Pemandangan subuh yang menggemaskan selama hampir tiga bulan ini.
Alard yang akan terjaga lebih dulu karena alarm milik Zia hanya akan terus menikmati wajah lelap Zia. mengamati setiap lekukan wajah juga rambut panjang yang berantakan di atas bantal dan entah mengapa itu membuatnya berdebar.
Saat sedang terlelap, gadis elegan ini akan berubah seratus delapan puluh derajat dari yang terlihat. Rambut berentakan, juga tidur yang tidak beraturan, untung saja tidak di iringi dengan dengkuran yang memekakan telinga.
Namun membuat Alard tidka bisa mebahan dirinya untuk enyentuh wajah cantik yang sedang terlelap dengan jemarinya. Mengecup beberapa bagian wajah Zia saat istrinya itu masih terlelap, lalu menepuk pelan pipi itu dengan perlahan guna membangunkan Zia dari mimpi indahnya.
Alard yang akan selalu tertawa lepas saat melihat istrinya yang terjaga dari tidurnya dan dengan terburu-buru tanpa memperdulikan apapun masuk ke dalam kamar mandi mengejar waktu subuh yang nyaris ketinggalan.
"Harusnya kamu tuh bangunin aku Alard." Omelan Zia sembari merapikan rambutnya di depan cermin seakan sudah menjadi makanannya sehari-hari saat dia selalu membiarkan beberapa menit waktu terlewati hanya untuk dia gunakan menyentuh setiap inci wajah istrinya.
Alard hanya tertawa geli mendengar ocehan yang tidak pernah absen di pagi hari itu. Wajah cemberut namun tetap terlihat cantik itu seakan menjadi favoritnya hampir tiga bulan ini.
Wajah cantik yang hanya berani dia nikmati saat istrinya itu sedang tertidur lelap.
"Kamu dapat dosa loh nanti." Sambung Zia sambil membantu Alard turun dari ranjang menuju kursi rodanya.
Alard semakin tertawa membuat Zia semakin kesal dan tidak tahan lagi hingga akhirnya mendaratkan cubitannya di pinggang Alard.
"Sakit Zia, itu tangan manusia apa jepitan tuan crab sih." Ucap Alard namun tawa lucu masih terdengar dari mulutnya. "Ga usah kursi roda Zia, aku ingin pakai tongkat seperti biasanya." Sambungnya namun Zia menggeleng tegas.
"Jangan protes, aku dokternya disini mungkin kamu lupa." Ujar Zia sambil memakaikan jaket tebal ke tubuh suaminya. Perkembangan kesehatan Alard begitu baik, Fisioterapi yang mereka jalani selama hampir tiga bulan ini memberikan hasil yang baik.
Seusai melaksanakan shalat subuh, Zia akan membawa sang suami ke taman terdekat. Memilih sarapan bubur di pinggiran taman, lalu mulai belajar berjalan dengan perlahan. Ini rutin mereka lakukan setiap pagi, tidak hanya untuk memulihkan kesehatan fisik Alard namun juga Zia memberikan terapi Ortopedi dengan cara yang tidak terlalu menekan mental suaminya.
Menikmati prosesnya perlahan, toh waktunya sangat banyak dan dia hanya akan fokus pada Alard selama laki-laki itu belum membaik sepenuhnya.
"Let's go.." ucap Alard bersemangat. Zia tersenyum lucu melihat tingkah Alard yamg selalu bersemangat saat menyambut pagi walau hanya bisa berjalan-berjalan mengelilingi taman yang ada di pinggiran kota.
"Bentar, aku mau merapikan jilbab dulu." Jawab Zia masih dengan senyum manisnya.
"Cepat Zia, aku lapar." Rengek Alard. Sejak tadi istrinya ini terus saja merapikan kain yang menutupi rambut panjang itu.
"Cieyang ngga sabar pengen cepat ketemu mamang tukang bubur." Ledek Zia.
"Bukan, tapi anaknya tukang bubur." Jawab Alard lalu tertawa keras saat mendapat delikan mata dari istrinya.
Zia memakai sepatu kets berwarna putih lalu keluar dari dalam kamar mereka sambil mendorong kursi roda suaminya.
Saling meledek kemudian tertawa bersama sudah menjadi kebiasaan mereka beberapa bulan ini.
Zia begitu menikmati perannya. Tidak hanya berperan sebagai seorang dokter profesional namun juga sebagai istri yang selalu memberikan dukungan untuk suaminya.
Pernikahan yang mereka jalani tidak seperti pernikahan oada umumnya, namun Zia begitu menikmati setiap moment yang mereka lewati bersama selama hampir tiga bulan ini.
Aktivitas panas di ranjang sebelum tidur seakan terkalahkan hanya dengan sambil meledek lalu tertawa bersama.
Berbagi cerita dan saling berdebat pun sering mereka lakukan sebelum tidur. Beradu argumen dan Alard akan selalu menjadi orang yang kalah dengan mulut dan otak pintar istrinya.
Kamar yang memang dulu begitu banyak buku-buku yang tidak lagi tersentuh oleh pemiliknya selama tiga tahun ini, kembali terlihat penuh warna. Buku-buku itu selalu menjadi teman Zia saat suaminya sedang beristirahat di ranjang mereka. Dia akan menghabiskan waktu berjam-jam dengan kaca mata baca dan buku di tangannya.
Kursi roda yang di dorong Zia sudah keluar dari halaman rumah. Canda dan tawa masih saja terdengar dari mulut keduanya. Selama hampir tiga bulan ini, belum pernah terdengar pertengakaran dari keduanya.
Alard selalu memperlakukan Zia dengan sangat baik, dan Zia pun selalu melakukan hal yang sama. Bahkan saat Alard mulai merasa terpuruk dengan keadaanya, Zia akan selalu menjadi orang yang pertama memberikan semangat untuk suaminya itu.
******
Setiap pagi sepasang suami istri paruh baya akan berdiri dari balkon kamar mereka untuk mengamati putra semata wayang mereka keluar dari halam rumah.
Canda dan tawa yang terlihat menenagkan dari putra dan menantu mereka itu memberikan suntikan semangat di setiap hari-hari mereka.
Tamara dan Adrian selalu berucap syukur di setiap waktu yang mereka lewati. Zia adalah wanita berharga yang Allah kirimkan untuk keluarga mereka.
Tidak hanya perkembangan kesehatan Alard yang membaik, namun juga kehidupan putra mereka yang meredup beberapa tahun lalu pasca kecelakaan itu kini mulai terlihat jauh lebih baik.
Tawa juga candaan yang sudah lama hilang dari hidup Alard, kini kembali saat Zia hadir dalam hidup mereka. Gadis itu selalu punya cara untuknbisa mengendalikan situasi saat putra mereka mulai merasa tirak nyaman dengan sakit yang dia rasakan.
****
Seperti pagi biasanya, taman yangbberada di pinghiran kota itu selalu ramai pengunjung. Beberapa orang datang hanya untuk berjalan-jalan sambil menikmati sarapan mereka di pinggiran taman. Ada pula yang melakukan olahraga rutin seperyi biasanya.
"Jangan lebay deh." Ucap Zia saat satu sendok bubur kini sedang mengarah padanya.
"Aaaaa....
"Aku bisa sendiri Alard, kenapa tiba-tiba jadi alay sih." Ucap Zia. Wajah cemberut yang memerah itu terlihat begitu menggemaskan dan semakin membuat Alard bersemangat untuk menggoda istrinya itu.
"Satu kali saja." Bujuk Alard sambil menahan tawa gelinya melihat tatapan kesal Zia padanya.
"Sekali saja ya." Ucap Zia memastikan dan Alard mengangguk.
Zia menerima suapan bubur yang di sodrokan Alard ke arahnya dengan perasaan kesal bercampur malu karena ada begitu banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka dan.
Taman komplek perumahan elit ini memang selalu ramai pengunjung di pagi hari.
Seorang laki-laki mudah yang duduk tidak jauh dari mereka tersenyum lega. Wanita yang selalu dia cintai sepanjang usianya terlihat bahagia sekarang.
Zidan bernafas lega, seusai subuh dia akan cepat-cepat kesini hanya untuk melihat sang kaka yang begitu sabar membantu memulihkan kesehatan kaka iparnya itu.
Selama hampir tiga bulan ini mereka belun bertemu, Zidan hanya bisa melihat Zia dari kejauhan seperti hari ini. Ayah dan ibunya tidak melarang hanya saja mereka ingin memberikan waktu untuk kakak kesayangannya itu untuk fokus pada kesehatan Alard.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Ninin Primadona
zia.. wanita baik 😍😘
2022-07-18
0
Saonah Onah Nona
lanjut
2022-05-29
0
Mbah Edhok
keluarga saling menyayangi ...
2022-04-22
0