》Pietra Group's Enterteiment《
Gedung tinggi berdiri di hadapan semua orang. Lampu sorotan ada dimana-mana sehingga membuat malam semakin meriah.
Sekumpulan orang sudah memenuhi aula utama di perusahaan terkenal itu. Kini tokoh terpenting belum menunjukkan dirinya.
Tepat di depan perusahaan, mobil mewah berwarna hitam dengan merek ACURA NSX baru saja tiba dan menjadi pusat perhatian.
Dan di dalam mobil tersebut terdapat dua pasangan, namun salah satu dari dua pasangan itu terus berbicara omong kosong, "h-hei hei, mengapa banyak orang disini? Apa kau ingin mempermalukan diriku?" Tanya Lazel yang tidak ingin melangkahkan kakinya ke luar.
"Apa yang kau katakan? Dalam acara keramaian sudah menjadi hal yang biasa."
Dirinya membuat posisi duduknya menjadi tegak, sehingga membuat kepalanya menyentuh atap mobil, "tapi ini berbeda! Aku tidak pernah keluar dengan pakaian seperti ini!" Tukas Lazel sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Tunggu sebentar."
"Huh? Ada apa?"
Hyunjae yang sudah melepaskan seat belt dari badannya mendekatkan dirinya pada Lazel. Ia membuat Istrinya kebingungan dengan tindakan yang pria itu lakukan.
Tangannya memperbaiki hiasan di rambut Lazel, setelah itu menatap wanita itu dengan tatapan kasihan, "kupu-kupu yang malang." Sindirnya.
Tangannya mengepal kuat, "aku akan membunuhmu dasar sialan!" Ancamnya.
"Coba saja~" godanya yang langsung membuka pintu mobil.
"A-Apa yang sudah merasuki pikiran pria gila itu?!" Ia merasa hampir gila karena tindakan
Sebenarnya Lazel cukup terbiasa dengan acara yang seperti ini. Namun penampilannya begitu membuat dirinya merasa aneh, dan kurang percaya diri. Lazel dapat melihat jika banyak kaum wanita mengerumuni pria itu.
Pria berjas hitam itu dengan santainya melangkahkan kakinya mendekati pintu mobil yang Lazel tempati.
"Sial! Mungkin aku harus bertahan dalam satu malam ini." Keluhnya.
Hyunjae membukakan pintu untuk Istrinya, lalu keluarlah wanita berambut perak itu sambil memegang tangan Suaminya.
"Waaah! Istri dari Tuan Hyunjae!"
"Direktur dari Pietra Aplic Enterteiment!"
"Jadi dia adalah Istri dari Pak Direktur..."
Sanjungan memenuhi gendang telinganya, banyak sekali yang memberikan sambutan pada dirinya. Beberapa dari kerumunan itu tidak mengetahui siapa dirinya, karena baru beberapa bulan ini Lazel tetap berada di negara dan tidak pergi kemanapun, termasuk ke luar negeri.
Sedangkan apa yang ada di pikiran wanita itu tidak persis dengan orang lain.
"Hm... sepertinya di antara lautan para wanita ini ada salah satu simpanan Hyunjae keparat."
...◇• •◇...
Kedua pasangan itu berjalan seperti pasangan yang nyata. Tangannya tidak lepas dari lengan Hyunjae yang selalu merangkul rapat.
Dari sekian banyaknya orang, hanya ada beberapa orang yang ia kenal. Sedangkan sisanya hanya sampingan saja atau ia anggap sebagai orang asing.
"Argh! Kapan tangan ini akan terlepas!" Keluhnya dalam hati.
Sepertinya pembukaan akan baru dimulai, dimana Hyunjae harus mengucapkan beberapa kalimat untuk tamunya. Lazel sebagai Istrinya juga harus melakukan hal yang sama.
Di tengah-tengah acara, tatapan orang-orang membuat dirinya risih dan tidak nyaman. Dirinya sendiri tahu apa alasan di balik tatapan menjengkelkan itu.
"Dasar manusia tak berguna! Kalian pasti berpikir jika wanita menyeramkan seperti diriku sama sekali tidak pantas mengenakan pakaian seperti ini!" Pikirnya.
Setelah melewati beberapa acara penting, akhirnya waktu santai berlangsung. Dimana alunan musik mulai berbunyi dan membuat seluruh pasangan berdansa di bawah lampu gantung yang indah.
Sedangkan wanita bergaun merah itu menatap sekelilingnya dengan tatapan bosan dan tidak peduli.
Beberapa saat yang lalu, Hyunjae pergi entah kemana pun dia berada yang ada di pikiran wanita itu hanyalah tidak peduli dan masa bodoh.
"Aaaaa~ Lazeeeeeel~"
Minuman yang berada di genggamannya hampir saja jatuh, "huh?? Apa? Siapa?" Ia terkejut karena seseorang memanggilnya tiba-tiba.
Seorang perempuan yang memiliki rambut hitam itu datang entah dari mana dan memeluk Lazel.
"Kyaa!! Putriku cantik sekali~" puji Nezra pada Menantunya.
"I-Ibu," ucapnya gugup. "Tidak! Tidak! Ini bukan gugup! Aku hanya terkejut dengan kedatangan mereka."
Lazel dikejutkan dengan kedatangan Ibu dan Ayah Mertuanya. Tidak perlu dipertanyakan lagi mengapa mereka disini. Hyunji juga datang bersama mereka, namun pria itu tidak tahu kemana.
Nezra menepuk pundaknya dengan pelan, "Zel~ lihat." Tangannya menunjukkan ke sebuah arah.
Kedua matanya berbinar saat melihat siapa yang datang, "Ibu! Ayah! Dan juga Iaaan!"
Pelukannya terjadi begitu saja di keluarga kecilnya.
Tangan yang sudah sedikit keriput itu mengelus rambut Putrinya, "ayolah nak~ ini bukan pertama kalinya kita bertemu kan?" Ujar Ayahnya yang diikuti dengan anggukan Ibunya.
"Haha! Sepertinya kita baru saja bertemu." Sahut Ian yang masih berada di pelukan Kakaknya.
Lena memperhatikan Putrinya dari bawah hingga ke atas, "Lazel, kau sangat cantik malam ini." Puji Lena pada Putrinya.
"Apakah Kak Hyunjae yang memilihnya?" Tanya Ian yang penuh rasa penasaran.
Pertanyaan itu tidaklah sulit, namun sedikit sulit untuk menyeimbangkan situasinya.
"Ya, akulah yang memilihkan gaun itu." Kini seseorang yang ditunggu-tunggu akhirnya kembali.
"Kyaaaa!! Sudah kuduga." Ucap Nezra yang saling berpelukan dengan Lena.
...◇• •◇...
Seluruh keluarganya berkumpul dalam satu tempat yang sama. Begitupula dengan orang-orang yang lain.
Hyunji akhirnya kembali saat hilang sejenak. Dirinya mulai berkumpul dengan keluarga besarnya.
Beberapa pasangan kembali menari di tengah-tengah acara dan membuat diri mereka mendapat apresiasi sebaik mungkin.
Kini semua mata tertuju pada Adik Kakak yang sedang berdansa di bawah alunan musik yang merdu.
Dua rambut perak itu tidak bisa berhenti tersenyum pada wajah satu sama lain.
"Whoa~ aku merasa seperti melihat wajahku sendiri." Ujar Ian yang merangkul kakaknya sendiri.
"Dasar bocah, kupikir kau akan mengatakan diriku cantik." Tukas Lazel
Wajah mereka yang sangat mirip saling berhadapan satu sama lain sehingga seperti memperhatikan diri mereka sendiri.
"M-Maaf jika aku sedikit pendek darimu."
"????" Lazel tidak menyangka jika Adiknya akan mengatakan hal yang tidak berguna seperti itu.
Tatapannya pun berubah drastis, "hm~"
"????"
Ia melepaskan tangannya dari pundak Ian dan berlari ke pinggir lalu melepaskan high heelsnya lalu kembali ke tengah sambil berlari.
Tindakannya itu mendapatkan perhatian dari banyak orang, wanita yang sudah menikah selama sepuluh tahun itu seperti belum memiliki pasangan hidup.
Langkah demi langkah, kakinya terayun santai seperti kupu-kupu yang sedang menari. Lazel melepaskan high heels yang ia kenakan agar Ian nampak lebih tinggi darinya.
"Apa yang Kakak lakukan?" Ian khawatir pada kondisi Kakaknya.
"Hm? Memangnya kenapa?" Wanita itu bertanya balik.
"Huft... kau selalu membuat orang menggelengkan kepala."
"Xixixi."
"KYAAAA!! DIA ADALAH PUTRIKUU!" Teriak Nezra yang tidak mengenal situasi.
...◇• •◇...
Musik kedua pun berakhir pada ketukan terakhir, kini giliran orang-orang lainnya yang melakukan dansa. Wanita itu kembali dan mengambil high heelsnya, namun ia menyadari jika seseorang mengambil darinya.
"Keparat! Siapa yang melakukannya?!" Karena begitu banyaknya orang, ia tidak bisa berteriak sembarangan dengan kalimat seperti biasa.
Ia pun berjalan mendekati arah yang ia ketahui, sambil memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya.
"Bo!"
"WAAA!-" mulut itu spontan tertutup dengan tangan seseorang.
"Shh!" Pria itu memasang wajah khawatir dan berusaha agar tidak menarik perhatian sekitar.
Kedua matanya membulat saat melihat siapa yang ada di hadapannya, "Egis?!"
"Apa yang kau lakukan disini?" Tatapannya berpaling pada tangan kanan pria itu. "Sialan! Kau yang mengambil sepatu milikku!" Seketika sikapnya berubah.
Egis mengembalikan sepatu itu pada pemiliknya sambil meminta maaf karena sudah menjahili Bosnya, "hehe aku-"
"Lazel?! Kau dimana?"
Ia memalingkan wajahnya, samar-samar dirinya mendengar jika Hyunjae memanggil namanya, "Oh, Hyunjae memang-" saat wajahnya kembali berpaling, pria berambut kuning itu menghilang.
"Egis?" Tatapannya mencari ke seluruh area.
"Egis?"
"E-"
"Apa yang kau lakukan disini?" Hyunjae langsung menemukan dirinya dan menarik Lazel ke arahnya.
...◇• •◇...
Langkahnya tergerak begitu saja, ingatannya kembali pada saat dirinya bertemu dengan Egis. Namun dalam sekejap pria itu menghilang dari hadapannya. Jika dikatakan hanya khayalan itu tidak mungkin. Karena dirinya lah yang menemukan Egis yang menjahilinya.
Selain itu, ia memelototi pria yang sedang menariknya ke sebuah toilet.
"Hei bajing*n, mau kemana kau membawaku?" Lazel memberikan tatapan aneh dan curiga pada Hyunjae.
"Daripada mengutuk diriku, lebih baik kau perhatikan dirimu sendiri." Ujar Hyunjae yang masih menggenggam lengan Lazel.
"Oh, kakiku." Ucapnya polos.
"Aku mencarimu dalam waktu yang lumayan lama, dan ternyata kau melamun di tengah kerumunan," kini Hyunjae melontarkan kalimatnya pada Lazel. "Ada apa denganmu? Apakah penampilan feminim mengubah-"
Duak!
"Ack!"
Kepalan mendarat sempurna di bagian belakang pinggangnya, "jangan mengucapkan hal yang tidak berguna." Ucap Lazel dengan darah dingin.
...◇• •◇...
"Bersihkan kakimu, aku akan menunggu disini." Ujar Hyunjae yang berdiri di depan toilet.
Ia membawa Lazel menuju toilet untuk membersihkan kakinya sekaligus merapikan dirinya.
Saat Lazel memasuki salah satu toilet ia mengalami sebuah kendala, "Hyunjae, pintunya tidak memiliki kunci." Ucap Lazel yang berada di dalam.
"Haaah~ dia selalu mempeributkan masalah kecil," batinnya. "Aku akan berjaga disini."
"Baiklah~ jika kau mengintip salah satu matamu akan ditumbuhi banyak jamur."
"Itu tidak akan terjadi! Lagipula untuk apa aku melakukannya." Tukas Hyunjae.
Pada akhirnya, ia berdiri di depan pintu toilet dimana Lazel berada.
"Ngomong-ngomong... suaranya seperti anak kecil saat berteriak." Tawanya kecil.
Kedua alisnya berkerut, ia pun menempelkan telinganya ke pintu, "air?" Ia mendengar suara air yang mengalir dari wastafel. "Lazel, apa yang kau lakukan?" Karena penasaran, ia bertanya secara langsung.
"Huh? Mencuci wajahku." Lazel menjawabnya dengan polos.
"Untuk apa kau melakukannya?!"
"Memangnya salah?! Saat ini aku sangat mengantuk kau tahu!" Wanita itu membalas bentakan Hyunjae pada dirinya.
"Jangan lakukan itu!" Refleks tangannya membuka pintu toilet agar menghentikan tindakan wanita itu, "riasan di wajahmu akan-"
"Terlanjur." Ucapnya dengan wajah polos yang membuat Hyunjae kesal.
Tapi ia merasa tidak ada perubahan pada wajah wanita itu, "t-terlanjur?"
"Ya, selain itu... mengapa kau masuk dasar mesum!"
"Apa kau benar-benar membasuh wajahmu? Tapi riasannya..."
"Riasan? Oh, kau juga membicarakan hal ini sebelumnya," sebelum menjelaskannya pada Hyunjae, ia mengeringkan wajahnya menggunakan handuk yang tersedia bersih. "Aku tidak memakai riasan." Sambungnya.
"Huh?"
Ia menatap Hyunjae dengan aneh, "mengapa kau yang jadi bingung??"
"H-Huh? T-Tapi-"
Lazel menarik lengan Hyunjae lalu membuat tangan besar itu menyentuh dan mengusap wajahnya. Ia menyadari jika tangannya sama sekali tidak merasakan balutan bedak atau apapun pada wajah Lazel.
"Kau tidak pakai riasan?"
Ingin rasanya ia menghajar wajah Hyunjae yang terus berucap omong kosong, "kau baru menyadarinya sekarang?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments