Setelah Diana selesai membersikan ruangan VIP,Diana pun langsung kembali ke dapur untuk mengambil makanan pelanggan yang sudah di siapkan.
"Fan ini untuk meja nomer 2 ya?" tanya Diana kepada Fandi sambil menunjuk makanan yang ada di depan Fandi.
"Iya Di,tolong di antar ya." kata Fandi
"Ok Fan, siap laksanakan." kata Diana penuh semangat
Diana mengambil makanan itu lalu segera membawa ke meja pemesan. Saat Diana menuju meja 2 untuk mengantar pesanan nya,
tanpa sengaja pandangan Diana bertemu dengan sosok seorang pria yang kemarin membentak nya di mall.
Sebaliknya, Pria itu pun juga pemperhatikan Diana dari Tempat nya berdiri.
"Ternyata dia bekerja disini." gumam Andra
Di tempat lain Diana terlihat kesal."Kenapa aku harus ngeliat orang itu disnisih." ujar Diana
"Silahkan di nikmati, tuan dan Nona." ujar Diana pada pelanggan meja No 2.
Diana hendak berbalik dan meninggalkan tempatnya, tetapi sang menejer keburu memanggilnya.
"Diana, sini kamu."
"Ih sial banget sih. Kenapa harus aku yang di panggil." ujar Diana menahan kesal.
Diana mencoba memperlihatkan senyum terbaik nya, meski hatinya sebenarnya sangat dongkol.
"Iya pak Andi, ada yang bisa diana bantu?" tanya Diana dengan sopan.
"Begini Diana, dia ini Tuan Andra. Tamu VIP kita.Tolong kamu antarkan Tuan Andra dan pak divo ke ruangan VIP yang sudah di persiapkan." ujar pak Andi
Dianan mengangkat satu alisnya." Oh, Nama orang ini Andra." batin Diana
"Diana, apa kamu mendengar saya." kata Pak Andi saat melihat Diana melamun
"Eh, iya pak, saya dengar."
"Mari pak Andra pak Divo, ikuti saya." ucap Diana cepat
Andra dan Divo pun mengikuti Diana dari belakang. Andra tidak ingin berkomentar karena gadis di depannya itu pun tidak banyak tingkah. Mungkin karena saat ini ia sedang bekerja. Jadi sikapnya jadi baik.
"Ini ruangan anda pak, silakan masuk." ujar diana saat mereka sampai di depan sebuah ruangan.
Andra hanya mengangguk. sementara Divo tersenyum melihat keramahan Diana.
"Terimakasih Nona." ujarnya
"Sama-sama Pak, kalo begitu saya permisi." ujar Diana lalu hendak beranjak dari ruangan itu
Tetapi Andra menghentikan langkah Diana.
"Tunggi dulu."
"Saya lupa, siapa nama kamu ?" tanya Andra
"Nama saya?' tanya Diana sambil menunjuk dirinya sendiri
"Tentu saja kamu, memang siapa lagi." ujar Andra dengan wajah datar.
"Oh. Nama saya Diana."
"Oh, Diana. Maaf bokong kamu masih terasa sakit?" tanya Andra tanpa merasa malu menanyakan hal itu.
Semetara Diana memebesarkan bola matanya, melihat ke kanan dan ke kiri jikalau ada orang lain disana.
" Maaf pak, maksud ada?" tanya Diana
"Tidak, saya hanya ingin memastikan. Jika masih terasa sakit saya mengusulkan kamu untuk memeriksa kan nya ke dokter, siapa tau aja ada cedera tulang ekor." ujar Andra dengan senyum tipis.
"Oh, itu. Terimakasih atas usul dan juga perhatian anda pak, tapi sayangnya saya sudah tidak apa-apa. Jadi jangan terlalu khawatir." ujar Diana dengan nada sewot.
"Hm, benarkah? tapi kenapa jalan kamu pincang seperti itu?"
"Maaf pak, tapi ini bukan urusan anda. Jadi saya permisi."
Diana berbalik badan, tapi sebelum kembali melangkah, Andra menahan tangan Diana dengan tangan besarnya.
Diana yang melihat hal itu langsung menghempas tangan Andra dari lengannya.
"Maaf pak, jika anda memiliki masalah dengan saya tolong tau tempat. Saya ini sedang bekerja, jadi tolong jaga sopan santun anda." ujar Diana dengan nada kesal.
Diana menatap mata Andra tanpa rasa takut, ia benar-benar kesal dengan tingkah pria di depannya itu. Dan kenapa pria itu selalu saja berada di dekatnya.
Diana menghentakan kakinya sambil berlalu meninggalkan tempat.
Sementara itu
"Eh brow, lo apa-apa an sih nanya kayak gitu ke cewek. Marah kan dia tuh." ujar Divo saat Diana sudah menjauh dari pandangan mereka.
"Udah lah, gak usah bahas itu. Mending kita masuk." ajak Andra.
Sementara itu Diana yang baru saja tiba di dapur masih menggerutu.
"Ih kesel deh gue. Cowok itu apa-apaan sih, gue kan jadi malu." ujar Diana
" Di, lo kenapa bicara sendiri?" tanya Alex.
Alex adalah Chef tempat Diana bekerja saat ini
"Eh kak Alex. Gak kok kak." jawab Diana
"Terus kenapa ngedumel sendiri?"
"Gak kak, cuma aku ngerasa sial aja kali ini." ujar Diana lesu.
"Mungkin itu prasaan kamu saja Di. Udah ah, mending kamu kembali kerja. Ntar kalo Rosa sampe liat kamu lenggang- lenggang kayak gini, tau kan apa yang terjadi." ujar Alex
Diana tersenyum." Eh, iya kak." ujar Diana
Diana kembali ke pekerjaannya sebelum ketua sihir di Cafe itu murka. Diana tidak ingin mengambil resiko di pecat hanya karena pria gak jelas itu.
_-_-_--_-_
Sementara itu Pertemuan Andra dengan klien hari ini berjalan dengan baik, Andra mendapat kontrak kerja sama yang slama ini ia incar.
"Trimakasih pak Andra, semoga kerja sama kita berjalan dengan baik." ucap rekan bisnis baru Andra sambil mengancungkan tangan nya ke arah Andra.
Andra membalas uluran tangan rekan bisnis nya."Sama sama pak,saya harap pun begitu." ujar Andra
"Kalau begitu kami permisi dulu pak Andra dan pak Divo."
Andra dan Divo mengangguk. Setalah Clien mereka pergi, Divo kembali bertanya pada Andra tentang masalah Diana.
"Dra, gue mau tanya. kenapa lo tadi nanya gitu ke cewek yang namanya Diana. Lo kenal dan punya masalah sama tu cewek?"
"Lo penasaran banget coy?"
"Hm. Banget."
"Enggak." ujar Andra.
"Terus kenapa lo nanya gitu kalo gk kenal".ucap Divo sewot
Hahahahahha
Andra terbahak mendengar pertanyaan dari sahabat sekaligus asisten nya itu.
"Malah ketawa. jawab woy." ujar Divo kesal.
" Mau tau aja sih loh, Kepo."
"Yeh malah ngeledek."
"Sudah, lebih baik kita kembali ke prusahaan. Gak usah jadi mak rempong yang suka ngegosip. Gak cocok, jauh dari lo yang biasanya." ujar Andra
Divo mendengus kesal karena ucapan Andra. Dengan langkah kesal Divo mengikuti langkah Andra menuju mobil mereka.
Mereka meninggalkan Cafe menuju ke perusahaan.
_-_-_-_
Hari ini Diana kembali pulang malam karena tamu VIP yang bernama Andra itu. Diana harus membersihkan sisa makan mereka dan ruangan itu, karena sejak awal itu adalah tanggung jawab Diana.
Hanya saja Diana bersyukur karena hari ini semua berjalan dengan lancar. Meski Diana merasa sedikit kesal karna pertemuan nya dengan pria yang bernama Andra itu. Tetapi tidak masalah, yang terpenting Diana tidak di berikan maslah.
"Mbak Rosa, temen temen semua saya balik duluan ya." kata Diana Cepat
"Oke Di, hati2 di jalan." kata teman teman kerjanya kompak
Diana pun langsung berjalan keluar dari cafe tersebut. Baru saja Diana sampai di depan Cafe, tiba-tiba Alex memanggilnya
"Di tunggu." panggil alex sambil mengejar Diana
"Iya kak, ada apa?" Tanya Diana
"Biar kakak antar pulang ya." Ucap alex c
"Eh, tidak usah kak. Ngerepotin, lagian kan kak alex tau rumah ku tidak jauh dari sini." ujar Diana sengaja menolak
"Ayo lah Di, Sekali ini saja. Lagi pula ini udah malem banget, gak baik kamu jalan sendiri." ujar Alex
Diana menghela nafas, ia sudah kehabisan alasan untuk menolak setiap ajakan dari Alex.
"Baiklah kak." ujar Diana akhirnya mengalah.
Diana naik ke atas motor milik Alex, tidak jauh dari mereka ada sepasang mata yang memperhatikan keduanya dengan perasaan cemburu. Mata itu terlihat seperti mata Elang yang mengincar mangsanya.
"Awas saja kau Diana."
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nenk Dina Lia
tulisannya masih berantakan thor,tapi masih ku lanjut..👍
2021-04-30
0
Supartini
waduh ke duluan alex ndra
2020-11-29
2
Rat
sepertinya alex suka sama diana dh
2020-11-19
1