BUGH
Mereka jatuh ke lantai, dengan posisi bibir milik Bara tertabrak bibir Embun. Dan tangan Bara memeluk Embun. Seketika, mata mereka berdua membulat karena sama-sama terkejut
"Ahhhh! Apa yang anda lakukan? Segeralah, bangun! Sangat berat." ucapnya, dia berusaha menolak dada Bara agar segera bangkit dari tubuhnya
Namun, orang yang ditolak malah tidak bergerak sedikit pun. Entah sengaja atau pun masih belum sadar, hanya dialah yang tahu
"Tuan, bangunlah. Aku bisa jadi rempeyek jika kamu tidak segera bangun!" ucapnya terengah-engah
Bara yang mulanya hanya menjepit tubuh Embun. Sekarang dia sudah menumpu tubuhnya dengan kedua tangan yang ditegakkan. Tapi, dari pusar hingga ke ujung kaki, masih menjepit tubuh istrinya yang sedari tadi bergerak-gerak
Entah kenapa, melihat Embun yang meronta-ronta di bawah tubuhnya seperti itu, melihat Embun yang meracau minta di lepaskan begitu, sisi kepriaannya bangun.
Saat Embun menggeliat kesana-kesini seperti cacing terkena garam, tidak sengaja bersentuhan dengan benda pusaka miliknya, dan juga dada bidangnya. Membuat gairahnya naik dan matanya serasa berkabut
Tiba-tiba, Bara malah menempelkan kembali bibir mereka. Dia mulai mencumbu* istrinya dengan rakus. Embun terkejut melihat Bara yang seperti kehausan akan ciumannya
Walaupun Embun sering berharap dengan perlakuan lembut dari suaminya itu. Tapi, dia masih belum siap jika dicium mendadak begini. Apalagi, perlakuan Bara sekarang jauh dari kata lembut
"Hem, Hem, Hem." Embun terus menggelengkan kepalanya karena menolak
Seketika, Bara melepaskan pagutan mereka. Dia menatap Embun dengan tatapannya yang dalam dan mengancamnya
"Diam! Atau aku akan menggigit mu." ancamnya dengan tatapan tajam
Embun langsung diam dan kaku. Bara mulai kembali mencumbui istrinya itu dengan nafs* nya yang sudah semakin memuncak
"Bara mulai menyusupkan tangannya ke dalam baju Embun. Dia mulai memainkan gunung kembar yang indah itu."
Sesekali, tanpa sadar Embun mengeluarkan lenguhannya. Dia merasa geli dan merasakan sensasi nikmat yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya
Tapi, bayang-bayang tentang malam itu, saat Bara memaksanya dan menidurinya dengan paksa. Bayangan kelam itu kembali bermunculan di benaknya dan berseliweran di pikirannya
"Tuan, tolong hentikan. Aku takut." pintanya dengan suara gemetar
Bara tidak menggubris permintaan istrinya. Dia yang sudah diburu oleh nafs*, sudah tidak perduli dengan penolakan istrinya itu. Bahkan menurutnya, penolakan yang dilakukan Embun malah membuat birahinya semakin besar
Setelah melakukan pemanasan, Bara terasa sudah tidak sabaran lagi. Dia mengoyak baju yang dikenakan Embun, hingga wanita itu sekarang sudah tidak memakai sehelai pun benang di tubuhnya
"Jangan, tuan! Ku mohon, jangan lakukan ini." pintanya. Dia tidak bisa melawan karena kedua tangannya dicekal ke atas oleh Bara
Bara seolah tuli, dia langsung memasukkan rudalnya ke dalam gua istrinya. Embun hanya bisa menangis saat rudal Bara menghujam intinya. Walaupun rasa perih itu lama-lama tergantikan menjadi rasa yang tidak bisa dikatakan, namun dia tetap saja tidak bisa melakukan ini semua karena masih ada bayang-bayang kelam yang ditinggal Bara padanya. Dan, bayang-bayang kelam itu masih berbekas di lubuk hatinya sampai saat ini
Setelah melakukan itu beberapa ronde, Bara sudah merasa kelelahan, barulah dia melepaskan istrinya. Dia langsung bangkit dan melemparkan selimut ke atas wajah Embun
"Sudah, diamlah! Tidak perlu berpura-pura menangis. Aku tahu kau juga menikmatinya. Bising!" ucapnya sambil masuk ke kamar mandi
"Kenapa kau melakukan itu, tuan! Aku tahu, ini memang tugasku sebagai istri mu. Tapi, aku butuh waktu agar siap untuk melayanimu sebagai suamiku." gumamnya di sela-sela isak tangisnya
Embun tertatih-tatih menuju almarinya untuk mengambil baju gantinya yang tadi sudah dirobek oleh laki-laki bejat itu. Walaupun ini adalah kali kedua untuknya, tetapi tetap saja masih terasa perih karena semenjak kejadian itu, dia belum pernah melakukan hal itu lagi
CEKLEK
Saat Bara baru keluar dari kamar mandi. Dia hanya melilitkan handuk di pinggangnya, dia tidak sengaja melihat ke arah Embun yang tubuhnya masih polos tanpa sehelai benang pun. Dia tersenyum menyeringai melihat istrinya yang masih dengan santai mengambil pakaiannya
"Sepertinya kau masih ingin merayuku, kan?" sindirnya dan juga berjalan ke arah almarinya
Embun tersentak kaget mendengar suara bariton Bara. Dia mundur selangkah demi selangkah karena melihat Bara yang melangkah ke arahnya
"Kau, mau apa?" tanya Embun dengan was-was
"Kenapa? Kau ingin kita melakukan sekali lagi?" tanya Bara skeptis
"Ti-tidak. Jangan mendekat!" Embun menyilangkan tangannya di depan dadanya
"Kau terlalu percaya diri. Aku hanya mau mengambil pakaianku saja." jawab Bara. Kemudian, dia melangkah cepat dan benar-benar mengambil bajunya
Embun hanya diam terpaku di tempatnya, dia menatap Bara dengan tatapan sulit di artikan. Dia maju dengan tubuh polosnya dan mendekati Bara yang sedang memakai celana pendeknya
"Tuan, apakah kamu masih menginginkannya?" ucap Embun sambil mengalunkan tangannya di tengkuk Bara
"Apa-apaan kau ini? Lepaskan!" pekiknya
"Tidak. Bukankah kau masih menginginkannya?" bisik Embun di telinga Bara, dia juga meniup telinga Bara dengan lembut
"Sepertinya, kau memang benar-benar seorang wanita malam, ya! Kau sangat tahu bagaimana cara menggoda pria." ucapnya
Embun segera melepaskan Bara. Dia menatap Bara dengan tatapan sendu. Dia tidak percaya, Bara masih saja mengatakan sesuatu yang menyakitkan perasaannya
"Kenapa Anda masih saja mengatakan hal ini?" tanyanya
"Yang ku tanyakan ini kan memang benar adanya. Seharusnya, kau senang, karena masih ada yang mau menikahi wanita malam seperti mu, murahan!" sinisnya
Embun hanya diam di tempatnya. Hatinya terlalu sakit untuk menerima semua yang dikatakan oleh suaminya sendiri. Tapi, dia tidak mungkin melawan suaminya
"Diam, tuan! Aku bukan wanita malam. Bukan seperti yang kau pikirkan selama ini." pekiknya
"Sudahlah. Beribu kali kau menjelaskan, penjelasan mu tidak akan bisa merubah tampilan mu sebagai wanita malam." ejek Bara
"Kau tidak mengerti apapun tentangku, tuan!" sahut Embun dengan mata yang sudah memerah karena ingin menangis
"Aku ingin kau ingat. Malam ini, aku bukan karena ingin berhubungan dengan mu layaknya suami istri. Aku hanya ingin bersenang-senang seperti aku bermain dengan wanita lain." ucapnya enteng
Embun tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia sudah tidak ingin melawan suaminya lagi. Dia langsung masuk ke dalam selimut dan menutup seluruh tubuhnya di bawah selimut
"Sepertinya, kau ingin jadi mumi, ya?" ejek Bara
Embun tidak memperdulikan perkataan suaminya itu lagi, kalau dia terlalu memperdulikan ucapan pria itu, yang ada dia bisa darah tinggi dibuatnya
******
Keesokan harinya, Embun memang terbiasa bangun lebih pagi dari suaminya. Dia juga kembali menjalankan rutinitasnya sebagai seorang istri yang baik. Dia melayani suaminya di meja makan dan juga mengambilkan makan untuk adik iparnya, Brandon
Sehabis ini, dia berencana untuk mulai mencari pekerjaan di luar. Tapi, dia sendiri masih bingung ingin mencari pekerjaan apa yang cocok dengannya yang tidak punya banyak pengalaman bekerja. Karena selama ini dia hanya berjualan kue yang dibuatnya sendiri
Seusai semuanya. Embun menemui Belle yang berada di kolam renang. Embun melihat Belle yang sedang berenang dan menikmati sejuknya air kolam
"Belle, ini aku membawakan mu segelas jus jeruk sepiring buah-buahan." serunya sambil memegang nampan
"Wah, kamu baik sekali. Terima kasih, Kak. Letakkan saja disitu." ujarnya
Embun ikut duduk di tepi kolam. Dia mencelupkan kakinya di pinggir kolam. Melihat kakak iparnya duduk di tepi kolam, Belle pun ikut naik ke tepi kolam dan memakai kimono handuk
"Belle, apakah kamu mempunyai teman yang sedang membuka lowongan pekerjaan?" tanya Embun tiba-tiba
"Siapa yang ingin bekerja?"
"Aku, apakah ada?" tanyanya penuh harap
"Kenapa kakak ingin bekerja?"
"Aku, aku hanya merasa bosan di rumah." jawabnya sekenanya
"Ada. Tapi, dia mencari seorang model. Apakah kakak mau?" tanya Belle sambil memiringkan kepalanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Wahyu tampan sempurna
ternyata embun bego bin oon sontoloyo
jujurlah
2024-10-02
0
Alexsia Pifan Alexsa
semoga sukses embun
2023-10-24
1
Ragil Wiwik Lisnani
semangat ya embun , jdi terharu thor
2023-06-06
0