Melihat hal itu, mata Embun langsung berkaca-kaca. Sontak, mendengar ada suara orang yang membuka pintu, Bara dan wanita itu langsung melihat ke arah pintu dengan tatapan terkejut
Tapi, sedetik kemudian, wanita yang masih berada di pangkuan Bara berubah jadi tersenyum sinis. Karena, dia tahu siapa wanita yang sedang berdiri di ambang pintu itu
"Bara, siapa dia? Sangat tidak sopan membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu." ucap wanita itu lembut dengan tangan yang masih mengalung leher Bara
Melihat hal menyakitkan itu, Embun langsung berjalan cepat menuju ke mereka berdua. Dia menarik tangan Bara dengan kuat
"Lepaskan!" teriaknya
"Ah, sakit! Kenapa kamu sangat kasar? Wanita dari hutan mana ini?" ucap wanita itu berpura-pura lemah
"Embun! Kenapa kamu kasar seperti itu? Tenaga mu besar sekali, kamu dulu bekerja sebagai kuli, ya?" bentak Bara
"Ya. Lalu, kenapa? Lepaskan wanita ini!" pekik Embun
"Kenapa dia harus melepaskan aku? Aku adalah kekasihnya. Kamu, siapa?" ucap Audrey yang masih berpura-pura
"Aku, aku adalah istrinya!" teriak Embun yang sudah tidak tahan lagi
"Bara, kamu sudah menikah?" ucap Audrey sambil menutup mulutnya
"Tidak. Bukan seperti itu, aku bisa menjelaskannya padamu, Sayang!" Bara gelagapan, karena dia juga tidak percaya dengan pengakuan Embun yang seberani itu
"Kamu jahat, Bara! Kamu berjanji akan menungguku. Tapi, kenapa kamu malah menikah dengannya?" air mata Audrey sudah mengenang di pelupuk matanya
"Bukan seperti yang kamu pikirkan, Audrey. Aku sangat mencintaimu. Jangan salah paham denganku." Bara memeluk Audrey yang sudah menangis sesenggukan
Embun tidak percaya dengan apa yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Air matanya juga mengalir begitu saja seiring dengan sakit hatinya yang memuncak
"Bara, kenapa kamu memeluk wanita lain di depan istrimu sendiri?" bentak Embun dan berusaha melepaskan pelukan antara Bara dan Audrey
"Apa-apaan kau ini? Pergi dari sini! Lagi pula, untuk apa kau datang, menganggu saja!" ucap Bara tanpa perasaan
"Aku ingin mengantarkan makan siang untukmu. Kenapa kamu malah bersikap seperti ini? Aku kurang apa?" pekik Embun, air matanya juga sudah mengalir
"Tentu sangat banyak kekuranganmu. Kau tidak lebih unggul darinya dalam segi apapun!" ucap Bara tanpa melihat wajah istrinya
"Tapi aku tetaplah istrimu. Aku ini istrimu! Kau, yang memintaku untuk menikah denganmu. Jangan seperti ini." pinta Embun
"Sudahlah, Bara. Lebih baik aku pergi saja. Aku tidak ingin di cap sebagai perebut suami orang. Aku juga yang salah karena sudah pergi meninggalkan kamu." ucap Audrey melepaskan genggaman tangan Bara
"Bagus, kamu akhirnya paham. Kamu hanya orang ketiga diantara kami. Lebih baik kamu pergi saja dari sini sekarang!" ucap Embun penuh penekanan
"Cukup! Kau yang seharusnya sadar diri. Pergi dari sini!" teriak Bara
"Tapi, aku sudah membuatkan makan siang untukmu. Biarkan dia pergi, ayo kita makan bersama!" pinta Embun memelas
PRAKK
Bara menepis makanan yang dibawa oleh Embun dengan kuat hingga makanan-makanan itu berserakan di lantai yang dingin
Embun terkejut melihat sikap Bara. Audrey, malah tersenyum sinis melihat itu. Dia merasa senang dengan sikap Bara dalam membelanya
"Apa yang kau lakukan? Dan, kau! Kenapa kau masih berada disini? Bukankah kau mantannya? Kenapa kau masih berada di sisinya dengan tidak tahu malunya?" Embun berteriak meluapkan emosinya
"Diam! Kau yang harusnya pergi dari sini."
"Tidak. Aku tidak akan pergi, aku ini istrimu. Harusnya dialah yang pergi!" kekeh Embun
"Satpam!" teriak Bara
Para satpam mulai masuk, mereka melihat ada makanan yang berserakan di lantai. Tapi, mereka tidak berani terlalu menatap apa yang sedang terjadi
"Siap, Pak!" ucap mereka para satpam
"Usir wanita ini keluar! Seret dia sekarang." titah Bara mengarah ke Embun
Dengan sigap, para satpam itu langsung menarik paksa Embun keluar. Meski Embun meronta-ronta, tapi tenaganya tetaplah tidak akan menang dari dua orang laki-laki yang dibekali dengan tenaga yang kuat
Setelah Embun diseret keluar, Audrey masih saja berada dalam pelukan Bara seperti orang yang ketakutan. Bara mengelus kepala Audrey dengan lembut dan berusaha menenangkannya
"Deva!" teriaknya sekali lagi menggema di seluruh ruangan
"Ya, pak!?" Deva juga sudah berdiri di ambang pintu. Namun, dia langsung berdecih tak suka saat melihat Bara memeluk Audrey
"Panggilan OB untuk membersihkan ruangan ku. Dan satu lagi, beritahukan pada resepsionis, jangan pernah membiarkan wanita itu masuk dengan alasan apapun. Jika mereka masih melanggar, aku langsung yang akan memecat mereka!" ucapnya
Deva langsung berbalik badan dan pergi. Dia menggenggam tangannya erat. Dan wajah nya terpasang ekspresi membenci
"Dasar wanita ular! Sudah pergi, tapi kembali dengan tidak tahu malunya!" ucap Deva sambil berjalan
"Sudah, Sayang. Jangan takut lagi, maafkan aku karena bersikap seperti itu di depanmu." bujuk Bara
"Tapi, aku salah. Aku sudah menjadi kekasih dari suami orang." ucap Audrey dengan air mata yang masih mengalir deras
"Tidak. Ini bukan salahmu. Ini semua adalah kesalahan ku. Karena dia hadir dari kesalahan ku, maka aku akan mengakhiri semuanya."
"Maksudmu? Kau akan meninggalkan aku?" tanya Audrey
"Bukan. Jika kamu mau segera menikah denganku. Aku akan segera menceraikannya. Kita akan memulai hari-hari baik kita mulai sekarang." ucap Bara sambil menghapus sisa air mata Audrey
"Maaf, tapi aku belum bisa untuk menikah denganmu saat ini." jawab Audrey dengan suara lemah
"Tidak apa-apa, aku akan tetap selalu menunggumu."
Bara kembali mendekap wanita itu. Dia membenamkan wajah Audrey ke dada bidangnya. Audrey tersenyum sinis dalam pelukan pria itu
Kau tidak akan bisa melawanku, Aku ini wanita hebat. Sedangkan kau, hanya batu kerikil yang berserakan di jalan, batin Audrey, wajahnya penuh senyum kemenangan
***********
Di tempat lain, Belle sudah bertemu dengan Daniel. Mereka bertemu di bandara Charles de Gaulle. Alasan mereka bertemu, hanyalah mereka yang tahu
"Kak, bagaimana cara kita mendapatkan Vidio itu? Pasti petugas di ruang cctv tidak akan memberikannya." ucap Belle gusar
"Kamu meremehkan aku? Tenang saja, kita pasti akan segera mendapatkannya dengan mudah tanpa menguras tenaga." jawab Daniel percaya diri
"Bagaimana caranya? Kau jangan mengada-ada, ya?"
"Apanya yang mengada-ada. Sudah, ikut saja denganku. Jangan banyak bicara. Dasar wanita cerewet merepotkan!" dengus Daniel
Mereka menuju ruangan cctv yang berada di ujung koridor. Sampai di depan ruangan itu, Daniel langsung mengandeng tangan Belle untuk masuk bersama. Belle malah menarik baju bagian belakang milik Daniel
"Kak Daniel, tunggu dulu!" pekiknya
"Ada apa? Ayo, masuklah sekarang."
"Kenapa kamu langsung masuk? Kalau petugasnya marah, yang ada kita malah gak bisa nemuin bukti apapun, Kak." jelas Belle
"Kamu tenang saja. Ayo masuk sekarang." Daniel langsung menyeret wanita itu
"Tapi, kak. Tapi..." Belle terus saja menolak karena takut
"Ada apa, tuan?" tanya petugas pengawas cctv dengan ramah
"Aku ingin melihat rekaman yang sudah aku katakan saat itu." ucap Daniel
"Tenang saja. Saya sudah menyimpannya." jawab petugas itu dengan tersenyum
"Aku tidak menduga, ternyata hal ini bisa aku gunakan juga." ucapnya
Kenapa mereka terlihat sangat akrab? Dan, rekaman cctv yang kami butuhkan juga di dapatkan dengan mudah, batin Embun terheran-heran
"Jadi, kamu sudah lebih dulu menyiapkan rekaman ini?" tanya Belle gusar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Mam Jes
embun tolol skli bikin emosi aja cewek GK ada otaknya x yh
2023-04-27
1
Nur Lizza
dsr ulet keket smg kbusukn mu kbongkar
2023-02-14
0
Dede
km bodoh sx embun. tlg thor biar kan embun pergi yg jauh dr bara. dan kita lhat apa yg trjadi sm bara setelah embun pergi. sx lg tlg thor kshan embun, ter zolimin sm suami sendiri. kshan km bara km blm tau kedok nya audrey. mampus km
2022-10-20
0