Di tengah kebisingan, di antara banyaknya orang. Kedua kakinya tidak berpindah dari tempat itu. Dengan wajah pucat yang ia miliki matanya mencari ke seluruh tempat sosok yang sudah membuat dirinya penasaran.
"Lazel?"
"Lazel?"
Bahkan ia tidak mendengar seseorang yang meneriaki namanya.
Dengan cekatan akhirnya ia menemukan wanita bergaun merah tersebut, "Lazel!" Ucapnya dengan tegas.
"??!!" Dan akhirnya kesadarannya pun kembali.
Wajahnya terlihat khawatir, "apa kau baik-baik saja?!" Tanya Hyunjae sambil memegang erat kedua pundak Lazel.
"Lazeeel~ apa kau baik-baik saja nak?"
Kini sekumpulan keluarganya berkumpul dan menanyakan keadaan dirinya. Lazel yang mendadak senyap di tengah-tengah listrik yang padam membuat mereka khawatir. Belum lagi mereka tidak mengetahui pasti dimana posisi Lazel.
"Ayo kembali." Ujar Hyunjae yang menarik tangannya untuk mengikuti dirinya.
"..............."
Mulutnya terbungkam diam dan tidak mengatakan apapun. Tapi tatapannya membalik dan masih berniat untuk mencari sosok yang misterius itu.
Seketika ia menyadari sesuatu, "????" Ia menyadari jika Hyunjae menggenggam tangannya. Dengan kasar tangannya melepaskan genggaman besar itu, "aku baik-baik saja." Ujarnya.
Lazel berjalan lebih dulu dan meninggalkan Hyunjae yang mendapatkan perlakuan kasar darinya.
"..............."
...◇• •◇...
Tangan kanannya menompang wajahnya yang menyanggah di atas meja. Dari rautnya saja, semua orang dapat menyadari jika wanita itu sedang berpikir keras mengenai sesuatu.
Kedua irisnya menatap kosong ke arah depan dengan rambut-rambut peraknya yang sebagian tergerai ke depan.
"Hm? Apa kau lelah?" Tanya Nezra yang menghampiri Lazel.
Karena lamunan, ia tidak menyadari jika Ibu Mertuanya menghampiri dirinya, "ah! I-Iya-maksudku tidak."
Tangan kanannya mengusap lembut pucuk kepala Lazel, "haha~ kau tidak perlu menyembunyikannya~" Nezra tersenyum bagaikan Malaikat, "Hyunjae! Bawa Istrimu pulang! Dia sudah kelelahan!" Seketika sikapnya berubah drastis.
Nezra sedang berbincang dengan Hyunjae, dan akhirnya Lazel dapat menikmati dirinya seorang diri dan merebahkan kembali tubuhbya di atas sebuah kursi.
Kedua alisnya tertekuk kesal, "awalnya aku tidak ingin memikirkan ini tapi, dia datang dan pergi tanpa ku sadari," rautnya terlihat semakin kesal. "Sial! Kalau tahu begitu aku akan menghajar wajahnya!"
Karena waktu yang semakin larut, saatnya bagi Hyunjae untuk melakukan penutupan dan mengucapkan rasa terima kasihnya pada semua tamunya.
Sebagai salam perpisahan para wanita ataupun gadis-gadis mendekati Lazel yang sedang sendiri, "g-gawat! Ketenanganku rusak begitu saja!" Batin Lazel.
"Anda memang terlihat lebih cantik jika dilihat lebih dekat."
"Hm~ hm~ dia memang terlihat cantik~"
Wajahnya terlihat bingung dengan kalimat yang mereka ucapkan, "cantik? Diriku? Seharusnya kalian memuji diriku karena kuat! Atau memiliki kekayaan dibandingkan kalian!"
"Sampai jumpa di hari yang lain Nona~"
"Aku mendengar jika kalian sudah menikah selama sepuluh tahun, apa baik-baik saja bagi kalian yang belum memiliki seorang penerus?"
"!!!!"
Hampir semua orang mendengarkan pernyataan itu. Bahkan anggota keluarga Pietra dan Zoclis harus menolehkan wajah dan menajamkan pendengaran mereka.
"Hm... benar juga, apa sebaiknya Nona lebih cepat memiliki seorang penerus?"
"Ya, karena sepuluh tahun sudah sangat lama."
Dari jauh Hyunjae menggertakkan giginya, ia dapat melihat jika Lazel saat ini sedang dikelilingi oleh para tamu dan melontarkan pertanyaan atau pernyataan mengenai masalah seperti itu.
Saat ini tindakannya mungkin akan membuat sedikit keributan, "sial-"
Tap!
Sosok wania yang lebih pendek darinya tersenyum manis di hadapan Putranya sambil menepuk pundaknya.
Kakinya melangkah dan ikut bergabung dengan para wanita yang mengelilingi Putrinya, "hahaha~ Putri dan Putra ku begitu sibuk, sehingga sulit untuk menemukan waktu yang pas untuk memikirkan hal yang seperti itu." Kini Nezra secara naluri bertindak sendiri.
"Y-Ya, kami mengerti. Tapi... apakah Anda baik-baik saja dengan hal ini Nona Besar Pietra?"
Wajahnya seolah-olah bingung, "aku?" Nezra menunjuk dirinya sendiri, lalu kembali tersenyum. "Tentu saja aku baik-baik saja~" ujarnya yang berdiri di hadapan Lazel, seolah-olah melindunginya dari cibiran para tamu.
Lazel adalah tokoh utama dari permasalahan itu. Namun dirinya terus mendapatkan tatapan dari Hyunjae agar dirinya tetap diam dan tidak ikut campur. Jujur saja, hal itu membuat dirinya merasa bersalah.
Nezra dapat menetralkan suasana dengan keahlian bicaranya. Serta keadaan pun kembali membaik, dan orang-orang menerima kalimat positif yang dilontarkan Nezra melalui penjelasannya.
Dari jarak yang cukup jauh, seseorang dapat melihat wajah kecewa yang ia tunjukkan.
...◇• •◇...
"Hahahahaha~ sampai jumpa lagi Zeeel~" Nezra masih melengketkan pelukannya pada Lazel.
"Hei Kak! Apa aku bisa bermain ke rumahmu lagi?!" Tanya Ian yang bersemangat.
"Ibu... biarkan mereka pulang."
"Hyunji sialan! Apa kau melarang diriku untuk mengucapkan salam perpisahan pada Lazel?!"
"B-Bukan seperti itu!"
Pria yang sudah memiliki kerutan di wajahnya hanya menatap Lazel dengan senyuman yang seperti biasa.
Setelah melakukan beberapa salaman pada teman-temannya, Hyunjae kembali untuk bergabung dengan keluarganya di depan perusahaan miliknya.
"Hati-hati saat di perjalanan pulang~" ujar Nezra yang sudah berada di dalam mobil dengan lambaian tangan mengarah pada Lazel.
"Sampai jumpa Kak~" sapa Ian.
"Selamat malam Lazel~ Hyunjae~" ujar Lena yang tersenyum manis pada Putrinya.
"Selamat malam juga!" Balasnya dengan semangat, "daah! Iaaaaan!" Teriaknya
Hyunjae dan Lazel mengantar kepergian orang tua mereka terlebih dahulu. Ibu dan Ayahnya serta Ian menggunakan mobil pribadi dan supir pribadi yang sudah disiapkan oleh Hyunjae.
Kedua mobil itu melaju dengan cepat dan perlahan menghilang dari hadapan mereka berdua. Dan situlah akting berakhir. Tangan yang merangkul pun ia lepaskan dan meregangkan topeng mereka yang pasang di sepanjang acara.
...◇• •◇...
Malam semakin gelap, cahaya bulan terlihat samar. Karena cuaca tidak begitu stabil, hawa dingin semakin menusuk.
Lazel menatap jam dari layar ponselnya, "ayo pu-"
"Ah~ kau duluan saja," sela Hyunjae dengan wajah santainya. "Aku harus pergi ke suatu tempat." Ujarnya sambil mengusap rambutnya serta pandangan yang menatap ke arah lain.
Kedua iris pink itu berkedip, "????" Sekilas dirinya melihat sosok wanita yang bersembunyi di balik mobil Hyunjae, "hm~" wajahnya terlihat biasa seolah-olah tahu apa yang terjadi.
Ia memasang wajah yang datar, lalu meninggalkan Hyunaje, "terserah, kalau begitu aku-"
"Kau bawa saja mobilku." Kini pria itu memberanikan dirinya untuk menyela ucapan Lazel.
Tubuh tinggi itu kembali berpaling, "hei bajing*n! Ini sudah kedua kalinya kau memotong ucapanku." Tatapnya dengan tajam.
"Kau selalu pergi begitu saja, padahal aku belum menyelesaikan kalimatku!" Tukas Hyunjae yang tiba-tiba kesal.
"Dasar lambat!" Ditambah dengan sindirannya pada Hyunjae.
"Wanita sialan..."
"Hyunjae bangs*t..."
Keduanya pun saling melempar kutukan satu sama lain.
"Huft... pergilah, aku akan memesan taksi atau menunggu bus di halte," ujar Lazel yang merasa semakin dingin. "Saat ini bus masih beroperasi." Sambungnya.
Seharusnya ia menolak keputusan Lazel, namun dirinya tidak bisa kembali berucap yang selalu bertemu dengan perdebatan. Pria itu menatap wanita bergaun merah itu dengan dingin.
Kedua tangan yang besar itu melepaskan jas luarannya dan menutupi tubuh Lazel dengan jas miliknya, "kau akan kedinginan, pakai ini."
Lazel memasang wajah berkilau, "ya ampun~ kau begitu perhatian~" Pujian dari Lazel membuat wajah pria itu semakin sombong.
"Sudah kuduga seluruh wanita pasti akan melirik dirimu, apalagi dengan dompet tebal milikmu." Pujiannya semakin melunjak.
"Kalau begitu sampai jumpa~" Lazel meninggalkan Hyunjae dan melambaikan tangannya.
Pada akhirnya wanita berambut perak itu menolak untuk membawa mobil miliknya dan memilih untuk kembali dengan menaiki bus. Lagipula jas dari Hyunjae cukup hangat, tidak sia-sia dirinya menerima kebaikan dari pria ber uang itu.
...◇• •◇...
Memiliki warna kulit yang pucat, sehingga membuat rona merah di bibirnya semakin menebal. Kedua iris berwarna pink itu memperhatikan sekelilingnya yang ramai dengan kendaraan serta lampu-lampu hias yang tertera rapi.
Kedua kakinya melangkah dengan ringan, sepertinya tidak begitu buruk berjalan kaki di bawah langit yang gelap dan diiringi dengan ratusan cahaya yang cantik.
Jarak perusahaan dengan halte tidak begitu jauh, oleh karena itu dirinya sama sekali tidak keberatan untuk berjalan kaki hingga menuju halte depan dan menunggu bus yang berhenti.
Meskipun cukup menenangkan di tengah keadaan seperti itu, namun ada juga khawatir yang mengganjal di hatinya, "haah~ aku berharap tidak ada yang mengenal diriku, akan sedikit merepotkan jika seseorang yang mengenal diriku sedang sendiri tanpa Hyunjae."
Di tengah-tengah kesepian dirinya menunggu seorang diri.
Lalu tanpa disadari, sebuah mobil mewah berwarna kuning berhenti di hadapannya.
"BWAHAHAHA! Bos! Kau seperti kupu-kupu yang tersesat." Ejek Egis yang memperlihatkan dirinya dari balik jendela mobil tersebut.
Untuk memastikannya, ia berdiri dari duduknya dan memperhatikan secara fokus pria yang muncul di depannya, "Egis? Itu kau?"
"Yup!" Angguknya.
"Oh~ hahaha~" dirinya tertawa sambil melangkah mendekat ke arah mobil tersebut. Ia menjulurkan tangan kanannya dan mencengkram kerah pria itu dengan tenaga liarnya. "Bajing*n Ini!... apa maksudmu menghilang dengan tiba-tiba huh??" Ancamnya dengan jarak wajah yang sangat dekat.
Lazel masih mengingat kehadiran Egis saat di acara perkembangan investasi milik Hyunjae. Dirinya sadar jika saat itu yang dia temukan adalah Egis, namun seketika pria itu menghilang dari hadapannya.
Saat ini Egis seperti anak tikus yang ketakutan, "a-ampuni aku."
"Haah~ dasar kau ini!" Dengan sedikit kesabaran, ia melepaskan cengkramannya dari pria berwajah humoris itu, "jadi, mengapa kau me-"
Lazel sedikit terkejut saat kembali melihat wajah Egis. Pria itu sedang menatap dirinya dengan alis yang tertekuk serta ekspresi terlihat menyedihkan. Jarang melihat Egis yang memiliki humor setinggi langit sedang menatap dirinya dengan tatapan sedih.
Kedua tangannya terlipat, "apa-apaan tatapanmu itu huh??" Ia membesarkan kedua matanya.
"T-Tidak ada apa-apa!" Ucapnya bohong, "apa aku bisa mengantarmu?" Tawarnya.
Wanita dengan pita kupu-kupu itu memiringkan wajahnya dan membulatkan kedua matanya. "hm?"
"Aku juga bisa meluruskan masalah ini denganmu." Ucapnya sambil tersenyum.
Sudah berapa kali dirinya mendapatkan hiburan yang cukup menarik dari pria itu, "bagaimana jika aku menolak?" Ia membalas senyuman Egis dengan senyuman yang seperti biasa yang ia tunjukkan.
"Haha~ kalau begitu mungkin aku akan sedikit keras kepala." Jawabnya sambil meyakinkan Lazel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments