"Dia adalah calon kakak iparmu!" ucap Bara
"Benarkah? Dia? Kakak tidak salah?" adiknya mengajukan pertanyaan beruntun
"Iya, tidak salah sedikitpun." jawab Bara acuh tak acuh
Kenapa dia bertanya seperti itu, apakah dia tidak menyukaiku dan akan menyingkirkan ku pelan-pelan, batin Embun
"Kakak ipar!? Maaf, aku tidak menyapamu sedari tadi, aku kira kamu siapa, aku belum mengenalimu." ucap adiknya Bara yang langsung berhamburan ke pelukan Embun
"Oh, tidak apa-apa. Perkenalan aku, Embun!"
"Embun? Namaku Belle dan ini adikku Brandon. Aku kembali ke sini karena ingin kuliah di sini dan berkenalan dengan kakak ipar." jelasnya sambil tersenyum kuda
"Benarkah? Dan, siapa namanya?" tanya Embun
"Dia Brandon, usia nya tujuh tahun. Dia memang seperti itu. Sangat cuek seperti kak Bara." bisik Belle saat mengatakan kalimat terakhirnya
"Apa yang kamu katakan? Kenapa bisik-bisik seperti itu?" tanya Brandon dengan kesal
"Tidak. Ya sudah, ayo kak!" ucap Belle
"Hem, kakak minta maaf, hari ini kakak ada meeting penting di kantor yang tidak bisa kakak lewatkan. Kalian pulang bersama saja, ya?" ucap Bara tak enak pada kedua adiknya
"Kakak ini! Selalu saja mementingkan pekerjaan. Kami baru sampai hari ini, tapi kakak sudah akan pergi bekerja!" celetuk Belle tak terima
"Maaf, nanti kita akan pergi di lain waktu." bujuk Bara
"Baiklah kak, aku akan pulang bersama dengan kakak ipar."
"Ya. Tunggu aku di rumah, aku akan pulang untuk makan malam!" ucap Bara dan mengelus pucuk kepala Belle
"Ayo! Brandon, kita pulang sekarang! Kau jangan terlalu dingin seperti itu, nanti tidak ada yang menyukainya mu." Belle mengelus-elus kepala adiknya
"Singkirkan tanganmu! Urus saja urusan mu sendiri, kak!" sahut Brandon dengan sengit
"Sudahlah, jangan bertengkar lagi. Mari, kita pulang ke rumah, kalian pasti lelah." Embun menegur dengan lembut
"Kau sangat baik, kak?"
Embun hanya tersenyum mendengar pujian Belle, dan dia juga melihat ke arah Brandon yang hanya memasang wajah datar nan dinginnya
*******
Sesampainya di rumah, sudah ada banyak pelayan yang menunggu kedatangan mereka di rumah. Namun, ada salah satu pelayan muda yang langsung maju menghampiri Embun dengan raut kesalnya saat dia tidak melihat kehadiran Bara di tengah mereka
"Dimana, tuan Bara?" tanyanya
"Kau! Apa maksudmu?" tanya Belle tak percaya dengan apa yang dilihatnya
"Aku tidak berbicara denganmu! Sebaiknya, kau diam saja!" bentak pelayan wanita itu
"Jangan seperti itu, tuan Bara sudah pergi ke kantornya." jawab Embun dengan lembut
"Aku tidak percaya, tuan Bara pasti masih menjemput adiknya. Dia menyuruhmu untuk menjemput adiknya! Tapi, kenapa kau malah membawa teman-teman mu yang tak jelas ini?"
"Bukan begitu, mereka ini..." Embun ingin menjelaskan, tapi omongannya nya langsung di potong Belle
"Siapa kau? Pelayan seperti mu berani-beraninya memarahi tuan rumahnya?" bantah Belle
"Aku? Sekarang aku memang seorang pelayan. Tapi, suatu saat nanti aku akan merebut posisinya untuk naik ke atas ranjang tuan Bara!" jawab pelayan itu dengan sinis dan menunjuk-nunjuk ke arah embun
Embun terkejut mendengar perkataan tak senonoh yang di ucapkan pelayan wanita itu. Dia geleng-geleng kepala merasa tidak percaya
"Dasar tidak tahu diri! Beraninya kau berkata seperti itu! Kau tidak menyadari status rendahan mu itu, ha?" bentak Belle. Rasanya, dia sudah tak tahan ingin segera menarik rambut wanita di depannya
"Sebaiknya, kau harus baik-baik berbicara padaku! Jika aku sudah memanjat ke atas ranjang Bara dan menjadi nyonya rumah ini, kalian tidak akan mempunyai kesempatan, walau hanya untuk menjilati kakiku!" teriak pelayan itu dengan arogan
PLAKK
Belle menampar pelayan itu hingga pelayan itu terhuyung ke belakang. Pelayan itu juga menatap Belle dengan marah, namun yang di tatap tak peduli, dia bertambah maju seakan ingin menerkam mangsa yang sudah diincarnya beribu tahun
"Kau ingin memanjat ranjang kakakku, dan menjadi nyonya rumah ini? Jangan bermimpi! Langkah dulu mayat ku, perkenalkan aku adalah Belle Wirastama!" ucap Belle pelan namun kata-katanya penuh penekanan
"Apa? Kau, kau adalah Belle Wirastama? Adik kandung tuan Bara?" tanya pelayan itu tak percaya. Sungguh, kali ini dia sudah membuat masalah yang sangat besar untuk dirinya. Dan, dia juga harus mengubur hidup-hidup harapannya untuk menjadi nyonya di rumah itu
"Kenapa? Kau sudah terkejut sekarang? Tenggorokan mu sudah kering, hingga tidak bisa mengatakan apapun?" ejek Belle
"Maafkan aku nona, Belle!" ucap pelayan itu memohon di kaki Belle
"Kenapa kau berlutut di kakiku? Dimana, keberanian mu tadi, apakah sudah di makan zombie?" sinis Belle
"Maaf, aku tidak akan berani lagi." pelayan itu berusaha memohon pengampunan seperti orang yang akan di eksekusi
"Kau dipecat! Bereskan barang-barang mu, dan pergi dari hadapanku sekarang!" teriak Belle dengan murka
"Sudahlah Belle, jangan hiraukan lagi. Ayo, kita masuk sekarang!" Embun berusaha melerai
Belle yang tangannya di tarik oleh Embun langsung mengikuti calon kakak iparnya itu seperti kerbau dicucuk hidungnya
"Kenapa kamu tidak melampiaskan emosimu juga, kak? Kau sudah di rendahkan oleh pelayan sialan itu." ucap Belle yang emosinya masih menggebu-gebu
"Sudahlah, biarkan saja. Nanti, akan ada yang membalas nya." jawab Embun dan tersenyum
"Kamu memang sangat baik, kak! Bagaimana bisa, laki-laki bejat seperti kak Bara mendapatkan wanita baik sepertimu."
"Sudah takdir." jawab Embun sekenanya
"Aku sangat emosi. Rasanya, aku masih ingin mencakar wajahnya dan membelah tubuhnya dan ku campakkan ke berbagai planet." sambung Belle seraya menggenggam tangannya. Sepertinya, emosinya tidak ada habisnya
"Haha, kau yang marah seperti ini sangat lucu. Terlihat semakin cantik." gurau Embun
"Cih, dimana pun kakak berada, tidak akan berubah. Selalu saja bar-bar. Dasar, wanita!" ejek Brandon
"Kau anak kecil! Rasanya, aku juga ingin menyumpal mulutmu degan cabai Afrika,"
"Aku mandi dulu, aku ingin mendinginkan kepala ku yang terasa panas."
"Baiklah. Jika sudah selesai, segeralah turun untuk makan siang." balas Embun
Syukurlah, ternyata mereka sangat baik. Mungkin, aku saja yang terlalu berpikir berlebihan
Setelah kedua calon adik iparnya naik ke atas, Embun juga mulai masuk ke dapur dan mulai menyiapkan beberapa macam bahan makanan untuk diolah
"Nona, sedang apa? Biar saya saja, nona!" ucap koki di rumah itu
"Tidak apa pak, biar saya saja. Saya ingin menghidangkan sesuatu sebagai sambutan untuk adik ipar saya. Anda bisa membantu saya agar cepat selesai?" ujar Embun
"Baik, Nona."
Mereka mulai memasak beberapa menu yang enak untuk di santap saat makan siang. Namun, belum selesai Embun dan memasak, adik-adiknya sudah turun karena mencium aroma yang sangat menggugah selera dari dapur
"Kakak ipar? Kamu memasak? Wah, perutku sampai berdendang karena aroma masakan mu." ujar Belle
"Biasa saja!" celetuk Brandon sambil memainkan gadget nya
"Dasar bocah! Tidak usah makan nanti, makan di luar saja nanti kamu."
"Tunggu sebentar, ya? Sebentar lagi semuanya akan siap." ucap Embun sambil mengaduk masakannya
"Aku pasti akan menunggu, kak. Aku sangat penasaran dengan rasa masakanmu."
"Siap... Anggap saja semua masakanku ini, untuk menyambut kepulangan kalian." seru Embun sambil menata piring-piring yang berisikan lauk
"Wah, ini sangat mewah, kak. Rasanya, seperti kita sedang berada di hotel bintang lima."
"Biasa saja!" ucap Brandon yang sudah mencicipi salah satu hidangan di atas meja
"Kau ini, tubuhmu kecil tetapi mulutmu sangat pedas. Keterlaluan!"
"Kalian, sedang apa?"
"Kakak? Kenapa pulang? Aku pikir kakak akan pulang malam. Mari, duduklah bersama kami." ucap Belle yang terkejut dengan kehadiran Bara
Embun hanya terpaku di tempatnya, dia tidak berani untuk menyuruh Bara duduk dan ikut makan masakannya. Karena, dia tahu kalau Bara pasti akan menolak mentah-mentah
Aku harus bagaimana, dan apa yang harus ku lakukan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Rusnawati Rusdi Rusdi
ok
2024-05-10
0
Nur Lizza
dsr pelayan belagu rskn akubtny
2023-02-14
1
Dede
dasar pembantu sialan. untung ada Belle. kl ngak kan kshan embun.
2022-10-19
0