Pagi hari, Embun terbangun dari tidurnya. Dia berjalan untuk melihat jam yang terletak di atas nakas di samping ranjang. Dia menghela nafas karena melihat Bara masih terlelap dalam tidurnya dan hari pun masih gelap
"Akhirnya hari ini aku tidak terlambat bangun seperti kemarin, tidak akan kena semprot omelan olehnya." gumam Embun
Embun langsung keluar kamar dan menuju kamar yang ia tempati dulu. Dia memang belum memindahkan barang-barang yang ia bawa sewaktu pindah kesini. Jadi, setiap ingin mandi, dia harus ke kamar itu lagi untuk mengambil bajunya atau langsung mandi disitu
Setelah selesai dengan ritual mandinya, embun turun ke bawah dan menuju ke dapur. Dia berniat untuk membuatkan sarapan untuk suaminya dan adik iparnya. Tapi, saat dia hendak menuju ke dapur, dia tidak sengaja melihat jam yang terletak di ruang TV
Jam itu masih menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Dia terkejut dan berulang kali mengucek matanya untuk kembali memastikan penglihatannya benar atau tidak
Dia berulang kali mengucek matanya, namun pandangannya tidak berubah. Dia buru-buru turun untuk melihat jam yang berada di dapur, untuk memastikan jam yang mana yang sebenarnya salah
Saat di dapur, jam disana juga menunjukkan pukul 03.00 dini hari, sama dengan jam yang berada di ruang tv. Berarti jam yang salah adalah jam yang berada di kamar Bara. Dia meremas jari-jarinya karena menahan rasa kesal yang sudah membuncah di kepalanya
Dia langsung kembali ke kamarnya, tapi tidak berani menghentak-hentakkan kakinya karena takut semua orang di rumah itu akan terbangun
Embun melihat Bara yang masih terlihat nyaman di dalam mimpinya, bahkan pria itu sesekali mendengkur halus
"Kau mengerjaiku, tuan? Karena kesal pada kejadian semalam?" gumam Embun sembari menggemeretakkan giginya
Pinkan berjalan ke sofa dan berniat kembali tidur. Tapi dia teringat sesuatu, dan berjalan kembali ke dekat nakas dan mengambil jam dan membawanya ke sofa
Dia mengatur sesuatu di jam itu, kemudian mengatur suaranya agar hanya berbunyi pelan saja. Dan memasukkannya ke dalam selimutnya dan tidur dengan tenang
KRING KRING KRING
Bunyi jam yang bergetar di dalam selimut itu, membangunkan Embun dari tidurnya yang tidak bermimpi apapun. Embun bangun dan menggeliat sebentar
Walaupun matanya masih tidak bisa terbuka dengan benar karena rasa kantuk yang melandanya itu. Dia tetap berusaha menyadarkan dirinya dan berupaya membuka matanya dan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya
"Kira-kira, sudah ada orang belum ya di dapur." tanyanya berbicara sendiri
Embun turun, lalu menuju dapur. Setelah sampai di dekat dapur, sudah terlihat banyak orang yang sedang sibuk untuk menyiapkan sarapan untuk penghuni seisi rumah. Mereka yang melihat kedatangan Embun pun bertanya-tanya dalam benaknya dan langsung membungkukkan badan
"Selamat pagi, Nyonya. Apakah ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang kepala koki disitu
"Tidak ada. Tapi, biarkan aku yang memasak untuk sarapan hari ini."
Ucapan Embun membuat mereka semua terkejut dan takut. Bagaimana bisa seorang istri dari tuan muda pemilik rumah meminta untuk memasak. Dan, apa yang harus mereka kerjakan sebagai koki di rumah itu jika pekerjaan mereka sudah diambil alih
"Biarkan kami saja yang memasak, Nyonya" seru kepala koki
Kenapa mereka tidak mengizinkan. Ah mungkin mereka takut masakanku tidak sesuai dengan selera tuan muda mereka
"Kalau begitu, izinkan aku melihat cara kalian memasak saja, bolehkan?" ucap Embun kemudian
"Tapi Nyonya..." mereka masih merasa sangat keberatan karena takut melawan peraturan dan norma yang harus mereka patuhi di rumah itu
"Sudah, jangan hiraukan aku. Aku hanya ingin melihat saja. Kalian teruskanlah memasaknya."
Apakah dia sedang mencoba mengawasi kami. Jika pekerjaan kami ada kesalahan sedikit saja maka dia akan memecatnya, batin salah satu dari mereka
Embun sangat senang melihat cara para koki itu memasak. Menurutnya, itu sangat mengagumkan. Pantas saja mereka tidak mengizinkannya untuk memasak, pasti karena dia tidak bisa menyamakan rasa masakan mereka
Akhirnya, semua masakan sudah siap pada waktunya. Dan ada seorang wanita paruh baya yang mendekat ke arah Embun dan berkata sesuatu kepadanya
"Nyonya, sekarang sudah waktunya tuan bangun. Anda sudah bisa membangunkannya." ucap wanita itu penuh hormat
"Baik. Aku akan segera membangunkannya." ucap Embun dan langsung naik ke lantai atas untuk membangunkan suaminya itu
"Tuan, ayo bangun. Sudah waktunya Anda bangun sekarang." ucap Embun yang masih berdiri namun tidak ada sahutan sama sekali
Kemudian Embun mencoba mendekatkan kepalanya agar suaranya lebih terdengar. Ada tiga kali dia mengulang untuk membangunkan suaminya. Tapi, jangankan menyahut, bergerak saja tidak
Lalu, Embun menepuk-nepuk pipi Bara agar laki-laki itu segera bangun dari tidur nyenyak nya
"Tuan, segeralah bangun. Aku sangat lelah membangunkan kerbau sepertimu." Embun sudah merasa jengah
Tiba-tiba, Bara menarik tangan Embun hingga wanita itu terjatuh dalam pelukannya. Lalu, entah sadar atau tidak, Bara mencium bibir Embun dengan lembut. Dia menjepit Embun menggunakan kedua kakinya
Embun yang sudah kehabisan nafas pun memukul dada bidang itu, akhirnya Bara pun membuka matanya
"Apa yang kau lakukan?" teriak Bara dan menendang Embun hingga gadis itu terjatuh
"Aw, sakit sekali, tuan! Harusnya aku yang marah padamu." pekik Embun
"Kau menciumku? Mengambil kesempatan saat aku tidur?" teriak Bara lagi sambil meraba bibirnya
"Tidak. Andalah yang menarik dan mencium saya, tuan!" jawab Embun cepat-cepat agar tidak terjadi kesalahpahaman
"Tidak mungkin. Bahkan jika sedang tertidur pun, aku masih waras. Tidak mungkin mau mencium wanita sepetimu!" hardik pria itu tanpa perusahaan
"Tapi, nyatanya, memang andalah yang mencium saya. Terserah anda mau berpikir seperti apa." ucapnya lalu keluar dari kamar dengan hati yang sakit
*****
Setelah selesai membersihkan diri. Bara turun dengan mengenakan pakaian santai. Dia mengedarkan pandangannya mencari wanita yang baru menjadi isterinya itu
"Dimana, Embun?" tanya Bara pada adiknya
"Kakak ipar sedang di taman, kak. Katanya, dia sudah sarapan." jawab Belle
"Oh, ya sudah. Lanjutkan makan mu." Titah Bara, pelayan di sampingnya juga mulai mengambilkan makanan untuknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Athallah Linggar
laki2banci,mai fisik sm perempuan dasar ga pny otakkk😡😡😡😡😡
2023-06-30
1
Nur Lizza
dassr bara modus aja.ku sumpahin kmu bucin sebucinny sm embun
2023-02-14
0
Dede
rasa pengen aku lempar pakai sandal si bara itu benar2 menyebalkan,, 😡😡😡
2022-10-20
0