Bab 17. Tidak sekarang

Pagi menjelang, suara ayam terus terdengar di indra pendengaran Diana. Diana terduduk di atas tempat tidur, Ia melihat jam dinding yang terpasang di kamarnya menunjukan pukul lima pagi. Diana memikirkan sesuatu, mimpi yang semalam ia alami itu seperti nyata. Pelukan hangat Ayahnya ia rasakan seolah Ayahnya benar-benar ada. Meski saat ini Diana tau jika ini hanyalah sebuah mimpi.

Diana beranjak dari tempat tidur, berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Saat melewati kamar Ayahnya Diana terdiam sejenak, ia berpikir apakah perkataan Ayahnya itu seolah pertanda jika Diana harus menerima lamaran pria yang kini tidur di kamar Ayahnya itu.

Diana menghela nafas lalu kembali melanjutkan langkahnya. Setelah selesai membersihkan wajah, Diana langsung turun ke bawah, memeriksa dapur apa saja bahan yang habis dan harus ia beli sebelum pergi ke warung dekat rumahnya.

Setalah tau apa saja yang harus Diana beli, ia langsung pergi ke warung.

"Pagi Diana, tumben kamu belanja sepagi ini nak?" tanya pemilik warung sesaat diana tiba.

"Iya Buk, lagi ada tamu." jawab Diana.

"Itu calon suami kamu ya Di?" tanya ibu satunya

Diana ragu, tapi jika tidak di jawab mereka pasti curiga dan menganggap Diana wanita murahan. Dan Diana tidak ingin membuat nama Ayahnya yang begitu bersih menjadi buruk.

"Iya Bu, itu calon suami Diana." jawab Diana.

"Wah, beruntung ya kamu Di. Calonnya ganteng dan sepertinya orang kaya, cocok banget sama kamu." ujar ibu yang bertanya tadi.

"Terimakasi Bu." ujar Diana.

Ibu itu mengngguk

"Diana, maaf ya bukan apa-apa. Tapi kalau boleh Ibu saranin, lebih baik jika calon suami kamu tidak dulu menginap, karena kan kamu belum Sah nak. Jatuhnya Fitnah meski statusnya calon suami." ujar salah satu Ibu yang berada disana.

"Iya Diana. Ayah kamu itu dulu orang terhormat, jangan sampai karena masalah ini nama Ayah kamu jadi tercoreng." ucap yang lainnya.

"Iya Bu, terimaksih atas nasehatnya. Calon suami Diana hanya menginap sekali saja. Hari ini dia sudah pulang. Itu karena kemarin dia tidak sengaja ingin menginap. Diana minta maaf ya Bu." ujar Diana

" Ya sudah, tidak apa-apa. Kami percaya kok Diana anak yang baik. Nah sekarang Diana mau beli apa biar Ibu siapkan." ujar si pedagang.

Diana menyodorkan catatan yang akan dia beli. Setelah semua barang terbeli Diana berpamitan dan bergegas pulang.

Sesampainya di rumah Diana sudah melihat Andra tengah duduk di kursi teras rumah.

"Kamu kenapa tidak bilang jika keluar membeli sayur!" ujar Andra

"Kenapa harus bilang dulu, lagian anda juga belum bangun kan." ujar Diana.

"Iya, tapi setidaknya kamu bisa membangunkan aku." ujar Andra tanpa sadar.

Sejak kapan Andra berbicara begitu santai, dan kenapa juga Andra berbicara begitu seolah Diana sudah menjadi miliknya.

"Maaf tuan Andra yang terhormat. Saya bukan istri anda yang setiap pagi harus membangunkan anda." ujar Diana lalu berlalu begitu saja.

Andra tersenyum tipis sambil menunduk mendengar ucapan Diana.

"Sebentar lagi Diana, kau tau itu. Jika kau menerima lamaran ku, maka semua yang kau ucapkan barusan akan terjadi." gumam Andra.

Sejak tadi Diana berkutat di dalam dapur, sementara Andra memainkan ponselnya, membalas setiap laporan yang dikirim Divo untuknya.

"Kapan anda pulang?"

Pertanyaan Diana membuat Andra mendongak menatap gadis yang berada di depannya sedang berdiri menatap ke arahnya.

"Setelah kau memberi jawaban atas permintaanku." jawab Andra

"Hahhh." Diana menghela napas panjang.

"Aku tidak akan menjawabnya sekarang." ujar Diana

Andra terdiam sejenak lalu ikut berdiri.

"Lalu kapan?"

"Nanti, saya akan menjawabnya nanti." jawab Diana

"Tidak Diana, aku ingin kau memberi jawaban sekarang. Jika tidak aku tidak akan pergi dari sini." ujar Andra kembali duduk.

"Jangan mempersulit keadaan saya, tolonglah. Tetangga disini sudah mempertanyakan keberadaan anda. Dan itu bisa merusak nama baik Ayah." ujar Diana

Andra menatap Diana." Kau tinggal bilang aku calon suamimu." ucap Andra enteng.

"Semua tidak semudah yang anda pikirkan." ujar Diana

"Kenapa tidak, itu sangat mudah di ucapkan." uajr Andra

"Tentu saja, tapi di kota sangat berbeda dengan di desa. Meski saya mengatakan jika anda calon suami saya, tetap saja jika belum Sah maka jatuhnya akan fitnah."ujar Diana

"Kalau begitu ayo kita menikah." ujar Andra menggoda.

Pria itu tersenyum kecil melihat wajah Diana yang terlihat kesal.

"Kata menikah memang mudah untuk di katakan, tetapi kata itu tidak semudah itu saat semua di jalankan. Saya mohon beri waktu saya untuk memikirkan semuanya. Mungkin satu minggu ini, setelah keputusan saya ambil, saya akan kembali ke kota dan memberi semua keputusan saya." ujar Diana

Gadis itu berharap semoga Andra bisa mengerti jika sebuah keputusan tidak bisa di ambil begitu saja. Apalagi tentang pernikahan. Diana bukan anak umur 17 tahun, dia sudah cukup dewasa untuk memikirkan masa depannya.

Andra terdengar menghela nafas. Umurnya memang sudah cukup dewasa untuk tidak menjadi anak kecil dalam hal ini. Dan Diana benar, keputusan sebesar ini harus Diana putuskan dengan matang. Terlebih lahi tidak ada cinta di antara mereka.

Ah ya, bukan tidak ada tetapi belum ada.

"Baiklah Diana, saya akan menunggu." ujar Andra akhirnya.

Diana mengangguk senang."Kau bisa makan terlabih dulu sebelum pulang." ujar Diana.

Andra mengikuti Diana ke meja makan. Setelah selesai makan Andra bersiap untuk pulang. Andra sudah siap di depan rumah, ia menunggu Diana karena gadis itu menyuruhnya menunggu.

"Ini saya titip untuk Tante Sandra. Titip salam untuknya dan juga Kanaya." ujar Diana sambil memberi bungkusan buah yang ia petik pagi tadi untuk Ibu dan sahabatnya.

"Terimakasih." ucap Andra sambil mengambil bungkusan itu.

"Tolong jangan beri tahu Kanaya jika saya ada disini. Saya ingin kembali setelah semua keputusan saya ambil." ujar Diana sebelum Andra pergi.

Andra mengerti, ia mengangguk sambil tersenyum. Andra masuk ke dalam mobil lalu menginjak pedal gas menuju kota.

_-_-_-_-_

Sementara itu Kanaya sedang menggerutu bosan berada di rumah sendiri. Sejak kemarin kakaknya masih belum memberi kabar, dan Sandra ia juga tidak bisa mencari tau dimana keberadaan putranya itu. Bahkan Divo, sahabat Andra sekaligus asistennya itu kompak tidak memberi tahu kemana dan dimana Andra saat ini.

Suara deru mobil di luar kediaman Wiguna membuat Kanaya berlari ke luar rumah. Kanaya sangat yakin jika itu adalah kakaknya. Saat di luar Kanaya benar-benar senang, yang ia pikirkan benar jika itu adalah Andra.

"Abang." teriak Kanaya saat Andra keluar dari dalam mobil.

"Abang ini kemana saja, kenapa tidak ada kabar? terus bagaimana? apa Abang menemukan Diana?" begitu banyak pertanyaan hingga membuat Andra pusing.

"Kakak lelah Kay, boleh kakak masuk dulu."

Kanaya mengerucutkan bibirnya atas ucapan Andra. Sejak kemarin Kanaya sudah tidak sabar menanti kepulangan Andra, berharap saat pulang Andra akan membawa kabar baik dan langsung memberi tahunya.

"Kay, di belakang ada buah. Tolong ambil dan bawa masuk ya." ujar Andra lalu masuk ke dalam

Dengan kesal Kanaya mengambil bawaan Andra lalu mengikuti langkah kakaknya masuk ke dalam.

Sampai di dalam Andra langsung naik ke atas masuk ke dalan kamarnya untuk membersihkan badan. Setengah jam kemudian Andra turun dengan wajah segar.

"Sayang, kapan kamu pulang?" tanya Sandra saat melihat putranya sudah ada di rumah.

"Baru saja Ma." jawab Andra ikut duduk di ruang tengah.

"Bagaimana Dra, kamu udah ketemu Diana?" tanya Sandra

"Sudah Ma."

"Dimana bang?, Kanaya mau tau. Kanaya mau ketemu Diana." ujar Kanaya menyela.

"Diamlah Kanaya, jangan menyela pembicaraan." ujar Andra

"Tapi Bang-

"Kay." Sandra menyela sebelum putranya kesal.

Sandra tau saat ini Andra sedang lelah, sangat terlihat jelas di wajah putranya itu.

"Malam nanti akan kakak beri tahu Kanaya. Ma, Andra ingin istirahat." ujar Andra

Sandra mengangguk, Kanaya pun begitu. Kanaya tau jika abangnya sangat lelah, tetapi karena ketidak sabarannya membuat dirinya tidak memikirkan apapun.

Andra menghempas tubuhnya di tempat tidur, ia tidak benar-benar ingin tidur. Ia hanya ingin sendiri. Keputusan yang ia ambil untuk menikahi Diana benar-benar gila. Apa yang sebenarnya ada dalam pikirannya hingga mengambil keputusan sebesar itu.

Andra mengacak rambutnya seperti orang yang sedang frustasi. Tidak ingin terlalu larut dalam pikiran Andra mengambil laptopnya dan mulai bekerja. Ia ingin melupakan sejenak masalah yang ia buat sendiri.

.

.

.

Terpopuler

Comments

💞Meilita Evana🌹@Ëvå@🌹

💞Meilita Evana🌹@Ëvå@🌹

lg musim org muna..🙈😄

2020-12-12

0

Supartini

Supartini

blm apa2 sah cemburu

2020-11-30

1

Rat

Rat

ahahaha cemburu ni yeee 😁😁😁

2020-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal cerita
2 Bab 2. Pertemuan pertama
3 Bab 3. Pria itu lagi
4 Bab 4. Pertemuan ke 3
5 Bab 5. Cuitan Para Karyawati
6 Bab 6. Berkunjung
7 Bab 7. Debaran pertama
8 Bab : 8 Cantik
9 Bab 9. 12 Tahun lalu
10 Bab 10 Tamparan Hati
11 Bab 11 Memilih untuk menghilang
12 Bab 12 Gemuruh Hati
13 Bab.13 Keputusan
14 Bab 14. Kumbang pengganggu
15 Bab 15. Mulai dekat
16 Bab 16. Pernyataan Andra
17 Bab 17. Tidak sekarang
18 Bab 18. Ciuman pertama Diana
19 Bab 19. Diana atau Alandra
20 Bab 20. Berkunjung
21 Bab. 21.Keputusan Final
22 Bab.22 Dasar sebuah pernikahan
23 Revisi
24 ALASAN
25 RASA YANG MULAI TUMBUH
26 KENYATAAN
27 KEDATANGAN JESIKA
28 KEDATANGAN JESIKA PATR 2
29 kecemburuan andra
30 EGO
31 PENGAKUAN
32 PENYESALAN
33 PENYESALAN PART 2
34 KEMBALI BERTEMU
35 CEMBURU
36 MASA KECIL DIANA
37 PERDEBATAN
38 PULANG NYA DIANA
39 RENCANA ANDRA
40 PINDAH RUMAH
41 PINDAH RUMAH PART 2
42 AKIBAT MELANGGAR
43 DI UNDUR
44 WAKTU PINDAH TIBA
45 SUASANA BARU
46 MALAM PERTAMA HAMPIR TEJADI
47 UNGKAPAN CINTA ANDRA
48 RENCANA PENCULIKAN
49 PENCULIKAN DIANA PART 1
50 PENCULIKAN DIANA PART 2
51 PENGUMUMAN
52 KESEPAKATAN
53 KESEPAKATAN PART 2
54 SAKIT YANG TIDAK SEBANDING
55 KAMAR PERAWATAN
56 KEDATANGAN FIKO
57 PANGGILAN SAYANG
58 RASA MEMILIKI SEORANG IBU
59 DIVO DAN KIRANA
60 MENJADI ISTRI SEUTUHNYA
61 DIA ISTRI KU
62 SAINGAN BARU
63 GARA GARA MIE INSTAN
64 GARA GARA MIE INSTAN PART 2
65 PENGGANGGU
66 SIKAP ANEH ANDRA
67 Kabar Gembira
68 Sikap Manja Diana
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1. Awal cerita
2
Bab 2. Pertemuan pertama
3
Bab 3. Pria itu lagi
4
Bab 4. Pertemuan ke 3
5
Bab 5. Cuitan Para Karyawati
6
Bab 6. Berkunjung
7
Bab 7. Debaran pertama
8
Bab : 8 Cantik
9
Bab 9. 12 Tahun lalu
10
Bab 10 Tamparan Hati
11
Bab 11 Memilih untuk menghilang
12
Bab 12 Gemuruh Hati
13
Bab.13 Keputusan
14
Bab 14. Kumbang pengganggu
15
Bab 15. Mulai dekat
16
Bab 16. Pernyataan Andra
17
Bab 17. Tidak sekarang
18
Bab 18. Ciuman pertama Diana
19
Bab 19. Diana atau Alandra
20
Bab 20. Berkunjung
21
Bab. 21.Keputusan Final
22
Bab.22 Dasar sebuah pernikahan
23
Revisi
24
ALASAN
25
RASA YANG MULAI TUMBUH
26
KENYATAAN
27
KEDATANGAN JESIKA
28
KEDATANGAN JESIKA PATR 2
29
kecemburuan andra
30
EGO
31
PENGAKUAN
32
PENYESALAN
33
PENYESALAN PART 2
34
KEMBALI BERTEMU
35
CEMBURU
36
MASA KECIL DIANA
37
PERDEBATAN
38
PULANG NYA DIANA
39
RENCANA ANDRA
40
PINDAH RUMAH
41
PINDAH RUMAH PART 2
42
AKIBAT MELANGGAR
43
DI UNDUR
44
WAKTU PINDAH TIBA
45
SUASANA BARU
46
MALAM PERTAMA HAMPIR TEJADI
47
UNGKAPAN CINTA ANDRA
48
RENCANA PENCULIKAN
49
PENCULIKAN DIANA PART 1
50
PENCULIKAN DIANA PART 2
51
PENGUMUMAN
52
KESEPAKATAN
53
KESEPAKATAN PART 2
54
SAKIT YANG TIDAK SEBANDING
55
KAMAR PERAWATAN
56
KEDATANGAN FIKO
57
PANGGILAN SAYANG
58
RASA MEMILIKI SEORANG IBU
59
DIVO DAN KIRANA
60
MENJADI ISTRI SEUTUHNYA
61
DIA ISTRI KU
62
SAINGAN BARU
63
GARA GARA MIE INSTAN
64
GARA GARA MIE INSTAN PART 2
65
PENGGANGGU
66
SIKAP ANEH ANDRA
67
Kabar Gembira
68
Sikap Manja Diana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!