Bab 17

*** Selamat membaca 😊 ***

Zia menyingkap lengan blouse panjangnya untuk melihat jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tangan. Ini pertama kalinya dia mulai kembali beraktivitas di Rumah Sakit dan pasien yang dia tangani di hari pertamanya ini ternyata cukup banyak dan tidak terasa waktu sudah siang.

Senyum manis kembali terlihat di bibirnya, hari ini Alard akan datang berkunjung ke tempat kerjanya, dan memulai konsultasi program kehamilan yang di rencanakan oleh suaminya itu.

Zia menekan dadanya, mengurangi debaran jantung yang menggila saat wajah tampan suaminya kembali melintas di pelupuk matanya. Beberapa kali dia memeriksa ponsel pintarnya, namun laki-laki itu sama sekali belum menghubunginya.

"Ya Allah ini baru beberapa jam Zia." Rutuknya pada diri sendiri karena merasa rindu dan ingin segera bertemu suaminya itu.

Senyum manis kembali terlihat di wajah cantiknya, jemarinya spontan kembali menyentuh pipi yang di cium Alard pagi ini. Ah dia sudah seperti remaja yang sedang kasmaran.

"Aku bisa gila." Ucapnya lagi lalu menurunkan tangannya dari sana.

"Hallo Zia ?" Benda pipi yang ada di dalam genggamannya tiba-tiba terdengar suara, dan itu suara Alard. Apa dia sedang berhalusinasi sekarang ? Zia beranjak dari kursi kebesarannya lalu menatap layar ponsel miliknya dengan seksama.

"Zia ?" Suara dari ponselnya kembali terdengar. Zia melotot dan langsung mengakhiri panggilan yang tidak sadar dia lakukan itu lalu membuang ponsel itu ke atas meja kerjanya.

"Apa yang sudah aku lakukan ? Ya Allah bagaimana ini." Ujarnya sambil mengigit kukunya.

drrrttt... drrttt...

Bendah pipi yang tergeletak di atas meja bergetar, dan seperti yang dia duga, nama Alard tertera di sana. Suaminya itu kembali menghubungi karena sambungan yang dia akhiri secara tiba-tiba tadi.

Zia menarik nafasnya dalam lalu mengusap ikon berwarna hinau di layar ponselnya.

"Assalamualaikum." Jawabnya berusaha se tenang mungkin, walau jantungnya berontak seakan ingin keluar dari tempatnya.

"Waalaikumsalam Zia, tadi kenapa di matikan ?" Suara suaminya yang semakin membuat jantungnya berdebar kembali terdengar.

"Ah aku hanya ingin menanyakan jam berapa kamu datang ?" Tanya Zia pelan. Sungguh dia tidak ahli berbohong.

"Sepertinya hari ini kita tunda dulu, ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan. Kita konsultasi dengan Mama di rumah saja ya ? Ngga apa-apa kan ?." Tanya Alard.

"Baiklah, aku tutup ya. Papa datang ke ruanganku, mungkin ada sesuatu yang penting yang ingin beliau bicarakan." Pamit Zia saat melihat Papa mertuanya sudah berdiri di depan pintu yang terbuka setelah Wina asistennya sudah membuka pintu ruangan itu.

"Baiklah, jangan lupa makan siang." Ucap Alard.

"Kamu juga, aku tutup ya.. Assalamualaikum." Ucap Zia lalu mengakhiri panggilan setelah mendengar balasan salam dari suaminya.

"Boleh Papa masuk ?" Tanya Adrian pada menantunya. Dan Zia pun mengangguk mempersilahkan laki-laki paruh baya itu masuk ke dalam ruangannya.

Sejenak Zia terdiam, dia tidak ingin bertanya meskipun rasa penasaran memintanya untuk bertanya apa yang membawa papa mertuanya ini datang ke ruangannya.

"Apa Alard tifak jadi datang ?" Tanya Adrian.

"Iya, katanya msih banyak pekerjaan yang harus segera dia selesaikan." Jawab Zia.

"Anak itu, harusnya memprioritaskan ini dulu baru pekerjaan." Kesal Adrian pada putranya yang mulai kembali gila dengan pekerjaanya.

Zia terswnyum menanggapi omelan papa mertuanya, smabil mengucapkan kalimat memahami kesibukan suaminya itu.

"Kami akan berkonsultasi dengan Mama saja di rumah." Ucap Zia.

"Zia..."

"Iya Pa." Sahut Zia

"Sekama satu tahun ini papa belum meminta maaf denengan benar padamu." Ucap Adrian pelan. "Soal adikmu itu memang sengaja papa minta tong untuk menjebaknya agar bisa memaksamu masuk dalam hidup kami." Sambungnya.

Zia terdiam, sedikit kecewa mendengar kalimat papa mertuanya ini, namun juga lega. Sejak duku dia sangat yakin, Zidan tidak akan mungkin melakukan hal seperti itu. Ayah Dimas mendidik mereka berdua dengan sangat baik.

"Maafkan Papa nak." Ucap Adrian lagi saat melihat menantunya hanya diam.

"Semua sudah berlalu Pa, lupakan saja. Manusia tempatnya salah, mungkin cara Papa memang salah namun selama ini kalian menyayangi Zia dengan sepenuh hati. Alard pun begitu, sia selalu memperlakukan Zia dengan sangat baik." Jawab Zia lugas.

"Papa tidak pernah salah memilih, terimakasih sudah bersedia membantu Alard dengan sepenuh hati nak. Dan sekali lagi maafkan Papa." Mohon Adrian dan Zia mengangguk mengerti.

Semua sudah berlalu, tidak ada gunanya untuk menyimpan kekecewaan toh Zidan juga sudah baik-baik saja sekarang. Ah dia jadi merindukan adiknya itu, entah bagaimana kabarnya sekarang. Selama hampir satu tahun dia pindah dari rumah orang tuanya hanya beberapa kali bertemu dengan adik laki-lakinya itu.

Setelah mendapat respon baik dari Zia, Adrian keluar dari ruangan menantunya itu. Ini sudah jam makan siang, dan dia harus segera pulang untuk makan siang berasama istrinya di rumah.

Serelah kepergian papa mertuanya, Zia segera menghubungi adiknya untuk mengajak adik laki-lakinya itu makan siang bersama san Zidan pun menyambut antusias ajakan dari kakanya.

Zia mengambil tas yang ada di atas meja kerjanya, lalu keluar dari ruangannya. Karena tidak ada lagi pasien yang harus dia periksa, dan Alard tidak jadi datang berkunjung maka hari ini dia akan menghabiskan waktu bersama adiknya.

Sebuah pesan dari Zidan masuk di aplikasi chatnya, adik laki-lakinya itu sudah ada di depan Rumah Sakit untuk menjemputnya. Zia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Adiknya itu begitu tidak sabaran, untung saja perusahaan adiknya tifak jauh dari rumah sakit tempat dia bekerja. Sebelum memasukkan kembali benda pipih miliknya ke dalam tas, Zia terlebih dahulu mengirim pesan singkat untuk suaminya.

Zidan yang sudah menunggu di luar mobil segera menghambur memeluk Zia saat kaka kesayangannya itu sudah berada di di samping mobilnya. Zia pun membalas pelukan Zidan sambil mengusap pelan punggung adiknya.

"Aku rindu, kita sudah sangat jarang ketemu." Ucap Zidan melepas pelukannya.

"Kaka juga rindu kamu, rindu Ayah dan ibu juga." Jawab Zia. "Nanti kaka akan mengatur waktu buat main ke rumah." Sambungnya dan Zidan mengangguk.

"Ka Alard gimana kabarnya ?" Tanya Zidan sambil membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Zia masuk.

"Sudah jauh lebih baik. Har ini dia mulai kembali bekerja seperti biasa." Jawab Zia.

Zidan masih terus menginterogasi kaka kesayangannya sambil melajukan mobilnya menuju restoran favorite mereka berdua.

"Kaka bahagia ?" Tanya Zidan.

"Seperti yang kamu lihat, Ka Alard selalu memperlakukan kaka dengan baik." Jawab Zia.

"Ayah selalu khawatir, dia takut Ka Alard punya wanita lain." Ucap Zidan.

"Ayah selalu seperti itu, dia hanya tidak ingin masa lalu kembali terulang. Jangan terlalu khawatir, dia laki-laki yang baik. Meskipun belum ada cinta di antara kami, namun dia selalu memperlakukan kaka dengan baik layaknya teman." Ucap Zia dan Zidan mengangguk mengerti.

Tidak semua pernikahan di mulai dengan cinta yang menggebu, begitu kata Ayah mereka. Hanya perlu untuk saling menghargai maka semua akan baik-baik saja. Tidak ada yang bisa menebak dengan siapa Allah akan menitipkan Cinta kita.

Dua kaka beradik itu mulai melangkah masuk oe dalam restoran yang memang selalu menjadi tempat andalan mereka berdua. Zidan sudah kembali dengan sikap jailnya dan Zia selalu tertawa saat mendengar kalimat-kalimat guyonan dari adiknya.

Terpopuler

Comments

amalia gati subagio

amalia gati subagio

👿kejahan krah putih, menindas melindas membunuh kemanusiaan demi kesenangan pribadi, harta tahta wanita semua bisa diatur!!!! profesi mentereng penyelamat kehidupan???? cicilan karma jalim ortu via skema licik mertuo????
atas nama apapun, terkutuklah zahanamul songong itu!!!!

2022-08-30

0

amalia gati subagio

amalia gati subagio

yach 11 12 kejahatan krah putih
dpt membunuh dgn tetap tersenyum
halal sj memanfaatkan org lain utk kesenangannya, sedikit merasa tak nyaman....namun tujuannya tercapai
peduli org susah krn aku, yg penting aku..... asik!!!!

2022-08-30

0

Saonah Onah Nona

Saonah Onah Nona

semoga si Alard selalu tegas sama mantanya

2022-05-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!