New Employee

Sebuah Kantor Pusat yang terletak tak jauh dari Ibu Kota. Gedung itu terlihat amat tinggi, sehingga mendapat julukan pencakar langit. Dengan kemeja hitam serta penampilan yang tampak rapi, ia melangkah dengan wajah yang terlihat arogan,serta dua orang bodyguard berjalan mengikuti kemana dirinya berjalan.

Amerika merupakan tempat yang amat luas, dan disinilah Hyunjae akan memperluas bisnisnya. Sehingga seluruh dunia akan bekerja sama dengan Pietra Group's.

Kepergiaannya menuju Amerika bukanlah untuk sesuatu yang tidak perlu. Pekerjaan adalah utamanya, namun di sela-sela kesibukannya itu, dirinya membutuhkan hiburan, oleh karena itu hampir di setiap hari ia selalu membawa wanita yang berbeda-beda.

"Oh, Anda disini, Tuan Muda Hyunjae."

Setelah memasuki sebuah ruangan, ia menemui sosok asing yang mengulurkan tangannya dengan senyuman ramah. "Senang bertemu dengan Anda." Senyumnya.

Seorang pria dengan kemeja krim mendatangi dan menyambut hangat kedatangan Hyunjae di perusahaan miliknya. Amerika memiliki manusia dengan wajah yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.

Pertemuan itu dihadiri dengan orang-orang penting dari wilayah yang berbeda. Percakapan mereka dipenuhi dengan bahasa asing, sebagai keluarga yang terpandang, semua ini sangat mudah untuk dikuasai oleh Hyunjae.

Melihat kepadatan jadwalnya di Luar Negeri, sedikit mustahil untuk kembali secepat mungkin. Mungkin dirinya akan meminta Lazel untuk berakting lebih banyak.

...◇• •◇...

Panas terik matahari membuat wanita beriris merah muda itu terus berdecak kesal dan memberikan tatapan tajam pada matahari. Tindakan yang baru saja ia lakukan mungkin akan sedikit berbahaya jika dilakukan tanpa kacamata hitam.

"Jika ini di rumah! Mungkin aku hanya perlu menggunkan pakaian dalam saja!" Batinnya dengan kesal.

Saat ini dirinya harus membeli makan siang sendiri tanpa Asisten. Seluruh bawahannya sedang melakukan pekerjaan masing-masing yang sudah ditentukan oleh atasannya, yaitu Lazel sendiri.

Sebuah restoran yang tidak jauh dari kantornya, ia memutuskan untuk berjalan kaki hingga ke tempat tersebut.

Dengan jas biru tua, menutupi seluruh permukaan tubuhnya. Rambut perak yang ia ikat setinggi mungkin. Keringat yang terus menggelitik di dalam tubuhnya.

Kring!

Terdengar bunyi lonceng disaat ia membuka pintu restoran tersebut. Semua pandangan tertuju pada wanita yang memiliki tinggi sekisar seratus delapan puluh lebih.

"Hahh~ pendingin di dalam sini memang menakjubkan." Batinnya.

Kakinya mulai melangkah ke meja pemesanan, namun saat dirinya mulai mendapatkan antrian pertama, seseroang mengambil atau memotong jalannya tanpa melihat sekeliling.

Lazel yang berdiri di belakang merasakan sesuatu yang amat memuakkan dan juga membara. Cuaca yang begitu panas, ditambah dengan perlakuan dari orang lain seperti ini di hadapannya sendiri.

Tangan kanannya menurunkan kacamata hitamnya dan memukul punggung pria asing itu dengan kepalan tangan kirinya.

"Bocah sialan! Beraninya kau mengambil antrian pertamaku." Ucap Lazel dengan emosi yang hampir mencuar.

"T-Tuan... Nona itulah yang lebih dulu datang." Sahut seorang gadis kasir yang masih terlihat polos.

Bukannya menyingkir, pria berambut pirang itu hanya menoleh dan menatap Lazel dengan singkat lalu kembali ke hadapan semula tanpa berpindah tempat.

Alhasil membuat Lazel yang sedang merasa gerah langsung naik pitam. "Hah??"

Lazel memperkuat kepalan kirinya dengan posisi menghadap atas, lalu ia hantamkan sekuat mungkin ke arah punggung bawah pria yang lebih tinggi darinya.

"ACK!" Pria asing itu terbungkuk karena merasa sakit di daerah punggungnya karena hantaman kuat.

Sedangkan wanita yang baru saja memelayangkan tinju menatap pria aneh itu dengan kesal. "BAJING*N, berani sekali kau memalingkan wajah setelah melakukan kesalahan, aku akan-"

"B-Bos! Tenanglah!"

Lazel hampir memelayangkan tendangan mautnya.

"Sial! Lepaskan aku!"

Beberapa anak buah atau pegawai kantor dari perusahaannya datang dan menengahi tindakan kriminal dari Bosnya. Mereka bersyukur jika disatu tempatkan dengan Lazel, karena mereka dapat menengahi tindakan luar biasa atasan mereka.

Saat ini Lazel sedang ditahan dengan beberapa pegawai kantornya.

"Aku akan mencukur habis rambutmu itu dasar sialan!"

Pria dengan kemeja senada dengan yang dikenakan Lazel langsung berdiri secara perlahan dan menatap Lazel yang kini sedang ditahan.

Kedua matanya terbuka lebar saat melihat wanita yang tadi sempat ia acuhkan. Sekarang tanpa kacamata hitam, iris bagaikan permata danau menatap dirinya dengan penuh amarah.

...◇• •◇...

Tangan kanannya belum berhenti dari ketukkan kukunya di atas meja yang berlapis kaca. Amarahnya belum padam sedikitpun, tatapannya juga masih tajam meratapi pria yang tengah duduk sopan di hadapannya.

"Jadi..."

"B-Biar Saya perkenalkan, dia adalah-"

"Byul!" Bentak Lazel dengan hentakan di tangannya. "Apa kau serius jika Anak Setan ini adalah pegawai baru?!" Sambungnya dengan emosi yang belum mereda.

Semua orang tahu bagaimana sikap atau kepribadian Nona Direktur dari Perusahaan Aplic Pietra. Selain kasar, wanita itu merupakan Istri dari seorang Tuan Muda sekaligus Direktur di cabang perusahaan yang sama, kuat dan juga emosian.

"M-Maaf Bos, kupikir kau-eh maksudku-maksud Saya Anda... Saya pikir Anda adalah orang lain." Ujar pria itu dengan nada yang gemetar dan sopan.

Sedangkan Lazel sama sekali tidak termakan kalimat 'kasihan' pada pria menjengkelkan di hadapannya.

"Haaah~ Byul, keluarlah." Perintahnya.

"Baik Nona."

"Namamu?"

"Egis Pardon." Senyumnya.

"E-Ekhem! Baiklah," Lazel melihat beberapa berkas dan surat lamaran yang ada di atas mejanya. "Komputer dan alat perangkat lainnya?"

"Hm!" Angguk pria itu dengan semangat.

"Tidak buruk... meskipun seluruh perusahaan harus memiliki pegawai yang pandai dalam masalah komputer," ia mengeritkan dahi dan semakin fokus meneliti laporan tersebut. "Nilainya dan juga prestasinya dalam bidang komputer dan perangkat amat tinggi, baru kali ini aku melihat pegawai dengan tingkat kecerdasan seperti pria bodoh ini."

Lazel memikirkan ulang keputusannya, sangat disayangkan jika harus melepaskan sesuatu yang menguntungkan seperti pria yang bernama Egis Pardon.

Tangannya melempar dokumen itu ke atas meja dan kembali menatap pria itu. "Aku terima lamaranmu, selamat mulai saat ini-"

"Benarkah?!" Selanya dengan gembira.

"Y-Ya itu benar."

"Jadi Saya harus memanggil Anda dengan sebutan apa?" Tanya Egis dengan penasaran.

"B-Bos."

"Baik Bos!"

"T-Tunggu dulu, kemana hilangnya rasa takutnya seperti anak tikus tadi??"

...◇• •◇...

Hari hampir malam, jujur saja, seharian ini dihabiskan di kantor. Dan di hari berikutnya selalu sama, Lazel benar-benar gadis yang sibuk.

Saat ini seluruh pegawai telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Lazel tidak pernah meninggalkan kantor jika salah satu pegawainya masih di tempat, setidaknya jika dirinya mengadakan lembur, maka ia akan ikut serta dalam hal itu.

Mobil Laferrari miliknya telah terparkir di depan kantor. Byul selalu mempermudah pekerjaan Bosnya dengan membawakan kendaraannya ke depan tanpa harus pergi ke basement.

"Hahahaha!"

Baru saja dirinya meninggalkan kantornya, ia mendengar sedikit keramaian yang tak jauh dari sekitar kantornya.

Tangan kirinya memegang sebuah minuman dingin dengan rasa cokelat, sedangkan tangan kanannya membuka pintu mobil. "Anak muda memang-"

"Oh! Bos!"

Byuuuur!!

...◇• •◇...

Tatapannya kesal, kedua tangannya mencengkram kemudi dengan kuat. Dapat dilihat dari urat-urat punggung tangannya.

Sedangkan di samping kemudi, seorang pria dengan wajah ceria selalu memperhatikan dirinya selama perjalanan.

"Bisakah kau membuang tatapan menjijikan itu?" Ujarnya kesal.

"Hehehehe." Kekeh Egis.

"Ya Tuhaan! Cobaan apa ini?!" Batinnya berteriak.

Saat Egis datang mendadak dan memberikan sapaan yang membuat Lazel terkejut dan menyemburkan minuman yang ada di mulutnya ke arah baju Egis, sehingga pakaian pria itu kotor karena semburan cokelat darinya.

Meskipun kasar dan juga emosian. Bukan berarti Lazel tidak memiliki rasa bersalah. Setidaknya ia tidak ingin memiliki hutang budi atau apapun pada orang lain selain kedua orang tuanya.

Dirinya begitu terpaksa, tapi ia harus melakukannya demi kesahalan yang telah dirinya buat.

Mobil melaju dengan cepat, dan akhirnya tiba di sebuah gerbang yang terdapat dua villa dengan ukuran yang sangat besar, dan salah satu rumah kaca yang membatasi kedua villa tersebut.

Security yang menjaga gerbang langsung membukakan pintu untuk dirinya.

Halaman yang begitu luas dan juga terang dengan lampu-lampu hias yang indah. Taman yang terletak di samping yang tertata dengan rapi.

Mobil tersebut berjalan ke arah belakang kedua villa tersebut.

"Waah~ kau benar-benar seperti wanita miliader." Ujar Egis yang menatapi sekeliling di balik jendela mobil.

"Jangan bercanda," kekehnya. "Saat ini aku bukanlah orang asing atau orang yang kau kenal tanpa latar belakang yang jelas." Tambahnya dengan memasuki basement yang terdapat deretan kendaraan mewah lainnya.

Keluarga besar dan terkenal seperti marga Lazel saat ini bukanlah sesuatu yang asing. Hanya mendengar julukan, marga dan posisi. Dalam sekejap semua orang akan tahu jika dirinya merupakan salah satu bagian dari keluarga terkaya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Lazel lekas  keluar dari mobilnya, begitupula dengan Egis.

"Tentu saja, Anda adalah menantu dari Keluarga Pietra, Istri dari Direktur Hyunjae." Ujarnya dengan senyuman.

"Oh, baguslah jika kau tahu." Tukas Lazel dengan masa bodoh.

Lazel pun menuntun Egis untuk pergi ke villanya.

...◇• •◇...

Dua buah villa dengan lebar, tinggi serta besar yang sama. Namun berbeda bentuk.

Saat ini Lazel dan Egis baru saja memasuki ruang utama di villa miliknya.

Egis menatap Bosnya dengan heran. "Bos, villa itu, siapa yang menempatinya?"

"Bukan urusanmu." Tukas Lazel yang mulai melepaskan kemejanya.

"N-Nona! Disini ada tamu." Diam-diam Yana mengingatkan Nonanya agar tidak langsung membuka seluruh pakaiannya seperti kebiasaannya.

"Oh astaga! Aku hampir melupakannya!" Lazel membalas bisikkan Yana.

Egis dengan wajah polosnya. "????"

Lazel merebahkan tubuhnya di atas sofa. "Yana, antar Egis ke kamar tamu, dan cuci pakaiannya. Hyunjae belum kembali, jadi gunakan piyama milikku saja."

"Baik Nona."

"T-Tidak perlu, Anda tidak perlu melakukan sesuatu yang berlebihan seperti ini." Tolak Egis dengan perasaan yang sedikit tak nyaman.

"Diam dan ikuti perintahku." Ujarnya dengan tekanan.

"..............."

...◇• •◇...

Di sebuah kamar tamu yang sudah disiapkan untuk dirinya.

Wajahnya menatap cermin yang berukuran sedang itu dengan rona merah.

Tangannya menyenyuh piyama hitam dan panjang milik Bosnya. "Piyama... milik Lazel." Ujarnya dengan malu-malu.

Pria yang bernama Egis itu mendapatkan pelayanan yang baik dari Bosnya dan juga pelayan dari villa tersebut. Karena kesalahan kecil, atasannya harus turun tangan dan mempertanggung jawabkan kesalahannya.

Wajahnya seolah-olah lelah untuk memasang kepalsuan, topeng yang seharian ia pakai seketika terlepas disaat dirinya mendapatkan sebuah privasi.

Kedua tangannya menyanggah pada jendela kamar dan menatap ke arah luar dengan kedua mata yang menyipit.

"Lazel Pietra... menarik." Seringainya.

Episodes
1 Prologue
2 Ten Years
3 Only Money And For Money
4 Washington, D.C
5 New Employee
6 Patience
7 Rain
8 Meeting
9 Enjoy Time
10 Under The Rain
11 Like Lowly People
12 Worst Season
13 Looks Impressive
14 Thoughts That Never Match
15 Ian's Arrival
16 Flower Field
17 Butterfly Symbol
18 Red Dress Under The Light
19 Wingless Butterfly
20 Under The Dark Sky Without Moonlight
21 Such a Good/Bad Night
22 Tearing
23 Go Together
24 Debate
25 White Shades
26 Pietra Family
27 Ian Zoclis
28 Ian Zoclis II
29 Nightmare
30 Nightmare II
31 Come Back
32 Don't Care
33 Cunning
34 Go On Vacation
35 Full Of Entertainment
36 Small Foams Like Falling Cotton
37 Family & Hope
38 Might Be a Bad Season
39 Living Together
40 Like Diamonds
41 Black Butterfly?
42 Home Alone
43 Naked
44 Those Who Have Long Left The World
45 Anger
46 Wounds That Are Opening Again
47 Sung Wonhae
48 Focus On You
49 Funeral Gate
50 Snow Woman
51 "Close Your Eyes"
52 Difference
53 Taking a Step Faster
54 Heartless Figure
55 Bid
56 "You Like Me?"
57 Smokeless Fire
58 Something Unexpected
59 No Doubt
60 Facing Hyunjae
61 Strength
62 Shopping
63 A Doll
64 Unexpected Meeting
65 Giraffe
66 Lost Track
67 Puzzles
68 Broken Cooler
69 Swimming Pool
70 Visiting Ian
71 Go Visit Ian!
72 Humans Are The Place Of All Evil
73 Let Us Go Home! Piggy!
74 Lazel Giving Gift
75 First Friend
76 Sleeping
77 Visit
78 Half Truth
79 Truth
80 Let's Depression Together
81 Knowing Something
82 Explanation
83 Slowly It Will Be Useless
84 Whatever You Want
85 Hyunji & Hyunjae
86 Jealousy
87 Acting Out of Mind
88 Nervous
89 Personal Selling
90 Stuck is Really... Creepy
91 Again And Again
92 Don't Forget
93 Not Paying Attention
94 Misunderstanding
95 Miel's Cousin
96 Pay
97 Go Together
98 Hunch
99 Feud
100 Break Through
101 Hospital
102 Come To Your Senses
103 Ten Years Of Openness
104 Will Still Like You
105 Proof
106 Trust? They Are Nothing But Just A Bullshit
107 Error
108 Crowded
109 Promise
110 Lies
111 Lost
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prologue
2
Ten Years
3
Only Money And For Money
4
Washington, D.C
5
New Employee
6
Patience
7
Rain
8
Meeting
9
Enjoy Time
10
Under The Rain
11
Like Lowly People
12
Worst Season
13
Looks Impressive
14
Thoughts That Never Match
15
Ian's Arrival
16
Flower Field
17
Butterfly Symbol
18
Red Dress Under The Light
19
Wingless Butterfly
20
Under The Dark Sky Without Moonlight
21
Such a Good/Bad Night
22
Tearing
23
Go Together
24
Debate
25
White Shades
26
Pietra Family
27
Ian Zoclis
28
Ian Zoclis II
29
Nightmare
30
Nightmare II
31
Come Back
32
Don't Care
33
Cunning
34
Go On Vacation
35
Full Of Entertainment
36
Small Foams Like Falling Cotton
37
Family & Hope
38
Might Be a Bad Season
39
Living Together
40
Like Diamonds
41
Black Butterfly?
42
Home Alone
43
Naked
44
Those Who Have Long Left The World
45
Anger
46
Wounds That Are Opening Again
47
Sung Wonhae
48
Focus On You
49
Funeral Gate
50
Snow Woman
51
"Close Your Eyes"
52
Difference
53
Taking a Step Faster
54
Heartless Figure
55
Bid
56
"You Like Me?"
57
Smokeless Fire
58
Something Unexpected
59
No Doubt
60
Facing Hyunjae
61
Strength
62
Shopping
63
A Doll
64
Unexpected Meeting
65
Giraffe
66
Lost Track
67
Puzzles
68
Broken Cooler
69
Swimming Pool
70
Visiting Ian
71
Go Visit Ian!
72
Humans Are The Place Of All Evil
73
Let Us Go Home! Piggy!
74
Lazel Giving Gift
75
First Friend
76
Sleeping
77
Visit
78
Half Truth
79
Truth
80
Let's Depression Together
81
Knowing Something
82
Explanation
83
Slowly It Will Be Useless
84
Whatever You Want
85
Hyunji & Hyunjae
86
Jealousy
87
Acting Out of Mind
88
Nervous
89
Personal Selling
90
Stuck is Really... Creepy
91
Again And Again
92
Don't Forget
93
Not Paying Attention
94
Misunderstanding
95
Miel's Cousin
96
Pay
97
Go Together
98
Hunch
99
Feud
100
Break Through
101
Hospital
102
Come To Your Senses
103
Ten Years Of Openness
104
Will Still Like You
105
Proof
106
Trust? They Are Nothing But Just A Bullshit
107
Error
108
Crowded
109
Promise
110
Lies
111
Lost

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!