Rain

Lahir di lingkup keluarga yang biasa, mendapat lamaran mendadak dari keluarga yang luar biasa. Hal itu mengubah naluri hidupnya. Secara bersamaan, mereka melakukannya dengan metode saling memanfaatkan.

...◇• •◇...

"Seiring berkembangnya zaman, teknologi semakin canggih dan berkualitas. Sehingga mampu menciptakan alat-alat yang menakjubkan."

"Perusahaan-perusahaan besar banyak bersaing dengan yang lainnya, sehingga presentase saham dan bisnis naik turun di setiap bulannya. Namun berbeda halnya dengan Pietra's Group."

"Keluarga penuh kharisma seperti mereka selalu mempertahankan kejayaan di setiap bulan dan tahun berikutnya."

Tangannya baru saja mematikan layar televisi dengan remot kontrol yang ada di dekatnya.

Suara gemercik cukup membuat bising, setelah hari itu, hujan semakin merajalela, turun di tiap harinya tanpa berhenti. Tepatnya di hari minggu, seharusnya saat ini wanita berpakaian santai itu harus berada di kantornya. Namun karena situasi yang tidak begitu mendukung, mau tak mau dirinya harus bekerja di rumah.

Lagipula pergi ke kantor di hari libur tidak begitu penting. Ia hanya kurang menyukai mengerjakan pekerjaannya di rumah.

Di dalam sebuah villa yang amat besar, mewah dan luas, dan yang menempatinya hanyalah Lazel seorang serta beberapa pelayan rumahnya. Tidak perlu dijelaskan lagi mengapa dirinya dan Hyunjae tidak berada di satu atap yang sama.

Rambut peraknya tergerai bebas dan panjang setinggi pinggulnya. Sorot mata pink itu menatap ke arah jendela dengan datar.

Drrt!

"N-Nona, ponsel Anda ber-"

"Ck! Sudah berapa kali dia mengubungiku?"

"S-Sebanyak mungkin, Saya juga tidak bisa menggesernya lebih jauh." Ujar Yana yang duduk dengan Majikannya.

"Matikan." Titahnya.

Di pagi hari yang dingin dengan hujan turun tiada henti, serta disambut dengan panggilan dari Hyunjae. Sebenarnya Lazel sama sekali tidak peduli apa yang akan dilakukan atau dibicarakan pria itu, ia selalu menganggap bahwa semua yang terjadi tanpa aroma uang bukanlah apa-apa.

Jika dirinya mematikan daya ponselnya, mungkin saja Ibu Mertuanya atau Ibunya sendiri akan menghubungi dirinya. Dan...

Wanita itu tidak sanggup memikirkan apapun di waktu yang akan mendatang.

Daripada memikirkan Suaminya, ada masalah lain yang mulai menghantui dirinya.

"Egis Pardon..."

"Pria... ahh! Entahlah julukan apa yang cocok untuknya, saat ini masalah baruku adalah anak itu," ia berpikir dengan keras mengenai pria baru yang terus mengusik hidupnya. "Aku merasa jika anak itu memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi terhadapku."

Yana yang duduk bersama dengan Majikannya, ia terus memperhatikan ekspresi  Lazel yang terus berubah-ubah dalam beberapa menit. Ia merasa jika Nonanya sedang memikirkan sesuatu yang penting.

"Semangat, Nona!"

...◇• •◇...

"Hm..."

Matanya menatap fokus layar laptop dengan penuh gairah. Kedua irisnya bergerak ke kanan dan ke kiri serta ke atas dan ke bawah secara terus menerus.

"Baiklah! Aku akan mencari makanan untuk musim hujan!" Ucapnya dengan tegas.

Ia berlari meninggalkan ruang tengah dan berlari ke arah kamarnya secepat kilat dan mengambil pakaian untuk ia kenakan.

"Yana! Ambilkan kunci mobilku!" Teriak Lazel sambil menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa.

Yana muncul dari arah lain. "Dalam keadaan hujan seperti ini? Tidak tidak, Anda tidak boleh mengemudi di bawah hujan."

Ia memperbaiki rasleting jaket hitamnya. "Ayolah~ kau bukan Ibuku, lagipula aku masih menyayangi ua-maksudku diriku sendiri, untuk apa aku melakukan sesuatu yang membahayakan diriku sendiri." Ucapnya dengan merasa penuh kebenaran.

"Huft... kembalilah sebelum tengah malam Nona."

"Baik~ baik~"

...◇• •◇...

Saat ini seorang gadis dengan jaket hitam yang berukuran besar dan juga tebal tengah berjalan menuju arah mobilnya. Mobil sport merah itu berbunyi lalu ia membukanya dan melangkahkan kakinya yang terbalut dengan celana putih panjang yang memiliki ketebalan yang sama dengan jaketnya.

Tak lupa untuk menutupi bagian kepalanya dengan Hood jaket yang menutupi kepalanya.

Dengan kelajuan pelan, ia keluar dari basemen villanya dan segera mencari makanan di luar untuk musim hujan.

Keadaan di luar begitu dingin, bahkan di dalam mobil dirinya masih merasa dingin. Ia membawa mobilnya dengan kecepatan sedang.

Mengendarai di bawah guyuran hujan dan juga lampu-lampu indah di kota bukanlah hal yang membosankan. Lagipula Lazel lebih suka keluar malam dibandingkan siang, karena suasana malam yang begitu unik

Jika dilihat-lihat, banyak kendaraan lain yang masih berlalu-lalang meskipun dalam keadaan hujan.

"Hm~ berkendara di malam hari memang menyenangkan," ujarnya. "Berbeda lagi jika aku harus mengunjungi Kantor Pusat Militer milik Hyunji, itu seperti uji nyali." Sambungnya dengan tubuh yang merinding.

...◇• •◇...

Setelah melakukan perjalanan yang lumayan memakan waktu lama, akhirnya Lazel tiba dimana beberapa kedai jalanan terbuka. Jika makan di restoran yang begitu formal, rata-rata mereka datang dengan pasangan dan lagi yang membuatnya risih adalah makanannya.

Harga yang menjulang tinggi, namun tidak mengenyangkan perut. Sama sekali tidak berguna bagi Lazel.

Makanan atau kedai-kedai yang terbuka di pinggir jalan lebih menggoda daripada harus menginjak restoran mahal tak berisi.

LaFerarri itu berjalan seperti siput, karena wanita yang mengendarainya itu terus memperhatikan sekitar dengan jeli agar menemukan tempat yang tepat dan unik, ditambah dengan ciri khas makanan yang dapat menarik nafsunya.

"WHOAAA! Aku menemukannya!" Teriaknya dengan kuat.

Lazel melihat kedai yang menjual ramen, udon dan makanan lain khas Jepang.

Ia melihat jika kedai tersebut lumayan ramai dengan pengunjung. Sebelum semakin ramai dan memadat dan kehilangan tempat duduk, Lazel segera memarkirkan mobilnya tempat yang sudah tersedia.

Ia membuka seat belt yang menyilang di dadanya.  "Oh, aku lupa membawa payung, pasti saat ini Yana sedang mengamuk." Ujarnya dengan polos.

Setelah itu ia langsung bergegas berlari keluar dan tidak lupa untuk mengunci mobilnya.

Lazel berhasil mendapatkan tempat yang kosong. "Paman! Ramen dan udon! Masing-masing dua porsi!" Ia mengucapkan pesanannya dengan semangat.

"Baik~ baik~" Paman yang sudah terlihat beberapa bagian keriput menerima dengan baik pesanan dari Lazel.

"Anak muda harus banyak makan, apalagi bagi seorang gadis." Ujar Bibi yang melayani pelanggan bersama dengan Suaminya.

"Hehehe," kekeh Lazel. "By the way, aku bukan seorang gadis, aku sudah memiliki seorang Suami." Batinnya.

Selain itu, pelanggan lainnya menatap ke arah Lazel dengan terkejut. Hanya dengan satu porsi saja sudah sangat banyak dan mengenyangkan, sedangkan wanita berjaket hitam dengan rambut perak itu memesan dua porsi yang memiliki ukuran yang sama besarnya.

Karena merasa tak nyaman dengan tatapan itu, ia pun balik membalasnya dengan tatapan, 'apa yang sedang kau lihat, hah??' Dengan wajah yang menyindir.

Membutuhkan sekitar sepuluh menit, akhirnya pesanan yang ditunggu-tunggu pun datang. Melihatnya saja sudah membuat air liurnya menetes.

Dengan satu tegukan, ia meminum kuah hangatnya di tengah-tengah guyuran hujan.

"Whoa~ ramen dan udon kedai ini memang enak." Pujinya.

"Benarkah? Haha~ terima kasih~" ucap Bibi itu dengan senang.

Tanpa memikirkan apapun, atau seperti tidak terbebani oleh apapun. Lazel melahap makannya dengan cepat dan juga gesit.

"Lain kali aku harus membawa Ayah, Ibu dan Ian untuk merasakan ramen atau udon di kedai ini." Ucapnya dalam hati dengan perasaan senang.

"Ah~ selamat datang~ apa pesananmu?"

"Ramen dan udon."

"Hahaha~ porsi yang sama seperti gadis cantik berambut perak itu, dia juga memiliki warna mata yang cantik." Puji Bibi pemilik kedai tersebut.

Lazel yang merasa terpanggil otomatis menolehkan wajahnya ke samping.

"Huh??"

Keduanya menoleh dengan mata yang membesar.

"K-Kau?!-"

"B-Bos?!"

...◇• •◇...

"Jadi... apa yang kau lakukan disini?"

"Hm? Aku? Tentu saja makan, aku menyukai kedai ini."

"Kau menyukainya? Berarti kau..."

"Hahaha~ pemuda ini adalah langganan kami," sambung Paman itu. "Hampir setiap hari dia mengunjungi tempat ini."

Tanpa disadari, Lazel bertemu dengan salah satu masalah barunya, yaitu Egis. Di bawah guyuran hujan, di tengah-tengah suasana yang sangat dingin, mengapa kutukan ada bersama dengan Lazel?

Setelah menghabiskan makanannya, ia menatap ke arah Egis yang memakan lahap makanannya.

"Adua afhua?" Tanya Egis dengan makanan yang menyumpal mulutnya.

"Jangan bicara saat makan," ujar Lazel. "Lagipula... porsi makanmu sangat banyak, hampir menyamai porsiku." Sambungnya.

"Benarkah??"

"Y-Ya benar."

"Ini satu pesananmu lagi~" Bibi kedai itu membawa pesanan milik Lazel ke sekian kalinya.

Egis menatap ke arah mangkuk pesanan Lazel. "Kalau boleh tahu, mangkuk ini sudah ke berapa kali?"

Lazel menolehkan wajahnya. "Huh? Tujuh." Jawabnya dengan polos.

"A-Apa?! Sebanyak itu?! Apa perutmu baik-baik saja?" Mie yang ada di mulutnya hampir saja menyembur ke wajah Lazel.

Duak!

Ia mengarahkan kepalannya di dahi Egis dengan pelan. "Di mana kau meletakkan matamu." Ujar Lazel.

"Hehehe, maaf maaf~"

"Tapi... porsimu itu melewati diriku, makanku memang banyak, tapi tidak seperti dirimu, bagaikan belum makan dalam seminggu."

"Hahh?? Ini menyehatkan kau tahu. Manusia itu harus makan yang banyak agar mereka bertenaga."

Mendengar kalimat itu dari Lazel, seketika Egis mengingat kejadian dimana dirinya pertama kali bertemu dengan Bosnya. "Pantas saja tenaganya begitu liar saat menghajar orang."

Pria dengan hoddie putih itu tersenyum lucu.

"Kenapa? Apa yang lucu?" Tanya Lazel yang mulai memikirkan sesuatu pada wajahnya.

"Tidak kusangka, selain porsi, menu makanan yang kita pesan itu sama." Ujar Egis dengan jujur.

Wanita beriris pink caramel itu mulai mengingat kembali pesanannya dan porsinya. "Ah! Aku baru menyadarinya."

"Baru menyadarinya sekarang?!" Kejut Egis.

"BWAHAHAHA!!" Ia tertawa cukup keras. "Kau ini pria yang lucu, hahaha!" Ucap Lazel pada Egis yang selalu menunjukkan tingkah lakunya yang terkadang terlalu jujur dan plin-plan.

...◇• •◇...

Hujan yang turun menafsirkan sebuah kiasan yang indah dan lembut. Selain suaranya yang lembut, hawa dinginnya juga sangat menyejukkan.

Kedua Bos dan bawahannya itu asik berbincang dengan topik yang berbeda-beda. Apapun pembahasannya, Lazel selalu dibuat tertawa oleh Egis. Sehingga keduanya tidak menyadari waktu.

Egis memperhatikan layar ponselnya. "Bos, ini hampir tengah malam, sebaiknya Anda segera pu-"

"Kau?"

"Huh? Aku?"

"Ya, bagaimana denganmu?"

"Tentu saja aku akan pulang."

"Hah~ bukan itu maksudku," Lazel memakai hood jaketnya. "Apa kau pergi dengan kendaraan?"

"Tidak, aku kesini bersama dengan temanku,  kami melewati tempat yang sama."

"Kalau begitu ayo ku antar."

"Mengantarku?"

"Tentu saja, kau pikir aku akan mengantar siapa. Tenang saja, aku membawa kendaraan kesini."

"A-Apakah aku tidak merepotkanmu?"

"Haha~ tentu saja tidak. Ayo, sebelum larut malam."

"Baik!"

Salah satu dari keduanya, ia merasakan sebuah sensasi yang begitu menyenangkan.

Terpopuler

Comments

cella_cuteee

cella_cuteee

jadi siapa egis ?

2023-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Ten Years
3 Only Money And For Money
4 Washington, D.C
5 New Employee
6 Patience
7 Rain
8 Meeting
9 Enjoy Time
10 Under The Rain
11 Like Lowly People
12 Worst Season
13 Looks Impressive
14 Thoughts That Never Match
15 Ian's Arrival
16 Flower Field
17 Butterfly Symbol
18 Red Dress Under The Light
19 Wingless Butterfly
20 Under The Dark Sky Without Moonlight
21 Such a Good/Bad Night
22 Tearing
23 Go Together
24 Debate
25 White Shades
26 Pietra Family
27 Ian Zoclis
28 Ian Zoclis II
29 Nightmare
30 Nightmare II
31 Come Back
32 Don't Care
33 Cunning
34 Go On Vacation
35 Full Of Entertainment
36 Small Foams Like Falling Cotton
37 Family & Hope
38 Might Be a Bad Season
39 Living Together
40 Like Diamonds
41 Black Butterfly?
42 Home Alone
43 Naked
44 Those Who Have Long Left The World
45 Anger
46 Wounds That Are Opening Again
47 Sung Wonhae
48 Focus On You
49 Funeral Gate
50 Snow Woman
51 "Close Your Eyes"
52 Difference
53 Taking a Step Faster
54 Heartless Figure
55 Bid
56 "You Like Me?"
57 Smokeless Fire
58 Something Unexpected
59 No Doubt
60 Facing Hyunjae
61 Strength
62 Shopping
63 A Doll
64 Unexpected Meeting
65 Giraffe
66 Lost Track
67 Puzzles
68 Broken Cooler
69 Swimming Pool
70 Visiting Ian
71 Go Visit Ian!
72 Humans Are The Place Of All Evil
73 Let Us Go Home! Piggy!
74 Lazel Giving Gift
75 First Friend
76 Sleeping
77 Visit
78 Half Truth
79 Truth
80 Let's Depression Together
81 Knowing Something
82 Explanation
83 Slowly It Will Be Useless
84 Whatever You Want
85 Hyunji & Hyunjae
86 Jealousy
87 Acting Out of Mind
88 Nervous
89 Personal Selling
90 Stuck is Really... Creepy
91 Again And Again
92 Don't Forget
93 Not Paying Attention
94 Misunderstanding
95 Miel's Cousin
96 Pay
97 Go Together
98 Hunch
99 Feud
100 Break Through
101 Hospital
102 Come To Your Senses
103 Ten Years Of Openness
104 Will Still Like You
105 Proof
106 Trust? They Are Nothing But Just A Bullshit
107 Error
108 Crowded
109 Promise
110 Lies
111 Lost
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prologue
2
Ten Years
3
Only Money And For Money
4
Washington, D.C
5
New Employee
6
Patience
7
Rain
8
Meeting
9
Enjoy Time
10
Under The Rain
11
Like Lowly People
12
Worst Season
13
Looks Impressive
14
Thoughts That Never Match
15
Ian's Arrival
16
Flower Field
17
Butterfly Symbol
18
Red Dress Under The Light
19
Wingless Butterfly
20
Under The Dark Sky Without Moonlight
21
Such a Good/Bad Night
22
Tearing
23
Go Together
24
Debate
25
White Shades
26
Pietra Family
27
Ian Zoclis
28
Ian Zoclis II
29
Nightmare
30
Nightmare II
31
Come Back
32
Don't Care
33
Cunning
34
Go On Vacation
35
Full Of Entertainment
36
Small Foams Like Falling Cotton
37
Family & Hope
38
Might Be a Bad Season
39
Living Together
40
Like Diamonds
41
Black Butterfly?
42
Home Alone
43
Naked
44
Those Who Have Long Left The World
45
Anger
46
Wounds That Are Opening Again
47
Sung Wonhae
48
Focus On You
49
Funeral Gate
50
Snow Woman
51
"Close Your Eyes"
52
Difference
53
Taking a Step Faster
54
Heartless Figure
55
Bid
56
"You Like Me?"
57
Smokeless Fire
58
Something Unexpected
59
No Doubt
60
Facing Hyunjae
61
Strength
62
Shopping
63
A Doll
64
Unexpected Meeting
65
Giraffe
66
Lost Track
67
Puzzles
68
Broken Cooler
69
Swimming Pool
70
Visiting Ian
71
Go Visit Ian!
72
Humans Are The Place Of All Evil
73
Let Us Go Home! Piggy!
74
Lazel Giving Gift
75
First Friend
76
Sleeping
77
Visit
78
Half Truth
79
Truth
80
Let's Depression Together
81
Knowing Something
82
Explanation
83
Slowly It Will Be Useless
84
Whatever You Want
85
Hyunji & Hyunjae
86
Jealousy
87
Acting Out of Mind
88
Nervous
89
Personal Selling
90
Stuck is Really... Creepy
91
Again And Again
92
Don't Forget
93
Not Paying Attention
94
Misunderstanding
95
Miel's Cousin
96
Pay
97
Go Together
98
Hunch
99
Feud
100
Break Through
101
Hospital
102
Come To Your Senses
103
Ten Years Of Openness
104
Will Still Like You
105
Proof
106
Trust? They Are Nothing But Just A Bullshit
107
Error
108
Crowded
109
Promise
110
Lies
111
Lost

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!