Washington, D.C

"Hah?? Mobil kami tidak muat untuk membawamu, Ibumu dan Adikmu."

"B-Benarkah? B-Baiklah kalau begitu."

Hidup kami tidaklah seburuk perkiraan orang-orang. Namun, mereka memperlakukan kami layaknya pengemis.

Karena yang kaya hanya duduk di atas dan meremehkan apapun yang ada di bawahnya. Sungguh pemandangan yang menjijikan. Memangnya apa yang dibanggakan hanya dengan uang? Uang tidak akan menemani dirimu saat mati. Melainkan menjadi jaminan jika dirimu akan mendapatkan posisi yang baik.

Uang bukanlah segalanya!

...◇• •◇...

"Kakak!"

"Whoooaaaaa lihat siapa yang berlari!"

Wanita bertubuh tinggi dengan anting-anting kupu-kupu baru saja tiba di tempat sebenarnya. Adik laki-lakinya menyambut dirinya dengan senang dan gembira.

"Lazel? Kau datang?"

"Huh? Benarkah?"

"Ibuu!! Ayah!!" Lazel melebarkan kedua tangannya dan berlari ke arah Ibu dan Ayahnya.

Pelukan manis pun terjadi. Bahkan senyumannya benar-benar terlihat saat di tempat dirinya yang asli.

"W-Whoa~ kau datang? Dimana Hyunjae?"

"Oh! Dia pergi ke Amerika untuk perjalanan bisnis," tidak sampai disitu, bahkan di depan orang tuanya sendiri, ia harus melakukan akting. "Aku ingin ikut, tapi dia tidak memiliki waktu luang bersamaku, oleh karena itu lebih baik tidak perlu memikirkannya."

Setelah meninggalkan kediaman Mertuanya, Lazel langsung pergi ke rumah orang tuanya, atau rumah dirinya saat kecil dulu.

Rumah biasa, tidak ada yang perlu di banggakan. Perabotan yang apa adanya, padahal ia memiliki uang yang banyak untuk merenovasi rumah lamanya. Tetapi kedua orang tuanya menolak permintaan itu.

Wanita berpakaian rapi itu merebahkan tubuhnya di atas sofa yang berukuran sedang.

"Kau terlihat kelelahan, apa pekerjaanmu sesulit itu?"

Ibunya datang dan membawa beberapa cemilan dan cokelat hangat seperti biasa.

Lazel membenarkan posisi duduknya. "Apakah aku terlihat seperti itu?" Senyumnya.

"Hm~ jika kau lelah, setidaknya biarkan dirimu beristirahat du-"

"KAK! AYO JALAN!"

Ucapan Ibunya terpotong karena Adik laki-lakinya yang menyambar.

"Ian, Kakakmu baru saja datang, dan kau meminta jalan dengannya?" Ujar Ibunya.

"Baiklah~" Lazel meletakkan jas luarannya dan hanya mengenakan kemeja putih polos.

...◇• •◇...

"U-Um..."

"Hahaha! Ini menyenangkan!" Ujar Ian yang berlari ke arah mobil merah yang terparkir di samping rumah.

"Benarkan, ayo Ibu." Tangannya menarik sosok wanita yang menyerupai dirinya dan mulai memiliki kerutan di wajahnya.

"Mengapa Ibu harus ikut? Bukankah-"

"Baik~ baik~ kita akan membeli semuanya, aku akan membelikannya untuk kalian." Sela Lazel.

"UWOOOO!! Benarkah??"

"Hm! Percayakan saja padaku!" Lazel membanggakan dirinya. "Dan supir kita hari ini adalah... Ayaah!"

Meskipun penampilan keluarga mereka tidak terlihat seperti orang lainnya. Namun Ayah Lazel mampu mengendarai apapun, termasuk mobil dengan merek yang berbeda-beda.

Bunyi kunci mobil mewah milik Lazel lainnya itu membuat seluruh orang yang ada di sekitar menoleh. Bisikan demi bisikan menceritakan apapun pada keluarganya.

"Ibu, aku akan membukakannya untukmu~" ujar Lazel yang membukakan pintu mobil tepat di samping Ayahnya mengemudi.

Sebelum dirinya memasuki mobil, sebuah rumah yang berada di sampingnya memasang wajah kecut dan remeh.

Tangan kananya yang terdapat tato kupu-kupu membuka pintu mobil dengan wajah sombong. "Ohohoho~ apa kau baru saja melihat orang kaya?" Tukas Lazel dengan wajah yang setengah tertawa.

...◇• •◇...

Perjalanan mereka ramai dengan ocehan kecil Ian dan Ayahnya. Ini bukanlah pertama kalinya, jika Lazel memiliki waktu luang, ia akan menyempatkan dirinya untuk menjenguk keluarganya.

Meskipun jadwal selalu mengejar dirinya, wanita itu selalu terlihat mampu untuk melakukan semuanya.

Siapa yang tidak senang memiliki anak seperti Lazel. Bukan hanya terkenal kaya dan bergelimang harta. Putri pertama dari Keluarga Zoclis, itu adalah Marga keluarganya.

Jenius, pandai dalam hal apapun, termasuk hal yang berkaitan dengan uang.

Dan akhirnya mendapatkan lamaran dari seseorang yang terkenal, yaitu Keluarga Pietra.

Untuk satu hari ini, ia akan menghabiskan waktu dengan seluruh keluarganya. Meskipun jarang melakukannya, Lazel tetap tidak bisa menjauh dari orang tuanya.

...◇• •◇...

Gedung putih yang berjejer tinggi, tempat restoran yang terkenal, hingga Game Arcade kesukaan Adiknya.

Tangan mereka penuh dengan bawaan masing-masing. Lazel memenuhi semua permintaan kedua orang tuanya dan juga Adiknya. Sungguh, meskipun telah lama berpisah, ia masih merasa jika dirinya telah mengambil langkah yang salah.

Dengan cara berbohong, keluarganya bahagia. Padahal ini bukanlah keinginannya, melainkan dendam dan juga harga diri.

Sudah cukup orang-orang merendahkan Keluarga Zoclis. Sudah cukup keluarga besarnya sendiri memperlakukan Ibunya seperti pembantu. Sudah cukup baginya melihat Adiknya seperti beban. Sudah cukup baginya untuk melihat Ayahnya seperti pengemis.

Wanita dengan kemeja putih dan celana panjang hitam itu berhenti dari jalannya. Tatapannya tertuju pada lantai yang ia pijak.

Ingatan itu sungguh memuakkan, bahkan untuk melupakannya saja sulit. Tapi setidaknya, ia bisa-

"Kakak?"

"!!!!"

Bocah setinggi pundaknya itu menatap dirinya dengan khawatir.

"Apa Kakak-"

"Ada apa huh?" Lazel menggenggam wajah Adiknya dengan kedua tangannya, "apa semua ini kurang? Apanya yang kurang? Katakan padaku, aku akan-"

"Apa Kakak baik-baik saja?"

"Aku?? Memangnya aku terlihat seperti apa?"

Kepalanya menggeleng kuat. "Tidak, tidak ada apa-apa!"

...◇• •◇...

"Apa kau harus pulang?" Ian memegang tangan Lazel dengan kuat.

Pria yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas itu tidak rela jika Kakaknya akan secepat ini akan pergi.

Pria itu hanya memiliki Kakaknya saja, disaat ia tidak satu pemikiran dengan orang tuanya, maka Lazel akan datang dan memarahinya serta menasihatinya seharian. Semua ucapan Lazel selalu membuat dirinya terdiam dan kehabisan kata-kata.

Sikapnya yang masih kekanak-kanakan itu hanya ia tunjukkan pada Kakak satu-satunya. Terkadang Ian juga merasa khawatir jika Lazel memiliki masalah berat dalam kehidupannya. Karena saat ini Lazel juga memiliki keluarga yang baru. Wanita itu pantas bahagia dengan apa yang didapatkan.

Lazel meletakkan telapak tangannya di atas kepala Ian. "Haah~ kau ini sudah besar, bukankah ini tahun terakhirmu? Belajarlah dengan giat, aku akan memasukkan dirimu ke tempat kuliah yang terbaik."

"B-Baiklah."

Hari semakin gelap, Lazel lekas meninggalkan rumah orang tuanya dan juga Ian. Mobil White Bugatti itu melaju dengan cepat meninggalkan halaman rumah.

"Ian, ayo masuk." Ujar Ibunya.

Pria berisir pink itu terdiam dan menatap lurus kepergian Kakaknya. "Kak Lazel, apa kau bahagia?"

...◇• •◇...

Lampu-lampu jalan menerangi suasana, gedung-gedung pencakar langit tertera dimana-mana. Kendaraan lain yang berlalu lalang tanpa henti. Keadaan kota akan lebih indah di malam hari, layaknya melihat bintang di antara bintang. Belum lagi suasana langit yang begitu baik.

Mobil keren yang berwarna putih itu berhenti di bawah lampu merah.

Seorang wanita yang memiliki satu jalur pemikiran itu mematikan pendingin di dalam mobilnya.

Tubuhnya tersandar. "Haaah!~" ini sudah kesekian kalinya ia menghembuskan nafas. "Memangnya aku tidak terlihat bahagia?" Kini ia mulai berpikir mengenai dirinya sendiri.

"Aku memiliki banyak uang, apalagi yang kubutuhkan?"

Terkadang dirnya selalu menerima rasa khawatir dari orang lain meskipun dirinya dalam kondisi baik. Kehidupannya tidak begitu berantakan, karena apapun yang diinginkan, wanita itu mendapatkannya dengan lebih. Memangnya itu bukan hal yang membahagiakan?

Ia kembali bangkit dan memasang wajah lain. "Ah, jangan-jangan..."

Lazel membanting tangannya pada stir yang ia pegang, wajahnya bertaut tak suka, "sialan! Apa mereka khawatir karena hubunganku dengan Hyunjae Pietra? Memangnya apa yang perlu di khawatirkan? Dari awal ini semua hanyalah omong kosong, dimana aku bisa mendapatkan harta yang melimpah."

Dirinya sama sekali tidak berniat untuk terjerumus dalam hal seperti itu. Selama dirinya memiliki uang dan karir, semua itu adalah prioritas hidupnya.

Cinta? Kehidupan yang romantis? Kalimat itu hanyalah basa basi bagi Lazel.

...◇• •◇...

^^^"Aku akan pulang sekitar ming-"^^^

"Pulanglah secepatnya dasar bodoh!"

^^^"Oh, kau merindukanku begitu parahnya?"^^^

"Tutup mulutmu dasar lintah! Aku tidak sanggup mendengar ocehan Ibu Nazel mengenai dirimu, jadi cepatlah pulang!"

Setelah memberi hentakkan pada Suaminya, Lazel langsung mematikan ponselnya dan melemparnya ke atas ranjang.

Sebenarnya kepergian Hyunjae bukanlah masalah baginya, namun Nazel, Ibu Mertuanya selalu bertanya mengenai sesuatu yang sama. Tidak mungkin dirinya akan terus mengucapkan alasan yang sama dan menutupi kebenarannya.

Jujur saja, ini membuatnya sedikit frustasi. Dibandingkan Ayah Mertuanya, Nazel patut diwaspadai, ketelitiannya dan emosinya bukan main-main.

Selain itu, di Amerika Serikat, Washington, D.C, Ibu Kota Amerika. Salah satu hotel ternama yang memiliki pangkat tertinggi. Hyunjae menempatinya dengan satu wanita berwajah negara tersebut.

Bukan karena kebiasaan buruknya, hal ini sudah menjadi hal biasa yang tak perlu dikejutkan lagi.

Tubuh kekar dengan balutan piyama putih dan sebatang rokok menyelip di bibir merahnya. Salah satu tangannya menggenggam ponselnya dengan tatapan biasa, sedangkan tangan yang lain menyanggah pagar balkon.

Angin berhembus dengan pelan. Pukul sudah menunjukkan hampir subuh. Namun dirinya masih melakukan sesuatu di luar.

Di area sekitar yang cukup gelap, cahaya ponsel menyinari wajahnya.

Saat asiknya dengan ponsel, seseorang datang dengan pakaian yang begitu sexy. Rambut cokelatnya yang panjang dan bergelombang, belum lagi balutan lipstick yang merona. Tangan-tangan nakalnya mulai meraba tubuh atletis itu dari belakang.

Wajah dan mulutnya mendekat ke arah telinga Hyunjae. "What are you doing? I'm quite lonely inside~" Ujarnya dengan sengaja menggrsekkan seluruh anggota tubuhnya.

"Hmm? I just got a call from my Wife." Ujar Hyunjae yang tidak memberikan balasan apapun pada tindakan wanitanya.

"Ho~" tangannya dengan cat kuku merah di seluruhnya merebut dan mengambil paksa ponsel Hyunjae dan mematikan daya. "Kau hanya punya waktu denganku, bukan dengan Istrimu." Seringainya.

Keduanya melanjutkan perbincangan dalam bahasa asing, yang sesuai dengan negara tersebut.

Aneh, tindakan dan langkah yang aneh. Semuanya terus terjadi seperti tidak merasakan kesalahan apapun. Karena inilah kebebasannya, inilah keinginannya.

Kedua tangannya yang besar itu langsung mengangkat perempuan berwajah asing itu ke dalam dekapannya dan ia bawa masuk ke dalam ruangan yang sedikit gelap.

...◇• •◇...

Matahari menjulang tinggi dan menyinari apapun yang ada di bawahnya dengan bebas. Suara berisik di kota begitu ramai, kendaraan lalu lintas memenuhi seluruh jalan. Pemandangan Luar Negeri yang sedikit menarik.

Refleks, tangannya meraba tepat di sampingnya.

Merasa kosong, wanita itu pun langsung bangkit dan melihat pria yang bersamanya semalaman hilang di pagi hari. "!!!!" Perempuan tanpa busana yang baru saja terbangun dari tidurnya dan hanya tertutupi dengan selimut putih tebal. "Where is he going?!"

Terpopuler

Comments

Sri Anum Arsusi

Sri Anum Arsusi

susunan kata dan kalimat, alur cerita seperti buku terjemahan

2023-01-06

0

indri yani

indri yani

ternyata Hyunjae trnyt suka main sm jalang yah

2022-05-11

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Ten Years
3 Only Money And For Money
4 Washington, D.C
5 New Employee
6 Patience
7 Rain
8 Meeting
9 Enjoy Time
10 Under The Rain
11 Like Lowly People
12 Worst Season
13 Looks Impressive
14 Thoughts That Never Match
15 Ian's Arrival
16 Flower Field
17 Butterfly Symbol
18 Red Dress Under The Light
19 Wingless Butterfly
20 Under The Dark Sky Without Moonlight
21 Such a Good/Bad Night
22 Tearing
23 Go Together
24 Debate
25 White Shades
26 Pietra Family
27 Ian Zoclis
28 Ian Zoclis II
29 Nightmare
30 Nightmare II
31 Come Back
32 Don't Care
33 Cunning
34 Go On Vacation
35 Full Of Entertainment
36 Small Foams Like Falling Cotton
37 Family & Hope
38 Might Be a Bad Season
39 Living Together
40 Like Diamonds
41 Black Butterfly?
42 Home Alone
43 Naked
44 Those Who Have Long Left The World
45 Anger
46 Wounds That Are Opening Again
47 Sung Wonhae
48 Focus On You
49 Funeral Gate
50 Snow Woman
51 "Close Your Eyes"
52 Difference
53 Taking a Step Faster
54 Heartless Figure
55 Bid
56 "You Like Me?"
57 Smokeless Fire
58 Something Unexpected
59 No Doubt
60 Facing Hyunjae
61 Strength
62 Shopping
63 A Doll
64 Unexpected Meeting
65 Giraffe
66 Lost Track
67 Puzzles
68 Broken Cooler
69 Swimming Pool
70 Visiting Ian
71 Go Visit Ian!
72 Humans Are The Place Of All Evil
73 Let Us Go Home! Piggy!
74 Lazel Giving Gift
75 First Friend
76 Sleeping
77 Visit
78 Half Truth
79 Truth
80 Let's Depression Together
81 Knowing Something
82 Explanation
83 Slowly It Will Be Useless
84 Whatever You Want
85 Hyunji & Hyunjae
86 Jealousy
87 Acting Out of Mind
88 Nervous
89 Personal Selling
90 Stuck is Really... Creepy
91 Again And Again
92 Don't Forget
93 Not Paying Attention
94 Misunderstanding
95 Miel's Cousin
96 Pay
97 Go Together
98 Hunch
99 Feud
100 Break Through
101 Hospital
102 Come To Your Senses
103 Ten Years Of Openness
104 Will Still Like You
105 Proof
106 Trust? They Are Nothing But Just A Bullshit
107 Error
108 Crowded
109 Promise
110 Lies
111 Lost
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prologue
2
Ten Years
3
Only Money And For Money
4
Washington, D.C
5
New Employee
6
Patience
7
Rain
8
Meeting
9
Enjoy Time
10
Under The Rain
11
Like Lowly People
12
Worst Season
13
Looks Impressive
14
Thoughts That Never Match
15
Ian's Arrival
16
Flower Field
17
Butterfly Symbol
18
Red Dress Under The Light
19
Wingless Butterfly
20
Under The Dark Sky Without Moonlight
21
Such a Good/Bad Night
22
Tearing
23
Go Together
24
Debate
25
White Shades
26
Pietra Family
27
Ian Zoclis
28
Ian Zoclis II
29
Nightmare
30
Nightmare II
31
Come Back
32
Don't Care
33
Cunning
34
Go On Vacation
35
Full Of Entertainment
36
Small Foams Like Falling Cotton
37
Family & Hope
38
Might Be a Bad Season
39
Living Together
40
Like Diamonds
41
Black Butterfly?
42
Home Alone
43
Naked
44
Those Who Have Long Left The World
45
Anger
46
Wounds That Are Opening Again
47
Sung Wonhae
48
Focus On You
49
Funeral Gate
50
Snow Woman
51
"Close Your Eyes"
52
Difference
53
Taking a Step Faster
54
Heartless Figure
55
Bid
56
"You Like Me?"
57
Smokeless Fire
58
Something Unexpected
59
No Doubt
60
Facing Hyunjae
61
Strength
62
Shopping
63
A Doll
64
Unexpected Meeting
65
Giraffe
66
Lost Track
67
Puzzles
68
Broken Cooler
69
Swimming Pool
70
Visiting Ian
71
Go Visit Ian!
72
Humans Are The Place Of All Evil
73
Let Us Go Home! Piggy!
74
Lazel Giving Gift
75
First Friend
76
Sleeping
77
Visit
78
Half Truth
79
Truth
80
Let's Depression Together
81
Knowing Something
82
Explanation
83
Slowly It Will Be Useless
84
Whatever You Want
85
Hyunji & Hyunjae
86
Jealousy
87
Acting Out of Mind
88
Nervous
89
Personal Selling
90
Stuck is Really... Creepy
91
Again And Again
92
Don't Forget
93
Not Paying Attention
94
Misunderstanding
95
Miel's Cousin
96
Pay
97
Go Together
98
Hunch
99
Feud
100
Break Through
101
Hospital
102
Come To Your Senses
103
Ten Years Of Openness
104
Will Still Like You
105
Proof
106
Trust? They Are Nothing But Just A Bullshit
107
Error
108
Crowded
109
Promise
110
Lies
111
Lost

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!