kedalam ruangan Darius. Semua yang ada di ruangan, langsung menengok kearah pintu yang bunyi terbuka.
“Jack, ada urusan apa kau datang kemari?” ucap Darius
Orang yang datang masuk kedalam ruangan Darius adalah Jack Zexter. Dia adalah salah satu keluarga bangsawan maka dari itu dia cukup kenal dengan Luna dan Darius. Dia juga orang yang pernah dilawan oleh Raven beberapa hari lalu di kota Sera.
“Bawahan ku kemarin hampir di bunuh oleh dewa kematian di kota Georgia” ucap Jack
Seisi ruangan itu terkejut mendengar ucapan Jack. Mereka yang baru saja membahas tentang penanganan kota Georgia, telah mendapatkan informasi tambahan bahwa ada dewa kematian disana.
“Tunggu dulu! Apa yang kau katakan ini benar?!” ucap Darius
“Kau kira aku ini bohong?!” bentak Jack
“Kami ada di kota Georgia semalam! Bagaimana mungkin kami tidak bertemu dengannya?!” ucap Iris
“Mana ku tahu! Aku memberikan gulungan teleportasi pada bawahanku jika terjadi apa-apa. Saat dia kembali ternyata dia mendapatkan banyak luka” ucap Jack
“Jika di kota Georgia ada dewa kematian, maka bisa saja penyerangan iblis itu di buat oleh si Dewa kematian!” ucap Julius
“Iya, aku juga berfikiran hal yang sama. Tapi ini aneh” ucap Luna
“Apanya?” tanya Julius
“Darius, sejak dulu, catatan mengenai dewa kematian ini, dia hanya membunuh para bangsawan serta orang-orang yang tercatat kriminal bukan?” ucap
“Iya, jika mengikuti catatan yang ada, memang begitu” ucap Darius
“Lalu mengapa dia tiba-tiba menyerang sebuah kota?” ucap Luna kebingungan
“Hei Luna, apa maksudmu?” tanya Darius
“Sejak dia menjadi buronan, catatan pembunuhannya hanya terisi dengan pembunuhan secara tiba-tiba. Dia tidak pernah menyerang atau membunuh seseorang dengan terang-terangan” ucap Luna
“Jika kamu bilang seperti itu ada benarnya juga”
“Selama ini, Dewa kematian itu selalu mengincar dan membunuh seseorang tanpa melakukan hal yang mencolok” ucap Darius
“Kalau mengungkit hal itu, bagaimana kalian kembali ke poin dewa kematian yang muncul di kota Georgia?” ucap Iris
“Heh? Apa maksudmu, Iris?” tanya Luna
“kalau dilihat dari kejadian kota Georgia dan kasus bawahan tuan Jack, berarti Dewa kematian dan para Iblis itu berada di satu tempat”
“Menurutku, ini bukanlah suatu kebetulan. Jika memang Dewa kematian ini memang membawa para iblis itu untuk menyerang kota, maka bisa dikatakan dia adalah salah satu dari iblis itu sendiri” ucap Iris
“jadi maksudmu, dewa kematian ini adalah seorang iblis dan ingin menguasai kerajaan?” tanya Luna
“Lebih tepatnya mungkin, menguasai dunia” ucap Iris
“Kita tidak pernah menemukan bukti kuat bahwa dewa kematian itu seorang iblis atau bukan. Jadi tidak bisa disimpulkan semudah itu” ucap Darius
“Tidak” ucap Jack
“Huh?” sahut Darius
“beberapa hari yang lalu, aku pernah melapor padamu tentang dewa kematian bukan?” ucap Jack
“Tentang kau bertarung dengannya bukan?” ucap Darius
“Tuan Jack! Anda pernah bertarung dengannya?!” teriak Julius
“Tentu saja! Aku ini Jack Zexter yang hebat! Pujilah aku wahai anak jelata” ucap Jack menyombongkan diri
“Sombong sih boleh, tapi kau tidak menang melawannya. Saat aku menjenguk mu saja, kau babak belur” ucap Darius
“Ehem! Ya-yah, itu tidak perlu dibahas. Yang lebih penting adalah kasus ini!” ucap Jack
“Jadi apa maksudmu?” tanya Darius
“Saat aku melawannya, dia menggunakan sihir yang cukup langka, yaitu sihir kegelapan” ucap Jack
“Si-sihir kegelapan?!” ucap Darius
“Aku juga pernah mendengar hal ini dari Claude. Katanya dia bisa menggunakan sihir kegelapan, bahkan bisa menyerap suatu sihir” ucap Luna
“lagipula, sihir kegelapan sangatlah jarang ditemui. Yang kita tahu dalam sejarah, hanya para iblis dan 7 dosa besar yang mempunyai sihir Kegelapan. Jadi menurutku, ini sudah menjadi salah satu faktor untuk menyimpulkan bahwa dewa kematian itu seorang iblis” ucap Jack
“jangan bilang kalau dewa kematian ini adalah salah satu dari 7 iblis dosa besar?!” ucap Julius
“Tidak baik untuk memutuskan nya beigtu saja. Jika memang begitu, kita perlu menginvestigasinya lebih lanjut. Kasus ini jangan sampai tersebar kesiapapun dulu. Jack, aku akan bertemu dengan bawahanmu, siapa namanya?” ucap Darius
“Eh?! Ti-tidak perlu, aku yang akan menanyakan ini padanya” ucap Jack mulai berkeringat
“Jack, ini menyangkut banyak nyawa. Bantulah kami” paksa Darius
“Na-namanya, Dale” ucap Jack
Julius, Elena dan Luna pun keluar dari ruangan Darius dan pergi keluar kastil. Sedangkan Darius pergi bersama Jack untuk bertemu dengan Dale.
- Di tengah ibukota -
Hari sudah mulai petang. Elena sudah sadar bahwa dia ditinggal oleh Raven. Elena masih berjalan-jalan dan mencari-cari Raven. Sampai suatu saat, ada orang yang menepuk bahu Elena. Elena pun menengok kebelakang dan melihat wajahnya.
“Raven! Kamu ini seenaknya meninggalkan ku!” ucap Elena sambil mengarahkan pukulan ke Raven
“Aku mencari informasi. Jika membawa mu aku pasti akan repot” ucap Raven sambil menahan pukulan Elena
“Sejak kapan aku membuat mu repot?!” ucap Elena dengan cemberut
“aku belikan makanan, kamu memkasa aku untuk pergi membawamu, dan juga-“
“CUKUP CUKUP CUKUP!!!! AKU TIDAK MAU MENDENGARNYA LAGI!!” Teriak Elena dengan malu
“Pfftt!”
Raven tersenyum kecil melihat tingkah laku Elena. Beberapa saat setelah itu, Raven dan Elena pun pergi mencari penginapan dan beristirahat untuk hari itu.
- Keesokan paginya -
Elena terbangun dari tempat tidurnya. Dia mengenakan pakaiannya dan pergi ke kamar Raven. Elena mengetuk pintu kamar dan membukanya. Saat dia melihat isi ruangan, dia tidak melihat Raven sama sekali.
“astaga! Dia ini menghilang lagi!”
“Jangan bilang dia mencoba untuk memburu bangsawan lagi?!”
“Haahh… terserah dia saja… aku akan keluar untuk mencari udara segar” ucap Elena
Elena pun keluar dari kamar dan mengelilingi kota lagi
Di sisi lain, pada pagi itu, Raven sudah bangun lebih awal dan pergi mencari informasi lagi. Dia masih berusaha untuk mendapatkan informasi tentang dalang penyerangan kota Georgia. Raven pun kembali ke dalam pasar gelap itu. Kali ini, Raven melihat ada beberapa ksatria dengan lambang bangsawan di bahu, yang terlihat mabuk dan sedang minum-minum.
- Di ibukota -
Julius dan Iris sedang mengelilingi kota. Mereka diberi tugas untuk mencari Raven dan menyuruhnya untuk bertemu dengan Darius.
“Astaga… Nona Luna kenapa memberikan tugas ini pada kita?”
“padahal kan dia bisa saja menyuruh ksatria lain” keluh Iris
“Jangan banyak protes. Kita berdua sudah pernah bertemu dengan dia. Walau enggan, kita harus mencarinya dan membawa nya ke tuan Darius” ucap Julius
“Iya iya…” ucap Iris
Tak lama kemudian, Iris melihat seorang perempuan yang sepertinya dia kenal. Saat melihat lebih jelas lagi, dia melihat bahwa itu adalah Elena. Dia langsung berlari menuju Elena dan menyapanya.
“Kak Elena!” ucap Iris
“Hei Iris! Kamu mau kemana?!” ucap Julius
“Wah! Ada Iris ternyata!” ucap Elena
“Kakak sedang apa?” tanya Iris
“Aku hanya berjalan-jalan saja, aku baru pertama kali ke ibukota kemarin” ucap Elena sambil terkekeh
“Bagaimana kalau aku temani kakak?” ucap Iris
“Benarkah?!” ucap Elena
“Iya! Julius, aku akan menemani kak Elena ya?” tanya Iris
“Hei, kita ini ada-“ ucap Julius belum selesai
“Terima kasih Julius! Kau ini baik sekali! Ayo kita pergi Kak Elena!” ucap Iris sambil menggandeng Elena
“He-hei! Aku padahal belum selesai bicara…” ucap Julius
Elena dan Iris pun meninggalkan Julius. Julius mengikuti Elena dan Iris dari belakang. Beberapa saat setelah mereka berkeliling, Julius pun berfikir bahwa Elena kenal dengan Raven. Maka dari itu, dia pun bertanya tentang Raven pada Elena.
“Kak Elena. Kakak tidak bersama teman kakak yang bernama Raven?” ucap Julius
“Tidak, dia sedang pergi saat ini” ucap Elena
“Ah iya! kami disuruh nona Luna untuk mencari Raven itu” ucap Iris
“Aku mencoba mengingatkan mu daritadi! Tapi kamu ini tidak mendengarkan ku sama sekali!” ucap Julius sambil memukul kepala Iris
“Aduh! Sakit tau!” ucap Iris
“aku tidak tahu dia pergi kemana. Saat aku masuk ke kamarnya, dia sudah tidak ada. Mungkin saja sedang mem-“ ucap Elena terhenti
“hmm? Sedang apa kak?” tanya Iris
“Se-sedang membantu temannya mungkin!” ucap Elena dengan panik
“Orang tidak sopan seperti dia membantu orang lain?” ragu Iris
“(Astaga! Aku hampir saja keceplosan bilang kalau Raven sedang memburu bangsawan!)” Batin Elena
Beberapa lama setelah berbincang, ada seorang laki-laki yang memanggil nama Elena dari jauh.
“Elena!” ucap laki-laki itu
Secara spontan, Elena melirik kearah sumber suara tersebut. Dia pun melihat Raven yang sedang berjalan kearah nya. Elena pun menghampiri Raven.
“Ah! Raven! Dari mana saja kau ini?” tanya Elena
“Aku tadi baru saja-” ucap Raven terhenti saat melihat Iris dan Julius di belakang Elena
“baru saja?” tanya Elena
“Elena, sedang apa mereka disini?” tanya Raven
“Ah! Julius dan Iris menemani ku berkeliling kota”
“ah iya! Julius,Iris, kalian sedang mencari Raven bukan?” tanya Elena
“Beruntung juga kita bisa bertemu dengannya” ucap Julius
“Ini sih bukan beruntung!” ucap Iris
“Raven, bukan? Kami di beri tugas oleh nona Luna untuk membawa mu menemui Darius Einzberg” ucap Julius
“Darius? Siapa dia?” tanya Raven
“Dia adalah salah satu petinggi parlemen di kerajaan. Dia ingin bertemu denganmu” ucap Julius
“Aku menolak” ucap Raven sambil berjalan melewati Julius dan Iris
“Eh? Raven, ada apa denganmu ini?” tanya Elena mengikuti Raven
“Tu-tunggu dulu! Tuan Darius ingin bertanya pada mu mengenai penyerangan di kota Georgia. Kamu tahu bahwa kota Georgia sudah diserang sebelum kami ada disana bukan?” ucap Julius
“Sudahlah Julius! Biarkan saja dia, jika dia memang tidak mau maka tidak perlu di paksa!” ucap Iris
Langkah Raven terhenti untuk sesaat. Dia berfikir untuk mempertimbangkan pertemuan itu. Dalam pikirannya, dia tahu bahwa informasi yang dia punya saat ini sangat kurang. Jika dia bisa mendapatkan informasi lagi maka itu sangat menguntungkan baginya. Baik untuk mengetahui dalang kota Georgia serta bocoran informasi mengenai bangsawan.
“Baiklah, Aku akan ikut” ucap Raven
“baiklah kalau begitu, ikutlah bersama kami” ucap Julius
“Cih!” keluh Iris
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
miswar danda
ceita nya bagus tpi MC nya tdk ada perkembangan
2021-06-11
1
arfan
887
2021-05-21
0
Pendekar
lebih banyak dapat informasi kalau bisa
2021-04-17
0