Lost Feeling
Di bawah aula putih dengan beberapa hiasan berwarna emas. Semua pandangan tertuju pada dua pasangan yang ingin melanjutkan ke jenjang lebih serius.
Sosok pria dengan jas hitam yang lengkap berdiri di hadapan Istrinya. Wajahnya tersenyum bagaikan hangat matahari, rambut hitam legam itu menyisir sebagian ke belakang dan memperlihatkan paras tampannya. Kedua tangan menggenggam erat pasangannya.
"Kini kalian telah resmi menjadi pasangan Suami dan Istri." Ujar pendeta tersebut.
Bunga berterbangan kemana-mana, suara riuh dan tepuk tangan meramaikan aula besar itu. Ucapan selamat tiada henti terdengar.
Pasangan Suami Istri yang baru saja melakukan sumpah pernikahan berdiri menghadap ke seluruh Tamu Undangan serta kamera yang terus memotret diri mereka.
Hari itu adalah hari yang membahagiakan, dimana mimpi para gadis lain yang ingin menikahi laki-laki tunggal kaya raya dialami oleh salah satu dari mereka.
Keberuntungan? Takdir?
Jika mereka berpikir seperti itu... maka semua itu, salah.
...◇• •◇...
Sosok wanita baru saja tiba di kediamannya, beberapa pelayan menyambut dirinya. Lampu-lampu gantung berbentuk permata emas menghiasi langit-langit ruangan.
Kediaman yang amat mewah dan luas. Tidak semua orang mendapatkan sesuatu yang seperti ini. Bahkan ini tidak bisa disebut dengan kebetulan.
Tapi hal itu tidak sulit bagi Lazel Pietra. Perempuan yang berasal dari keluarga biasa, namun kini telah menjadi pasangan dari seorang pria yang dua tahun lebih tua darinya, dan pria itu adalah Hyunjae Pietra.
Keluarga Pietra yang memiliki Pietra Group Enterteiment. Kekayaan yang mereka miliki bukan main-main, hampir satu dunia mengakui kejayaan mereka.
Dan wanita yang beruntung mendapatkan Hyunjae adalah, Lazel.
Setibanya di Ruang Tamu, ia melepaskan semua penatnya pada sofa hitam yang terletak disana. Jas hitam yang membuat dirinya nampak formal, ia melonggarkan semua kancingnya sehingga memperlihatkan bra hitam dan kalung perak berbentuk huruf 'L'.
"Apa Nona membutuhkan sesuatu?" Salah satu pelayan menghampiri dirinya.
"Siapkan air hangat untukku."
"Baik."
Sambil menunggu pelayannya kembali. Kedua kakinya memanjang di atas meja kaca berwarna cokelat yang terdapat hiasan kerang pantai beraneka macam bentuk.
Tangan putihnya dengan kuku bercat hitam sedang memainkan ponselnya dengan tenang dengan sorot wajah yang seperti merasa tak peduli pada dunia.
Tangan kirinya menutup kedua matanya dengan kepala yang tersandar.
"Haaah..." ponsel hitam itu tergeletak di sampingnya yang terduduk.
"Nona, air hangatnya sudah siap."
Wanita berambut perak itu akhirnya berdiri, dan pelayan yang baru saja menyapanya ikut mengikuti dirinya.
Tepat di tengah bagian tangga menuju lantai dua terdapat jendela yang besar. Jendela tersebut dapat memperlihatkan semuanya yang ada di depan Villa.
"????" Lazel menghentikan langkahnya, sehingga pelayan yang berjalan membututinya menabrak pelan punggung Lazel yang tinggi.
"N-Nona?" Pelayan tersebut melihat Nona nya yang sedang melihat ke arah luar dari jendela itu.
"Hm~ datang dengan gadis lain lagi? Apa semudah itu menyerahkan 'kejantanannya' pada orang lain?" Ia mengucapkannya tanpa berpikir.
"N-Nona! Anda tidak perlu merasa sedih! Kami akan bersama An-"
"Pwahahaha! Sedih??" Wanita beriris pink caramel itu tertawa atas apa yang diucapkan pelayan pada dirinya.
Kedua telapak tangannya membentang ke kanan dan kiri, dan bergaya seolah tak tahu. "Aku tidak peduli apa yang dilakukan orang 'itu',"
Ia kembali melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku hanya peduli pada uangnya saja." Seringainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Neng
mampir thoor
2022-09-21
1