Sepasang Suami Istri itu telah memiliki seorang Putri pertama mereka. Disaat kedua matanya masih menutup, rambut peraknya adalah tokoh utama dalam hidupnya. Seiring pertumbuhan, ada momen dimana bayi mungil itu mulai membuka kedua indera penglihatannya.
Senyum cerianya memenuhi kebahagiaan keluarga kecil itu. Warna rambutnya sama sekali tidak mengikuti garis Ibu atau Ayahnya. Namun warna matanya menyamai Ayahnya, sedangkan wajah senyumnya turun dari Ibunya.
Meskipun mereka memiliki anak yang berbeda, tapi keduanya tetap berharap jika suatu saat perbedaan anak mereka akan membawa kehebatan di masa yang mendatang.
Hingga usianya mencapai dua puluh delapan tahun. Putri satu-satunya yang mereka miliki dianugrahi dengan paras yang cantik, anugrah tersebut juga mengenai anak kedua mereka yang berjenis kelamin laki-laki.
Sesuai dengan harapan mereka, bahwa Putri cantik mereka mendapatkan masa depan yang baik.
Sampai saat ini... bayi mungil itu telah menjadi wanita yang hebat. Hebat dalam pendiriannya dan juga karirnya. Menjadi sosok yang dihormati dan juga menghormati.
Lazel Zoclis, yang kini menjadi menantu pertama Keluarga Pietra.
...◇• •◇...
Kedua tangannya membuka pintu tersebut, lalu memasukinya dengan cepat.
Dan...
"Hei! Mau sampai kapan kau mengikuti diriku!" Bentaknya.
Putri yang mereka sayangi itu memang tumbuh sebagai wanita yang ceria dan penuh dengan senyuman. Sayangnya... kepribadiannya yang begitu mengerikan entah mendapatkan turunan dari siapa.
"Biasanya kau akan mengacuhkanku, mengapa kau begitu sibuk dengan diriku?" Ucap Hyunjae yang tidak merasa bersalah sama sekali.
"Bagaimana bisa aku mengacuhkan seseorang yang terus membututi diriku." Lazel terus menanggapinya.
Pada akhirnya Hyunjae mengeluarkan skill terakhirnya, dengan kedua tangan yang berpose tidak tahu sambil mengejek Lazel dengan gembira, "aku membututi Istriku sendiri, apa salah?"
"Ah~ tidak juga," seketika nyalinya menurun. "Tapi tetap saja!" Ia melanjutkan amarahnya.
"Tetap apa?"
"Tetap menjengkelkan."
"O ya?"
Berdebat dengan Hyunjae memang tidak ada habisnya. Memang tidak ada cara lain, selain mengacuhkan pria mengesalkan seperti Hyunjae.
"Kupu-kupu?" Hyunjae melihat kupu-kupu yang berterbangan kesana dan kemari, "semakin banyak, apa kau mengembang biakkan mereka?"
Moodnya berubah, "hihihi tentu saja," seketika aura menyeramkan dari Lazel keluar perlahan. "Mereka adalah bahan percobaan yang sempurna." Sambungnya dengan wajah yang jahat.
"WAHAHAHAHAHA!!"
"Wanita ini sudah tidak waras." Batin Hyunjae.
"Tentu saja tidak dasar bodoh," ucapnya sambil tertawa. Perilakunya kembali tenang sambil menatap kupu-kupu yang berterbangan di atas. "Kupu-kupu adalah simbol milikku." Tambahnya.
Wajahnya menoleh dan menatap Hyunjae dengan iris cantiknya, "jika kau sulit menemukan kupu-kupu seperti ini, maka kau akan sulit mencari diriku," ujarnya. Ia pun melanjutkan langkahnya dengan kedua tangan berpangku di belakang kepalanya. "Yaah~ walaupun hal itu tidak akan pernah terjadi."
"Aku tahu..." ucap Hyunjae yang membuat wanita itu kembali menoleh.
"????"
"Meskipun kau tidak mengatakannya, aku sudah berkali-kali melihat penamlilanmu." Ucap Hyunjae diiringi dengan hembusan nafas.
"Penampilan??" Ia berpikir sejenak mengenai dirinya dan juga kalimat yang diucapkan Hyunjae. "Aku mengerti," telunjuk kanannya mengarah pada pita kupu-kupu berwarna ungu yang terletak di belakang kepalanya.
"Seperti ini bukan?"
"Ya, kau selalu berpenampilan yang tidak lepas dari kupu-kupu."
Kedua tangannya mengusap wajahnya sendiri sambil tersenyum sombong, "tentu saja, hewan mungil itu kan cantik, sama seperti diriku," wajahnya kembali terlihat seperti penjahat. "BWAHAHAHAHA!!"
"..............."
"Jadi..." setelah mendapatkan kewarasannya kembali, Lazel menjadi pribadi yang berbeda, "apa yang ingin kau katakan?"
...◇• •◇...
Perempuan dengan kepribadian buruk seperti dirinya bukan berarti bodoh dalam mengatasi situasi.
Dalam jarak yang cukup dekat, keduanya saling berhadapan. Wajah Lazel yang tersenyum namun tatapannya sangat menusuk. Sedangkan Hyunjae, kedua matanya tersorot pada Lazel yang berdiri di hadapannya.
Ia berdecak dan mendekatkan langkahnya, "tak kusangka kau akan mengetahuinya." Ucap Hyunjae.
Lazel mengibaskan rambutnya dengan sombong, "tentu saja, aku ini bukan wanita sembarangan seperti wanita simpananmu." Balasnya dengan lekukan senyuman yang sempurna.
"Y-Ya, itu harus ku akui," batinnya. "Malam ini akan ada acara besar di perusahaanku, jadi aku memutuskan untuk me-"
"Aku menolak." Sela Lazel dengan wajah tak peduli. Wanita itu tahu apa kelanjutan dari ucapan Hyunjae yang berhasil ia potong.
"Dengarkan dulu!" Teriak Hyunjae, "ekhem! Aku tahu kau pasti akan menolaknya, tapi..." ia memberikan tatapan sinyal pada Lazel.
Lazel pun membuat ekspresi yang panas dingin, "t-tapi??" Dengan bodohnya wanita itu termakan pancingan dari Hyunjae. Refleks dari The Power Of Money pun beraksi. "Apa kau akan membayarku?? Benarkah? Kalau begitu aku akan menyiapkan kalkulator terlebih dahulu."
"Bukan itu." Hyunjae membuat Istrinya berpikir keras karena kalimat yang membuat Lazel penasaran.
Kini Lazel mulai berpikiran semakin jauh yang ada di pikiran Hyunjae, "a-apa kau!-"
"Ibu dan Ayah akan ikut hadir." Sela Hyunjae yang berusaha menahan tawanya.
"..............."
Ia dapat melihat wajah keputusasaan dari Lazel, "kau akan pergi bukan?" Hyunjae tahu, jika Lazel tidak akan berani mengangkat tangannya jika berbicara menyangkut kedua orang tua mereka.
"H-Hm, pukul berapa?" Dengan setengah hati ia bertanya. Niat untuk kembali berdebat sepertinya telah hilang terbawa angin yang mengandung harapan palsu.
...◇• •◇...
Tepat di malam hari pukul 07.00...
Semenjak mendapatkan ajakan dari Hyunjae, wanita itu tidak memberontak atau tidak mengucapkan sesuatu yang berkaitan dengan menolak.
Tetapi, dirinya tidak bisa menyembunyikan perasaan kesal pada gaun yang harus ia pakai.
Akhirnya batas kesabarannya pun berakhir, "apa-apaan ini!" Baru saja ia membanting gaun merah itu ke lantai dengan nafas yang menderu.
"N-Nona, apa yang Anda lakukan?"
"Kau bilang apa yang ku lakukan?" Lazel mengeluarkan insting buasnya, "apakah kalian pernah berpikir bahwa aku akan menerima memakai pakaian jelek itu?"
Seluruh pelayan yang ingin membatunya bersiap menggelengkan kepala, "t-tidak Nona."
Para pelayan tidak berani untuk menyentuh Majikan mereka.
Drrt!
"Oh~ ternyata pria menjengkelkan itu." Ucapnya dengan urat-urat yang sudah terlihat jelas.
Mau tak mau ia harus menjawab panggilan tersebut.
"What?-"
^^^"Aku lupa memberitahumu, gaun itu adalah kualitas terbaik yang kupilih, jadi jangan mencoba untuk membuat mereka kecewa dengan penamlilan liarmu."^^^
^^^"Kau paham?"^^^
"The F*ck."
Mungkin hari ini ia harus pasrah dengan keadaan meskipun dirinya sangat ingin menghancurkan wajah tampan Hyunjae.
Ponsel itu ia letakkan di atas meja rias, dan membalikkan badan di hadapan pelayannya, "b-bantu aku bersiap." Pintanya dengan setengah hati.
"Baik!" Seluruh pelayannya kembali bersemangat dan mulai membantu Lazel untuk bersiap.
Di sisi lain, Hyunjae menatap layar ponselnya sambil tertawa jahat. Sudah lama sekali dirinya tidak pernah mendapatkan kebahagiaan seperti ini, dimana Lazel akan menunduk di bawah ucapannya.
"Hehehe~ wanita liar itu akhirnya bisa dijinakkan." Ucapnya dengan wajah yang merasa puas.
...◇• •◇...
Sesuai yang direncanakan, acara akan diadakan dalam satu jam lagi. Jarak kediaman mereka dengan perusahaan Pietra's Group's Enterteiment tidak begitu jauh.
Terdengar dari lantai atas ocehan dari seorang wanita yang mendapatkan sebuah karma dari Suaminya sendiri.
Sebagian pelayan yang menunggu di bawah tidak sabar melihat perubahan pada Majikan mereka.
"Waaah~" semua mata mereka tertuju pada seorang gadis dengan pita kupu-kupu di belakang rambutnya yang sebagian terikat rapi.
Gaun merah yang setinggi lutut, serta kain bagian belakang lebih panjang setinggi betis. Bagian kedua lengan itu terbalut dengan warna gaun yang sama, pada kain di kedua lengannya terlihat longgar dan besar sehingga menutupi kedua telapak tangannya. Serta kedua bagian pundak yang terlihat seperti berlubang atau hanya setengah kain.
Rambut perak, iris pink serta gaun cantik yang berwarna dark red. Warna merah yang ditentukan tidak terlalu terang namun sedikit gelap, namun lebih berkesan merah lembut. Tidak terlupakan dengan high heels berwarna sama.
"Kyaa!! Nona sangat cantik! Apakah aku boleh mengambil foto??"
"Hihihi, ini karena kerja keras kita!"
Wanita berpenampilan cantik itu sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan para pelayannya terhadap dirinya. Yang dia ketahui bahwa penampilannya malam ini sedikit merepotkan dan juga terlalu menonjol.
Tatapannya mengawasi bagian dada, "syukurlah bagian ini tidak terlihat."
Di sela-sela dirinya yang merasa tidak nyaman, suara bel pun berbunyi.
Dengan kecepatan kilat, salah satu pelayan Lazel sudah bisa menebak siapa yang datang, oleh karena itu ia bergegas membuka pintu tersebut dan mempersilahkan pria itu masuk.
"Apa Lazel sudah siap?" Tanya Hyunjae yang terlihat rapi dan juga tampan seperti biasa.
"Sudah Tuan, Nona ada di atas." Tunjuk Yana tepat ke atas tangga.
Hyunjae berniat untuk membuat Lazel lebih cepat, "benarkah? Kalau begi-" ucapannya tidak terselesaikan dengan sempurna, karena sosok yang ia cari sudah berada di tengah anak tangga untuk turun ke bawah.
Karena terhanyut dalam lamunan yang amat dalam, ia tak menyadari jika Lazel sudah berdiri di hadapannya dengan wajah yang menatap dirinya kesal.
"K-Kau disini." Ucapnya.
"Huh??" Dengan high heels ia menginjakkan bagian tumpu itu tepat di atas kaki Hyunjae.
"Aa! Apa yang kau lakukan?!" Jeritnya.
"Kenapa? Apa aneh melihat diriku dengan gaun aneh ini?" Pertanyaan Lazel diiringi dengan wajah mautnya, "ck! Ejek diriku sesuka hatimu, aku tidak peduli."
Wanita itu pergi terlebih dahulu dan meninggalkan Hyunjae.
Pria itu masih tidak menyadari jika orang yang ada di hadapannya itu adalah Lazel, wanita yang selalu berteriak dalam hal apapun, "a-Apa itu adalah Lazel?" Ia mengarahkan telunjuknya ke arah Lazel yang sudah meninggalkan dirinya.
Pelayannya hanya bisa mengangguk.
...◇• •◇...
Meskipun memakai pakaian yang feminim, tata cara duduknya tidak bisa berubah. Kaki yang lain bertumpu dengan kaki yang lainnya seperti cara duduk seorang pria.
Sudah berapa kali pria yang sedang menyetir itu meneguk ludahnya sendiri, "usahakan kau menunjukkan sisi kewanitaanmu." Ujar Hyunjae.
Wajahnya yang menatap sisi jalan langsung menoleh, "apa kau mau ku lempar dengan sepatu?" Ancam Lazel.
"................"
Akhirnya mereka dalam perjalanan menuju perusahaan milik Hyunjae. Lampu-lampu kota begitu ramai, dan membuat suasana malam sedikit unik.
Pria itu tahu jika Lazel menerima keadaan dengan terpaksa. Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin dirinya membawa wanita lain dalam acara penting seperti itu.
Kakinya menancapkan gas semakin tinggi, "sebentar lagi kita akan sampai."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments