Dua hari berlalu sejak Diana sakit, Andra tidak pernah meninggalkan gadis itu. Andra merawat Diana dengan sangat telaten dan terlihat tulus. Hati Diana yang awalnya tidak bisa menerima karena kelancangan Andra waktu itu, kini Diana sudah sedikit bisa menerima.
Diana hanyalah gadis biasa yang jika di perlakukan manis hatinya pasti akan luluh. Diana sudah memutuskan jika ia akan menerima Andra. Semoga saja ia bisa mencintai pria itu setelah mereka menikah.
Sore ini kondis Diana sudah sangat baik, terlihat saat gadis itu sudah bisa melakukan aktivitas nya. Andra merasa sangat senang, tapi juga sangat sedih. Entah kenapa Andra tidak ingin jauh dari gadis itu, karena pastilah setelah ini Diana tidak akan membutuhkannya.
"Sepertinya kau sudah sangat baik, kalau begitu aku permisi pulang." ujar Andra
"Tunggu. Ada yang ingin aku katakan." ucap Diana
"Duduklah." imbuh Diana.
Andra mengikuti arahan Diana, kini mereka duduk di kursi yang ada di teras rumah Diana.
"Ada apa? kau butuh sesuatu?" tanya Andra saat melihat wajah Diana yang terlihat ragu.
"Mm, aku- aku ingin menerima lamaranmu." ujar Diana gugup.
"Kau bilang apa?" tanya Andra yang ingin memastikan pendengaran nya.
"Aku menerima lamaranmu." ucap Diana sedikit keras
"Kau serius? kau tidak sedang MHP kan?" tanya Andra
Diana mengerutkan dahinya mendengar ucapan Andra.
"MHP, apa itu?"
"Memberi Harapan Palsu." jawab Andra
Diana tertawa kecil mendengar istilah yang Andra ucapkan. Pria itu bisa-bisanya merubah Istilah yang biasanya PHP menjadi MHP, sungguh konyol.
Diana menarik Nafasnya dan mengeluarkan nya secara perlahan.
"Tidak, aku tidak ingin mempermainkan sebuah pernikahan. Karena bagiku pernikahan itu sakral." ujar Diana
Andra tersenyum senang, ternyata Diana memiliki kedewasaan yang melebihi umurnya."Baiklah. Aku berterimakasih Karena kau mau memberiku kesempatan. Dan untuk kejadian waktu itu, aku minta maaf. Kita akan melangsungkan pernikahan setelah Kanaya dan Mama kembali, kau mau menunggu?"
"Kanaya dan tante Sandra pergi kemana?" tanya Diana
"Mama sedang melakukan pengobatan di Singapore, dan Kanaya menemaninya." ujar Andra
"Oh seperti itu, baiklah." ujar Diana.
_-_-_-_-_
Setelah hari Dimana Diana menerima Andra, gadis itu mengajukan pengunduran diri di cafe tempatnya berkeja. Diana sengaja melakukan itu karena ia tidak ingin menghilang begitu saja karena sudah sangat lama ia bergabung disana.
Tentu saja tidak semua yang menyetujui keputusan Diana itu termasuk Rosa. Meski wanita itu selalu terlihat galak, ia juga tau mana karyawan yang perlu di pertahankan. Meski memang Diana melakukan kesalahan dengan menghilang beberapa hari ini.
"Kau yakin dengan keputusanmu ini Diana?" tanya Rosa dengan tatapan tajam
Sementara Alex berdiri dengan tangan bersila di dada. Melihat ke arah Diana dengan dahi berkerut.
"Saya yakin Bu, maafkan saya jika selama bekerja disini saya banyak membuat kesalahan." ujar Diana.
Rosa menghela nafas lalu mengambil sebuah amplop coklat dari laci mejanya dan memberikannya kepada Diana.
" Ini gaji kamu yang belum sempat kamu ambil satu bulan lalu, dan saya sudah menambahkan pesangon untuk kamu karena kamu berkerja disini sudah cukup lama." ujar Rosa
Diana mengambil Amplop itu dengan senang hati
"Terimakasih Bu." ucap Diana
"Jika suatu saat nanti kamu ingin kembali, saya tidak keberatan. Semoga saja kamu bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik dari ini." ujar Rosa mendoakan.
"Terimakasih atas Doa Ibu, saya juga berdoa Cafe ini selalu maju dan berjaya selalu. Kalau begitu saya permisi." ujar Diana yang langsung di angguki oleh Rosa.
Sebelum pulang Diana berpamitan kepada semua temannya. Mereka semua sangat sedih akan kehilangan sosok Diana yang selalu bersemangat ketika bekerja.
"Diana tunggu." panggil Alex.
Diana menghentikan langkahnya mendengar panggilan Alex.
"Hai kak"
"Kau menyakitiku Diana." ujar Alex dengan tatapan yang begitu rapuh.
Diana terkejut mendengar ucapan Alex, apalagi melihat tatapannya yang tidak seperti biasa itu. Diana merasa aneh.
"Kenapa kakak bilang begitu?"
"Kau sangat tau apa maksudku Diana." ujar Andra.
"Kak, kau juga selalu tau aku." balas Diana
Alex menghela nafasnya berat. Jika mengingat bagaimana Diana menolaknya dan mengatakan jika dia hanya menganggapnya kakak, itu sangat menyakitkan.
"Apa karena malam itu Diana? karena aku ingin kau tidak hanya menganggapku kakak. Apa karena itu kau ingin pergi?" tanya Alex.
"Tidak." jawab Diana tanpa ragu.
"Aku pergi bukan karena itu kak, aku tau perasaan kakak tidak salah karena kita tidak punya hubungan darah. Tetapi ada alasan yang tidak bisa aku katakan kepada kakak, aku hanya ingin kakak bahagia dan bisa menemukan pasangan hidup yang lebih dari aku. Maafkan aku kak, tetapi hati tidak akan bisa di paksakan." ujar Diana.
Alex meraih tangan Diana dan menggenggam nya erat. Menatap mata Diana yang terdalam, mencari jawaban atas pertanyaannya. Dan yang Alex dapat adalah kebenaran.
"Boleh kakak memeluk kamu untuk yang terakhir kalinya?" tanya Alex.
Diana mengangguk, saat itulah Alex merasakan pelukan hangat Diana. Gadis yang ia kagumi sejak lama, meski sakit karena Diana pernah menolaknya tetapi Alex berharap gadis kecilnya itu bisa bahagia meski bukan dengannya.
"Aku pergi kak, semoga hubungan kita tidak berakhir disini saja." Ujar Diana
Alex mengangguk, ia sudah iklas dengan semuanya.
Setelah dari Cafe Diana langsung menuju makam orang tuanya. Diana tidak mengatakan pada Andra jika dirinya akan pergi ke Desa. Dengan menaiki Bus, Diana berangkat sekitar pukul 11 siang. Jika di hitung mungkin Diana akan sampai sekitar pukul dua siang.
Di dalam perjalanan Diana hanya Diam sambil melihat keluar jendela. Ini pertama kalinya Diana akan Mengunjungi makan orang tuanya setelah 10 tahun berlalu. Diana tidak pernah tau alasan kenapa Ibunya tidak dimakamkan di kota ini saja. Karena saat Ibunya meninggal beliau sedang berada di kota ini. Diana tidak pernah berkunjung ke makam bukan karena tidak ingin, tetapi entah kenapa kakek Diana selalu melarang nya untuk pergi. Diana selalu menanyakan hal yang sama kepada kakeknya tetapi Diana tidak pernah mendapat jawaban.
Diana merasa sangat lelah, ia melihat jam di tangannya yang ternyata baru pukul 1 siang, jadi masih ada waktu satu jam lagi untuk sampai. Diana menyandarkan punggungnya, mencoba memejamkan mata yang terasa begitu mengantuk.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Supartini
👍👍👍👍
2020-11-30
3
nisa manis
mungkin kekayaaan papanya diana diambl pamannya kali kok nama blkang klannya dihapus???
2020-11-28
1
Deberlina LaaUll
katanya sie andra uda dijodohkan deh...🤔🤔🤔🤔
2020-06-17
0