Embun mulai membuka kamar yang ia lewati satu persatu. Karena, dia berpikir kalau adiknya telah dijual oleh ibunya menjadi wanita bayaran di club itu. Hal yang tidak dia duga pun terjadi
Saat dia membuka pintu sebuah kamar yang terlihat dari pintunya saja sudah terlihat mewah. Dia mulai menelisik ke dalam karena melihat kamar itu sangat gelap dan dengan samar-samar mendengar suara nafas pria yang terdengar sangat berat
"Rena, apakah kamu ada di dalam sana?" tanya nya yang hanya memunculkan kepalanya di depan pintu
"Apakah ada orang di dalam? Kenapa tidak ada jawaban?" ucapnya pelan
Saat Embun hendak menutup pintu kamar itu dan ingin melanjutkan pencariannya ke kamar lain, tiba-tiba ada yang menarik tangannya dengan sangat kuat
"Aww, siapa kau?" tanyanya yang terkejut
"Hem.." pria itu hanya berdehem dengan suara bariton nya yang khas
"Siapa kau? Lepaskan aku!" Embun mencoba memberontak
Namun, sekuat tenaga dia mencoba melepaskan diri, pria itu semakin menghimpitnya ke tembok dan mencoba meraih bibir Embun. Embun menghindarinya sambil menangis tersedu-sedu tapi tidak di pedulikan oleh pria itu
"Lepaskan aku! Aku tidak mengenalimu, kenapa kau berbuat seperti ini padaku?"
"Audrey... Ku mohon, jangan tinggalkan aku." ucapnya dengan sendu sambil memeluk tubuh Embun dengan erat
"Aku bukan Audrey mu, lepaskan aku." Embun menolak tubuh Bara dengan kuat sampai akhirnya terlepas, dia segera berlari. Namun, baru saja ia memegang gagang pintu, tangan kekar Bara kembali menarik lengan Embun
"Jangan tinggalkan aku, Audrey."
Setelah mengucapkan itu, Bara langsung melemparkan tubuh kecil Embun ke atas ranjang king size itu. Dia sudah kehilangan kendali akibat terlalu mabuk dan hatinya sedang sangat terluka sekarang
Sepertinya pria ini terlalu mabuk, tapi aku tidak bisa seperti ini. Tapi, tenaga ku sudah hampir habis
"Tuan, ku mohon lepaskan aku. Aku bukan wanitaku." Embun tidak henti-hentinya memohon
SREKK
Bara malah merobek pakaian yang dikenakan oleh Embun, Embun semakin ketakutan dan menangis bahkan dia berusaha melawan sekuat tenaga
Tangannya di pegangi oleh Bara, dan Bara mulai melum** bibir Embun dengan rakus. Dan terjadilah hal yang tidak pernah diinginkan Embun dan tidak pernah terlintas dalam pikirannya sekalipun
🌞🌞🌞🌞
Mentari mulai menampakkan sinarnya pada penduduk bumi, Embun yang terbiasa bangun pagi, hari itu dia malah tidak bangun lebih awal dikarenakan sekujur tubuhnya yang sangat sakit luar biasa
Bara terbangun lebih awal, dia memegangi kepalanya yang terasa berat. Dia mulai membuka matanya perlahan dan dia seperti melihat seorang wanita di sampingnya
Dia membelalakkan matanya saat melihat memang benar di sampingnya sedang terbaring seorang wanita yang tubuhnya terlihat sangat kelelahan akibat pergumulan mereka semalam
"Apa yang aku lakukan, siapa wanita ini?" ucapnya pelan
Bara melihat sekeliling, dia tahu ini adalah kamarnya yang berada di Rex Club. Dia menarik sudut bibirnya
"Ternyata salah satu dari wanita bayaran. Tapi, sepertinya seingat ku semalam wanita ini menangis minta di lepaskan. Alah, palingan hanya salah satu trik nya saja agar permainan semakin menarik."
Dia menyibakkan selimut bertujuan untuk mandi. Tapi, matanya membesar saat melihat ada noda darah di sprei, dia termenung dan tercengang sesaat setelah melihat itu
"Ternyata kau masih perawan, ternyata baru ya di tempat ini. Dasar, wanita malam!" makinya lalu langsung masuk ke kamar mandi
Embun mulai merasakan silau, dia membuka matanya perlahan dan memegangi tubuhnya yang terasa sudah hancur berkeping-keping
Adegan semalam terlintas lagi dalam pikirannya. Dia menyibakkan selimut untuk memastikan keadaanya. Namun, air matanya langsung menetes tanpa izin
"Ternyata bukan mimpi, bagaimana aku bisa melanjutkan masa depanku." ucapnya sambil terisak
Dia mendengar guyuran air shower dalam kamar mandi, dia tahu itu adalah pria semalam yang membuatnya menjadi seperti ini
"Dasar pria bajingan! Tidak punya hati! Aku menyumpahi mu tidak akan mendapatkan keturunan!" serunya
Dia turun sambil memegangi pinggangnya yang seperti patah, lalu dia mengambil bajunya yang sudah teronggok dilantai dan sudah menjadi serpihan kain perca
"Bagaimana aku memakainya lagi. Sama seperti tidak memakai pakaian."
Dia membuang itu dengan putus asa. Lalu, dia melihat ke arah sudut lain dan menemukan kemeja putih yang berukuran besar bermerek Ralph Lauren
"Aku pakai saja kemeja ini, walaupun kebesaran tapi aku tidak punya pilihan lain."
Embun mulai memakai kemeja putih polos yang berharga selangit itu. Dia mulai menyelinap keluar diam-diam seperti pencuri dan langsung berlari keluar sekencang mungkin
"Huh, akhirnya aku keluar dari neraka itu. Tapi, tubuhku terasa bertambah remuk."
Bara baru yang baru keluar dari kamar mandi langsung menarik sudut bibirnya, matanya mengelilingi tempat tersebut dan tidak menemukan siapapun disana
Dia mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan mulai menekan beberapa tombol untuk menghubungi seseorang. Tidak butuh waktu lama, panggilan itu langsung tersambung
"Bawakan setelan baju ku ke kamar Rex Club." ucapnya dan langsung mematikan sambungan telepon itu sepihak
"Bagus, benar-benar sangat bagus. Kau sangat berani gadis kecil bermain-main dengan pria besar sepertiku." ucapnya sambil menggenggam ponselnya
Setelah memakai setelan jas nya. Dia berjalan keluar dari Club itu dengan elegannya
"Ke kantor." titahnya
"Baik bos, tuan Rey sudah menunggu anda." jawab sang asisten
"Hem."
******
Setelah sampai di depan rumahnya, Embun terlihat ragu untuk masuk. Namun, suara ibunya membuat dia mau tidak mau harus masuk
"Dari mana saja, kamu?"
"Aku habis mencari Rena, Bu." ucapnya lemah
"Rena sudah pulang dari semalam, aku tahu kamu tidak ada di kamar mu. Jangan berbohong padaku!" bentak Mika dengan ketus
"Aku memang mencari Rena Bu, aku takut sesuatu terjadi padanya." jelas Embun
"Kamu takut adikmu aku jual untuk menjajakan dirinya?" tanya Mika ketus
"I...iya Bu."
"Lalu, setelah tidak menemukan Rena, kamu malah menjual dirimu sendiri disana?"
"Tidak Bu, aku tadi malam hanya..." Embun tidak meneruskan kalimatnya, dia sungguh bingung harus berkata apa
"Tanda merah di lehermu sudah menjelaskan semuanya padaku!"
Embun buru-buru menutup lehernya dengan kerah baju kemeja yang dia pakai
"Mana uangnya?" tanya Mika sambil menengadahkan tangan
"Uang apa, Bu?" tanya Embun tak mengerti
"Uang hasil kau menjual tubuhmu itu! Jika kulihat dari merek baju pria yang kau gunakan, pria yang membelimu, bukanlah orang biasa." ucap Mika
Ibu tidak mengkhawatir kan aku sama sekali, bahkan dia meminta uang hasil aku menjual tubuhku? Lucu sekali, aku di paksa, ini bukanlah keinginanku, batin Embun
Embun langsung masuk ke kamarnya. Dia berusaha menahan tangisnya sekuat tenaga. Dia mencengkram sprei nya kuat-kuat dan setetes air matanya lulus menetes
"Kak..." panggil Rena pelan
"Iya, ada apa?"
"Kenapa kakak menangis?"
"Tidak ada, kamu salah lihat." alibi Embun
"Kakak kenapa semalam tidak pulang? Aku sangat mengkhawatir kan kakak."
"Kamu kenapa bekerja di Rex Club? Disana berbahaya, kakak sudah mencari mu, kamu tidak papa kan?" tanya Embun sambil memutar-mutar tubuh adiknya
"Tidak, aku disana bekerja sebagai pencuci piring kak. Bukan yang seperti kakak pikirkan." jawab Rena sambil tersenyum
"Walaupun begitu, tetap tidak aman. Kamu harus berjanji pada kakak, kamu harus mencari pekerjaan lain."
"Aku berjanji." mereka saling menautkan jari kelingking
*****
Sesampainya di kantor, saat Bara berjalan di lobi. Tidak ada pegawai yang berani menatap Bara saat berjalan. Mereka semua menunduk dan menyapa dengan takut
"Pagi, bos." sapa mereka
Tanpa ada niat untuk menjawab, Bara berjalan dengan angkuhnya tanpa memandang pegawainya sedikitpun
"Lihatlah itu, walaupun dia sangat sombong. Tapi, aku masih ingin berjalan di sampingnya." ucap salah satu pegawai wanita sambil menutup matanya berusaha berkhayal
"Aku juga. Rasanya, saat mata elangnya menatapku. Aku malah ingin menyerahkan hatiku padanya." jawab temannya
Bara mendengar apa yang pegawainya katakan di belakangnya. Tapi dia tidak ingin menanggapi perkataan mereka semua. Baginya, itu hanyalah omong kosong belaka
"Ada apa kau datang kemari?" tanya Bara sambil berjalan ke kursi kebesarannya
"Aku hanya senggang, aku ingin melihat tampang mu sehabis mabuk berat. Tidak pernah kamu sampai tidak sadarkan diri seperti itu."
"Ya. Karena aku tidak sadarkan diri, aku sampai meniduri seorang wanita." jawabnya santai
"Apa? Bukankah kamu tidak pernah menyentuh wanita? Bahkan, kamu dirumorkan gay? Kenapa kamu malah bisa meniduri seorang wanita?" tanya Rey beruntun
"Kau ingin mati? Atau ke Afrika?" sarkas Bara
"Ayolah, aku hanya terkejut dengan ucapan mu itu." alih Rey
"Aku tidak sadarkan diri. Mungkin hanya termasuk wanita malam yang bekerja untuk Daniel."
"Benarkah? Bahkan, kamu belum pernah menyentuh Audrey, kan?" tanya Rey dengan serius
"Ya, aku kehilangan kendali semalam. Jadi, maklum saja."
"Oh begitu, bagaimana? Itu termasuk malam pertama mu kan." ejek Rey
"Ya, malam pertamaku dan juga malam pertamanya." ucap Bara sambil tersenyum
"Apa maksudmu?" tanya Rey menautkan alisnya
"Dia masih perawan!" jawab Bara
"Bagaiman bisa? Jangan-jangan dia wanita baik-baik yang tidak sengaja lewat?" terka Rey
"Tidak mungkin, manaada wanita baik-baik yang kebetulan lewat di tempat seperti itu. Semua orang tahu Rex Club itu tempat seperti apa." sanggah Bara
"Benar juga. Aku jadi bingung." sambungnya
"Jangan beritahu apapun pada Daniel. Aku tidak mau dia menceramahi ku lagi. Pusing aku mendengar ucapannya." seru Bara lalu meneguk kopi nya
"Baiklah, aku akan menyimpan rahasia mu dengan rapat." ucap Rey dengan gerakan mengunci mulutnya
"Tapi, aku akan menikahi gadis itu." ucap Bara tiba-tiba
"Apa? Kenapa kau suka sekali membuatku terkejut?"
"Ekspresi mu saja yang terlalu berlebihan." Jawab Bara sambil melipat kakinya
"Untuk apa kau menikahi wanita malam? Kau sehat, Bara?" selidik Rey
"Hanya untuk bermain saja, dia pasti sengaja memanjat ke ranjang ku."
"Karena dia sudah berani bermain-main dengan Bara wirastama. Maka, aku akan menemaninya bermain." ucapnya dengan tersenyum sinis
"Kau harus memikirkan baik-baik apa yang sedang kau katakan, jangan sampai menyesal di kemudian hari." Rey mencoba menasehati
"Dia sudah berani seperti itu. Tentu saja, aku harus mengapresiasi keberaniannya."
Memang pantas menjadi raja bisnis, aura yang dikeluarkan sangat menyeramkan. Tamatlah riwayat gadis itu, semoga hidup mu baik-baik saja, batin Rey
Jangankan orang lain, Rey saja, yang sedari kecil sudah mengenal Bara masih takut jika melihat wajah Bara saat ini, wajahnya sangat menyeramkan seperti malaikat maut yang ingin mencabut nyawa orang yang membandel
"Bagaimana caramu menemukan wanita itu?" tanya Rey
Bara terdiam sejenak, Kemudian berkata. "Tenang saja, itu semua sangat gampang untukku." ucapnya sombong
"Baiklah, aku tahu, Bara orang terhebat di dunia bisnis ini." ucapnya sedikit mengejek
Jika aku menemukanmu lebih dulu, aku pasti akan membantumu bersembunyi wahai gadis kecil. Kasihan sekali kamu membuat masalah dengan 'Lamprey' ini, Rey membatin
"Sudahlah, untuk apa kita memikirkan wanita itu. Lebih baik, kau menemaniku sarapan sekarang. Aku belum makan apapun." ajak Bara dan langsung keluar dari kantornya diikuti oleh Rey
Mereka menuju ke Restaurant terbaik di kota itu. Mereka naik mobil Ferrari berwarna metalik milik Rey
"Sepertinya baru." ejek Bara
"Masih belum sebagus milik mu." jawab Rey dan terkekeh pelan
"Perlu aku hubungi Daniel, untuk bergabung?" tanya Rey lagi
"Tidak perlu, aku tahu dia sangat sibuk." jawab Bara dengan lugas
Mereka mulai mengendarai mobil itu dengan perlahan sambil mengobrol dan sesekali terkekeh pelan. Hingga, tidak sengaja mata Bara menangkap sesosok wanita yang sedang mendorong sepedanya yang di bagian belakangnya terdapat sebuah keranjang berukuran sedang yang tertutup dengan kain
"Berhenti!" ucapnya tiba-tiba
"Ada apa? Untung jalanan sepi." tanya Rey yang tak habis pikir dengan laki-laki di sampingnya
"Itu dia! Aku menemukanmu wanita malam!" ucap Bara sambil tersenyum aneh
Rey mengikuti arah pandangan mata Bara, dan pandangan nya tertuju pada seorang gadis mungil yang tingginya semampai. Wajah nya bulat, hidung nya tidak terlalu mancung tapi kulitnya putih bagaikan salju. Itulah yang hanya bisa dilihat oleh Rey
"Siapa gadis itu?" tanya Rey yang belum mengerti situasi
"Dia gadis tadi malam. Ternyata hanya gadis miskin." sindir Bara
"Kau yakin itu dia?" tanya Rey berusaha meyakinkan
"Aku yakin, memang dialah yang sudah merangkak ke atas ranjang ku untuk mencari kekayaan."
"Tapi, aku merasa tidak yakin. Kelihatannya, dia gadis baik-baik. Lihatlah, dia berjualan kue, itu menandakan dia mau bekerja keras." Rey memberikan pendapat
"Dia berjualan kue pasti hanya untuk menutupi dirinya yang bekerja sebagai wanita malam. Dia menutupinya dengan sangat baik!"
"Mungkin kau salah lihat, mungkin bukan dia."
"Aku sudah melihat wajahnya dengan jelas pagi tadi, dia juga melarikan diri mengenakan kemeja ku. Dia tahu baju milikku harganya tak ternilai. Jadi, dia akan menyimpannya satu."
"Kenapa kau sudah tidak irit berbicara?"
"Diam!" Pandangan mata Bara masih memandang wajah gadis yang sedang tersenyum melayani pembeli kuenya
Bara diam-diam mengambil beberapa foto Embun dan mengirimkannya ke bawahannya. Lalu, dia menelpon bawahannya
"Cari tahu alamat gadis itu. Antarkan padaku hari ini." tegasnya
"Baik tuan, saya akan segera melaksanakan nya."
"Ayo, jalan! Aku sudah lapar."
Tanpa mengatakan apapun, Rey langsung mengemudikan mobilnya dari sana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Nur Lizza
dasar sombong kamu bara entr kamu bucin baru tau sm embun gadis miskin ini
2023-02-14
3
Dede
dasar bara ngak punya hati. nanti km menyesal. aku sumpahin km bucin berat sm embun.
2022-10-19
0
Rierudi Laras
Wah jadi org sombong amat lu Bara last2 buncin akut kau baru tau
2022-09-06
0