Dalam perjalanan pulang Diana hanya Diam tanpa bicara apapun. Kanaya dan Kirana sejak tadi juga hanya saling menatap. Mereka tau jika masalalu Diana cukup buruk, dan setiap kali Diana bersikap seperti ini Kanaya dan Kirana hanya membiarkan tanpa ingin mengganggu nya.
"Kalian hati-hati ya, kalau udah nyampek langsung kirim pesan." ujar Kirana.
Diana dan Kanaya mengangguk, setelah Kirana masuk ke dalam rumah barulah Kanaya memacu mobilnya menuju rumah Diana.
Di Pertenghan jalan Kanaya mendapa telpon dari Andra. Demi keselamatan, Kanaya pun menepikan mobilnya.
Diana yang berada di sebelah Kanaya menoleh." Ada apa Kay?" tanya Diana
"Abang gue nelpon Di, gue angkat dulu ya." ujar Kanaya
"Hmm."
" Ya bang kenapa?" tanya Kanaya
"Kamu di mana Nay?" Andra
"Naya lagi di jalan bang, mau nganter Diana pulang" Jawab Kanya
"Kamu anter Diana dulu, lalu kamu susul kakak disini, sekarang Kakak lagi di rumah sakit." ujar Andra
"Abang di rumah sakit, kenapa bang. Apa yang terjadi?" tanya Kanaya panik.
"Gak usah banyak tanya, Kamu buruan kesini. Tapi hati-hati jangan ngebut-ngebut."
"Iya Bang, Naya langsung kesana."
Setelah panggilan berakhir Kanaya langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
"Abang kamu masuk rumah sakit? kenapa Nay?" tanya Diana
"Gak tau Di, kita langsung kesana ya. Lo gak apa-apa kan Di?"
"Gak apa-apa kok, ini lebih penting." ujar Diana
Mobil Kanaya masuk ke kawasan rumah sakit. Setelah memarkirkan mobilnya Kanaya dan Diana segera mencari kamar yang di tunjukan oleh Andra tadi lewat pesan. Tetapi Diana menyuruh Kanaya lebih dulu karena ia ingin ke toilet.
"Bang, ada apa ? siapa yang masuk rumah sakit?" tanya Kanaya saat melihat Andra duduk di depan pintu ruang VIP
"Mama." jawab Andra.
"Mama? mama kenapa Bang, sekarang Mama mana?" tanya Kanaya cepat. Ia sangat terkejut saat kakaknya mengatakan jika Mamanya lah yang masuk rumah sakit.
"Ada di dalam, Mama udah di tangani dokter dan sekarang lagi tidur." jawab Andra
"Kamu Nay, kakak kan udah bilang, kalau kakak belum pulang dari kantor kamu jangan tinggalin mama sendiri. Meskipun Mbk jum ada, tapi setidaknya kamu juga mikiran kondisi mama dong." ujar Andra.
Kanaya menunduk, ia tau jika dirinya salah.
"Kak Andra, gimana keadaan tante Sandra?' tanya Diana saat ia baru menyusul Kanaya.
Andra sedikit terkejut melihat kehadiran Diana. Karena Andra sudah menyuruh Kanaya untuk mengantar Diana terlebih dulu sebelum kesini.
"Nay, kakak kan sudah bilang untuk mengantar Diana dulu. Kenapa dia malah ikut kesini. Gimana kalau orang tuanya nyariin." ujar Andra dengan tatapan tajam
"Gak masalah kak, karena tidak akan ada yang mencari aku. Jadi kakak tidak usah khawatir." ujar Diana
"Jadi karena tidak akan ada yang akan mencari, kamu bisa seenaknya keluyuran malam- malam, begitu. Setidaknya kamu menghargai orang tua kamu yang mungkin khawatir, bukan malah menganggap semua sepele dan tidak berarti." ujar Andra kesal.
"Bukan begitu maksud saya kak. saya-
"Tidak usah membela diri. Kamu itu seperti wanita malam yang tidak pernah memikirkan apapun."
Mata Diana melebar sempurna mendengar ucapan Andra. Ia merasa sesak karen disamakan denganw wanita malam.
"Bang, Abang tidak pantas bicara seperti itu." ujar Kanaya
"Lalu kakak harus bilang apa jika ada wanita yang bahkan tidak perduli dengan kekhawatiran orang tuanya." balas Andra
Diana yang sudah tidak tahan langsung menapar wajah Andra dengan keras.
Plak...!
Diana mengancungkan satu jari ke wajah Andra lalu berkata.
"Tuan Andra yang terhormat, jika anda tidak mengenal saya dan keluarga saya, setidaknya anda tidak asal bicara." ujar Diana. Air mata Diana mulai terlihat di pelupuk matanya.
"Hahhh." Diana menghela nafasnya mencoba menahan tangis.
"Kay, lebih baik aku pulang. Titip salam sama Tante Sandra." ujar Diana dan langsung berlari meninggalkan rumah sakit.
"Abang keterlaluan banget sih." ujar Kanaya sambil menatap Andra.
"Kakak tidak perduli, mulai hari ini kamu jangan pernah menemui wanita itu lagi." bentak Andra dengan dada naik turun menahan emosi.
"Tapi bang, Diana tidak seperti yang abang fikirkan." Kanaya mulai mendebat
"Jangan berdebat dengan kakak Nay, Kamu tau kakak tidak suka di bantah." ujar Andra
Kanaya mendengus kesal lalu mengentakan kakinya masuk ke dalam ruangan Sandra. Tidak ada yang bisa di Pikirkan Kanaya kali ini, ia benar-benar khawatir dengan Diana.
_-_-_-_-_
DALAM PROSES REVISI🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Andriyah Nurhidayati
Sejauh ini ceritanya bagus hanya penulisan nya kurang rapi, PUEBI nya kakak
2021-08-04
0
Erny Kurniawati
mereka gak kuliah ya thor
2021-01-23
0
💞Meilita Evana🌹@Ëvå@🌹
smngt thor.. smg makin baik lg k dpn ny ya.. 😊💪🏽
2020-12-12
0