Bab 6. Berkunjung

JANGAN LUPA LIKE, COMENT DAN JUGA VOTE YA. SETIDAKNYA AUTHOR MERASA DI HARGAI

_-_-_-_

Satu jam berkutat di kamar mandi entah apa yang ia lakukan, akhinya Diana keluar dengan wajah segar. Diana membuka lemari pakaiannya, mencari baju yang sekiranya cocok untuk dirinya kenakan.Dan Diana menemukan Dres berwarna Biru dongker. Seingat Diana Dres itu pemberian dari Alex saat ulang Tahun nya dulu.

Diana menatap pantulan dirinya di cermin. Sempurna, benar-benar terlihat sempurna, warna Dress itu sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Tidak lupa Diana mempoles wajahnya dengan sedikit make up tipis. Diana memang tidak suka terlalu banyak riasan, cukup dengan krim dan lipkrim berwarna senada dengan bibirnya. Jika Diana menggunakan make up terlalu tebal, ia merasa dirinya seperti badut yang akan kontes.

Tepat saat Diana ingin mengambil tas, ponsel Diana berbunyi.

"Di gue udah di depan gang rumah lo." Kirana

"Oke gue meluncur kesana, tunggu ya." Diana

Setelah membalas pesan dari Kirana, Diana langsung menuju ke depan gang rumah nya. Diana melihat Kirana melambaikan tangan di dekat mobil berwarna merah.

Diana menatap kanan kiri sebelum menyebrang, karena Diana tidak ingin kejadian beberapa hari yang lalu menimpanya lagi.

"Di, kaki lo kenapa lagi. Kok jalan lo pincang gitu?" tanya Kirana saat melihat Diana berjalan pincang.

"Oh ini, kaki gue lecet karna sepatu ini." jawab Diana

"Udah tau bikin lecet, kenapa masih lo pake?"

Diana nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak Gatal." Hehe, ini satu-satunya yang gue punya. Dan gak mungkin kan gue ke rumah Kanaya gak pake alas kaki." ujar Diana

"Hahhh." Kirana menghela nafas berat. Sahabatnya ini benar-benar unik.

"Eh Ki, lo bawa mobil siapa ini?"tanya Diana

"Oh ini, Gue bawa mobil om gue, kebetulan om gue baru datang dari kota xxx. katanya mau liburan." jawab Kirana

"Oh."

"Yaudah yuk masuk. Nanti kemaleman." kata Kirana yang langsung di angguki oleh Diana

Mobil yang di kendarai Kirana melaju menuju kediaman Kanaya. Keduanya tidak tau tempat tinggal Kanaya. Hanya saja mereka tau jika Kanaya adalah anak orang kaya.

Setengah jam perjalanan mereka kini memasuki perumahan elit di kota itu. Kirana tidak berhenti bergumam saat melihat rumah-rumah besar di perumahan itu.

Kirana mencari Nomor rumah Kanaya yang ia minta tadi kepada Kanaya sebelum mereka berangkat.

Sementara itu Di rumah Kanaya sudah sangat tidak sabar, pasalnya ini pertama kalinya kedua sahabatnya itu mau berkunjung ke rumahnya setelah sekian lama menjalin persahabatan.

Diana dan Kirana selalu menolak jika Kanaya ingin mengajak Mereka kerumahnya, alasan mereka cukup tidak masuk di akal dan selalu membuat Kanaya kesal.

"Nay, lo itu anak orang kaya, kami malu jika harus main ke rumah lo."

Sekiranya itulah alasan mereka setiap Kanaya mengajak keduanya.

Kakak Kanaya mengangkat satu alisnya saat melihat adik satu-satunya itu tersenyum sendiri saat duduk di dekatnya.

"Nay obat anti depresi kamu udah kamu makan kan?" Pertanyaan itu membuat Kanaya melotot ke arah sang kakak.

"Apaan sih bang, udah gila ya nanya gitu ke adik sendiri." ujar Kanaya sewot.

"Ih, kakak yang di bilang gila. Kamu tuh, dari tadi senyum-senyum sendiri. Gak waras."

"Aku cuma senyum aja kali bang, bukan pertanda aku gila." ujar Kanaya

"Gitu aja marah, katanya lagi sakit. Bukannya istirahat kamu malah ganggu kakak disini."

"Ye, siapa yang ganggu kakak, kakak aja yang ngerasa terganggu sama kehadiran aku. Lagian ni bang ya, teman-teman aku mau datang menjenguk ku hari ini bang, mereka sudah di jalan." ujar Kanaya begitu senang.

"Akhirnya setelah sekian lama, mau juga mereka datang kesini." kata Kanaya lagi.

Ting tong

ting tong

Suara bel rumah kanaya berbunyi, dengan girang kanaya berlari menuju pintu rumahnya.

Cklek

pintu terbuka. Kanaya melihat kedua temannya berdiri dengan wajah senang.

"Kanaya, gue kira lo gak bisa bangun." ujar Diana saat melihat sahabatnya itu berdiri tegak di depannya.

"Wah, lo ngerjain kita ya Nay." Kirana menimpali.

"Eh enggak kok, gue tadi udah minum obat, jadi udah mendingan. Masuk yuk, gak enak berdiri di depan pintu." ujar Kanaya

Diana dan Kirana saling tatap, tapi akhirnya keduanya pun mengikuti Kanaya masuk ke dalam rumah.

"Nay, rumah lo sepi ya." ujar Kirana saat melihat kondisi rumah Kanaya.

"Ya gitu deh, gue kan cuma tinggal bertiga doang sama Mama dan abang gue." kata Kanaya

"Terus nyokap lo mana?" tanya Diana

"Nyokap gue lagi beli cake, sebentar lagi juga pulang. Tadi sih abang gue ada di depan tv, tapi mungkin dia pergi ke kamarnya saat gue bukain pintu kalian." ujar Kanaya.

"Oh." ucap Keduanya

"Duduk dulu ya, gue suruh bibi buatin kalian minum." ujar Kanaya yang di angguki oleh keduanya

Kanaya pergi ke dapur untuk menyuruh artnya membuatkan minuman untuk kedua sahabatnya.

"Mbk, tolong buatin minuman buat temen Kanaya ya, dan sekalian cemilan nya juga." ucap Kanaya

"Baik Non, segera mbk buat kan." ucap mbk jum

Setelah memberi tahu Mbk jum, Kanaya kembali ke ruang tamu.

"Nay, kita gak lama ya disini. Gak enak gue sama Mama dan abang lo." ucap Diana saat Kanaya sudah kembali, di ikuti Mbk jum dari arah belakang.

"Mikir pulangnya nanti aja Non, Nih Mbk sudah Buatkan minuman segar dan cemilan. Monggo di cicipi dulu." ujar mbk jum sambil meletakan minuman dan beberapa cemilan.

"Eh, iya mbk. Makasi." ujar Diana

"Sama- sama Non. Mbk tinggal ke belakang ya."

Diana dan Kirana mengangguk

Setelah mbk Jum pergi

"Kalian kesini naik apa?" tanya Kanaya.

"Gue bawa mobil om gue, mumpung lagi ada." jawab Kirana

"Oh. bagus kalau gitu, kalian bisa pulangnya lebih malam." ujar Kanaya senang.

"Ya gak gitu juga kali Nay, masak lo tega nyuruh kita pulang malam."

Kanaya nyengir

"Iya, jam 10 deh , normal kan." ujar Kanaya.

Keduanya mengangguk, mereka melanjutkan obrolan santai mereka. Yah entah apa yang mereka obrolkan, yang jelas mereka terlihat begitu bahagia.

Sementara Kakak Kanaya yang baru saja keluar dari dalam ruang kerjanya kini berjalan menuruni anak tangga.

"Nay apa mama sudah pulang?"

Pertanyaan itu membuat Diana terdiam kaku.

"Suara itu." batin Diana.

Diana memutar kepalanya, saat pandangan keduanya bertemu Diana melebarkan matanya.Diana begitu terkesiap melihat sosok pria yang ia lihat.

"Astaga, jadi Andra itu kakaknya Kanaya." Diana kembali memebatin.

Sementara Andra pun sama, ia juga terkejut melihat wanita yank dia perhatikan sore tadi.

"Ya elah Bang, toak banget sih, gak tau lagi ada tamu apa. Mama belum pulang bang, coba abang telpon Mama." ujar Kanaya

Andra tidak menghiraukan ucapan Kanaya, rasa terkejutnya membuat dirinya tidak bisa berpikir jernih.

"Jadi gadis ini sahabat Kanaya." Batin Andra

"Bang." panggil Kanaya

"Kak Andra." panggilnya lagi

Tapi tidak ada jawaban dari Andra, tatapannya masih setia pada satu titik.

Karena Kesal Kanaya langsung mendekati Andra.

"ABANG."

teriak Kanaya tepat di telinga Andra.

"Astaga dek, kamu mau bikin kaka budek." ujar Andra sambil mengurek telinganya yang terasa sakit akibat teriakan Kanaya.

"Habis, di panggil bukannya jawab malah bengong kayak sapi ompong." ujar Kanaya

"Nih ya bang. Temen-temen Kanaya emang cantik, tapi gak segitunya juga kali liatnya." ujar Kanaya menggoda Andra.

"Gak usah kepedean, mana ada kakak liatin temen kamu." kilah Andra

"Ih, pake acara berkilah. Itu buktinya wajah kakak merah." ujar Kanaya menahan senyum

Andra melotot ke arah Kanaya." Oh jadi kamu mau jika uang jajan kamu kakak potong."

Kanaya mendengus kesal, kakaknya itu selalu saja."Iya deh, kakak yang benar."

Andra berlalu meninggalkan Kanaya tanpa Menghiraukan adiknya itu. Sementara Diana masih merasa berdebar, entah kenapa ia merasa takut.

.

.

Terpopuler

Comments

Rossalinda R

Rossalinda R

Tampilkan visualnya thor

2021-01-20

1

Supartini

Supartini

chie chie chie salting

2020-11-29

3

Tini Ross

Tini Ross

yg satu bilang abang yg satu bilang kakak
aneh.. 🙄

2020-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal cerita
2 Bab 2. Pertemuan pertama
3 Bab 3. Pria itu lagi
4 Bab 4. Pertemuan ke 3
5 Bab 5. Cuitan Para Karyawati
6 Bab 6. Berkunjung
7 Bab 7. Debaran pertama
8 Bab : 8 Cantik
9 Bab 9. 12 Tahun lalu
10 Bab 10 Tamparan Hati
11 Bab 11 Memilih untuk menghilang
12 Bab 12 Gemuruh Hati
13 Bab.13 Keputusan
14 Bab 14. Kumbang pengganggu
15 Bab 15. Mulai dekat
16 Bab 16. Pernyataan Andra
17 Bab 17. Tidak sekarang
18 Bab 18. Ciuman pertama Diana
19 Bab 19. Diana atau Alandra
20 Bab 20. Berkunjung
21 Bab. 21.Keputusan Final
22 Bab.22 Dasar sebuah pernikahan
23 Revisi
24 ALASAN
25 RASA YANG MULAI TUMBUH
26 KENYATAAN
27 KEDATANGAN JESIKA
28 KEDATANGAN JESIKA PATR 2
29 kecemburuan andra
30 EGO
31 PENGAKUAN
32 PENYESALAN
33 PENYESALAN PART 2
34 KEMBALI BERTEMU
35 CEMBURU
36 MASA KECIL DIANA
37 PERDEBATAN
38 PULANG NYA DIANA
39 RENCANA ANDRA
40 PINDAH RUMAH
41 PINDAH RUMAH PART 2
42 AKIBAT MELANGGAR
43 DI UNDUR
44 WAKTU PINDAH TIBA
45 SUASANA BARU
46 MALAM PERTAMA HAMPIR TEJADI
47 UNGKAPAN CINTA ANDRA
48 RENCANA PENCULIKAN
49 PENCULIKAN DIANA PART 1
50 PENCULIKAN DIANA PART 2
51 PENGUMUMAN
52 KESEPAKATAN
53 KESEPAKATAN PART 2
54 SAKIT YANG TIDAK SEBANDING
55 KAMAR PERAWATAN
56 KEDATANGAN FIKO
57 PANGGILAN SAYANG
58 RASA MEMILIKI SEORANG IBU
59 DIVO DAN KIRANA
60 MENJADI ISTRI SEUTUHNYA
61 DIA ISTRI KU
62 SAINGAN BARU
63 GARA GARA MIE INSTAN
64 GARA GARA MIE INSTAN PART 2
65 PENGGANGGU
66 SIKAP ANEH ANDRA
67 Kabar Gembira
68 Sikap Manja Diana
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1. Awal cerita
2
Bab 2. Pertemuan pertama
3
Bab 3. Pria itu lagi
4
Bab 4. Pertemuan ke 3
5
Bab 5. Cuitan Para Karyawati
6
Bab 6. Berkunjung
7
Bab 7. Debaran pertama
8
Bab : 8 Cantik
9
Bab 9. 12 Tahun lalu
10
Bab 10 Tamparan Hati
11
Bab 11 Memilih untuk menghilang
12
Bab 12 Gemuruh Hati
13
Bab.13 Keputusan
14
Bab 14. Kumbang pengganggu
15
Bab 15. Mulai dekat
16
Bab 16. Pernyataan Andra
17
Bab 17. Tidak sekarang
18
Bab 18. Ciuman pertama Diana
19
Bab 19. Diana atau Alandra
20
Bab 20. Berkunjung
21
Bab. 21.Keputusan Final
22
Bab.22 Dasar sebuah pernikahan
23
Revisi
24
ALASAN
25
RASA YANG MULAI TUMBUH
26
KENYATAAN
27
KEDATANGAN JESIKA
28
KEDATANGAN JESIKA PATR 2
29
kecemburuan andra
30
EGO
31
PENGAKUAN
32
PENYESALAN
33
PENYESALAN PART 2
34
KEMBALI BERTEMU
35
CEMBURU
36
MASA KECIL DIANA
37
PERDEBATAN
38
PULANG NYA DIANA
39
RENCANA ANDRA
40
PINDAH RUMAH
41
PINDAH RUMAH PART 2
42
AKIBAT MELANGGAR
43
DI UNDUR
44
WAKTU PINDAH TIBA
45
SUASANA BARU
46
MALAM PERTAMA HAMPIR TEJADI
47
UNGKAPAN CINTA ANDRA
48
RENCANA PENCULIKAN
49
PENCULIKAN DIANA PART 1
50
PENCULIKAN DIANA PART 2
51
PENGUMUMAN
52
KESEPAKATAN
53
KESEPAKATAN PART 2
54
SAKIT YANG TIDAK SEBANDING
55
KAMAR PERAWATAN
56
KEDATANGAN FIKO
57
PANGGILAN SAYANG
58
RASA MEMILIKI SEORANG IBU
59
DIVO DAN KIRANA
60
MENJADI ISTRI SEUTUHNYA
61
DIA ISTRI KU
62
SAINGAN BARU
63
GARA GARA MIE INSTAN
64
GARA GARA MIE INSTAN PART 2
65
PENGGANGGU
66
SIKAP ANEH ANDRA
67
Kabar Gembira
68
Sikap Manja Diana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!