Sepuluh tahun? Waktu selama itu tidaklah sulit. Karena aku mendapatkan apapun yang kuinginkan. Aku tidak memiliki waktu luang untuk menyibukkan diriku dengan para pria.
Jika orang-orang berpikir aku tidak seperti Hyunjae... maka singkirkan pemikiran naif itu. Karena aku adalah aku, dan dia adalah dia. Kami tidak berada di satu jalan yang sama.
...◇• •◇...
Tangan kanannya memegang kemeja luarnya yang berada di pundak. Tatapannya nampak lurus dan datar, semua orang berpikir bahwa selama ini Nona Muda dari Keluarga Pietra mengalami masalah dengan hidupnya.
Ternyata semua itu omong kosong, wanita itu hanya memiliki waktu untuk uang, dan menyingkirkan semua hal yang tidak ada kaitannya dengan uang.
Rendahan? Kalimat itu tidak cocok dengan wanita seperti dirinya. Yang mementingkan karir, posisi dan martabat. Dunia pun akan meratapi dirinya yang begitu kuat dalam mengambil sesuatu yang berlebihan.
Dengan mengorbankan perasaannya.
...◇• •◇...
Drrt! Drrt!
Tangannya merogoh saku celananya dan meraih ponselnya.
"Hm? Apa kau ingin memberikanku uang lagi?"
Lazel mendapatkan panggilan dari Hyunjae melalui ponselnya.
^^^"Apa yang Hyunji katakan?"^^^
"Tidak begitu penting."
^^^"Haah~ ini sudah larut malam, apa kau masih disana?"^^^
"Ya, aku baru akan kembali."
^^^"Hah?? Di jam segini? Apa aku harus meminta su-"^^^
"Tidak perlu, aku pulang atau tidak, semua itu tidak ada hubungannya denganmu."
^^^"Apa-apaan bicaramu i-"^^^
"Jika tidak ada lagi akan kututup, sampai nanti."
Tanpa basa-basi, Lazel langsung memutuskan sambungan tersebut. Saat ini pukul tujuh malam, mungkin sekitar setengah jam lebih akan tiba di rumah.
Ia mengacak rambutnya. "Argh! Aku lelah sekali."
...◇• •◇...
Lampu-lampu jalanan berkelip dengan terang. Bulan menyinari kegelapan dengan cahayanya. Jalan yang ia lalui sedikit gelap dan juga sepi. Sebelum benar-benar meninggalkan Kantor Pusat Militer Hyunji, ia memastikan jika mobilnya tidak bermasalah. Perjalanan ini sedikit tidak menyenangkan karena harus melewati kegelapan.
"Hahh~ sial, aku harap tidak ada yang mengganggu."
Tatapannya serius, tangan kanannya memegang erat stir mobil dan menancapkan gas lebih laju.
...◇• •◇...
Selain itu, di sebuah Villa mewah seorang pria dengan pakaian biasa berwarna putih tengah berdiri di balkonnya sambil menatap area sekitar.
"Hm? Apa yang kau lihat?"
Sebatang rokok yang ada di mulutnya ia lepas dan ia sangkutkan antara jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Lazel belum kembali hingga saat ini." Tatapannya terus tertuju pada jam tangan yang terletak di sebelah kiri.
"Lazel? Oh~ dia Istrimu bukan?"
"Ya, begitulah."
Tangan gadis itu meraba dada Hyunjae yang sebagian tidak terkancing.
"Apa kau-"
Suara deruman mobil baru saja memasuki halaman. Mobil merah dengan cahaya putih di bagian depan berhenti di sebuah Villa yang terletak di sebelah Villa yang ditempati oleh Hyunjae.
Hyunjae dapat melihat, jika mobil itu adalah milik Lazel.
"Ayo masuk." Ujarnya pada gadis yang berpakaian sexy di sampingnya.
...◇• •◇...
"N-Nona apa Anda-"
"Hyunjae baj*ngan!" Tangannya baru saja melempar sebuah Novel ke sembarang tempat. "Seharusnya aku dibayar lebih untuk ini! Tempat itu sangat menakutkan! Dan Hyunji memanggil diriku hanya sebuah pertanyaan seperti itu?! Apa-apaan ini!"
Baru saja memasuki Villa nya, Lazel mengumumkan amukannya pada semua orang. Bahkan pelayan-pelayan tidak ada yang berani untuk ikut campur.
"Siapkan air hangat untukku!"
"Yana! Bawa mobilku ke basement!"
"B-Baik Nona!
"Argh!! Tenagaku benar-benar terkuras!"
Wanita itu tidak berhenti mengomel selama menaiki tangga menuju kamarnya. Sesuatu yang membuat dirinya lelah, ditambah dengan bayaran yang tidak sesuai, hal itu sudah pasti akan memicu emosinya.
...◇• •◇...
Tubuh dengan balutan piyama putih dengan bra yang berwarna gelap. Piyama yang tipis sehingga menampakkan setiap lekukan tubuhnya. Salah satu kakinya memangku kaki yang lain. Rambut perak itu ia uraikan ke depan dengan duduk santai di kursi kamarnya. Serta tangan yang mengutak-atik ponsel hitam yang ada di genggamannya.
Tangan kanannya mengusap wajahnya. "Minggu depan..."
Seperti yang diketahui, Hyunjae dan Lazel tinggal di tempat yang berbeda. Dalam satu lingkungan yang sama terdapat dua Villa yang sama besar dan mewah. Villa tersebut terletak bersebelahan, yang membatasi keduanya adalah rumah kaca yang menanam banyak bunga dan juga memelihara beberapa kupu-kupu.
Tidak ada alasan khusus melakukan hal seperti ini, lagipula situasi itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Mereka berdua saling menjaga privasi masing-masing dan tidak ikut campur dalam masalah apapun.
"Aku harus tidur... besok pagi aku harus olahraga."
Lazel berjalan mendekati ranjangnya, dan meraih selimut serta menutupi seluruh tubuhnya. Meskipun memiliki jadwal yang padat, Lazel masih bisa meluangkan waktunya untuk hal lain.
Dari penampilan dan juga tutur bahasanya, Lazel memang terkenal dengan wanita yang buruk. Itu menurut pemikiran mereka yang tidak mengetahui apapun tentang kehidupan privasinya.
...◇• •◇...
05.00
Rambut panjang itu ia ikat dan menyelipkannya ke dalam jaket. Topi serta masker hitam tak ia lupakan.
"Nona akan berolahraga? Sungguh sesuatu yang menakjubkan." Puji Yana yang melihat Majikannya yang ingin berlatih di pagi hari.
"Sebelum aku kembali, parkirkan mobil di depan Villa."
"Baik Nona."
Dengan pakaian yang serba panjang dan tebal. Ia harus membuat dirinya berkeringat sebanyak mungkin.
Selain itu, di Villa kediaman Hyunjae. Pria beriris abu-abu gelap itu baru saja menyelesaikan rutinitas paginya dengan beberapa alat-alat latihan.
"Glen, bawakan handuk kesini."
"Baik Tuan."
Tubuh bagian atas tanpa helaian kain sedikit pun, tetesan keringat membasahi lantai. Bagian punggung kekarnya terdapat sebuah tato ular hitam. Sesuai dengan wajah ganasnya.
Setelah mendapatkan handuknya, ia bergegas mandi dan bersiap. Bukan hanya Lazel, Hyunjae juga memiliki kesibukan sendiri. Hanya saja Lazel memakan waktu paling lama saat berada di Amerika. Bahkan hingga saat ini dirinya dan Hyunjae sering pergi-pulang dari Amerika karena sebuah bisnis.
Rambut hitam legamnya ia usap ke belakang, kacamata hitam dan jam tangan serta aksesoris lainnya mulai terpajang di tubuhnya.
Di pagi hari seperti ini penampilannya sudah terlihat sempurna untuk dipandang.
"Ayo berangkat... menuju Amerika."
...◇• •◇...
"Amerika??!"
"Ya Tuhan!" Bahkan Ibunya pun terkejut dengan kepergian mendadak dari Anak mereka. "DASAR BOCAH TAK TAHU DIRI! KAU TIDAK MEMBERITAHUKANNYA PADA KAMI! APAKAH KAU MEMBERITAHUKANNYA PADA ISTRIMU?!" Amuk Nezra yang menggenggam ponsel di telinga kanannya.
"Aku tidak tahu." Batin Lazel yang merasa bahwa hal itu tidak perlu diberitahukan padanya.
"L-Lazel apa kau tahu hal ini?" Tanya Adam dengan hati-hati.
"Hm? Memangnya Hyunjae kemana?" Hyunji baru datang dan ikut bergabung di meja makan.
"DIA PERGI KE AMERIKA MENINGGALKAN LAZEL KITAA!" Nezra yang menelpon Hyunjae melalui ponsel menyempatkan dirinya sendiri untuk menjawab pertanyaan Anak Tertuanya.
"Aku tahu." Ujar Lazel dengan senyuman seperti biasa.
"Awww! Menantuku sangat manis!" Adam langsung memeluk Lazel dengan penuh kasih sayang.
"KALAU BEGITU KEMBALILAH SEGERA! DAN BAWAKAN HADIAH UNTUK LAZEL!"
Hyunji tak tahan dengan amukan Ibunya, ia memutuskan untuk berdiri dari duduknya dan menenangkan Ibunya. "Ibu... sudah cukup marahnya, ayo kemari."
Nezra Pietra dan Adam Pietra. Mereka berdua adalah orang tua Hyunji dan Hyunjae, rasa kasih sayang mereka pada Lazel tidak setengah-setengah. Meskipun sudah lama menikah, wanita berambut perak itu tetap mendapatkan sambutan yang baik dari Mertuanya.
Setelah sedikit tenang, wanita yang mulai terlihat tua dengan rambut panjang hitamnya mulai ikut duduk di kursi meja makan.
Beberapa saat yang lalu, Nezra mengetahui jika Hyunjae pergi meninggalkan mereka terutama Lazel menuju ke Amerika. Sebenarnya ini tidak begitu mengejutkan, karena kemanapun mereka pergi, salah satu pihak tidak perlu ikut campur. Oleh karena itu Lazel tidak terlalu mengambil pusing dengan masalah ini.
Namun... Mertuanya sangat menyayangi dirinya, sehingga ia dan Hyunjae melakukan sebuah drama.
Untuk sementara akan baik-baik saja, entah apa yang terjadi di waktu yang mendatang.
"Hahaha!! Kau harus makan banyak Lazel! Ibumu ini sangat suka makan banyak!" Ujar Nezra dengan semangat yang tinggi.
"Haha~ baiklah."
Selain itu... bukan hanya Mertuanya saja. Semua ini juga demi Ibu dan Ayahnya.
...◇• •◇...
Kedua tatapannya melihat sekeliling dengan kosong, pikirannya merambat kemana-mana. Setiap jalan yang ditempuh, pasti ada resiko, entah resiko yang berbahaya atau tidak. Keduanya harus siap menghadapi masa depan.
"Kau tidak tahu bukan?"
Lazel melirikkan matanya ke kanan, dan menemukan Hyunji dengan membawa dua gelas cokelat dingin.
Wanita itu menoleh dan tersenyum, telunjuk kirinya berdiri di depan bibir pinknya. "Shh~" itu sebuah pertanda jika Lazel meminta Hyunji untuk merahasiakannya.
Pria lima tahun lebih tua darinya itu berdiri di tempat yang sama seperti Lazel.
"Aku heran... hanya demi uang kau tahan dengan segalanya." Ujar Hyunji yang merasa resah dengan hubungan Adik Iparnya dengan Adik kandungnya sendiri.
"Hm? Karena segalanya membutuhkan uang." Jawabnya dengan enteng.
"Dengar Lazel," kini Hyunji akan memulai ceramahnya lagi. "Perasaan bukanlah mainan, prinsip hidup bukan hanya pada uang, jangan mengambil tindakan yang menyimpang hanya demi keinginanmu, kelak, kau akan tahu rasanya hidup tanpa perasaan."
Setelah mengucapkan kalimat emas seperti biasa, Hyunji pergi meninggalkan Lazel dan membiarkan wanita itu berpikir atas tindakannya selama ini.
"Hahaha~" tawanya pelan. "Perasaan? Prinsip hidup bukanlah uang? Wahh~ luar biasa sekali pemikiran orang-orang."
"Apa aku harus membuka mata mereka dengan lebar, agar dapat melihat ke bawah..."
...◇• •◇...
"Hiks! Putriku akan pulang."
"Bisakah kau menginap disini hingga Hyunjae br*ngsek pulang?"
Saat ini sudah waktunya bagi Lazel untuk meninggalkan kediaman Ibu dan Ayah Mertuanya. Mereka pun ikut mengantar kepergian Lazel hingga depan Villa.
Mobil Bugatti tersebut sudah membuka pintunya.
Kedua Mertuanya begitu berharap pada dirinya untuk tidak pergi kemanapun. Tapi dirinya tidak bisa terus menggunakan dialog palsu untuk menjawab semua pertanyaan Mertuanya. Akan lebih baik jika ia kembali dan melakukan hal yang lebih penting.
"Ibu... Lazel itu memiliki kepentingan sendiri, mengapa Ibu melarangnya pergi?"
Ia menarik kerah Hyunji dengan ganas. "Hahh?? Apa kau mau melawan Ibumu ini?? Apa kau ingin kuhajar?" Ancam Nezra pada Anaknya sendiri.
"Hahaha~ aku akan datang di lain waktu." Sahut Lazel dengan senyuman cantiknya.
"Uh?? T-Tapi bawalah Hyunjae bersamamu." Pinta Adam dengan penuh harapan.
"..............." untuk sesaat ia terdiam lalu mengucapkan dialog yang ia pikirkan.
"Hm, tentu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments