Di kamar Andra memikirkan sesuatu, saat ia menemukan yang ia pikirkan Andra pun dengan cepat kembali ke bawah untuk menemui Kanaya.
Kanaya mengerti kan dahi saat melihat kakaknya kembali.
"Kenapa lagi?" Tanya Kanaya
"Kakak ingin bicara, ikut kakak." ujar Andra dengan wajah tanpa ekspresi
"Disini juga kan bisa kak." ujar Kanaya
"Kalau kamu gak mau yaudah, besok kamu tidak dapat uang jajan." ancam Andra sambil berjalan menuju ke dapur.
Kanaya mendengus kesal karena kakaknya itu selalu mengancam nya.
"Kalian tunggu benar ya, makslum aja, kakak gue rada slengek." ujar Kanaya lalu menyusul kakaknya secepat mungkin
Diana dan Kirana bahkan belum sempat mengatakan apapun.
Dapur
"Mau ngomong apa sih kak, cepetan ya gak enak sama temen-temen Kanaya." ujar Kanaya
"Itu beneran temen-temen kamu?" tanya Andra sambil membuka kulkas.
"Memang abang fikir mereka itu calon pembantu baru di rumah kita. Ya kali." ucap Kanaya
"Emang kenapa sih bang, atau mau aku kenalin ke mereka?"
" Gak usah, kakak cuma nanya doang. Lagian kakak perlu tau latar belakang temen-temen kamu kan. Kakak cuma takut kamu salah bergaul." ujar Andra
"Yaudah, kalau gitu biar aku kenalin
Kan biar kenal juga."
"Gak perlu, kakak mau istirahat." tolak Andra.
Tapi dasar memang adik durhaka, Kanaya malah menarik tangan Andra dan menyeretnya ke ruang tamu.
"Eh kenalin ini abang gue, namanya Andra." ujar Kanaya tepat di depan Diana dan Kirana.
Diana terlihat begitu gugup, sementara Kirana biasa saja.
"Halo kak, saya Kirana sahabatnya Kanaya." ucap Kirana
"Andra." balas Andra
"Nah bang, yang ini namanya Diana. Biasanya dia orangnya hamble kok, tapi mungkin dia malu aja sama abang." ujar Kanaya sambil menujuk ke arah Diana
Diana mencoba untuk biasa saja, ia menghela nafasnya samar lalu menatap Andra. Saat pandangan keduanya bertemu, sangat terlihat kegugupan dalam diri keduanya.
"Halo kak,saya Diana." ucap Diana
Diana mengulurkan tangannya meski sebenarnya ia tidak ingin. Tapi Diana tidak ingin terkesan buruk saat bertemu di rumah orang, apalagi sahabatnya sendiri.
"Saya Andra kakak nya Kanaya." ujar Andra menerima uluran tangan Diana.
Deg...!
Jantung Andra berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Entah kenapa Andra menjadi semakin gugup, Andra segera melepas jabatan tangannya bersama Diana.
"Ehem. Kalian nikmati hidangan yang ada dan maaf, kalian jangan pulang terlalu malam, tidak baik untuk seorang gadis." ujar Andra
"Saya permisi ke atas." imbuh Andra lalu berlalu meninggalkan ketiganya.
Setelah Andra mulai tak terlihat Diana menghela nafas berat. Ia seperti baru bertemu setan di ujung jalan saja.
"Nay, kakak lo baik juga ya. Dia ngingetin kita juga." ujar Kirana.
"Ya kan gue udah bilang. Gak percayaan sih lo." ucap Kanaya
"Eh, tapi kok kakak lo kayak gugup gitu ya." kata Kirana lagi.
"Mungkin karena abang gue udah lama gak kenalan sama cewek. Dan ini juga pertama kalinya ada cewek dateng ke rumah. Jadi wajar aja." ujar Kanaya.
"Emang abang lo gak punya pacar?" tanya Diana.
Ia bukannya ingin kepo, hanya saja Diana tidak ingin mengundang kecurigaan pada kedua sahabatnya dan bertanya yang tidak-tidak. Karena Diana pasti akan malas menjawabnya.
"Pernah sih, tapi cewek abang gue itu dulu selingkuh, dia juga matre. Makanya mereka putus." jawab Kanaya
"Oh."
hanya kata itu yang keluar daru keduanya.
Waktu berjalan begitu cepat, tanpa mereka sadari jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Diana dan Kanaya lalu ingin berpamitan untuk pulang.
Tetapi Mama Kanaya tiba-tiba datang menyapa ketiganya.
"Loh, udah mau pulang aja?" tanya Sandra saat melihat dua sahabat putrinya berdiri
"Mama, kok baru pulang?" Kanaya mencium tangan Sandra begitupun dengan Diana dan Kanaya.
"Iya sayang, tadi ada yang kecelakaan pas Mama jalan pulang, jadi macet banget sayang." jawab Sandra
"Kalian belum jawab pertanyaan tante, mau pulang sekarang?" lanjut Sandra
"Eh iya tante, udah malam juga." jawab Kirana.
"Tunggu bentar lagi ya, biar tante siapin kue yang tante bawa. Kasian kan mubazir kalau gak di makan." bujuk Sandra.
Meski sebenarnya tidak baik membiarkan mereka pulang terlalu malam, tapi Sandra ingin sedikit berbincang dengan kedua sahabat putrinya.
"Gak usah tan, ngerepotin." ucap Diana
"Gak ngerepotin kok sayang. Tunggu ya." ujar Sandra.
Sandra segera pergi ke dapur untuk menyiapkan. kue yang dia bawa dari luar.
Tidak butuh waktu lama Sandra kembali dengan Nampan berisi kue yang kelihatannya sangat enak.
"Nah silahkan di cicip." ucap Sandra.
"Terimakasih Tante." ucap Diana dan Kirana.
"Oh ya, nama kalian siap?' tanya Sandra
"Saya Diana tan." jawab Diana
"Kalau saya Kirana tante." jawab Kirana.
"Duh, namanya cantik kayak orangnya Cantik banget." ujar Sandra
"Terimakasih tante, tante juga masih cantik banget." puji Diana.
"Duh, Kanaya jadi di kacangin." protes Kanaya yanh tidak di perduli kan oleh Sandra karena asyik berbincang.
"Ambekan kamu. Kakak kamu mana Nay?" tanya Sandra.
"Di kamar mah."
"Gak turun, gak di kenalin sama temen-temen kamu nih. Siapa tau ada yang kecantol kan." ujar Sandra hingga membuat Diana tersedak.
Uhuk
uhuk
"Lo gak apa Di?" tanya Kanaya sambil menepuk punggung Diana.
Diana menggeleng.
"Maaf tan." ucap Diana
"Gak apa sayang."
"Mama sih. Pake acara ngomong gitu. Abang tadi udah turun, udah di kenalin juga." ujar Kanaya.
"Hahaha. Santai ya sayang, tante hanya bercanda." ujar Sandra sambil tertawa renyah.
Mereka melanjutkan perbincangan sampai lupa waktu.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
💞Meilita Evana🌹@Ëvå@🌹
seneng ny..
2020-12-12
2
Supartini
hadeh
2020-11-29
0
Jupentius
jadi baper🥰🥰🥰
2020-10-20
2