Hari semakin siang, Andra hari ini tidak pergi ke kantor. Ia sudah menyerahkan semua tanggung jawab hari ini kepada Divo.
Tin
Tin
Divo yang jahil hanya dengan sahabatnya saja mengganggu Andra dengan suara klakson mobilnya.
"brisikk lo,Ganggu gue istirahat tau gak." ujar Andra
"Habisnya lo lama banget keluarnya, dandan dulu lo bos." ledek Divo
"Kan gue udah bilang gue lagi istirahat. Dan lo, ngapain lo ada disini? gue kan udah bilang lo hari ini yang urus perusahaan."
"Ya gue tau, tapi gue kesini mau minta tanda tangan lo dulu. Emang lo pikir kalau gue yang urus semua malas perusahaan bisa pake tanda tangan gue." ujar Divo sambil menyerahkan beberapa berkas yang harus di tandatangani Andra.
"Yaudah, ayo masuk."
Divo mengikuti langkah Andra masuk ke dalam.
"Nyokap lo belum di bolehin pulang?" tanya Divo saat mereka sudah duduk di ruang tamu.
"Belum, tapi sore ini katanya boleh pulang. Tadi nyokap telpon katanya Kanaya sedang perjalanan pulang, jadi sebentar lagi gue yang haru kesana." ujar Andra.
Divo manggut-manggut tanda mengerti.
"Lo mau sekalian ikut gue gak? kan jalan ke rumah sakit sama kantor searah." ujar Divo.
" Mm, boleh deh. Nanti juga Kanaya bawa mobil ke rumah sakit."
"Ok, gue tunggu. Tapi buru, gue takut telat nih."
"Iya Somat, lo yang nawarin lo yang protes." ujar Andra.
Setelah menandatangani semua berkas, Andra pun mulai bersiap di atas. Tidak butuh waktu lama, karena Andra sendiri sudah mandi. Jadi hanya tinggal mengganti pakai nya saja.
Hari ini Andra memakai setelan santai. Karena Andra tidak ingin terlalu formal hanya menunggu Mamanya di rumah sakit
Setalah Andra siap mereka pun segera menuju rumah sakit tempat Sandra di rawat.
"Dra, gue gak ikut masuk ya, titip sal aja sama tante Sandra. Soalnya hari ini kan ada meting dengan Clien." ujar Divo
"Iya, gue tau. Thanks udah anterin gue."
" Iya, gak masalah itu, toh juga searah. Kalau gitu gue pergi ya." ujar Divo yang langsung di angguki oleh Andra.
Setelah Divo pergi, Andra pun segera masuk ke dalam. Andra berjalan santai menuju Ruangan Sandra.
"Siang Mah, gimana kondisi Mama hari ini?" tanya Andra saat ia sudah berada di ruangan Sandra.
"Mama udah baik-baik aja. Kata dokter sore ini Mama udah boleh pulang." ujar Sandra.
"Kamu gak ke kantor Dra?"
"Gak Ma, Andra serahin semuanya ke Divo. Bocah itu titip salam ke Mama."
"Oh, Iya salam balik ya."
"Andra, sini deh duduk di sebelah Mama. Ada yang mau mama omongin ke kamu."
Andra mengikuti arahan Mamanya. Ia duduk di sebelah Sandra.
"Kenapa Ma, apa ada yang serius?" tanya Andra.
"Hm, menurut Mama ini sangat serius nak."
"Tapi Mama mau kamu jawab jujur."
Andra mengangguk, ia masih tidak mengerti apa yang akan di tanyakan oleh Sandra.
"Sayang, apa benar jika kamu merendahkan Diana dengan kata-kata tidak pantas semalam?" tanya Sandra dengan lemah lembut.
"Apa Kanaya yang bilang ke Mama?"
"Andra, jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan." ujar Sandra dengan nada sedikit keras.
"Iya Ma, itu benar."
"Kenapa sayang? kemu tidak boleh seperti itu. Seharusnya kamu lebih dewasa dalam mengambil sikap."
"Tapi Ma, Diana itu tidak sebaik yang terlihat."
"Darimana kamu tau Andra, apa kamu sudah mengenal Diana sangat lama hingga kamu bisa mengomentari karakternya sebagai seorang wanita. Begitu."
" Mama tidak pernah Mengajarkan kamu untuk bersikap buruh terhadap wanita Andra. Malah sebaliknya, Mama selalu mengajarkan kamu untuk selalu menghormati wanita karena kamu memiliki Ibu dan Kanaya."
"Andra, menilai karakter seorang wanita saat kita tidak tau tentang kehidupannya lebih dalam, itu tidak baik nak. Sebelum kamu menilai seseorang, ada baiknya kamu mengetahui sisi terdalam orang itu. Setidaknya kamu sudah mengenal wanita itu dengan baik. Kamu tidak boleh sembarangan mencap wanita yang baru kamu kenal dengan tidak baik, apa lagi kamu sama sekali tidak mengenal Diana dan keluarganya kan."
" Tapi Ma, Andra hanya tidak ingin Kanaya salah bergaul."
"Mama percaya dengan Kanaya seperti Mama percaya dengan kamu Andra. Mama yakin jika Kanaya sudah cukup dewasa untuk memilih pergaulannya." ujar Sandra.
Andra menghela nafas berat. ia tau jika dirinya salah, tapi gengsi bagi Andra mengakui itu.
"Dra, ada satu hal yang harus kamu yau tentang Diana."
Andra menatap Mamanya. Ia penasaran itu benar, sebenarnya apa yang begitu penting dari gadis itu.
"Kamu menghina karakter Diana hanya karena dia membantah ucapan kamu tentang orang tuanya yang akan khawatir terhadapnya jika pulang malam bukan. Tapi satu hal yang kamu tidak tau Andra, jika Diana itu anak yatim piatu. Diana tinggal sendiri di rumah peninggalan kakeknya. Dan Diana tidak memiliki siapapun ,bahkan Paman dan Bibi. Ibu Diana itu anak tunggal, dan ayahnya, Diana bahkan tidak tau keluarga Ayahnya. Sejak umur 18 tahun Diana menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja apapun."
Andra yang mendengar itu sangat terkejut, ia tidak tau tentang hal itu. Pantas saja jika semalam Diana menamparnya dengan begitu keras.
"Dari mana Mama tahu?"
"Awalnya Kanaya yang menceritakan itu ke Mama, dan pagi tadi Mama menyuruh orang untuk menyelidiki kebenaran itu. Dan tentunya itu 100% akurat. "
Pikiran Andra kini memberat mendengar Fakta yang begitu mengejutkan. Kenapa Andra begitu bodoh, kenapa dia tidak mencari tau dulu tentang sahabat adiknya itu.
"Ma, Andra akan ke rumah Diana untuk minta maaf." ujar Andra
"Hm, semoga saja dia ada ya nak."
"Maksud Mama?"
"Kirana tadi sempat telpon Kanaya sebelum Kanaya pulang, dan katanya Diana tidak ada di rumahnya. Tapo kamu coba kesana siapa tau dia sudah pulang."
Andra mengangguk, ia lalu pergi meninggalkan rumah sakit. Sebelum menaiki taxsi Online yang dia pesan Andra terlebih dulu mengirim pesan untuk Kanaya agar lebih awal ke rumah sakit menggantikan dirinya.
Kali ini Andra benar-benar membuat kesalahan besar. Ia sudah menghina karakter seorang gadis, dan parahnya lagi Andra tidak tau apapun tentang gadis itu. Di dalam mobil Andra sudah harap-harap cemas memikirkan apakah Diana akan ada di rumahnya? atau seperti yang di katakan Kirana jika Diana tidak berada di rumahnya saat ini.
Satu jam kemudian mobil yang Andra Naiki sampai di tujuan, setelah membayar Andra bergegas masuk ke dalam gang menuju rumah Diana.
Sesampainya di depan rumah berukuran kecil itu Andra mendapati rumah iti dalam keadaan kosong. sampah dedaunan pun terlihat berserakan dimana-mana. Andra sangat yakin jika Diana memang benar tidak ada di rumah itu.
Lalu dimana Diana sekarang? kenapa ia menghilang sejak semalam? Apa yang sebenarnya terjadi padanya?
Pertanyaan itu mulai berkeliaran di benak Andra. Entah kenapa hatinya bergemuruh, Andra benar-benar merasa sangat bersalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
indrianti pramono
kc itu apa sih thor, gagal paham aku
2021-11-27
0
💞Meilita Evana🌹@Ëvå@🌹
bukan ny trmksh ya mm ny di besuk kok malah maki2.. salting kali andra ny.. 😁
2020-12-12
0
Dewi Indah
thor...kalo bisa jangan pake bahasa alay,lebih baik pake bahasa Indonesia yang baik dan benar dan tolong lebih teliti lagi soalnya banyak typonya
2020-12-03
3