Managernya langsung memasukkan flashdisk lain ke dalam komputer milik Daniel. Dan terlihat lama sekali hingga harus menunggu beberapa menit. Tapi, yang tampak hanyalah beberapa orang yang berlalu lalang
"Kenapa bisa lama sekali? Apa yang terjadi?" tanya Daniel yang sudah tak sabaran
"Nona itu baru keluar keesokan paginya, tuan!" jawab sang manager tertunduk
"Kau menyuruhku menunggu? Kenapa kau tidak mempercepat rekamannya?" bentak Daniel
"Maaf tuan, saya gugup." ujar manager itu yang memang terlihat gemetaran
"****! Keluar!" umpat Daniel
Manager itu segera keluar. Dia takut akan ada kata pemecatan yang keluar dari mulut bosnya jika dia tidak segera keluar dari sana
Daniel mempercepat sendiri rekamannya. Dia memperhatikan gerak-gerik Embun yang lari menggunakan kemeja seorang pria yang jelas dikenali oleh Daniel. Penampilannya sangat porak poranda. Rambutnya berantakan dan Embun juga tampak berjalan tertatih-tatih
"Kau yang memperkos* nya. Namun, kau malah menuduhnya sebagai wanita malam?" Daniel sangat geram dengan hal yang baru ia ketahui itu
Daniel kembali menelpon Belle untuk memberitahukan semuanya. Tanpa waktu yang lama, Belle langsung mengangkat panggilan dari Daniel. Karena dia sendiri pun sudah menunggu dengan tidak sabaran sedari tadi
"Bagaimana, Kak? Apa hasilnya?" tanya Belle dengan tidak sabaran
"Tidak ada. Dia tidak bekerja disini, Belle. Dan, sepertinya dia mencari-cari seseorang pada malam itu. Sepanjang dia melihat-lihat dari satu kamar ke kamar yang lain, mulutnya terus memanggil nama Rena!" ucap Daniel
"Rena itu adalah adiknya, Kak."
"Berarti, kemungkinan besar, sebenernya dia kemari hanya ingin mencari adiknya. Tapi, malah dicelakai oleh Bara." pendapat Daniel
Belle juga mempunyai pemikiran yang sama. Jadi seketika dia langsung setuju dengan pendapat yang dilontarkan Daniel
"Kamu benar, Kak."
"Kenapa Embun mau menikah dengan Bara? Apakah dia tidak tahu perihal Bara yang mempunyai kekasih?"
"Dia diancam oleh kak Bara, Kak. Jika Embun tidak mau menikah dengannya, dia akan membuat keluarganya menderita." jawab Belle
"Ini menjadi semakin aneh. Dia yang memaksa menikah, tapi kenapa malah dia yang menyakiti istrinya."
"Kak, apakah kamu tahu, saat akan pergi, Audrey, menggunakan pesawat dari bandara mana?"
"Aku tidak tahu. Kenapa?" tanya Daniel
"Aku sangat kasihan dengan Kak Embun. Walaupun Bara adalah kakakku. Tapi, jika dia berbuat seperti ini kepada wanita lain, sama saja dia seperti dia menyakitiku."
"Jadi, kita harus melakukan apa? Aku juga tidak bisa membiarkan Bara berbuat sesukanya seperti ini. Hal yang dia lakukan sekarang, akan menjerumuskannya ke lubang hitam suatu saat nanti."
"Benar sekali. Tapi, tidakkah kakak memikirkan hal yang sama denganku juga?"
"Hal apa? Rambut kita memang sama-sama hitam. Tapi, belum tentu kita memikirkan hal yang sama." jawab Daniel
"Ku rasa, seorang aktris pemula seperti Audrey itu pasti akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjadi seterkenal ini, kan? Tapi, kenapa dia hanya menghabiskan waktu dua bulan dan sudah bisa menjadi aktris top seperti ini?" pikir Belle
"Apa yang coba kamu ucapkan? Aku sedang tidak mood untuk bermain teka-teki." tanya daniel
"Aku yakin dia pasti terkenal dengan mengandalkan wajah dan tubuhnya. Bukan kemampuannya!" jujur Belle terus-terang
Wajah Daniel langsung memerah mendengar penuturan dari Belle. Dia sungguh tidak menyangka kalau Belle bisa mempunyai pemikiran sejauh itu
"Hey, anak kecil! Jangan memikirkan hal seperti itu!" sungut Daniel
"Kenapa? Kamu marah karena aku mengatainya?" tanya Belle cepat
"Tidak. Bagaimana bisa aku menyukai wanita seperti itu. Kamu masih kecil, jangan berpikiran yang terlalu aneh begitu." ujar Daniel yang wajahnya masih memerah
"Jadi, kamu menyukai wanita yang seperti apa? Yang seperti aku?" goda Belle
"Jangan menggodaku lagi! Jadi, apa rencana mu?" wajah Daniel menjadi semakin memerah. Entah kenapa
"Aku punya rencana, Kak."
"Rencana apa yang kamu punya? Coba beritahu padaku. Aku akan membantumu kalau aku bisa."
"Kau harus bantu aku. Bisa atau tidak, aku tidak peduli. Aku memaksamu untuk membantuku." ucap Belle dengan ketus
Belle mulai memberitahukan rencana yang sudah dirancang di kepalanya. Daniel juga setuju dengan ide Belle karena sehabis rencana Belle dijalankan, dia juga akan menjalankan rencananya juga
"Baiklah. Tapi, selama ini, bersikaplah sewajarnya. Kamu juga harus menasehati Embun untuk bisa mengambil hati Bara. Jauhkan dia dari wanita seperti Audrey itu." saran Daniel
"Setelah aku berhasil menjauhkan kak Bara dari nenek tua itu, kamu akan memungutnya untukmu?" ejek Belle
Daniel langsung mematikan sambungan telepon nya secara sepihak. Dia tidak ingin lagi mendengar ocehan burung beo yang hanya mengatakan hal yang tidak jelas saja
******
Malam harinya, Bara pulang tengah malam. Walaupun sudah sangat mengantuk, Embun tetap setia menanti suaminya pulang. Dia duduk di ranjang kamarnya yang sudah ia ganti sprei nya dengan yang baru
Dia ingat akan ucapan Belle padanya tempo hari untuk menakhlukan Bara. Itu semua dibenarkan oleh Embun. Mungkin, dia memang mulai menyukai Bara. Jadi, jika dia tidak ingin kehilangan suaminya, maka dia harus menjaganya dan memeluknya dengan erat
Setelah Bara membuka pintu, terlihat jelas Embun yang sedang duduk di atas ranjang milik Bara. Tanpa berkata apa-apa, Bara langsung memutuskan untuk mandi karena badannya terasa lengket
"Kenapa dia tidak marah saat melihat aku duduk di atas ranjangnya." Embun mulai bertanya-tanya
Tapi, dia memutuskan untuk menunggu Bara menyelesaikan ritual mandinya terlebih dahulu. Karena tanggung jika dia sudah menunggu Bara pulang, tapi malah tidak mau menunggu sebentar lagi. Dia ingin memastikan sikap Bara terhadapnya
CEKLEK
Embun mendengar pintu kamar mandi yang terbuka, tadinya dia sudah terngantuk sambil duduk. Tapi saat mendengar suara pintu terbuka yang dinantikannya. Matanya langsung terbuka lebar
Bara keluar hanya dengan handuk berukuran sedang yang melilit di pinggangnya. Dia mengibas-ngibaskan rambutnya, entah kenapa hal itu membuat wajah Embun menjadi merona
"Sial! Dia terlalu tampan untuk ku angguri." dia mengutuk dirinya sendiri
"Kenapa kau masih belum turun? Aku pikir tadi aku salah lihat. Ternyata memang benar, kau berani duduk disitu. Seperti, monyet yang bertengger di pohon!" celetuk Bara
"Monyet? Anda menyamakan ku dengan monyet?" tanya Embun tak terima. Dia berjalan ke arah Bara dengan berkacak pinggang
"Kenapa? Kau tidak terima aku menyamakanmu dengan monyet? Kalau begitu, turun dari tempat tidurku sekarang juga!" titah Bara
"Kalau aku tidak mau, bagaimana?" Embun malah menantang suaminya yang terkenal dengan tempramen nya yang buruk
"Kalau begitu, aku bisa menyamakan mu dengan hewan lain yang berada di kebun binatang." ucapnya
"Aku tidak peduli. Mulai malam ini, aku ingin tidur di ranjang ini." seru Embun sambil menunjuk tempat tidur dengan suara yang lantang
"Kenapa? Apa kau pikun? Kau lupa, aku pernah mengatakannya padamu, aku tidak mau seranjang dengan wanita malam. Aku takut terjangkit HIV." ucap Bara bergidik ngeri
"Kenapa kau bisa mengatakan kata-kata yang begitu kasar kepada istrimu dengan begitu kasar?" pekik Embun
"Kau memang istriku. Tapi, itu semua tidak lebih hanya status saja. Tidak lebih, tetapi bisa saja kurang. Karena, mungkin kau akan kehilangan status yang kau emban itu tidak lama lagi." sinis Bara
"Kenapa? Karena Audrey mu sudah kembali?" tanya Embun dengan kesal
Bara tampak terkejut mendengar penuturan itu. Bara heran kenapa wanita kudet ini bisa mengetahui kabar terbaru tentang pulangnya Audrey
"Hahaha! Ternyata kau sudah tahu, ya? Itu lebih bagus untukmu. Jadi, cepat-cepatlah untuk bersiap-siap dengan status janda yang akan segera kau sandang!" ucap Bara ditelinga Embun
"Ku rasa, sikapmu yang seperti ini terlihat menggoda di mataku. Dengarkan aku, ya! Menurutku, aku sudah mulai jatuh cinta padamu. Dan aku, tidak akan membiarkan wanita manapun, bisa menggantikan posisiku!" jelas Embun yang juga berbisik di telinga Bara dengan seksi
"Cih, ternyata kau tidak tahan juga dengan pesonaku, ya? Tapi, kau harus segera introspeksi diri. Kau harus sadar, kau berbeda jauh dengan Audrey ku." sindir Bara
"Ya. Aku memang tidak tahan dengan pesona seorang Bara Wirastama. Dan kau? Harus selalu berhati-hati jika bermain di luar. Orang yang sudah jatuh cinta, akan membunuh musuhnya secara terang-terangan!" ucapnya kembali berbisik, dia menunjuk-nunjuk dada Bara sambil memutari tubuh suaminya yang masih terlilit handuk
"Kau sudah gila, ya? Dimana kepolosan mu selama ini? Apa kau dulu sedang berpura-pura? Ternyata kau adalah seorang psikopat." Bara mulai merinding melihat tingkah Embun
"Hahahaha! Aku psikopat? Mungkin saja!" Embun mengakui hal yang dituduhkan Bara padanya. Tawanya menggema seisi ruangan
"Dengar ya! Walaupun kau psikopat atau apapun itu. Aku tidak takut, karena orang yang kucintai hanyalah Audrey seorang. Kaulah yang menjadi orang ketiga diantara kami. Jadi, kau lah yang seharusnya sadar diri." ucap Embun menunjuk ke dahi Embun
Embun memindahkan jari yang digunakan Bara untuk menunjuk dahinya, dia memimpin jari Bara ke arah bibirnya
"Oh. Aku tahu, kau pasti lupa. Aku akan mengingatkan mu lagi. Aku menjadi orang ketiga diantara kalian, itu semua karena mu! Kau yang memasukkan aku ke dalam hubungan kalian, bukankah begitu, tuan Bara?" ucapnya sambil menunjuk wajah Bara
"Sial! Sebenarnya, apa yang kau inginkan?"
Embun memainkan jari-jarinya di Putin* dada Bara. dia mengelus-elus Puti** itu dengan lembut. Dia tersenyum dan menatap Bara dengan tatapan menggodanya
"Aku hanya ingin menyatakan cinta pada suamiku. Kenapa, tidak boleh?" bisik Embun dengan suara parau yang seksi
"Dasar penggoda kecil!" bisik Bara
Bara yang sudah merasakan seperti tersengat listrik aliran tinggi dari tubuhnya mulai meradang. Wajahnya sudah memerah bak udang rebus. Dia menghimpit Embun ke tembok dan mulai mencumbui istrinya dengan ganas
Jangan lupa tinggalkan jejak❤️ Like, komentar, dan berikan gift. Berikan vote juga
Terima kasih🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Ragil Wiwik Lisnani
top buat embun
2023-06-06
1
Nur Lizza
mantap embun jgn mau klh sm ulet keket
2023-02-14
0
Agus dwi Hariyanto
semakin dalam ceritanya.....aq suka 👍🥰
2023-01-24
0